44 research outputs found

    Penerapan Good Governance dalam Pengelolaan Dana Desa di Desa Selanegara Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas

    Get PDF
    Prinsip-prinsip good governance berperan untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Good governance merupakan salah satu bagian dari isu kebijakan strategis yang digunakan untuk memperbaiki kinerja instansi pemerintah. Dengan adanya tata kelola pemerintah yang baik dapat meningkatkan kepercayaan terhadap masyarakat karena suatu kebijakan dilaksanakan demi mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Penerapan prinsip-prinsip good governance seperti akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi dalam pengelolaan Dana Desa menjadi prioritas termasuk Desa Selanegara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan Good Governance dalam pengelolaan Dana Desa pada pemerintah Desa Selanegara Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan dengan Teknik wawancara kepada informan yang dipilih menggunakan Teknik purposive dan snowball sampling. Hasil dari penelitian ini bahwa penerapan prinsip Good Governance dalam pengelolaan Dana Desa pada Desa Selanegara Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas secara garis besar telah sesuai dengan prinsip good governance yaitu akuntabel, transparan, dan partisipasi. Dilihat dari aspek akuntabilitas, bahwa pemerintah Desa Selanegara tertib dan tepat waktu dalam membuat laporan pertanggungjawaban kepada pemerintah pusat maupun kepada masyarakat atas penggunaan Dana Desa. Dalam aspek transparansi pemerintah Desa Selanegara terbuka terhadap segala informasi Dana Desa ditunjukan dengan menyediakan media transparansi yang mudah diakses oleh masyarakat baik di desa maupun puar desa. Namun, infromasinya baru mengenai anggaran dan realisasi, belum sampai pada dampak kegiatan. Aspek partisipasi, bahwa masyarakat desa Selanegara memiliki tingkat partisipasi yang lebih tinggi terhadap kegiatan pemerintah

    Bidirectional Underwater Visible Light Communication

    Get PDF
    In this paper, a novel bidirectional underwater visible light communication (BiUVLC) is proposed. The VLC transmitter transmits an information signal using the one of RGB LED through the water tank that represents an underwater environment and then is received by VLC receiver via a color filter. The color LEDs and color filters are utilized in bidirectional systems. The single link is created by a LED on the transmitter and the color filter on the receiver with the same color which represents a single wavelength. The performance of the proposed BiUVLC system was evaluated via implementations. The experimental result shows that the transmitted signal undergoes attenuation over the underwater optical channel and the pair of the blue wavelength in link 1 and the green wavelength in link 2 have the best performance than the other wavelength pair. In the crosstalk measurement, the red wavelength color is the worst in the underwater environment

    PEMBELAJARAN PEMBANGUNAN PULAU TERLUAR BERBASIS SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN: STUDI KASUS SKPT BIAK NUMFOR

    Get PDF
    Konsep Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) merupakan tindak lanjut dari nawacita, yang memprioritaskan pembangunan kelautan dan perikanan di kawasan pulau-pulau kecil dan perbatasan/pinggiran. Tantangan utama terkait upaya pembangunan daerah pinggiran adalah ketergantungannya pada intervensi kebijakan yang datang dari luar yang merupakan aspek sumberdaya manusia dan kinerja kelembagaan. Hal tersebut dikhawatirkan berimplikasi negatif pada aspek distribusi manfaat pembangunan dan kepentingan masyarakat lokal. Terkait itu, makalah ini bertujuan untuk mengungkapkinerja pembangunan sumberdaya manusia dan kelembagaan serta isu pembangunan inklusif pada program SKPT. Penelitian dilakukan pada Desember tahun 2019 menggunakan pendekatan kualitatif dan studi kasus, yang dimaksudkan untuk mengeksplorasi konsep dan pelaksanaan program SKPT dalam perspektif pembangunan sumberdaya manusia, kelembagaan dan isu pembangunan inklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan eksogenus tidak harus berkonotasi pembangunan yang mengabaikan aspek manusia dan kinerja kelembagaan lokal. Pelajaran dari Program SKPT di Kabupaten Biak Numfor menunjukkan bahwa dua isu tersebut dapat menjadi modal penting yang ikut berkontribusi pada keberhasilan intervensi terkait program SKPT, termasuk berbagai aktivitas pemberian bantuan dan ekspansi pasar yang terkoneksi dengan kelembagaan-kelembagaan lokal. Title:  Lesson Learned of The Outer Island Development Based on The Marine and Fishery Sector: A Case Study of The SKPT of Biak NumforThe concept of Integrated Marine and Fisheries Center (SKPT) is derived from the Nawacita that prioritizes the development of small islands and border areas. The major challenge of border area is the dependence on external policy regardless to its local human resource and institutional development. As the result, the development might cause benefits distribution issue and leave localcommunities behind. This paper aims to reveal the extent of human and institutional development, as well as the issue of inclusive development in the SKPT program. The research was conducted in December 2019, using a qualitative approach (case study) to explore the concept and implementation of the SKPT that is related to human resource development, institutions and inclusive development issues. The results show that exogenous development must not ignore the issue of local human resource and institutional development. In fact, the SKPT in Biak Numfor Regency uses these two issues as the basis for determining the programs such as forms of aids and market expansion strategies that connect to local institutions

    DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN AKTIVITAS EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PESISIR DI KAWASAN SEGARA ANAKAN

    Get PDF
    Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh perubahan lingkungan Segara Anakan terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir telah dilakukan pada bulan Mei - Juni 2011. Data yang dikumpulkan pada masyarakat di Desa Ujung Alang dan Klaces, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah dianalisis menggunakan analisis kesejahteraan rumah tangga berdasarkan indeks rumah tangga miskin menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sepanjang periode tahun 1980 – 2011 terjadi pergeseran aktivitas perekonomian masyarakat pesisir dari pemanfaatan sumberdaya perairan ke pemanfaatan sumberdaya daratan(sektor pertanian) seiring dengan bertambahnya wilayah lahan timbul. Pendapatan rata-rata riil sebesar Rp 335.078/kapita/bulan lebih tinggi dibandingkan dengan garis kemiskinan untuk wilayah pedesaan di Propinsi Jawa Tengah (Rp. 179.982 /kapita/bulan) yang ditetapkan oleh BPS. Meskipun demikian, pada periode tersebut terjadi penurunan pendapatan sebesar 59%.Title: Impact of Environmental Changes to the Economic Activities and the Welfare of Coastal Communities in Segara AnakanThe study aims to determine the effect of environmental changes at Segara Anakan to the social and economic life of coastal communities have done in months May - June Data collected in the community in the village of Ujung Alang and Klaces, Sea Village District, the District Cilacap Central Java Province were analyzed using analysis of household welfare based index of poor households according to the Berau Statistic Central (BPS) and descriptive analysis. The results showed that during the period 1980 - 2011 there was a shift of economic activity from the coastal communities utilization of aquatic resources to the resource utilization of land (agricultural sector) along with increasing the area of land arise. The average real income of Rp 335,078/kapita/bulan higher than the poverty line for rural areas in Central Java (Rp 179,982 / capita/ month) set by the BPS. However, in the period revenue decline of 59%

    IDENTIFIKASI JENIS DAN NILAI PEMANFAATAN SUMBERDAYA MANGROVE DI TELUK KUPANG, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus tahun 2006. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis dan nilai pemanfaatan sumberdaya mangrove di Teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pendekatan yang digunakan adalah penelitian survei. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Hasil yang didapat bahwa jenis pemanfaatan sumberdaya mangrove terdiri dari penangkapan sumberdaya ikan, pemanfaatan sumberdaya kayu dan pemanfaatan lahan untuk kegiatan tambak bandeng dan garam. Total nilai pemanfaatan mangrove adalah sebesar Rp. 171.415.954./ha/tahun. Perikanan tangkap memberikan kontribusi terbesar yaitu mencapai 98 persen, sehingga dapat dikatakan bahwa sumberdaya mangrove merupakan sumber pendapatan terpenting bagi masyarakat yang tinggaldisekitarnya. Oleh karena itu kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir, khususnya menyangkut perubahan pemanfaatan wilayah, perlu mempertimbangkan dampak sosial ekonomi yang akan terjadi terhadap masyarakat. Tittle: Identification of Utilization and Benefit Value of Mangrove at Kupang Bay, East Nusa Tenggara ProvinceResearch was conducted on August 2006. The aim of the research were to identify the utilization and benefit valueof mangrove at Kupang Bay, East Nusa Tenggara Province. Survey research approach was used in this research and data were analyzed descriptively and quantitatively. The result showed that mangrove were utilized for capture fisheries, wood sources and land exploitation for milk fish and salt production. Economic value of mangrove was Rp. 167.402.305/ha/year. Capture fisheries are the largest contribution, up to 98 percent. Mangrove is the most important income source for society in Kupang Bay who live in the vicinity. Therefore coastal management policy was required to be developed by considering the impact on socio economics of mangrove utilization on community at Kupang Bay, especially related to coastal utilizatin area change

    Karakteristik Penangkapan Sumberdaya Ikan di Karimunjawa

    Get PDF
    Karimunjawa merupakan gugusan pulau dilepas pantai Kabupaten Jepara yang menyimpan potensi sumberdaya perikanan yang besar. Masyarakat setempat sejak lama mendapatkan manfaat ekonomi dari sumberdaya tersebut dengan melakukan penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik penangkapan yang dilakukan oleh masyarakat Karimunjawa. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan dominasi pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis dan ikan karang pada wilayah ini. Alat tangkap yang paling umum digunakan adalah pancing, panah dan tonda. Sementara itu, masih terindikasi adanya penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan khususnya potasium. Musim puncak penangkapan ikan terjadi pada saat bulan September sampai dengan Oktober dengan musim paceklik terjadi pada akhir Desember sampai dengan bulan Februari. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat nelayan Karimunjawa memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap kondisi alam membuat fluktuasi hasil tangkapan sangat mempengaruhi kehidupan mereka.Title: Characteristics of Catching Fish Resources in KarimunjawaKarimunjawa is a group of islands located at Jepara district that holds great potential fishery resources. The local community has taken an economic benefit from these resources by practicing capture fisheries. This study aims to look at the characteristics of fishing carried out by the community. The results showed the dominance fishes caught are pelagic and reef fishes. Common fishing gears used are fishing rods, bows and trolling. The use of not environmental friendly fishing gear is still indicated, particularly potassium. The peak fishing season occurs during September and October with the low season occurred in late December until February. This fluctuation provide a strong influence to the community because their depedancy to the resources. 

    PERFORMA PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN STRES STADIA AWAL UDANG GALAH Macrobrachium rosenbergii YANG DIBERI Bacillus sp.

    Get PDF
    The study aimed to evaluate the effect of the water application of probiotic Bacillus sp. DMP13 on the growth and stress response of giant freshwater prawn larvae Macrobrachium rosenbergii. The larvae used in this experiment were 1-day-old larvae post-hatching with an average body weight of 2.7±0.6 mg and an average length of 2.1±0.1 mm. The larvae were reared in 2 L plastic tanks with a density of 100 L-1 for 21 days. The study was conducted using 4 treatments with three replications of each, namely A (control without probiotic), B (Bacillus sp. DMP13 with cell concentration of 102 CFU (colony forming unit) mL-1), C (Bacillus sp. DMP13 with 104 CFU mL-1) and D (Bacillus sp. DMP13 with 106 CFU mL-1). Probiotic was applied in the rearing media on days 9th up to 18th with 3 days intervals. The results showed that application of Bacillus sp. DMP13 with a cell density of 102 CFU mL-1 was able significantly increased the absolute larvae weight (29.67±1.88 mg), increased larval survival in stress concentrations of 1,250 μL L-1 of formalin solution (the highest larval survival rate 98.3±2.9%). Treatment with 102 CFU mL-1 probiotic cell addition also increasing the total bacterial viable count in the media (the cell density reached 5.99±0.28 log CFU mL-1). However, other parameters such as the larvae stage index, survival rate, and absolute length of the larvae with probiotic treatments were not significantly different from those of control.Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek aplikasi probiotik Bacillus sp. DMP13 melalui air terhadap respons kinerja pertumbuhan dan ketahanan larva udang galah Macrobrachium rosenbergii. Larva yang digunakan dalam penelitian ini berumur 1 hari pasca menetas dengan bobot tubuh rata-rata 2,7±0,6 mg dan panjang rata-rata 2,1±0,1 mm. Larva dipelihara dalam bak plastik bervolume 2 L dengan kepadatan 100 L-1 selama 21 hari. Penelitian dilakukan dengan 4 perlakuan dengan masing-masing tiga ulangan yaitu A (kontrol tanpa probiotik), B (Bacillus sp. DMP13 dengan konsentrasi sel 102 CFU (Colony Forming Unit)/ mL-1), C (Bacillus sp. DMP13 dengan 104 CFU mL-1) dan D (Bacillus sp. DMP13 dengan 106 CFU mL-1). Pemberian probiotik melalui media pemeliharaan dilakukan pada hari ke-9 sampai ke-18 dengan selang waktu setiap 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi probiotik Bacillus sp. DMP13 dengan kepadatan sel 102 CFU mL-1 secara signifikan mampu meningkatkan bobot mutlak larva (29,67±1,88 mg), meningkatkan daya tahan larva dalam cekaman konsentrasi 1,250 μL L-1 larutan formalin (tingkat kelangsungan hidup larva tertinggi 98,3±2,9 %). Perlakuan dengan penambahan sel probiotik 102 CFU mL-1 juga meningkatkan jumlah total bakteri yang hidup dalam media (kepadatan sel mencapai 5,99±0,28 log CFU mL-1). Namun parameter lain seperti indeks stadium larva, tingkat kelangsungan hidup, dan panjang absolut larva udang galah pasca pemberian perlakuan probiotik tidak berbeda nyata dengan kontrol

    POTENSI EKONOMI PARIWISATA KABUPATEN PULAU MOROTAI

    Get PDF
    ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung potensi ekonomi pariwisata Kabupaten Pulau Morotai. Kabupaten Pulau Morotai sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Bahari menjadikan pariwisata sebagai salah satu sumber pemasukan daerah karena atraksi wisata yang ada berdasarkan potensi sumber daya alam dan peninggalan sejarah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif metode deskritif dan desk study. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis benefit transfer dari hasil penelitian sebelumnya di Kabupaten Pulau Morotai yang menggunakan metode travel cost method (TCM). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, daya tarik wisata di Kabupaten Pulau Morotai adalah wisata alam seperti wisata alam bawah laut, wisata pantai serta wisata budaya dari hasil peninggalan sejarah diantaranya peninggalansejarah Perang Dunia II. Berdasarkan hasil perhitungan daya tarik wisata di Kabupaten Pulau Morotai potensi ekonomi Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai adalah Rp13.295.140.000. Nilai ini disumbang dari wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kabupaten Pulau Morotai selama 4 -11 hari. Memasukan potensi ekonomi dalam dokumen perencanaan pengembangan pariwisata Kabupaten Pulau Morotai merupakan salah satu dasar dasar untuk membuka pintu investasi baik untuk menanamkan modal dalam pengembangan pariwisata.Title: Economic Potential of Tourism at the Morotai Island RegencyABSTRACTThis research aims to calculate economic potential of tourism at Morotai Island Regency. Regency of Morotai has tourist attraction due to its natural resources and historical heritage. It is branded as Special Economic Zone (KEK) of Marine Tourism and make tourism as one of the source of its regional income. This research used descriptive qualitative and desk study method. The data is analyzed using benefit transfer analysis from the previous research which uses travel cost method (TCM). Based on interview and observation, marine tourism such as underwater travel, beach and cultural attraction, is a leading tourist attraction at Morotai Island Regency. Tourist attraction calculates the number of economic potential of tourism at Regency of Morotai Island amount IDR 13.295.140.000. It is contributed mostly from domestic and foreign travelers who traveled to Morotai Island for 4 to 11 days. Therefore, economic  potential of tourism will lead to investment in tourism development

    MENCAPAI KEBERLANJUTAN EKOSISTEM LAUT MELALUI MARINE SPATIAL PLANNING (MSP): MUNGKINKAH?

    Get PDF
    Pesisir dan laut telah sejak kala mengalami tekanan aktivitas manusia sehingga mengancam keberlanjutan fungsi-fungsi ekosistem di dalamnya. Seiring dengan berjalannya waktu, perhatian terhadap masalah ini menjadi semakin besar dan melahirkan konsep-konsep keberlanjutan pada wilayah pesisir dan laut seperti Marine Spatial Planning (MSP). Tulisan berikut mengeksplorasi konsepsi MSP dan hambatan yang dihadapi dalam tinjauan prosedur perencanaan. Metode yang digunakan adalah systematic review dalam rangka mengidentifikasi, mengevaluasi dan menginterpretasi berbagai literatur atau hasil kajian terkait. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya problematika empiris untuk diimplementasikan dalam tataran praktis. Idealisme MSP yang menggabungkan pendekatan komprehensif dan partisipatif akan menghadapi berbagai rintangan mulai dari ketiadaan data dan informasi, terbatasnya pengetahuan, keterikatan terhadap nilai dan budaya, sampai dengan isu dominasi kekuasaan atas suatu perencanaan yang bersifat kolaboratif. Penulis berargumentasi bahwa perencana perlu memberikan perhatian terhadap kekuasaan dan mampu mengontrol kekuasaan tersebut. Hal ini diperlukan agar kelemahan konsep MSP dapat tertutup dengan keberpihakan kekuasaan terhadap isuisu keberlanjutan. Title: Achieving Marine Ecosystem Sustainability Through Marine Spatial Planning (MSP): Is it possible?Since a long time ago, the coast and the sea have undergone hard pressure from human activities that threaten the sustainability of the ecosystem functions. As time goes by, the attention to this problem becomes greater and creates sustainability concepts in coastal and marine areas such as MSP. The following article explores MSP conceptions and its theoretical problems by reviewing the planning procedures. The method used in this study is a systematic review in order to identify, evaluate and interpret various literatures or results of related studies. The results indicate a theoretical weakness to be implemented. The idealism of MSP which combines a comprehensive and participatory approach will face various obstacles starting from the absence of data and information, limited knowledge, attachment to value   and culture, to the issue of domination of power over a collaborative plan. I argues that planners need to pay attention to power and take control of it. This is necessary so that the weakness of the MSP concept can be covered by the alignment of power towards sustainability issues.
    corecore