3 research outputs found

    ISOLASI DAN SKRINING AKTINOMISETES LAUT PENGHASIL SENYAWA ANTIBAKTERI-MULTI DRUG RESISTANCE DARI SEDIMEN LAUT PANTAI GALESONG

    Get PDF
    Sampai saat ini, penyakit infeksi masih menempati urutan kedua penyakit mematikan di dunia. Sementara antibiotika kini telah banyak mengalami resistensi. Salah satu solusi dalam mengatasi masalah ini adalah dengan mencari sumber antibiotika baru, khususnya dari bahan alam, seperti aktinomisetes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi aktinomisetes laut dari sedimen laut Pantai Galesong Kabupaten Takalar kemudian menguji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri MDR (Multi-Drug Resistant). Metode diawali dengan isolasi aktinomisetes menggunakan metode sebar pada medium SNA (Starch Nitrate Agar) dengan memberi praperlakuan berupa pemanasan sampel pada suhu 500C selama 10 menit dan penambahan Nistatin sebagai antifungi. Penentuan aktivitas antibakteri isolat menggunakan metode uji antagonis terhadap bakteri Escherichia coli MDR dan Staphylococcus aureus MDR. Isolat dengan aktivitas antibakteri yang paling kuat diinokulasikan dalam medium produksi dan fermentasi SNB (Starch Nitrate Broth). Hasil fermentasi yang diperoleh diekstraksi dengan etil asetat dan ekstrak yang diperoleh ditentukan KHM-nya dengan membuat variasi konsentrasi secara menurun. Hasil isolasi diperoleh tiga isolat aktinomisetes, namun berdasarkan hasil uji antagonis, di antara ketiga isolat tersebut hanya ada satu isolat yang memiliki aktivitas antibakteri MDR. Isolat tersebut diberi nama isolat GLS 50-2-2 dengan ciri koloni berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan berpasir. Isolat GLS 50-2-2 memiliki aktivitas antbakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus MDR. Uji KHM isolat GLS 50-2-2 terhadap bakteri Staphylococcus aureus MDR dimulai dari konsentrasi 3%, 1,5%, 0,75%, 0,375%, dan 0,1875% dengan zona bening yang hanya diperlihatkan oleh konsentrasi 3% dan 1,5% dengan diameter daya hambat berturut-turut 24 mm dan 14 mm. Isolat GLS 50-2-2 berpotensi sebagai antibakteri S.aureus MD

    Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggunaan Tanaman Obat Keluarga Sebagai Peningkatan Imun Selama Pandemi

    Get PDF
    Ada berbagai tanaman obat keluarga yang dapat menjadi suplemen untuk meningkatkan kekebalan tubuh, namun masyarakat masih memiliki pengetahuan yang kurang tentang informasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan tanaman obat keluarga yang memiliki manfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam menghadapi pandemi Covid-19. Metode: Penelitian ini menggunakan Pre-Experimental Design yaitu studi kasus one-shot dengan menggunakan Buku Pedoman Tanaman Obat Keluarga dalam bahasa daerah. Populasi penelitian adalah semua pemuda yang tinggal di wilayah Tondon, Toraja Utara. Sebanyak 30 responden menjadi sampel dalam penelitian ini yang diambil secara random sampling. Data dianalisis dengan uji Wilcoxon. Hasil : Pengetahuan tanaman obat meningkat dari 50% menjadi 80%, pengetahuan jamu dari 93,3% menjadi 100%, pendapat responden mengenai efektivitas pemanfaatan tumbuhan obat meningkat dari 90% menjadi 100% dan kepercayaan masyarakat tentang pengaruh tumbuhan obat dan ramuan herbal terhadap peningkatan kekebalan tubuh meningkat dari 70% menjadi 96,7%. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon, Asymp. Tanda tangan. (2-tailed) nilai 0,012 (<0,05) yang berarti ada pengaruh sosialisasi terhadap peningkatan pengetahuan responden. Kesimpulan: Sosialisasi Buku Pedoman Tanaman Obat Keluarga dalam bahasa daerah secara signifikan meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan tanaman obat keluarga sebagai Suplemen peningkat daya tahan tubuh selama pandemi Covid-19

    Investigation of Antituberculosis from Medicinal Plant of Community Ethnic in South Sulawesi

    Get PDF
    Background: Tuberculosis is one of the transmitted diseases that has been claimed as one of the most serious health problems worldwide resulting in death, as reported in WHO in Global Tuberculosis Report 2014. It has been predicted that 9 million people suffer from tuberculosis disease and 1.5 - 2 million deaths occur by this disease. Objective: The aim of this research is to know the species of plant used as anti-hematemesis medicine that has the activity of antituberculosis and antituberculosis-MDR and then investigate the phytochemistry characteristics of the compound from every parts of the plant extract that show the activity of antituberculosis and antituberculosis-MDR which is indicated by the value of Minimum Inhibitory Concentration (MIC) of the extracts. Method: The extraction method used in this research was the maceration method. The antituberculosis activity test was investigated using MODS and LJ media methods. The isolation of the active compound was carried out using Bioassay Guided Fractionation and then the compound characteristics were identified using spectroscopy data. Results: The results showed that extracts from Talas (Collocasia esculenta tuber) and Kariango (Acorus calamus rhizome) plants were active against M. tuberculosis. The FTIR spectroscopy data showed that three isolates obtained from Talas plants contained aliphatic OH and C-O and CH groups. The MIC values of kariango and Talas extracts using the MODS method were 45 mg/ml and 40 mg/ml, respectively. Conclusion: Talas (Collocasia esculenta) tuber and Kariango rhizome ethanolic extract have a potency for antituberculosis and anti-MDR tuberculosis drugs
    corecore