20 research outputs found
THE INFLUENCE OF PVA.cI.CITRIC ACID/CHITOSAN MEMBRANE HYDROPHICILITY ON THE TRANSPORT OF CREATININE AND UREA
The influence of cross-linking and membrane hydrophilicity on the transport rate had been studied using a membrane prepared from a mixture of chitosan/PVA cross-linked citric acid (PVA.cl.CA) for creatinine and urea transport. The optimum mole ratio of PVA:citric acid as well as the best composition of chitosan:PVA.cl.CA were determined using creatinine transport study. Using the optimum compositions, further study was done using different thickness of the membrane in transporting creatinine, urea and a mixture of 3 species (creatinine, urea and vitamin B12). Membrane characterization was done using FT-IR spectrophotometer, water absorption test, TG/DTG and SEM. The results showed that the optimum composition PVA:citric acid was obtained to be 90:1, having % WU of 113.74% and creatinine transport percentage of 18.16%. Meanwhile, the optimum composition of chitosan:PVA.cl.CA was found at 4:6 ratio having % WU and % transport of 136.67% and 24.26%, respectively. The optimum transport capacity was found for membrane thickness of 50 pm with WU% at 139.61% and the percent transport of creatinine and urea each was 38.93% and 60.36%. The presence vitamin 812 in the solution of is proved to disturb the transport of. creatinine and urea through the membrane. Finally, hydrophilicity seemed to give substantial contribution in the transport process as well as the mechanical strength of the membrane.
Transpor kreatinin dan urea melalui membran campuran kitosan/citric acid crosslinked PVA (PVA.cLCA) telah dikaji untuk mempelajari pengaruh sambung-silang dan hidrofilisitas membran terhadap laju transport. Rasio mot PVA:asam sitrat dan perimbangan kitosan:PVA.ci.CA terbaik diuji dengan transpor kreatinin. Membran dengan komposisi terbaik divariasi ketebalannya dan digunakan untuk uji transpor kreatinin, urea serta transpor paduan 3 spesies (kreatinin, urea dan vitamin B12). Karakterisasi membran dilakukan menggunakan spektrofotometer FT-IR, uji serapan air, TG/DTG, SEM. Hashl penelitian menunjukkan bahwa komposisi asam sitrat optimal pada perbandingan mol PVA:asam sitrat 90:1 dengan % WU sebesar 113,74% dan persentase transpor kreatinin sebesar 18,16%. Perimbangan terbaik antara kitosan/PVA.ci.CA pada perbandingan 4:6 dengan % WU sebesar 136,67% dan persentase transpor sebesar 24,26%. Kemampuan transpor terbaik dimiliki oleh membran dengan ketebalan 50 pm dengan % WU sebesar 139,61% dan persentase transpor kreatinin dan urea masing-masing sebesar 38,93% dan 60,36%. Keberadaan vitamin B12 dalam larutan sedikit mengganggu transpor kreatinin dan urea oleh membran. Hidrofolisitas membran memberi kontribusi nyata pada proses transport dan kekuatan mekanik membran
Pengaruh Tripolifosfat Sebagai Agen Taut Silang Pada Membran Kitosan Terhadap Karakter Fisikokimia dan Kemampuan Permeasi
Penelitian tentang modifikasi membran kitosan dengan taut silang menggunakan tripolifosfat telah dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk memodifikasi kitosan dengan tripolifosfat dan mengkarakterisasi serta menguji permeabilitasnya. Pada penelitian ini dihasilkan larutan dope kitosan tertaut silang tripolifosfat (CSTPP) dengan tiga rasio kitosan:tripolifosfat yaitu 1:0,5; 1:1; dan 1:2. Melalui metode inversi fasa didapatkan lembaran membran yang dipergunakan dalam proses permeasi kreatinin. Berdasarkan hasil karakterisasi Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa modifikasi kitosan oleh TPP berpengaruh pada sifat fisikokimia membran. Kenaikan konsentrasi TPP dalam membran berkorelasi dengan peningkatan hidrofilisitas, nilai serapan air, derajat pengembangan, porositas, kemampuan fluks dan kemampuan permeasi membran. Membran CSTPP2 dengan rasio mol 1:1 antara kitosan:TPP memiliki kemampuan permeasi terbaik.Kata Kunci: taut silang; membran, CSTPP, permeas
PEMANFAATAN FOTOKATALIS ZnO DOPED Co DAN APLIKASINYA PADA KAP LAMPU DALAM MENGURANGI PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT ASAP KENDARAAN BERMOTOR
Dewasa ini, penggunaan nanoteknologi berkembang begitu pesat, salah satunya adalah nanomaterial Zink Oksida (ZnO). Suatu ZnO merupakan fotokatalis berharga ekonomis yang dapat mendegradasi berbagai senyawa organik termasuk asap kendaraan bermotor. Akan tetapi ZnO masih memiliki kelemahan yaitu hanya dapat diinisiasi oleh sinar UV. Disisi lain, sumber cahaya terbanyak di bumi ini adalah cahaya tampak sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap ZnO agar dapat bekerja pada rentang cahaya tampak. Modifikasi ini dapat dilakukan dengan penambahan kobalt pada ZnO. Adapun salah satu cara yang cukup solutif dan efektif saat ini yaitu pemanfaatan senyawa fotokatalis pada kap lampu. Hal ini seiring dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang ada serta dampak asap kendaraan yang sangat berbahaya apabila terhirup oleh manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan modifikasi nanopartikel ZnO dengan penambahan Co (kobalt) dan menguji kap lampu berbasis nanoteknologi terapan. Metode yang digunakan untuk sintesis nanopartikel Co doped ZnO adalah sol gel sedangkan pelapisan menggunakan spray coating. Hasil yang diperoleh yaitu material ZnO:Co dapat berkerja pada cahaya tampak, yaitu pada panjang gelombang 545 nm dan 403 nm dan dapat menurunkan band gab (celah energi) menjadi 1,376 eV dan 1,186 eV, ukuran kristal material ZnO:Co sebesar 30-70 nm, komposisi ZnO:Co yang terlapis pada kap lampu sebesar 68.84% ZnO dan 4.77% Co. Sedangkan analisis kualitatif daya degradasi asap kendaraan bermotor didapatkan bahwa material ZnO:Co yang tercoating sebanyak 8 lapis lebih efektif mendegradasi asap dibandingkan kap lampu biasa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa material ZnO:Co yang terlapis pada kap lampu dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam mendegradasi asap kendaraan bermotor. Kata Kunci : kap lampu, sol gel, fotokatali
THE INFLUENCE OF PVA.cl.CITRIC ACID/CHITOSAN MEMBRANE HYDROPHICILITY ON THE TRANSPORT OF CREATININE AND UREA
The influence of cross-linking and membrane hydrophilicity on the transport rate had been studied using a membrane prepared from a mixture of chitosan/PVA cross-linked citric acid (PVA.cl.CA) for creatinine and urea transport. The optimum mole ratio of PVA:citric acid as well as the best composition of chitosan:PVA.cl.CA were determined using creatinine transport study. Using the optimum compositions, further study was done using different thickness of the membrane in transporting creatinine, urea and a mixture of 3 species (creatinine, urea and vitamin B12). Membrane characterization was done using FT-IR spectrophotometer, water absorption test, TG/DTG and SEM. The results showed that the optimum composition PVA:citric acid was obtained to be 90:1, having % WU of 113.74% and creatinine transport percentage of 18.16%. Meanwhile, the optimum composition of chitosan:PVA.cl.CA was found at 4:6 ratio having % WU and % transport of 136.67% and 24.26%, respectively. The optimum transport capacity was found for membrane thickness of 50 µm with WU% at 139.61% and the percent transport of creatinine and urea each was 38.93% and 60.36%. The presence vitamin B12 in the solution of is proved to disturb the transport of creatinine and urea through the membrane. Finally, hydrophilicity seemed to give substantial contribution in the transport process as well as the mechanical strength of the membrane
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN PADUAN KITOSAN-POLIETILENGLIKOL6000
Kitosan adalah polimer alami yang memiliki sifat non toksik, hidrofil, biokompatibel dan biodegradabel dan dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan membran. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi membran kitosan yang dipadukan dengan Polietilen glikol berat molekul 6000/PEG 6000 (kitosan-PEG6000) dan mengkarakterisasi membrannya. Mula-mula kitosan dan PEG6000 dilarutkan dan dipadukan dengan perbandingan tertentu, kemudian larutannya diubah menjadi bentuk membran. Membran kitosan-PEG diperoleh dengan memvariasikan perbandingan kitosan-PEG sebesar 8:2; 7:3; 6:4; dan 5:5 (v/v). Karakterisasi membran dilakukan dengan pengujian ketebalan, pengembangan/swelling, morfologi, biodegradasi, ketahanan terhadap pH. Uji tarik dan FTIR untuk mengetahui gugus fungsinya. Hasil karakterisasi membran kitosan-PEG 6000 menunjukkan bahwa semakin banyak penambahan PEG dalam membran menghasilkan membran yang lebih tipis, kemampuan swelling meningkat, hidrofilitasnya meningkat, kemampuan biodegradable menurun, kekuatan mekanik menurun, memiliki ketahanan pH pada range 3-13 dan kontur permukaan berpori dengan ukuran pori 30-120 nm
Eco-Friendly Chitosan-Based Biodiesel Heterogeneous Catalyst Support Membrane
A chitosan-polyvinyl pyrrolidone K-30 (Cs-PVP.K30) membrane was prepared as a heterogeneous catalyst supporting membrane in the transesterification process in the production of biodiesel from palm oil and methanol through the blend reaction between chitosan (Cs) and polyvinyl pyrrolidone K-30 polymer (PVP K-30). Several membranes were characterized by their physicochemical and catalytic properties. Based on physicochemical data, it was found that including the carbonyl group from PVP K-30 into the chitosan framework correlated with an increase in porosity, hydrophilicity, water absorption, and the degree of swelling of the membrane. The results of the analysis using Fourier Transmittance Infra-red (FTIR) showed the spectra of carbonyl (-C=O) and hydroxyl (-OH) groups at wavenumbers 1648 cm-1 and 3363 cm-1, which shows that the reaction of chitosan alloy with PVP K-30 has been successfully carried out. The catalytic site of the Cs-PVP K30-NaOH membrane in the biodiesel production process was studied under several conversion conditions. It was found that the conversion of biodiesel reached 93.90% with a reaction time of 90 minutes, a temperature of 65°C, and an oil/methanol mole ratio of 1:7
MEMBRAN KITOSAN PADAT DARI CANGKANG RAJUNGAN (Portunus pelagicus)DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN ION MANGAN (II) DAN BESI (II)
Membran kitosan padat dari cangkang rajungan (Portunus pelagicus) dapat digunakan
untuk menurunkan kadar ion logam Mn(II) dan Fe(II) dengan metode adsorpsi. Membran kitosan
padat dapat dibuat dengan bahan pendukung yaitu campuran poly vinyl alcohol (PVA) dan poly
ethylene glycol (PEG) di mana PVA tersebut divariasi. PVA yang divariasi yaitu 0.10; 0.14; 0.17
dan 0.19 gram. Penentuan kondisi optimum dilakukan dengan variasi pH, komposisi membran
dan konsentrasi larutan logam serta menginterpretasikan hasil tersebut dengan isoterm adsorpsi
Langmuir. Hasil isolasi diperoleh serbuk kitin berwarna putih dan hasil transformasinya diperoleh
kitosan berwarna putih kecoklatan dengan derajat deasetilasi sebesar 76%. Komposisi membran
optimum adsorpsi Mn(II) pada PVA 0.14 gram dan pH optimum 5 dan Fe(II) pada PVA 0.17
gram pada pH optimum 3. Kapasitas adsorpsi maksimum Mn(II) dan Fe(II) pada membran
kitosan adalah 5.967 mg/g dan 4.643mg/g. Pada penelitian ini, membran kitosan lebih baik
mengadsorpsi Mn(II) dibanding mengadsorpsi Fe(II)
DEKOLORISASI REMAZOL BRILLIANT BLUE DENGAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF
Telah dilakukan penelitian tentang Dekolorisasi Remazol Brilliant Blue dengan Menggunakan Karbon Aktif. Penelitian ini menggunakan karbon aktif sebagai adsorben untuk mengurangi kadar warna dari Remazol Brilliant Blue yang diawali dengan penentuan panjang gelombang maksimum dan penentuan kurva kalibrasi. Analisis hasil adsorpsi dilakukan dengan spektrofotometer UV-Vis. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: variasi pH larutan (3-13), waktu kontak (15-150 menit) dan konsentrasi (25-250 ppm) dalam zat warna Remazol Brilliant Blue yang akan digunakan dalam isoterm Langmuir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum Remazol Brilliant Blue adalah 135 menit pada pH 11, dengan kapasitas adsorpsi maksimum 10,101 mg/g. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karbon aktif merupakan adsorben yang baik untuk jenis zat warna reaktif
KIMIA ANALISIS KUANTITATIF:DASAR PENGUASAN ASPEK EKSPERIMENTAL/P-11/SM-15/SM-17
viii+208hlm,1jild.;15x23c