34 research outputs found
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA GMIM KOTA TOMOHON
ABSTRAK Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan.Dalam menjalankan tugas, perawat rentan terhadap stress.Perawat tidak hanya berhubungan dengan pasien, juga dengan lingkungan kerja perawat. Motivasi kerja dalam psikologi karya biasa disebut pendorong semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seorang tenaga ikut menentukan besar kecilnya prestasinya. Kualitas pelayanan professional suatu Rumah Sakit dapat dilihat dari penampilan kinerja rumah sakit tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara stress kerja dan motivasi kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Bethesda GMIM Kota Tomohon. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuntitatif dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Bethesda GMIM Kota Tomohon. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di Rumah Sakit Umum Bethesda GMIM Tomohon yaitu 170 perawat. Sampel penelitian menggunakan rumus slovin yaitu 99,4 Responden maka total keseluruhan dengan jumlah 100 responden. Alat ukur yang digunakan untuk penelitian ini dibantu lewat kuesioner yang sudah validasi. Hasil penelitian ini diperoleh nilai 0,000 dapat disimpulkan terdapat hubungan antara stres kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Bethesda GMIM Kota Tomohon dan terdapat hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Bethesda GMIM Kota Tomohon dengan hasil analisis mengunakan uji chi square diperoleh nilai 0,005. Kata Kunci : Rumah Sakit, Kinerja, Motivasi, Stres ABSTRACT Keywords: Hospital, Performance, Motivation, Stress Job stress is a feeling of distress experienced by employees in dealing with work. In carrying out tasks, nurses are vulnerable to stress. Nurses not only relate to patients, also with the nurse's work environment. Work motivation in work psychology is commonly called work morale. The strengths and weaknesses of the work motivation of an employee will determine the size of the achievement. The quality of professional services of a hospital can be seen from the performance of the hospital. The purpose of this study was to determine the relationship between work stress and work motivation with the performance of nurses at the General Hospital Bethesda GMIM Tomohon City. This study uses a quantitative research with cross sectional study approach. This research was conducted at Bethesda General Hospital, GMIM, Tomohon City. The population in this study were all nurses at Bethesda General Hospital GMIM Tomohon, 170 nurses. The research sample used the Slovin formula which is 99.4 Respondents, so the total was 100 respondents. The measuring instrument used for this study was assisted through a validated questionnaire. The results of this study obtained a value of 0,000, it can be concluded that there is a relationship between work stress and nurses performance at the Bethesda General Hospital, GMIM, Tomohon City, and there is a relationship between motivation and nurse performance at the Bethesda General Hospital, Tomohon, with the results of the analysis using the chi square test, obtained a value of 0.005
Persepsi Masyarakat tentang Penerimaan Vaksin Covid-19 di Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara
Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh coronavirus yang baru ditemukan dan membuat wabah besar didunia. Salah satu pencegahan yang dilakukan terhadap Covid-19 diperlukan penerapan protokol yang ketat dan pemberian vaksin Covid-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang penerimaan vaksin Covid-19 di Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara. Metode penelitian yang digunakan ialah kuantitatif dengan desain survei deskripstif pengambilan sampel penelitian menggunakan accidental sampling dengan jumlah 93 responden. Pengumpulan data dengan membagikan kuesioner online dalam bentuk google formulir melalui aplikasi Whatsapp. Pengolahan data menggunakan aplikasi SPSS 26 dengan analisis univariat. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ialah Persepsi masyarakat tentang penerimaan vaksin covid-19 di Desa Sawangan menunjukkan sebanyak 72 responden (77.4%) termasuk persepsi baik, sebanyak 20 responden (21,5%) termasuk dalam persepsi cukup, dan 1 responden (1,1%) termasuk dalam persepsi kurang. Dan berdasarkan karakteristik responden yaitu berdasarkan umur responden memiliki persepsi yang baik mayoritas pada usia 17 sampai 35 tahun, berdasarkan jenis kelamin responden memiliki persepsi yang baik mayoritas tergolong pada jenis kelamin perempuan, berdasarkan pendidikan akhir responden memiliki persepsi yang baik mayoritas pada tamat SMA, berdasarkan pekerjaan responden memiliki persepsi yang baik mayoritas pada yang mempunyai pekerjaan lain- lainnya, berdasarkan pendapatan keluarga responden memiliki persepsi yang baik mayoritas pada pendapatan 1 sampai 3 juta, berdasarkan tempat tinggal responden memiliki persepsi yang baik dengan mayoritas pada jaga. Kata kunci: corona virus disease 2019, vaksin covid-19, persepsi, masyarakat desa sawangan ABSTRACTCovid-19 is a disease caused by a newly discovered coronavirus that has caused a major outbreak in the world. One of the precautions taken against Covid-19 requires the implementation of strict protocols and the administration of the Covid-19 vaccine. The purpose of this study was to determine the public's perception of the acceptance of the Covid-19 vaccine in Sawangan Village, Airmadidi District, North Minahasa Regency. The research method used is quantitative with a descriptive survey design. The research sample was taken using accidental sampling with a total of 93 respondents. Data collection by distributing online questionnaires in the form of google forms through the Whatsapp application. Data processing using SPSS 26 application with univariate analysis. The results obtained in the study are public perceptions of the acceptance of the covid-19 vaccine in Sawangan Village, which shows that 72 respondents (77.4%) have a good perception, 20 respondents (21.5%) are considered sufficient, and 1 respondent (1.1) %) is included in the perception of less. And based on the characteristics of the respondents, namely based on the age of the respondents having a good perception the majority at the age of 17 to 35 years, based on the gender of the respondents having a good perception the majority belonging to the female sex, based on the final education of the respondents having a good perception the majority of them graduated from high school, based on the occupation respondents have a good perception of the majority of those who have other jobs, based on family income, the majority of respondents have a good perception of income from 1 to 3 million, based on where they live, the respondents have a good perception with the majority being on guard. Keywords: corona virus disease 2019, covid-19 vaccine, perception, sawangan village community
Analisis Penerapan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas Pineleng pada Masa Pandemi Covid –19
Lanjut usia menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah seseorang yang telah mencapai usia >60 tahun. Aspek penting dalam peningkatan kualitas hidup lansia salah satunya adalah kesehatan. Di masa pandemi saat ini, lanjut usia berisiko terhadap keparahan/kejadian dan kematian penyakit Covid-19, serta penyakit kronis yang rata-rata diderita oleh penduduk lanjut usia. Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia dimasa pandemi Covid-19 pada pelayanan kesehatan harus dilakukan dengan manajemen yang baik. Peneilitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan pelayan kesehatan lansia di Puskesmas Pineleng pada masa pandemic Covid-19. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam kepada informan 6 orang yakni pada petugas puskesmas dan pasien lansia. Hasil penelitian berdasarkan wawancara diperoleh Pelaksanaan triase pasien di Puskesmas Pineleng sudah berjalan sesuai dengan SOP yang ada, Puskesmas Pineleng tidak memiliki poli khusus lansia tetapi dalam alur pelayanan pasien memiliki jalur khusus, Ruang tunggu, ruang pemeriksaan, laboratorium dan apotek berada di satu lantai yang sama dan terletak di lantai dasar dan jadwal pelayanan dicetak pada baliho ukuran 50cm x 100cm dan diletakkan di depan pintu masuk puskesmas, Pemberian obat rutin untuk pasien lansia yang memiliki penyakit kronis diberikan untuk 1 bulan saja, Tersedianya layanan homecare dari Puskesmas Pineleng untuk lansia yang beresiko tinggi, kerjasama lintas sektor terkait, organisasi masyarakat mulai dari tingkat desa dan kecamatan berjalan dengan baik. Kata kunci: lanjut usia, pelayanan kesehatan, pandemi Covid-19 ABSTRACTAccording to the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, an elderly person is someone who has reached the age of >60 years. One of the important aspects of improving the quality of life of the elderly is health. During the current pandemic, the elderly are at risk for the severity/incidence and death of Covid-19 disease, as well as chronic diseases that are generally suffered by the elderly population.. Health care efforts for the elderly during the Covid-19 pandemic in health services must be carried out with good management. This study aims to analyze the application of elderly health services at the Pineleng Health Center during the Covid019 pandemic. The study used a qualitative method with in-depth interviews with 6 informants, namely healthcare center officers and elderly patients. The results of the study based on interviews obtained that the implementation of patient triage at the Pineleng Health Center has been running according to the existing SOP, Pineleng Health Center does not have a special clinic for the elderly but in the patient service flow, it has a special line, waiting room, examination room, laboratory, and pharmacy are on the same floor and is located on the ground floor and the service schedule is printed on a billboard measuring 50cm x 100cm and placed in front of the entrance to the healthcare center, Routine medication for elderly patients who have chronic diseases is given for 1 month only, Availability of home care services from the Pineleng Health Center for seniors who are at high risk, cooperation across related sectors, community organizations starting from the village and sub-district levels is going well. Keyword: the elderly, health services, the Covid-19 pandemi
Faktor-Faktori yangi Berhubungani dengani Perilakui Konsumsii Buahi dani Sayuri padai Remaja di DesaiSereh talolang Kecamatan Lirung Kabupateni Talaud Tahun 2021
Buahl danl sayurl adalahl hal yang paling penting dalam mewujudkan gizi seimbang pada remaja. Germas adalah salah satu upaya untuk menerapkan paradigma sehat. Rendahnya konsumsil buahl dan lsayur dapat mempengaruhi pertumbuhan lpada lremaja, di karenakan lpada masa pertumbuhan pada remaja memerlukan zatl gizil sepertil lprotein, lkalsium, lseng, zatl besil danl seratl untukl mencegahl lterjadinya difisiensi lsuatu lzat lgizi. Faktor-faktorl yangl mempengaruhil perilakul konsumsil buahl danl sayurl pada remaja yaitul pengetahuanl gizi, hubungan antara lteman sebaya, media massa dan pendapatan orang tua.Tujuan dari lpenelitian ini yaitu luntuk lmengetahui faktor-faktorl yangl berkaitan denganl perilaku konsumsil buahl dan lsayur lpada lremaja di Desa Sereh Talolang. Penelitianl ini memakai desain penelitian crossl sectionall dan waktu penelitian dilaksanakan di Desa Sereh Talolang pada bulan Agustus-September 2021. Respondenl padal penelitianl ini lberjumlah 96 orang. Pengumpulanl data ldilakukan memakai metodel wawancaral denganl instrumen lpenelitian yakni lkuesioner Pengetahuan mengonsumsi buah dan sayur. Analisisl datal yang ldigunakan yakni Ujil Chil Squarel denganl α = 0,05. Hasill analisis yangl didapatl yakni tidak adanyal hubunganl antaral teman sebaya ldengan perilaku lkonsumsi lbuah dan sayurl yaitu nilai p = 0,77. Hasil analisis Pengetahuan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur yaitu nilai P = 0,832 jadi tidak adanya hubungan. Hasill analisisl medial massal denganl perilakul konsumsil buah danl sayurl yaitu nilai P = 0.506. Hasil analisis pendapatan orang tua dengan perilaku konsumsil buah danl sayurl yaitu nilai P = 0,676. Katai kunci: Pengetahuan, Pergaulan, Media Massa, Orang Tua ABSTRACTFruits and vegetables are thel mostl importantl things in realizing balancedl nutritionl  in adolescents. Germas is one of the efforts to implement a healthy paradigm. Lowl consumptionl of fruitsl and lvegetables canl affect growth in adolescents, because in thel growth period in adolescents require nutrients such as protein, calcium, zinc, iron and fiber to prevent the occurrence of difisiensi a nutrient. Factorsl that influencel fruitl andl vegetablel consumptionl behaviorl in adolescentsl are nutritional knowledge, relationships between peers, mass media and parental income. The purposel of thisl studyl wasl to find out the factorsl relatedl to thel behaviorl of fruitl andl vegetable consumption in adolescents in the villagel of lemongrass talolang. Thisl studyl usesl crossl sectionall researchl designl and researchl time conducted in Sereh Talolang Village in August-September 2021. The respondentsl in thisl studyl numberedl 96 people. Datal collectionl is carried out usingl interviewl methods withl researchl linstruments, lnamely the Knowledge questionnairel to consume fruits and vegetables. Analysis of the datal usedl is the Chil Squarel Testl withl α = 0.05. The resultsl of thel analysisl obtainedl is thel absence of an association between peers and fruitl and vegetablel consumptionl behavior, namelyl the valuel of p = 0.77. Thel result of knowledge with the behavior of fruitl andl vegetablel consumptionl is the valuel of P = 0.832 so there is no relationship. Thel results of mass media analysis with fruitl andl vegetablel consumptionl behavior is thel valuel of P = 0.506. Thel results of the analysis of parental income with fruitl andl vegetablel consumption behavior is a valuel of P = 0.676. Keywordsl: Knowledge, Association, Mass Media, Parent
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 13-36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SONDER
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang anak-anak yang mengalami gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Anak-anak didefinisikan sebagai stunting jika tinggi badan berdasarkan umur mereka lebih dari dua standar deviasi di bawah rata-rata Standar Pertumbuhan Anak WHO., secara nasional tahun 2013 sebesar 37,2%, yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Prevalensi pendek sebesar 37,2% terdiri dari 18,0% sangat pendek dan 19,2% pendek. Pada tahun 2013 prevalensi sangat pendek menunjukkan penurunan, dari 18,8% tahun 2007 dan 18,5% tahun 2010. Prevalensi pendek meningkat dari 18,0% pada tahun 2007 menjadi 19,2% pada tahun 2013. Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 13-36 Bulan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain potong lintang yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sonder, Minahasa. Populasi penelitian ini adalah seluruh anak usia 13-36 bulan. Sampel pada penelitian ini 82 balita dengan teknik teknik purposive sampling. Variabel yang diteliti adalah pemberian ASI Eksklusif pada anak usia 13-26 bulan. Analisis bivariat menggunakan uji chi square (CI=95%, α=0,05). Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sonder menunjukkan batita yang diberi ASI eksklusif berstatus gizi stunting sebesar 20,7% dan batita yang tidak diberi ASI eksklusif berstatus stunting sebesar 26,8% dengan nilai p > 0,05 yaitu p value 0.376 yang berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada Usia 13-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sonder.Kata kunci: ASI eksklusif, balita, stuntingABSTRACT Stunting is the impaired growth and development that children experienced from poor nutrition, repeated infection, and inadequate psychosocial stimulation. Children are defined as stunted if their height-for-age is more than two standard deviations below the WHO Child Growth Standards median. Nationally, stunting prevalency in 2013 is 37.2%, which means an increase if compared to 2010 (35.6%) and 2007 (36.8%). The short prevalence of 37.2% consists of very short 18.0% and 19.2% short. In 2013 very short prevalence showed a decline, from 18.8% in 2007 and 18.5% in 2010. The short prevalence increased from 18.0% in 2007 to 19.2% in 2013. The purpose of this study was to analyze the relationship between Exclusive Breastmilk With Stunting Incidence to Children on age 13 to 36 Months. This study is an analytic observational research with cross sectional design conducted in the working area of Sonder Community Health Center, Minahasa. The population of this study is all children on aged 13-36 months. The sample in this study were 82 children using purposive sampling technique. The variables studied were exclusive breastfeeding to children on age 13 to 36 Months. Bivariate analysis using chi square test (CI = 95%, α = 0,05). The results of research conducted in the work area of Sonder Community Health Center showed toddlers who were given exclusive breastfeeding stunting nutritional status of 20.7% and toddlers who were not exclusively breastfed with stunting status of 26.8% with p> 0,05 i.e p-value 0.376 which means that there was no significant association between exclusive breastfeeding and stunting incidence at 13-36 months of age of Sonder Community Health Center working area.Keywords: Exsclusive breastmilk, children, stuntin
DETERMINAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI DESA JAYAKARSA KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA
Manusia pasti memiliki kebutuhan fisiologis seperti rumah. Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kebutuhan manusia. Syarat-syarat rumah sehat adalah salah satunya yaitu pembuangan tinja atau jamban. Jamban merupakan salah satu fungsi keluarga untuk membuat rumah yang sehat selain lantai, dinding, atap genteng, ventilasi cahaya, ruang tamu, dan kamar. Fungsi dari jamban sehat yaitu untuk membuang kotoran manusia, dan jamban juga mempunyai bentuk, yaitu leher angsa, cubluk dan sebagainya. Untuk mengetahui Determinan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan di Desa Jayakarsa Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara.Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan menggunakan rancangan Cross Sectional. Sampel menggunakan Total Sampling dengan jumlah 58 responden, dengan pengambilan data menggunakan kuesioner. Uji statistic yang digunakan yaitu uji chi square. Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku buang air besar sembarangan (p = 0,000). Ada hubungan antara sikap dengan perilaku buang air besar sembarangan (p = 0,000). Ada hubungan antara tindakan dengan perilaku buang air besar sembarangan (p = 0,001) di Desa Jayakarsa Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara.Terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap, dan tindakan dengan perilaku buang air besar sembarangan di Desa Jayakarsa Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara.Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan Perilaku Buang Air Besar SembaranganABSTRACTCertainly, humans have physiological needs such as home. Home is one of the essential requirements for human needs. One of the conditions of a healthy home is toilets or latrines. Toilet is one of the family functions for a healthy home besides, floor, wall, roof tile, lights vents, living room, and bedroom. The function of a healthy latrine is for the provision of human waste, and latrines also have several shapes, namely swan neck and so forth. To determine the Determinant on the Behavior of Defecating Carelessly in Jayakarsa Village Likupang Barat Sub-District Minahasa Utara District. This research is an analytic survey research using Cross Sectional design. The sample was obtained by Total Sampling method with 58 respondents, with the data collection by using questionnaire. Statistic test was conducted by using chi square. The results indicated a relationship between knowledge and careless defecation behavior (p = 0,000). There was a relationship between attitude with careless defecation behavior (p = 0,000). There was a relationship between action with careless defecation behavior (p= 0,001) in Jayakarsa Village Likupang Barat Sub-District Minahasa Utara District.There was a relationship between knowledge, attitude, and action towards the behavior of defecating carelessly in Jayakarsa Village Likupang Barat Sub-District Minahasa Utara District.Keyword : Knowledge, Attitude, Action, The Behavior of Defecating Carelessl
Analisis Hubungan Stresor Kerja (Kondisi Pekerjaan, Hubungan Interpersonal Dan Tampilan Pekerjaan-rumah) Dengan Kinerja Pada Pegawai Puskesmas Tongkeina Kota Manado
: Problems that often arise in health centers are among others issues of medical and paramedical personnel performance which appear on the quality of work or the quality of service and achievement of the programs implemented at the PHC. Individual performance is related to the working person's behavior. Employee behavior will result in a positive long-term performance and increase the ability of personnel, or vice versa, causing a negative long-term performance and a decrease in the ability of personnel. This study aimed to determine the relationship between working stressors and employee performance at Tongkeina Health Center Manado. This was a descriptive analytical study with a cross sectional design conducted at the health center Tongkeina from August 2013 to November 2013. The results showed that there was a relationship between job condition, interpersonal relationship, and homework presentation with employee performance. Interpersonal relationship was the most dominant variable affected the performance of employees in the health center Tongkeina
HUBUNGAN ANTARA LAMA KERJA (DURASI) DAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI TANAMAN PADI DI DESA PONOMPIAAN KECAMATAN DUMOGA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
ABSTRAKKeluhan muskuloskeletal adalah salah satu masalah kesehatan yang secara umum dapat dijumpai pada pekerja informal. Penyebab dari keluhan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yaitu adanya sikap kerja yang tidak ergonomis yang dilakukan secara terus menerus dengan jam kerja melebihi batas optimal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara lama kerja (durasi) dan sikap kerja dengan keluhan muskuloskeletal. Jenis penelitian yaitu jenis penelitian cross sectional. Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah petani yang aktif bekerja. Jumlah petani yang aktif berjumlah 40 orang. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, kuesioner NBM dan REBA dengan uji statistik menggunakan Rank Spearman dengan nilai kemaknaan 95% (p 0,05). Hasil uji bivariat antara sikap kerja dengan keluhan muskuloskeletal menunjukan p value = 0,000 (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara lama kerja (durasi) dengan keluhan muskuloskeletal serta terdapat hubungan antara sikap kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada petani tanaman padi di Desa Ponompiaan Kecamatan Dumoga Kabupaten Bolaang Mongondow. Kata Kunci: Lama Kerja (Durasi), Sikap Kerja, Dan Keluhan Muskuloskeletal. ABSTRACTMusculoskeletal complaints are one of the health problems that can generaly be found in informed workers. These complaints can be caused by various factors. One of the factors is the work attitude which is not ergonomic that conducted simultaneously with over exceeded work length. The purpose of this study to determine the correlation between work length (duration) and work attitude with musculoskeletal complaints. This type of research is cross sectional. The population is the entire population of the farmers with 40 farmers as the sample. Data obtained from survey interviews with NBM and REBA. Statistical test using the Rank Spearman correlation test. The results showed the work length (duration) less than 8 hours 31 people (77.5%) over 8 hours 9 people (22.5%). Low category work attitude 1 person (2.5%), moderate cattegory 36 people (90%), and high category 3 people (7.5%). 39 people have experience musculoskeletal complaints (97.5%), while respondents who haven’t experience musculoskeletal complaints have p value = 0,597 (P value ≥0,05) and work attitude with musculoskeletal complaints have p value = 0,000 (P value <0,05). There is no correlation between work length (duration) with musculoskeletal disorders and there is correlation between work attitude with musculoskeletal complaints. Keywords: Work Length, Work Attitude, Musculoskeletal Complaints
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BITUNG
Kepuasan kerja merupakan unsur yang sangat diharapkan oleh perawat karena apabila dalam pekerjaannya perawat merasa puas, maka kepuasan kerja kemungkinan besar akan memberi manfaat baik dari dalam diri perawat maupun dalam suatu lingkungan tempat dia bekerja. Stres kerja dapat menimbulkan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap aspek fisik, psikologis maupun perilaku. Motivasi sangat diperlukan dikalangan pekerja untuk membuat para pekerja lebih giat dalam melakukan pekerjaannya. Motivasi merupakan suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi dan stres kerja dengan kepuasan kerja pada perawat di RSUD Kota Bitung. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif dengan rancangan penelitian Cross Sectional (potong lintang). Penelitian ini dilakukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bitung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari-Juni 2017. Jumlah populasi 33 perawat dan sampel yang digunakan adalah total populasi. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi-square dengan α= 0,05. Hasil penelitian menyatakan terdapat hubungan antara motivasi dengan kepuasan kerja pada perawat dengan nilai (p= 0,048) dan terdapat hubungan antara stres kerja dengan kepuasan kerja pada perawat dengan nilai p= (0,010). Terdapat hubungan antara motivasi kepuasan kerja dan terdapat hubungan stres kerja dengan kepuasan kerja pada perawat di RSUD Kota Bitung.Kata Kunci: Motivasi, Stres Kerja, Kepuasan KerjaABSTRACTJob satisfaction is an element expected by the nurse because if the nurse are satisfied with their own work, then job satisfaction tends to give benefits towards the nurse itself and the environment where they work. Job stress can have a direct or indirect impacts towards physical, psychological and behavioral aspects. Motivation is needed among workers to make the workers more active in doing their work. Motivation is a process in which the needs encourage a person to perform a series of activities which leads to the achievement of a particular goal. To determine the relationship between job motivation and stress towards job satisfaction on the nurse at general hospital in Bitung. This was a descriptive survey with cross-sectional study design. This research was conducted at the Emergency Installation and Intensive Care Unit (ICU) at the General Hospital of Bitung. The research was conducted from February until June 2017. The total population was 33 nurses and the sample used was the total population. Statistical analysis used was chi-square test with α = 0,05. The result of research stated that there was a relationship between job motivation towards job satisfaction on the nurse with the value of p = 0,048 and there was a relationship between job stress towards job satisfaction on the nurse with the value of p = 0,010. There was a relationship between job motivation towards job satisfaction and there was a relationship between job stress towards job satisfaction on nurse at general hospital of Bitung.Keywords: Motivation, Job Stress, Job Satisfactio
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN SEKS PRANIKAH REMAJA GMIM EBEN HAEZER TATELU KABUPATEN MINAHASA UTARA
Dukungan keluarga adalah perlakuan yang diberikan kepada salah satu anggota keluarga. Teknologi Informasi adalah suatu media yang dapat menyampaikan infrmasi. Seks pranikah remaja adalah salah satu kenakalan remaja yang dilakukan tanpa adanya hubungan pernikahan. Tujuan dari penelitian ini Untuk menganalisis hubungan dukungan keluarga dan teknologi informasi dengan pengetahuan seks pranikah remaja GMIM Eben Haezer Tatelu Kabupaten Minahasa Utara, Jenis penelitian ini penelitian survei analitik, dengan rancangan Cross Sectional (studi potong lintang), Penelitian ini dilakukan Tatelu pada bulan April-Mei 2020. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pengetahuan seks pranikah (0,06>0.05). Ada hubungan antara teknologi informasi dengan pengetahuan seks pranikah (0,05=0.05). Terdapat pengaruh penyuluhan jajanan sehat terhadap pengetahuan dan sikap siswa di SMP. Bagi para remaja diharapkan untuk dapat aktif dalam mencari informasi yang positif dari bebagai media yang ada sehingga pelajar memiliki pengetahuan dan pemahaman yang tinggi tentang seks pranikah agar dapat terhindar dari risiko dan dampak yang ditimbulkan oleh seks pranikah. Kata kunci : Dukungan keluarga, Teknologi Informasi, Seks pranikah ABSTRACT Family support is the treatment given to one family member. Information Technology is a medium that can convey information. Adolescent premarital sex is one of juvenile delinquency which is carried out without a marriage relationship. The purpose of this study was to analyze the relationship between family support and information technology with premarital sex knowledge of teenagers GMIM Eben Haezer Tatelu, North Minahasa Regency. May 2020. Based on research conducted There is no relationship between family support with premarital sex knowledge (0.06> 0.05). There is a relationship between information technology with premarital sex knowledge (0.05 = 0.05). There is an influence of counseling healthy snacks on the knowledge and attitudes of students in junior high school. Teenagers are expected to be active in finding positive information from various media so that students have high knowledge and understanding of premarital sex in order to avoid the risks and impacts of premarital sex. Keywords: Family support, Information Technology, Premarital sex