Analisis Finansial Produksi Tepung Bawang Prei Menggunakan Pengering Hybrid DMP 2

Abstract

Bawang prei (Allium porrum) merupakan sayuran yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena kegunaannya yang dapat menambah cita rasa pada bahan pangan. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomi dan memperpanjang umur simpan yaitu melakukan pengolahan. Salah satu produk hasil olahan yang dapat meningkatkan nilai jual pada sayuran yaitu dengan mengolahnya menjadi tepung. Sebelum melakukan penepungan, proses yang dilakukan adalah pengeringan agar dapat menurunkan kadar air pada bahan dan dapat mempermudah untuk proses pengolahan selanjutnya. Pada prosesnya, pengolahan bawang prei dibutuhkan peralatan, bahan baku, dan sumber daya manusia. Dalam hal ini, perlu dilakukan perhitungan dalam aspek finansial untuk membandingkan antara penerimaan, pengeluaran, dan kelayakan finansial pada proses produksi tepung bawang prei. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui proses produksi tepung bawang prei dan karakteristik pengeringan yang berkaitan dengan RH, intensitas cahaya, dan kadar air, serta menghitung kelayakan finansial pada produksi tepung bawang prei. Proses pengeringan yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan rumah pengering ERK hybrid tenaga matahari dan LPG. Penggunaan sinar matahari dilakukan pada pukul 06.00-18.00 WIB dan penggunaan LPG dilakukan pada pukul 18.00 WIB-22.00 WIB. Setelah melakukan pengeringan, selanjutnya bawang prei dihaluskan menggunakan blender selama 4 menit. Kadar air pada bawang prei dihitung menggunakan kadar air basis basah dengan hasil sebesar 14%bb-25%bb. Nilai RH tertinggi di dalam ruang pengering sebesar 80% dan terendah sebesar 34%. Nilai intensitas cahaya tertinggi dalam ruang pengering sebesar 78200 lux pada pukul 12.00 WIB dan terendah sebesar 3030 lux pada pukul 06.00 WIB. Dalam 1 kali produksi menghasilkan tepung bawang prei sebanyak 6 kemasan dengan berat bersih sebesar 25 gram. Biaya produksi selama 1 tahun atau 300 kali produksi sebesar Rp73.895.119,- produk yang dihasilkan sebanyak 1800 unit dengan Harga Pokok Produksi (HPP) per unit untuk berat bersih 25 gram sebesar Rp41.053,-. Harga jual per unit produksi tepung bawang prei sebesar Rp57.474,-. Nilai NPV yang diperoleh sebesar Rp4.066.655,-, B/C Ratio sebesar 1.19, IRR sebesar 21%, ROA sebesar 21%, waktu pengembalian atau payback period selama 4 tahun 9 bulan, BEP (rupiah) sebesar Rp56.916.425,-, dan BEP (unit) sebesar 990 unit

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions