3 research outputs found

    Estimation of Rice Age in Sentinel-2 Image with Gaussian Mixture Model Approach

    Get PDF
    Pemantauan fase tumbuh atau umur tanaman padi dilakukan untuk memperkirakan luas panen dan produksi tanaman padi. Teknologi penginderaan jauh dapat melakukan pemantauan umur tanaman padi salah satunya menggunakan citra Sentinel-2. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi umur tanaman padi, dan memetakann dan memantau sebaran spasio temporal umur padi dengan klasifikasi GMM pada citra multi-temporal Sentinel-2. Klasifikasi GMM merupakan salah satu metode yang sederhana dengan basis fungsi kepadatan. Penelitian dilakukan di lahan sawah Dinas Pertanian, Perkebunan, Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat dengan waktu pengamatan dari bulan Mei - Agustus 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons spektral temporal berbeda antara kanal tampak mata (biru, hijau, dan merah) dan kanal inframerah dekat, dimana ke-3 kanal tampak mata memiliki pola yang serupa dengan nilai yang lebih rendah dari kanal inframerah dekat. Klasifikasi GMM dapat menunjukkan adanya kontinuitas kelas umur padi pada setiap akuisisi citra dari 0 - 130 hari setelah tanam, sehingga dapat digunakan untuk memantau umur atau fase tumbuh padi.Monitoring the growth phase or age of rice is carried out to estimate the harvest area and production of rice plants. Remote sensing technology can monitor the age of rice plants, one of which is using Sentinel-2 imagery. This research aims to identify the age of rice plants, and to map/monitor the spatio-temporal distribution of rice age using GMM classification on multi-temporal Sentinel-2 images. The GMM classification is a simple method based on density function. The research was carried out in rice fields at the Agency of Agriculture, Plantation, Food and Horticulture, Cianjur Regency, West Java Province, with observation periods from May - August 2021. The results of the research showed that the temporal spectral response was different between the visible band (blue, green and red) and the near infrared band, where the 3 visible bands have a similar pattern with a lower value than the near infrared band. Result of GMM classification can show the continuity of rice age classes at each image acquisition from 0 - 130 days after planting, so it can be used to monitor the age or growth phase of rice

    Uji Organoleptik dan Umur Simpan Soyghurt dengan Berbagai Konsentrasi Gula dan Waktu Inkubasi

    Get PDF
    One of fermented soybean (Glycine max L. Merr) products is soy milk, called as Thew Fu Sui by the community of Bangka Belitung. Soy milk product has unpleasant aroma or “langu” and need to be processed into alternative product such as yogurt. Soy milk yogurt (soyghurt) was made by utilizing the same bacteria in yogurt-making from animal milk including Streptococcus thermophillus and Lactobacillus bulgaricus. Sugar concentration and incubation time were the factors that influenced the fermentation process and product’s taste. This research was conducted to determine the level of people's preference for soyghurt by organoleptic assessment of color, taste, aroma and texture based on variation of sugar concentration and incubation time of soyghurt. Our  study found that various additional sugar concentration and incubation time gave difference result in organoleptic test. Soyghurt with 10%, 12.5%, and 15% of sugar addition became more favorable among the participant. The incubation time of 8 hours, 12 hours, and 16 hours equally produced good fermentation results. Storage in refrigerator for 1 days could maintain its flavor, texture, colour and aroma, but changed after 2 days stored

    Asosiasi Kelimpahan Kepiting Bakau (Scylla sp.) dengan Keberadaan Jenis Vegetasi Hutan Mangrove Munjang Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah

    No full text
    Ekosistem mangrove Munjang Desa Kurau Barat merupakan habitat bagi kepiting bakau. Mangrove umumnya memiliki beberapa tipe zonasi yang membentuk vegetasi didalamnya. Pembagian zonasi mangrove ini sangat mempengaruhi kelangsungan hidup biota asosiasi mangrove salah satunya kepiting bakau. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan dan keanekaragaman kepiting bakau di ekosistem di kawasan hutan mangrove munjang Desa Kurau Barat, mendata jenis serta menganalisis struktur vegetasi mangrove munjang Desa Kurau Barat dan menganalisis hubungan asosiasi kelimpahan kepiting bakau dengan jenis vegetasi mangrove di kawasan hutan mangrove munjang Desa Kurau Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2021 yang berlokasi di kawasan Hutan Mangrove Munjang Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan transek plot. Hasil penelitian diperoleh diperoleh jenis kepiting bakau yaitu 52 individu yang terdiri dari 4 jenis yaitu Scylla serrata, Scylla olivacea, Scylla tranquebarica dan Scylla paramamosain. Jenis kepiting bakau yang paling banyak diperoleh adalah spesies Scylla serrata sebanyak 26 individu, kemudian diikuti oleh Scylla tranquebarica sebanyak 12 individu, Scylla olivacea sebanyak 9 individu dan Scylla paramamosain sebanyak 5 individu. Indeks keanekaragaman kepiting bakau pada kawasan tersebut tergolong rendah dengan nilai rata-rata H’ sebesar 0,68 dan kelimpahan jenis kepiting bakau yang tertinggi adalah spesies Scylla serrata yaitu sebesar 26 ind/m2. Vegetasi mangrove pada keempat zona penelitian terdiri dari 12 jenis yaitu Sonneratia alba, Rhizophora apiculata, Xylocarpus granatum, Excoecaria agallocha, Bruguiera sexangula., Heritiera littoralis, Nypa fruticans, Acrostichum speciosum, Calamus manan, Melaleuca leucadendra, Clerodendron inerme, Podocarpus macrophyllus dan Hibiscus tiliaceus. Hasil analisis komponen utama menunjukkan bahwa semakin optimum nilai salinitas, suhu, DO, kedalaman air, tutupan kanopi, INP maksimal dan persentase substrat berlumpur maka akan semakin tinggi nilai kelimpahan dan keanekaragaman jenis kepiting bakau
    corecore