13 research outputs found

    Analisis Kebijakan Transportasi Kota Tomohon Berdasarkan Pola Pergerakan Masyarakat Sebagai Indikator Struktur Ruang Kota

    Get PDF
    Melalui penelitian tahun 2017, Norlyvia Jaya Toding P1 , Octavianus H.A. Rogi², & Raymond Ch Tarore3, “Komparasi Struktur Ruang Kota Tomohon dan Kota Kotamobagu Berdasarkan Distribusi dan Profil Densitas” peneliti telah mencoba mengidentifikasikan tipe struktur spasial kota Tomohon yang ditelusuri melalui pendekatan densitas statis dengan indikator distribusi dan profil densitas yang menunjukan tendensi struktur spasial yang polisentris. Hal ini masih perlu diverifikasi atau validasi lagi melalui penelusuran berdasarkan densitas dinamis, Dari pernyataan ini lah peneliti ingin meneliti tentang densitas “dinamis” pada Kota Tomohon melalui indikator pola pergerakan harian. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengidentifikasi pola struktur spasial kota Tomohon berdasarkan parameter pola pergerakan harian masyarakat serta Mengelaborasi opsi tipe kebijakan sistem trasnportasi yang kompatibel dengan pola struktur spasial kota yang teridentifikasi. Metode yang digunakan secara khusus ialah teknik kuantifikasi dan tabulasi untuk pengembangan “matriks asal-tujuan (Origin Destination Survey) dengan format kuesioner atau wawancara terstruktur, serta visualisasi matriks asal- tujuan tersebut dalam wujud peta pola perjalanan harian yang juga sering disebut dengan peta “desire line”. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu; (1) Berdasarkan hasil analisa pola pergerakan masyarakat sebagai indikator struktur ruang kota, yang terepresentasikan pada desire line map struktur spasial Kota Tomohon dapat dikategorikan sebagai struktur polisentris. (2) berdasarkan Struktur Ruang Kota Tomohon yang berciri Polisentris, kebijakan yang perlu dipertimbangkan mencakup :Penyiapan jalur transportasi publik yang menghubungkan pusat-pusat pelayanan sekunder / lokal dengan titik-titik terminal transit pada segmen pusat- pusat pelayanan primer kota,Penguatan daya dukung pusat-pusat pelayanan lokal yang dapat menjadi alternative tujuan perjalanan selain pusat pelayanan primer, Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur jaringan jalan yang memfasilitasi pergerakan mobiltas interkoneksi serta pergerakan antar zona peri urban atau antar pusat- pusat pelayanan lokal / sekunder secara langsung melalui peningkatan kapasitas dan kualitas jalur-jalur jalan lingkar kota. Kata kunci: Struktur Spasial,Transportasi, Pola Pergerakan Harian, Origin Destination Surve

    Model Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Manado

    Get PDF
    AbstrakRumah merupakan standar untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk ekonomi. Kota Manado termasuk dalam Kawasan BIMINDO(Bitung, Minahasa Utara dan Manado) yang berperan dalam bidang pariwisata dan industri. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan penduduk yang tinggi di Kota Manado, sehingga banyak memunculkan slum dan squatter. Penyediaan hunian diperlukan, dengan mempertimbangkan ketersediaan lahan dimasa yang akan datang, untuk rekomendasi hunian vertikal dan horizontal. Penelitian ini bertujuan menghitung jumlah unit hunian pada zona arahan pengembangan vertikal dan horizontal, kemudian memberikan rekomendasi zona potensial hunian, ruang terbuka hijau, dan sarana, prasarana dan utilitas, serta memodelkan pembiayaan hunian agar bisa dijangkau masyarakat berpenghasilan rendah(MBR). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis spasial dengan overlay peta citra untuk melihat keadaan eksisting perubahan guna lahan, dan melakukan perhitungan menggunakan aplikasi excel untuk memperoleh jumlah unit hunian di wilayah zona pengembangan. Didapati beberapa wilayah yang sudah terbangun pada rekomendasi zona pengembangan vertikal dan horizontal, sehingga terjadi pengurangan luasan wilayah. Kemudian kecamatan dengan kebutuhan hunian vertikal di Kota Manado diperoleh sejumlah 81.888 unit. Berdasarkan luasan lahan, masih tersedia sejumlah 126.945 unit hunian horizontal yang tersedia, kemudian terdapat 2 kecamatan dengan luasan lahan yang tidak memungkinkan untuk pengembangan perumahan, yaitu Kecamatan Sario(kebutuhan hunian 6.960 unit) dan Kecamatan Wenang(kebutuhan hunian 10.510 unit).Kata kunci: Pengembangan Hunian; Hunian Vertikal; Hunian Horizontal; Zona Potensial Hunian; MBR.AbstractThe house is a standard to fulfil human needs as economic beings. The city of Manado is included in the BIMINDO Region (Bitung, North Minahasa and Manado) which plays a role in tourism and industry. This causes high population growth in the city of Manado, causing many slums and squatters to emerge. Provision of shelter is required, taking into account future land availability, for vertical and horizontal housing recommendations. This study aims to calculate the number of residential units in the vertical and horizontal development direction zones, then provide recommendations for potential residential zones, green open spaces, and facilities, infrastructure and utilities, as well as model housing finance so that it can be reached by low-income communities (MBR). The research method used in this study is spatial analysis by overlaying image maps to see the existing state of land use change, and performing calculations using the excel application to obtain the number of residential units in the development zone area. It was found that several areas had been developed according to the recommendations for vertical and horizontal development zones, resulting in a reduction in area. Then districts with vertical housing needs in Manado City obtained a total of 81,888 units. Based on land area, there are still 126,945 units available horizontal residential zones, then there are 2 sub-districts with land areas that do not allow for housing development, namely Sario District (6,960 residential units) and Wenang District (10,510 residential units). Keyword: Residential Development; Vertical Housing; Horizontal Housing; Residential Potential Zone; Low Income Society

    PERANCANGAN PUSAT EKO-WISATA BIOTA BAWAH LAUT DI MALALAYANG DENGAN METODE PENDEKATAN TEORI BLOB ARCHITECTURE

    Get PDF
    Abstrak Wisata kekayaan bawah laut saat ini merupakan salah satu sektor yang dikembangkan oleh pemerintah sebagai sumber pendapatan. Sulawesi utara khususnya memiliki pantai dengan 13 jenis terumbu karang dan 91 jenis ikan. Menyadari akan potensi kelautan dan perikanan ini, dibutuhkan suatu wadah yang mampu mengonservasi serta memberikan edukasi kepada masyarakat akan kekayaan alam bawah laut tersebut. Wadah ini juga diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan melihat keindahan bawah laut Sulawesi Utara. Pusat Eko-Wisata Biota Bawah Laut merupakanjawaban dari semua permasalahan tersebut. Tujuam dari perancangan objek ini adalah merancang objek yang mampu menjadi tempat wisata sekaligus tempat konservasi serta memberikan edukasi tentang keindahan bawah laut, merancang objek yang sesuai dengan potensi lingkungan sekitar site, dan menerapkan teori blob architecture kedalam perancangan. Image – present - test oleh John Zeiselmerupakan metode perancangan yang dipakai, dimana permasalahan yang muncul akan diproses secara terus menerus dalam siklus sehingga menghasilkan perancangan yang lebih optimal. Implementasi tema Blob Architecture pada objek meliputi bentuk bangunan yang menyerupai gumpalan, penggunaan sistem struktur yangmemungkinkan bangunan memiliki bentuk yang melengkung, serta penggunaan material yang mendukung bangunan agar terlihat dinamis. Kata Kunci: Eko-Wisata, Pantai, Blob Architecture   Abstract Underwater wealth tourism is nowadays one of the government's income-sources sectors. North Sulawesi, in particular, features beaches with 13 different kinds of coral reefs and 91 fish species. Recognising the potential of marine and fishery resources, subsequently, it is required a place capable of conserving and educating the public about the natural treasure found beneath the sea. This place is also expected to attract tourists interested in seeing the underwater beauty of North Sulawesi. The Underwater Biota Eco-Tourism Center is the answer to all of these issues. The design of this object aimed to create an area, a tourist attraction and a conservation place,provide education about underwater beauty, create objects that follow the environment's potential around the site, and apply the theory of blob architecture to the design. The design approach employed the Image - present -test by John Zeisel, in which emerging issues are processed continuously in cycles to achieve a more optimum design. The Blob Architecture theme implementation on objects comprised of a structural system that enables the structure's form, which resembles a lump, the use of a structural system that enables the building to have a curved shape, and the use of materials that support the building to make it apears dynamic. Keywords: Eco-Tourism, Beach, Blob Architectur

    ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA KESEHATAN TERHADAP PENANGGULANGAN COVID-19 DI KOTA MANADO

    Get PDF
    Fasilitas kesehatan merupakan salah satu jenis fasilitas umum yang dibutuhkan masyarakat yang berfungsi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Faktor pelayanan kesehatan, ketersediaan sarana pelayanan dan tenaga kesehatan yang berkualitas akan berpengaruh pada status kesehatan yang berkualitas. Virus Covid 19 saat ini telah menginfeksi lebih dari 100 negara di dunia dan mengakibatkan 4,91 juta orang meninggal. Jumlah kasus di Indonesia terus meningkat dengan pesat, hingga Juni 2020 sebanyak 31.186 kasus terkonfirmasi dan 1851 kasus meninggal (PHEOC Kemenkes RI, 2020). Kota Manado yang merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Utara memiliki jumlah penduduk terbesar sekaligus pendukung terbesar jumlah kasus Covid-19, yakni 30% dari total kasus wilayah per 1 September 2021. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ketersediaan sarana kesehatan terhadap penanggulangan Covid -19 di Kota Manado serta mengetahui sejauh mana penanggulangan Covid-19 di Kota Manado berdasarkan sarana kesehatan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatifsserta analisis spasial. Berdasarkan hasil peneltian, (1) Ketersediaan sarana kesehatan dalam hal ini puskesmas ke pemukiman sudah sesuai dengan SNI 03-1733-1989, Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota dan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat pasal 22 : radius rumah sakit kurang dari 5 Km dari pusat pelayanan kesehatan puskesmas sudah terjangkau. (2) Penanggulangan covid 19 di Kota Manado berdasarkan ketersediaan sarana kesehatan sudah sangat memadai namun masih ada beberapa faktor faktor yang menghambat dalam penanggulangan covid 19 di Kota Manado seperti ketersediaan ruangan pasien yang tidak memadai. Kata Kunci : Sarana Kesehatan, Penanggulangan Covid -19, Kota Manad

    Strategi Pengembangan Objek Wisata Bahari di Kecamatan Lirung Kabupaten Kepulauan Talaud

    Get PDF
    AbstrakObjek wisata bahari di Kecamatan Lirung masuk dalam Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud dan ditetapkan menjadi pariwisata unggulan serta ikon pariwisata daerah. Daya Tarik objek wisata bahari ini terletak pada keindahan dan keaslian alam serta hamparan pantai dengan pasir putih yang halus sehingga menjadi pembeda dengan yang lainnya namun lokasi yang berada jauh dari Ibukota Provinsi membuat mayoritas wisatawan yang datang hanya berasal dari dalam daerah hal tersebut membuat pemerintah kesulitan untuk menjalin kerjasama stakeholders. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi setiap potensi dan masalah yang menjadi faktor penunjang dan penghambat pengembangan sehingga dapat disusun suatu strategi yang tepat untuk dapat mempercepat pengembangan objek wisata bahari di Kecamatan Lirung ini. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan mendapatkan data primer melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara yang ditambah dengan pembagian kuesioner kepada masyarakat dan wisatawan. Analisis data untuk mengetahui klasifikasi dari setiap faktor penunjang objek wisata yang ada menggunakan analisis ODTWA dan untuk menentukan strategi yang tepat maka digunakan analisis SWOT berdasarkan penilaian IFAS (+) 48 dan EFAS (+) 54 hasil penilaian yaitu positif maka ditemukan bahwa strategi yang tepat untuk pengembangan objek wisata bahari di Kecamatan Lirung adalah Growth Oriented Strategy yaitu mendukung setiap kebijakan pengembangan. Kata kunci: Wisata Bahari, Strategi, Pengembangan.AbstractMarine tourism objects in Lirung District is included in the Regional Tourism Development Master Plan for the Talaud Islands Regency and is designated as the leading tourism and regional tourism icons. The attraction of this marine tourism object lies in the beauty and authenticity of nature and a stretch of beach with fine white sand so that it becomes a differentiator from the others, but the location which is far from the provincial capital makes the majority of tourists who come only from within the area, making it difficult for the government to collaborating with stakeholders. The purpose of this research is to identify any potentials and problems that become supporting and inhibiting factors of development so that an appropriate strategy can be formulated to accelerate the development of marine tourism objects in Lirung District. This research uses a descriptive quantitative approach by obtaining primary data through observation, documentation, and interviews plus distributing questionnaires to the public and tourists. Data analysis to determine the classification of each supporting factor for existing tourist objects uses ODTWA analysis and to determine the right strategy, a SWOT analysis is used based on the assessment of IFAS (+) 48 and EFAS (+) 54, the results of the assessment are positive, it is found that the right strategy for The development of marine tourism objects in Lirung District is a Growth Oriented Strategy, which isto support every development policy. Keyword: Marine Tourism, Strategy, Developmen

    ANALISIS POTENSI WISATA DI LANGOWAN (Studi Kasus: Kecamatan Langowan Barat & Kecamatan Langowan Utara) ANALYSIS OF TOURISM POTENTIAL IN LANGOWAN (Case Study: West Langowan District & North Langowan District)

    Get PDF
    ABSTRAK Wilayah Langowan merupakan bagian dari administrasi Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara, yang terdiri dari 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Langowan Barat, Kecamatan Langowan Utara, Kecamatan Langowan Selatan dan Kecamatan Langowan Timur. Dua wilayah kecamatannya  memiliki potensi sumberdaya alam yang dapat berkembang menjadi potensi wisata diantaranya terletak di  Desa Tumaratas I, Desa Tumaratas II dan Desa Kopiwangker Kecamatan Langowan Barat. Sedangkan potensi wisata lainnya terletak di  Desa Karumenga dan Desa Toraget Kecamatan Langowan Utara. Oleh karena masyarakat desapun masih kurang menanggapi dan memahami prospek perkembangan pembangunan pariwisata dan pemerintah masih belum mampu mensinergikan potensi keunggulan dengan program-program pembangunan berkelanjutan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi kerakyatan serta pelestarian lingkungan maka penelitian ini bertujuan mengidentifikasi layak atau tidaknya potensi wisata yang dimiliki serta menganalisis strategi pengembangan potensi wisata yang ada di Kecamatan Langowan Barat dan Langowan Utara. Teknik analisis menggunakan pedoman ADO-ODTWA (analisis daerah operasi objek dan daya tarik wisata) dan analisis SWOT. Kata kunci: Potensi Wisata, ADO-ODTWA, SWOT, Strategi Pengembangan ABSTRACT The Langowan area is part of the administration of Minahasa Regency, North Sulawesi Province, which consists of 4 sub-districts, namely West Langowan District, North Langowan District, South Langowan District and East Langowan District. The two sub-districts have natural resource potential that can develop into tourism potential, including those located in Tumaratas I Village, Tumaratas II Village and Kopiwangker Village, West Langowan District. Meanwhile, other tourism potentials are located in Karumenga Village and Toraget Village, North Langowan District. Because the village community still does not respond to and understand the prospects for the development of tourism development and the government is still not able to synergize the potential for excellence with sustainable development programs oriented to people's economic growth and environmental conservation, this study aims to identify whether or not the tourism potential is feasible and analyze strategies for developing tourism potential in the Districts of West Langowan and North Langowan. The analysis technique uses ADO-ODTWA guidelines (analysis of operating areas of objects and tourist attractions) and SWOT analysis. Keywords: Tourism Potential, ADO-ODTWA, SWOT, Development Strateg

    PROSPEK PENERAPAN GREEN TRANSPORTATION DI KOTA TOMOHON

    Get PDF
    ABSTRAK   Adapun dalam RTRW Kota Tomohon tahun 2013-2033 menyampaikan terkait upaya pengembangan sistem transportasi juga dalam RPJMD Kota Tomohon tahun 2021-2026 mengenai upaya peningkatan infrastruktur yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Berdasarkan penetapan kebijakan tersebut, maka diperlukan penanganan yang tepat. Transportasi hijau (green transportation) juga sebagai atribut penyusun kota hijau (green city) adalah suatu upaya perwujudan moda transportasi yang ramah lingkungan serta berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesiapan Kota Tomohon dalam penerapan konsep green transportation. Kualitatif deskriptif digunakan sebagai metode dengan analisis kondisi dan kesesuaian infrastruktur dan analisis SWOT sebagai input bagi analisis kesiapan (readiness assessment) dengan metode skoring yang akan mengukur tingkat kesiapan pemahaman masyarakat, kesiapan preferensi masyarakat dalam melakukan perjalanan, dan kesiapan infrastruktur dasar transportasi hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat memperoleh skor 5 dengan kategori siap, untuk preferensi masyarakat dalam melakukan perjalanan memperoleh skor 7 dengan kategori siap, dan untuk infrastruktur dasar green transportation memperoleh skor 5 dengan kategori tidak siap. Setelah dilakukan perhitungan secara menyeluruh maka diperoleh presentase kesiapan adalah 66,6% dengan kategori cukup siap.   Kata Kunci: Transportasi Hijau, Infrastruktur, Analisis Kesiapan   ABSTRACT   In terms of Tomohon City RPJMD efforts to improve environmentally friendly and sustainable infrastructure, the 2013–2033 Tomohon City Spatial Planning communicates related to efforts to develop the transportation system. It is necessary to handle the right in light of these policies' determination. Green transportation(green transportation) likewise as a constituent characteristic of a green city(green city) is a work to understand a harmless to the ecosystem and practical method of transportation. This study means to look at the preparation of Tomohon City in applying the idea green transportation. The scoring method for readiness analysis (readiness assessment) will measure the level of readiness of the community's understanding, the community's preferences for traveling, and the readiness of the basic infrastructure for green transportation. Descriptive qualitative is used as a method with analysis of the condition and suitability of infrastructure and SWOT analysis as input. The consequences of the review show that local area understanding gets a score of 5 in the prepared classification, for individuals' inclinations in voyaging, they get a score of 7 in the prepared class, and for fundamental foundation green transportation get a score of 5 with the ill-equipped classification. The percentage of readiness is 66.6%, with the category of "quite ready" following a thorough calculation.   Keywords: Green Transportation, Infrastructure, Readiness Assessmen

    PENERAPAN TEORI ARSITEKTUR NEO -VERNAKULAR DALAM RE-DESAIN TERMINAL PENUMPANG PELABUHAN MANADO

    Get PDF
    Abstrak Kepariwisataan merupakan salah satu faktor pendorong ekonomi terkuat di Indonesia terlebih khusus pariwisata maritim, berhubung Indonesia merupakan suatu negara kepulauan sehingga pengadaan sarana dan prasarana transportasi laut berupa terminal pelabuhan menjadi sangat penting baik sebagai fungsi perhubungan transportasi orang antar pulau, pengembangan ekonomi daerah, serta sebagai pendukung berlangsungnya kegiatan pariwisata. Melihat kondisi terminal pelabuhan Manado sekarang, masih terdapat beberapa kekurangan yang masih dapat dioptimalkan terkait pengelolaan terminal penumpang serta fasilitas – fasilitas pendukung pada objek tersebut berupa lahan parkir, pola sirkulasi kendaraan yang terkesan tidak teratur, serta pengorganisasian ruang dalam. Terminal penumpang pelabuhan Manado juga memiliki banyak potensi yang masih dapat dimanfaatkan, salah satunya adalah nilai historik yang terkandung pada lokasi tersebut berupa bangunan eks belandayang dapat meningkatkan nilai historik tapak sebagai suatu tujuan pariwisata, sehingga arsitektur vernakular dapat digunakan untuk mempertahankan nilai tersebut serta dapat mempresentasikan budaya – budaya rumah adat Walewangko. Namun melihat perkembangan jaman sekarang, gaya arsitektur yangsering digunakan adalah modern, serta pada masa kini sudah terdapat berbagai macam teknologi, bahan dan material yang lebih maju, sehingga arsitektur vernakular akan mudah dianggap kuno. Maka dari itu, arsitektur neo vernakular akan diterapkan agar objek dapat beradaptasi dengan perkembangan jaman terkait bangunan bangunan modern. Dalam perancangan ini, metode perancangan yang digunakan adalah metode “glassbox” yang merupakan metode perancangan yang tidak timbul secara spontan melainkan dilakukan secara bertahap, dengan memperhatikan serta mempertimbangkan hal-hal tertentu berupa data, analisa dan sintesis.  Kata Kunci – Pelabuhan, Terminal, Arsitektur, Kepariwisataan, Manado.   Abstract Tourism is one of the strongest economic driving factors in Indonesia, especially maritime tourism, because Indonesia is an archipelagic country so that the procurement of marine transportation facilities and infrastructure in the form of port terminals is very important both as a function of inter-island transportation for people, regional economic development, and as a support to the ongoing tourism activities. Looking at the current condition of the Manado port terminal, there are still some deficiancy that can still be optimized related to the management of the passenger terminal and the supporting facilities on the object in the form of parking lots, vehicle circulation patterns that seem irregular, and the organization of indoor space. Manado Port Passenger Terminal also has a lot of potential that can still be utilized, one of which is the historical value contained at the location in the form of ex-Dutch buildings which can increase the historical value of the site as a tourism destination, therefore vernacular architecture can be used to maintain the historical value also can represent some of the traditional house Walewangko. Looking at current developments of time, the architectural style that is often used is the modern style, and nowadays there are various kinds of technology, tools and materials that are more advanced, so that vernacular architecture will easily be considered ancient. Therefore, neo vernacular architecture will be applied so that objects can adapt to the developments of the times related to modern buildings. In this design, the design method used is the "glassbox" method, which is a design method that does not arise spontaneously but is carried out in stages, taking into account and considering certain things in the form of data, analysis and synthesis.  Keywords – Port, Terminal, Architecture, Tourism, Manado

    LINKAGE KAWASAN PARIWISATA SEJARAH KABUPATEN MINAHASA UTARA

    Get PDF
    Kecamatan Airmadidi adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara yang memiliki berbagai objek wisata yakni wisata alam dan wisata buatan manusia yang berupa peninggalan sejarah sejak dahulu kala. Keberadaan objek–objek wisata sejarah tersebut sangat disayangkan belum dikelola dengan baik sehingga kurang diminati oleh pengunjung.Tersebarnya objek wisata sejarah yang ada di Kecamatan Airmadidi tersebut membentuk suatu kawasan yang dihubungkan oleh sebuah lingkage.Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan mengidentifikasi eksistensi dari objek – objek wisata sejarah di kecamatan airmadidi dan menganalisis keterhubungan objek – objek wisata sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis spasial Overlay ( tumpang susun ) data spasial dengan menggunakan software ( SIG ) Sistem Informasi Geografis. Dari hasil penelitian dapat diketahui ada empat objek wisata budaya dan sejarah yaitu Waruga Airmadidi, Tumatenden, Waruga Rap–rap dan Waruga Sawangan. Keterhubungan Objek Wisata Waruga Rap–rap dan Objek Wisata Waruga Airmadidi, Berdasarkan hasil identifikasi, linkage visual yang menghubungkan kedua tempat wisata tersebut adalah elemen garis berupa jalan dan elemen koridor berupa bangunan dan pohon. Elemen garis, menghubungkan secara langsung dua tempat dengan satu deretan massa, keterhubungan objek wisata sejarah waruga airmadidi waruga sawangan dan tumatenden. Berdasarkan dari hasil identifikasi, linkage visual yang menghubungkan ketiga objek wisata tersebut yaitu elemen linkage garis yang berupa jalan. Elemen garis yaitu yang menghubungkan secara langsung dua tempat dengan satu deretan massa. sepajang jalan. yang menghubungkan objek objek wisata dikecamatan airmadidi belum memudahkan untuk pejalan kaki karena belum adanya jalur pedestrian. Oleh karena itu, dilakukan konsep pengembangan fisisk seperti adanya jalur pedistrian, adanya tempat duduk, penataan pohon, dan adanya lampu penerangan atau lampu jalan. Kata Kunci : Linkage, Wisata, Bersejara

    PENGEMBANGAN SEKTOR INFORMAL BERBASIS PARIWISATA TERHADAP PEREKONOMIAN KOTA KOTAMOBAGU

    Get PDF
    Penelitian ini dilatar-belakangi oleh keberadaan aktivitas sektor informal di Kota Kotamobagu khususnya di Kecamatan Kotamobagu Barat.Para pelaku sektor informal sering kali berjualan dengan berpindah-pindah karena belum ada kejelasan lokasi berdagang yang jelas dan belum adanya penanganan yang optimal terhadap sektor informal tersebut.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah a).Mengidentifikasi karateristik sektor informal di Kotamobagu. b). Mengembangkan potensi sektor informal berbasis pariwisata dalam perekonomian Kota Kotamobagu. Metode penelitian  menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dan analisis data menggunakan analisis SWOT dan konsep 4A.Kedua analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana mengembangkan sektor informal berbasis pariwisata terhadap perekonomian Kota Kotamobagu dengan potensi yang ada.Karakteristik sektor informal dikotamobagu terdiri dari jenis jualan, sarana berjualan, lokasi berjualan dan luas lokasi berjualan.Sedangkan untuk pengembangan sektor informal berbasis pariwisata sudah terdapat beberapa strategi pengembangan dari analisis yang perlu diimplementasikan langsung ke lapangan.Perlu peran aktif dari pelaku sektor informal itu sendiri, pemerintah setempat maupun pihak-pihak lainnya yang dapat membantu dalam pengembangan sektor informal di Kota Kotamobagu. Kata Kunci : Sektor Informal, Karateristik, Pengembangan
    corecore