13 research outputs found

    Analisis Faktor Risiko Kejadian Stunted, Underweight, dan Wasted Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rangkapan Jaya, Kota Depok, Jawa Barat Tahun 2022

    Get PDF
    Menurut UNICEF, status gizi pada anak secara langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan infeksi penyakit. Namun, banyak faktor secara tidak langsung yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, diantaranya berat lahir, panjang lahir, jenis kelamin, usia dan status kenaikan berat badan. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor risiko tersebut dengan kejadian stunted, underweight dan wasted.  Metode yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari website Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E PPGBM). Hasil dari penelitian ini adalah adanya hubungan berat lahir, panjang lahir, jenis kelamin, usia dan status kenaikan berat badan dengan stunted, underweight dan wasted. Maka disimpulkan bahwa perlu adanya perhatian lebih terhadap balita dengan riwayat berat bayi lahir rendah, panjang bayi lahir rendah, berusia 23-59 bulan, dan berjenis kelamin laki-laki agar dapat terhindar dari masalah kekurangan gizi

    Effect of Health and Nutrition Education on Blood Pressure, Knowledge and Compliance among Hypertensive Patients in Bogor District, Indonesia: A Control Quasi-Experiment

    Get PDF
    AbstractWith a high prevalence of hypertension (25.8% in 2013 and 34.1% in 2018), Indonesia currently deals with a tremendous health economic burden with the implementation of National Health Insurance (JKN).  Hypertension is known to lead to severe complications and productivity loss. This study aimed to evaluate the effect of health and nutrition education on blood pressure knowledge and compliance among hypertension patients. The study was conducted over a period of 6 months in Bogor District.  A total of 179 patients (64%) completed the study (intervention n = 88, control n = 91). Compared to the control group, patients in the intervention group showed a significant improvement of knowledge and compliance (p < 0.001), yet no significant difference of blood pressure was observed. However, there was a significant mean reduction of systolic and diastolic blood pressure between baseline and end-line by around 17mmHg and 8 mmHg, respectively by the intervention group. In conclusion, health education over 6 months was related to significant improvement in blood pressure knowledge and compliance of hypertension patients. Keywords: hypertension patients, health and nutrition education, blood pressure, knowledge, compliance AbstrakDengan tingginya prevalensi hipertensi (25.8% dan 34.1% pada tahun 2013 dan 2018), Indonesia saat ini menghadapi beban ekonomi Kesehatan yang besar dengan diimplementasikannya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Hal ini disebabkan hipertensi dapat menyebabkan beragam komplikasi kesehatan yang serius dan penurunan produktivitas. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh edukasi gizi dan kesehatan terhadap pengetahuan, kepatuhan, dan tekanan darah pasien hipertensi selama 6 bulan pada sebanyak 179 pasien (64%) yang berhasil menyelesaikan rangkaian studi ini (jumlah subjek pada kelompok intervensi = 88 dan jumlah subyek kelompok kontrol = 91). Dibandingkan dengan kelompok kontrol, penderita hipertensi pada kelompok intervensi menunjukkan peningkatan pengetahuan dan kepatuhan yang signifikan (p<0.001), meski tidak ditemukan perbedaan tekanan darah antara kedua kelompok. Meskipun demikian, studi ini menunjukkan adanya penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik antara baseline dan endline masing-masing berkisar 17 mmHg dan 8 mmHg. Sebagai kesimpulan, edukasi kesehatan berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan kepatuhan pasien yang signifikan, meski dibutuhkan waktu yang lebih panjang untuk mengobservasi perbedaan tekanan darah antara kedua kelompok.  Kata Kunci: Hipertensi, edukasi gizi dan kesehatan, tekanan darah, pengetahuan, kepatuha

    Associations of Dietary Diversity and Other Factors with Prevalence of Stunting among Children Aged 6-35 Months

    Get PDF
    AbstractPrevalence of stunting among under five children in Indonesia is still considered as a public health problem. Dietary diversity, one of the important assessments in infant and child feeding practice, is one of important determinants of stunting. This study is aimed to examine associations between dietary diversity with other factors with prevalence of stunting in Babakan Madang District, Bogor Regency in 2019. A cross-sectional design study was performed in this study during April-June in 2019. A total of 149 children’s height aged 635 months was measured and defined based on WHO growth standards. Dietary diversity scores were collected from 24-hour food recall based on 7 food groups. Results showed that the prevalence of stunting in this study was 32.2% and 31.5% of them had low dietary diversity. There was association between dietary diversity and minimum acceptable diet with stunting (p-value = 0.033 and 0.013). Therefore, interventions should be taken by improving dietary diversity to reduce the burden and prevalence of stunting in both household and community level.AbstrakPrevalensi stunting pada balita di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Keragaman pola makan sebagai salah satu asesmen penting dalam praktik pemberian makan bayi dan anak, merupakan salah satu determinan penting untuk stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keragaman pola makan dan faktor lain terhadap prevalensi stunting di Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor tahun 2019. Studi cross sectional dilakukan pada penelitian ini selama bulan April -Juni tahun 2019. Sebanyak 149 anak usia 6-35 bulan diukur tinggi badannya dan didefinisikan menggunakan standar pertumbuhan tinggi badan menurut usia dari WHO. Skor keragaman pangan dikumpulkan dari Food Recall 24 jam berdasarkan 7 kelompok pangan. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stunting pada penelitian ini sebesar 32,2% dan sebanyak 31.5%-nya memiliki keragaman pola makan rendah. Terdapat hubungan antara keragaman diet dan asupan minimum yang dapat diterima dengan stunting (p value = 0.033 dan 0.013). Dengan demikian, intervensi harus dilakukan dengan meningkatkan k eragaman pangan untuk mengurangi beban dan prevalensi stunting baik di tingkat rumah tangga ma upun masyarakat

    NARRATIVE REVIEW TANAMAN YANG BERPOTENSI SEBAGAI IMMUNOMODULATOR

    Get PDF
    COVID-19 (Coronavirus Disease-2019) is an infectious disease caused by the acute respiratory syndrome SARS-CoV-2. Currently, the COVID-19 disease outbreak is experienced by various countries around the world, including Indonesia. In overcoming it, there are several ways of deterrence that can be done, such as by increasing the body's immunity. During the COVID-19 pandemic, maintaining immunity is something that needs to be considered. In addition to vitamins, herbal plants that have the potential as immunomodulators can also be consumed. Therefore, through efforts to improve theimmune system, this review aims to obtain plants that have the potential as immunomodulators to enhance the immune system during the COVID-19 pandemic. The research method in the review used journals available online at Google Scholar with Sinta or Garuda accredited journals. The main focus of this review is herbal plants that have a role as an immunomodulator that can improve the body's immune system. The journals used are journals published in 2011-2021 with inclusion criteria, namely using Indonesian or English about plants that have the potential as immunomodulators, then the journalsobtained are analyzed. The results obtained were 30 types of plants that have potential as immune system enhancers including Dayak Onion Tubers, Papaya Leaves, Kecombrang Fruits, Pineapple Fruits, Kesambi, Soursop Leaves, Purslane, Garlic, Dates, Celery Leaves, Andaliman, Mahkota Dewa Fruit. , Moringa, Meniran, Noni Fruit, Gotu Kola, Sambiloto, Kiseureuh, Javanese Chili, Tempuyung Leaves, Basil Leaves, Ceplukan, Seaweed, Neem Leaves, Red Betel Leaf, Salam Leaves, Guava, Turmeric, Lime and Red Ginger Rhizome with compounds that act as flavonoids, alkaloids, saponins, triterpenoids,xeronin, tannins, quersentin, -tocopherol, lycopene, catechins, diterpenoids, deoxyandrographolide, andrographolide, epicatechin isothiocyanate and curcumin. Keywords: COVID-19, Potency of Immumodulator Plants, Flavonoid

    Gambaran Pengetahuan, Kadar Hemoglobin, dan Asupan Zat Besi pada Remaja di Kampung Lio, Depok

    Get PDF
    Prevalensi anemia pada kelompok remaja usia 15-24 tahun tergolong cukup tinggi mencapai 32%. Angka ini mengindikasikan bahwa anemia merupakan masalah yang cukup serius karena prevalensinya melewati ambang batas yang ditetapkan sebesar 20%. Prevalensi anemia di Depok telah mengalami penurunan dari 36,6% menjadi 16,42% pada tahun 2019. Meskipun demikian, angka anemia menduduki 20 besar penyakit rawat inap di Depok. Maka, perlu inovasi program dengan mengharmonisasikan sektor kesehatan, ilmu pengetahuan, dan teknologi sekaligus melibatkan berbagai stakeholders untuk mencegah terjadinya anemia. Program SIAP (Smart Intervention for Anemia Prevention) hadir dengan mengedepankan inovasi teknologi guna mendukung upaya pencegahan anemia yang holistik mulai dari deteksi dini, pemberian tablet tambah darah, dan edukasi. Intervensi program SIAP dilakukan di Kampung Lio melalui penyuluhan, kuesioner, dan penggunaan ATM SIAP. Hasil intervensi dari program SIAP menunjukkan masih adanya 5 remaja yang mengalami anemia dan 9 remaja dengan asupan zat besi yang kurang. Tingkat pengetahuan remaja Kampung Lio mengalami peningkatan sebesar 58,1% setelah intervensi. Hal tersebut menunjukkan pentingnya edukasi mengenai anemia kepada para remaja agar dapat mencegahnya secepat mungkin. Pengecekan kadar hemoglobin noninvasif juga menjadi salah satu pilihan yang tepat. ATM SIAP menjadi teknologi yang mendukung tujuan program SIAP untuk mempermudah deteksi dini dan edukasi tentang anemia

    EDUKASI PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING PADA BADUTA

    Get PDF
    Stunting dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu solusi untuk permasalahan stunting di Indonesia adalah pemberian ASI eksklusif. Kandungan dalam ASI dapat berperan sebagai zat pembangun, zat pengatur, dan zat tenaga. Desa Sukajadi, Soreang menjadi salah satu lokasi stunting pada tahun 2022 dengan persentase bayi yang mendapatkan ASI eksklusif 42%. Pentingnya edukasi mengenai ASI eksklusif menjadi salah satu cara pencegahan stunting pada anak. Pelaksanaan edukasi ASI eksklusif pada ibu hamil Desa Sukajadi, Soreang menggunakan metode penyuluhan dengan media flyer. Pengukuran pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan edukasi diukur menggunakan pre dan post-test. Terjadi peningkatan pengetahuan ibu hamil mengenai ASI eksklusif dari 80,88% menjadi 92,7%. Edukasi ASI eksklusif memberikan pengaruh bermakna dan meningkatkan kesadaran ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif sebagai langkah pencegahan stunting pada anak

    CURATION AND MANAGEMENT OF CULTURAL HERITAGE THROUGH LIBRARIES

    Get PDF
    Libraries, museums and archives hold valuable collections in a variety of media, presenting a vast body of knowledge rooted in the history of human civilisation. These form the repository of the wisdom of great works by thinkers of past and the present. The holdings of these institutions are priceless heritage of the mankind as they preserve documents, ideas, and the oral and written records. To value the cultural heritage and to care for it as a treasure bequeathed to us by our ancestors is the major responsibility of libraries. The past records constitute a natural resource and are indispensable to the present generation as well as to the generations to come. Libraries preserve the documentary heritage resources for which they are primarily responsible. Any loss of such materials is simply irreplaceable. Therefore, preserving this intellectual, cultural heritage becomes not only the academic commitment but also the moral responsibility of the librarians/information scientists, who are in charge of these repositories. The high quality of the papers and the discussion represent the thinking and experience of experts in their particular fields. The contributed papers also relate to the methodology used in libraries in Asia to provide access to manuscripts and cultural heritage. The volume discusses best practices in Knowledge preservation and how to collaborate and preserve the culture. The book also deals with manuscript and archives issues in the digital era. The approach of this book is concise, comprehensively, covering all major aspects of preservation and conservation through libraries. The readership of the book is not just limited to library and information science professionals, but also for those involved in conservation, preservation, restoration or other related disciplines. The book will be useful for librarians, archivists and conservators. We thank the Sunan Kalijaga University, Special Libraries Association- Asian Chapter for their trust and their constant support, all the contributors for their submissions, the members of the Local and International Committee for their reviewing effort for making this publication possible
    corecore