19 research outputs found

    Identifikasi Permasalahan-Permasalahan dalam Pembelajaran IPS

    Get PDF
    Mata pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang dibelajarkan secara terintegarasi di tingkat SMP. Pembelajaran terintegrasi ini menimbulkan persoalan tersendiri dalam pembelajaran IPS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran IPS. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Informan yang digunakan adalah guru-guru dan siswa dari tujuh sekolah SMP/MTs. Metode pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diidentifikasi empat permasalahan yakni perilaku disruptif siswa, kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran, guru kurang memahami materi di luar bidang ilmunya serta metode pembelajaran yang kurang variatif. Perilaku disruptif siswa yang teridentifikasi adalah berkeliaran dan bermain-main ketika pembelajaran berlangsung, susah diatur, tidak mengerjakan tugas yang diberikan, membuat keributan di dalam kelas, tidak memperhatikan, dan mengantuk. Sedangkan sarana-dan prasarana pembelajaran yang dianggap masih kurang adalah buku dan media pembelajaran. Guru juga merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran di luar bidangnya dan metode pembelajaran yang digunakan kurang variatif karena lebih banyak menggunakan metode ceramah

    Pengaruh Metode Bertimbal Balik (Reciprocal Teaching) Terhadap Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Aikmel Tahun Pelajaran 2018/2019

    Get PDF
    The preliminary study shows that History is an unattractive, boring, difficult subject, etc. that shows students actually don't like the lesson. This situation can be aggravated if the teacher who teaches it is monotonous, too theoretical, and abstract, lack of textbooks, plus an ever-changing curriculum. Students' critical thinking skills can be very diverse, especially can be seen from the lack of active participation of students in learning, the low response and courage of students to express opinions. Facing this reality, researchers want to try reciprocal teaching method that is assumed to have a positive effect on students' critical thinking skills. The purpose of this study was to determine the effect of Reciprocal teaching models on students' critical thinking skills in History subjects in the XI IPS class in SMAN 2 academic year 2017/2018. This type of research is experimental research. The experimental group was given treatment using the Reciprocal Teaching method while the control group using conventional methods. Data on the results were collected through observation sheet. data analysis was performed with t-test formula. Based on the results of data analysis obtained t-count = 6.370 and t-table 2.00 with dk 58 and a significance level of 5% so that the null hypothesis is rejected and the alternative hypothesis is accepted, which means there is a positive and significant influence using the reciprocal method (Reciprocal Teaching ) on students' critical thinking skills in History subjects in class XI IPS students of SMAN 2 Aikmel academic year 2018/2019

    Citra Pembelajaran Sejarah dalam Persepsi Siswa

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan persepsi siswa terhadapa pembelajaran sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dekriptif. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nurussalam Tetebatu, Lombok Timur pada siswa kelas XI IIS. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, angket terbuka dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan teknik analisis data Miles dan Huberman yakni reduksi data, display data dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukan gambaran citra pembelajaran sejarah berdasarkan persepsi siswa yang dapat dilihat dari materi pelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, metode pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Menurut siswa, materi sejarah cukup mudah dipahami, namun terdapat kendala yang dihadapi seperti sulitnya memahami istilah-istilah asing, pembelajaran yang membosankan, jam pelajaran di akhir sehingga siswa mengantuk. Guru juga sudah memanfaatkan media pembelajaran seperti buku paket, papan tulis dan spidol. Media yang demikian dianggap membosankan dan tidak variatif. Siswa mengharapkan pembelajaran di luar kelas yang memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran. Demikian halnya dengan sumber belajar, yang masih kurang variatif. Guru lebih dominan menggunakan buku sebagai sumber belajar, sementara media lingkungan yang menjadi harapan siswa, belum digunakan secara optimal. Sedangkan metode pembelajran yang paling banyak digunakan guru adalah metode ceramah, metode diskusi dan tanya jawab. Sementara itu, untuk  mengevaluasi pembelajaran sejarah guru menggunakan metode yang digunakan guru berupa penugasan, ulangan harian dan ujian akhir semester

    Penggunaan Media Interaktif Power Point Dalam Pembelajaran Daring

    Get PDF
    Merebaknya pandemi Covid 19 mengubah model pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring. Pembelajaran daring lebih banyak dilakukan secara tidak langsung (asynchronous) sehingga membutuhkan media pembelajaran yang dapat mendukung penyampaian materi dari guru kepada siswa. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media interaktif power point. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan media interaktif power point terhadap hasil belajar sejarah. Metode yang digunakan adalah pre eksperimen dengan model one shot case study dimana tidak ada kelas kontrol dan tidak ada pretes. Keefektifan terlihat dari rerata skor hasil belajar yang diperoleh siswa dibandingkan dengan skor KKM yang telah ditetapkan (75). Uji analisis menggunakan rumus one sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan nilai sig. (2-tailed) = 0,001 0,05 = α yang berarti penggunaan media interaktif power point efektif terhadap hasil belajar sejarah siswa di MAN 1 Lombok Timur. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat direkomendasikan untuk menggunakan media interaktif power point sebagai alternatif media pembelajaran daring

    Pembelajaran Sejarah Terintegrasi PPK, Literasi, Keterampilan Abad XXI (4c), dan HOTS

    Get PDF
    The change in the learning paradigm that integrates Strengthening Character Education (PPK), Literacy, 4c, and HOTS is a real challenge for history learning. Therefore, it is necessary to know how the teacher's perception of it is. The aim is to explore in-depth what teachers think about it. The research method that will be used is a qualitative method with a phenomenological approach. The technique of determining the informants used the purposive sampling technique (samples aimed). The data collection technique used is in-depth interviews. The informants of this study were history teachers at SMA Negeri Lombok Timur, totaling 20 people. The data analysis technique used is the technique stated by Moustakas, namely the textural and structural description technique. The results of this study indicate that all teachers positively welcome the implementation of this integrated learning even though many obstacles are still being faced. According to them, this model is ideal so that the implementation is still in the stage of trying to achieve it. For history teachers, this integrated learning is a way to change the image of history learning which has seemed boring, only contains memorization and stories. With the emphasis on character, literacy, 4c, and HOTS both in planning, implementation, and assessment, the old-style learning process can be improved. Strengthening education has long been implemented even before the implementation of this integrated learning. As for literacy, there are still many obstacles faced because students' interest in literacy is still low. 4c and HOTS skills are still in the process of being achieved and efforts are being made by teachers.Perubahan paradigma pembelajaran yang mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Literasi, 4c dan HOTS menjadi tantangan nyata bagi pembelajaran sejarah. Oleh karena itu perlu mengetahui bagaimana persepsi guru tentang itu. Tujuannya adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam apa yang dipikirkan guru terkait hal tersebut. Adapun metode penelitian yang akan digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling (sampel bertujuan). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam (indept interview). Informan penelitian ini adalah guru sejarah di SMA Negeri Lombok Timur yang berjumlah 20 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik yang dinyatakan Moustakas yakni teknik deskripsi tekstural dan struktural. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua guru menyambut positif pemberlakuan pembelajaran terintegrasi ini meskipun banyak kendala yang masih dihadapi. Menurut mereka model ini sangat ideal sehingga dalam implementasi masih dalam tahap upaya untuk mencapainya. Bagi guru sejarah, pembelajaran terintegrasi ini menjadi cara untuk mengubah citra pembelajaran sejarah yang selama ini terkesan membosankan, hanya berisi hapalan dan cerita-cerita. Dengan adanya penekanan-penekanan terhadap karakter, literasi, 4c dan HOTS ini baik dalam perencanaan, implementasi maupun penilaian, maka proses pembelajaran gaya lama dapat diperbaiki. Penguatan pendidikan karakter sudah lama diterapkan bahkan sebelum diberlakukannya pembelajaran terintegrasi ini. Sedangkan untuk literasi, masih banyak kendala yang dihadapi karena minat litersi siswa masih rendah. Keterampilan 4c dan HOTS masih dalam proses pencapaian dan upaya-upaya yang terus dilakukan oleh guru.The change in the learning paradigm that integrates Strengthening Character Education (PPK), Literacy, 4c, and HOTS is a real challenge for history learning. Therefore, it is necessary to know how the teacher's perception of it is. The aim is to explore in-depth what teachers think about it. The research method that will be used is a qualitative method with a phenomenological approach. The technique of determining the informants used the purposive sampling technique (samples aimed). The data collection technique used is in-depth interviews. The informants of this study were history teachers at SMA Negeri Lombok Timur, totaling 20 people. The data analysis technique used is the technique stated by Moustakas, namely the textural and structural description technique. The results of this study indicate that all teachers positively welcome the implementation of this integrated learning even though many obstacles are still being faced. According to them, this model is ideal so that the implementation is still in the stage of trying to achieve it. For history teachers, this integrated learning is a way to change the image of history learning which has seemed boring, only contains memorization and stories. With the emphasis on character, literacy, 4c, and HOTS both in planning, implementation, and assessment, the old-style learning process can be improved. Strengthening education has long been implemented even before the implementation of this integrated learning. As for literacy, there are still many obstacles faced because students' interest in literacy is still low. 4c and HOTS skills are still in the process of being achieved and efforts are being made by teachers.Perubahan paradigma pembelajaran yang mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Literasi, 4c dan HOTS menjadi tantangan nyata bagi pembelajaran sejarah. Oleh karena itu perlu mengetahui bagaimana persepsi guru tentang itu. Tujuannya adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam apa yang dipikirkan guru terkait hal tersebut. Adapun metode penelitian yang akan digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling (sampel bertujuan). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam (indept interview). Informan penelitian ini adalah guru sejarah di SMA Negeri Lombok Timur yang berjumlah 20 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik yang dinyatakan Moustakas yakni teknik deskripsi tekstural dan struktural. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua guru menyambut positif pemberlakuan pembelajaran terintegrasi ini meskipun banyak kendala yang masih dihadapi. Menurut mereka model ini sangat ideal sehingga dalam implementasi masih dalam tahap upaya untuk mencapainya. Bagi guru sejarah, pembelajaran terintegrasi ini menjadi cara untuk mengubah citra pembelajaran sejarah yang selama ini terkesan membosankan, hanya berisi hapalan dan cerita-cerita. Dengan adanya penekanan-penekanan terhadap karakter, literasi, 4c dan HOTS ini baik dalam perencanaan, implementasi maupun penilaian, maka proses pembelajaran gaya lama dapat diperbaiki. Penguatan pendidikan karakter sudah lama diterapkan bahkan sebelum diberlakukannya pembelajaran terintegrasi ini. Sedangkan untuk literasi, masih banyak kendala yang dihadapi karena minat litersi siswa masih rendah. Keterampilan 4c dan HOTS masih dalam proses pencapaian dan upaya-upaya yang terus dilakukan oleh guru

    Aplikasi Modifikasi Media Generik dalam Produksi Bibit Krisan (Dendranthema Grandiflora Tzvelev) Berkualitas melalui Kultur In Vitro

    Full text link
    Aplikasi media generik yang lebih murah menggantikan media Murashige dan Skoog (MS) yang mahal dan tetap mampu menghasilkan bibit krisan berkualitas secara masal memiliki pengaruh yang besar terhadap efisiensi produksi benih secara in vitro. Tujuan penelitian adalah mendapatkan media generik yang optimal untuk produksi benih berkualitas pada beberapa varietas krisan secara in vitro. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan, Kebun Percobaan Balai Penelitian TanamanHias Cipanas pada bulan Januari sampai dengan Desember 2011. Perlakuan varietas dan media disusun menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama varietas krisan yaitu Ratnahapsari, Kusumapatria, Cintamani, Sasikirana, dan Kusumaswasti. Faktor kedua adalah modifikasi media generik yaitu (1) ½ MS + 0,1 mg/l IAA sebagai kontrol, (2) 3 g/l Hyponex (20N:20K:20P) + vitamin MS + 0,1 mg/l IAA, (3) 3 g/l Hyponex (20N:20K:20P) dengan 50% air kelapa, (4) 3 g/l Hyponex (20N:20K:20P) + 0,1 mg/l vitamin B kompleks teknis + 0,1 mg/l IAA, (5) 2 g/l Gandasil D + vitamin MS + 0,1 mg/l IAA, (6) 2 g/l Gandasil D dengan 50% air kelapa, (7) 2 g/l Gandasil D + 0,1 mg/l vitamin B kompleks teknis + 0,1 mg/l IAA, dan (8) ½ MS dengan bahan teknis + 0,1 mg/l vitamin B kompleks teknis + 0,1 mg/l IAA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ratnahapsari merupakan varietas yang paling responsif dalam kultur in vitro dan memiliki tinggi tunas hingga 7,2 cm dengan 7,5 jumlah daun per tunas, 4,0 akar per tunas dan 4,6 cm panjang akar, sementara 3 g/ l Hyponex + 0,1 mg/l vitamin B kompleks teknis + 0,1 mg/l IAA (M63) merupakan media generik yang paling sesuai untuk menggantikan media MS yang menghasilkan planlet dengan tinggi tunas hingga 7,0 cm, 8,8 jumlah daun per tunas, 3,5 akar per tunas, dan 6,9 cm panjang akar dengan efisiensi biaya sebesar 52,38%. Pada tahap aklimatisasi Sasikirana memberikan hasil yang baik dengan tinggi tanaman mencapai 9,2 cm, 10 daun per tanaman, 5,5 akar per tanaman, dan 7,9 cm panjang akar. Media kultur in vitro krisan menggunakan MG3 merupakan media pertumbuhan terbaik ketika diaklimatisasi menggunakan arang sekam dengan tinggi tanaman mencapai 10,2 cm, 10,4 daun per tanaman, 6,8 akar per tanaman, dan 6,1 cm panjang akar. Keberhasilan aklimatisasi planlet krisan pada kondisi ex vitro berkisar antara 74–99%

    Lingkungan Ramah Literasi Melalui Kontribusi Orang Tua Dan Masyarakat Di Lingkungan Dasan Toya Desa Gereneng

    Get PDF
    Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang ramah literasi melalui pembentukan Pojok Literasi dibeberapa tempat strategis di Desa Dusun Toya Desa Gereneng  yang akan menjadi inspirasi baru dalam menciptakan budaya literasi. Dengan adanya lingkungan yang ramah terhadap budaya literasi  tersebut, Desa Dusun Toya Desa Gereneng  memiliki keunggulan yang menonjol sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakatnya. Untuk mewujudkan maksud tersebut dibentuklah beberapa Pojok Literasi sebagai tempat untuk meningkatkan kemampuan literasi masyarakat di DesaDusun Toya Desa Gereneng . Hal tersebut dilakukan untuk mendukung salah satu tujuan pendidikan nasional untuk mewujudkan fungsi pendidikan dalam membangun warga negara yang baik dan mencerdaskan kehidupan bangsa; maka diperlukan berbagai upaya dalam peningkatan mutu pendidikan pada semua jenjang. Kegiatan ini menghasilkan beberapa hal yaitu: (1) partisipasi masyarakat terhadap minat baca meningkat, terlihat dari Pojok Literasi yang selalu ramau dikunjungi pada waktu-waktu tertentu; (2) terwujudnya 3 Pojok Literasi beberapa dusun di Dusun Toya Desa Gereneng

    PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK BERBASIS HOTS DALAM PEMBELAJARAN DARING

    Get PDF
    Abstrak: Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup besar pada segala aspek kehidupan manusia khususnya dalam bidang pendidikan. Akibat dari pandemi tersebut, kegiatan pembelajaran yang seharusnya dilaksanakan secara tatap muka atau Luring, terpaksa harus dilaksanakan secara online atau Daring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Penggunaan Lembar Kegiatan Peserta Didik Berbasis HOTS dalam Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-eksperimen dengan model one shot case study. Metode pre-eksperimen merupakan belum eksperimen sungguh-sungguh yang masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh, desain ini tidak adanya variabel kontrol. Berdasarkan kriteria pengujian, Ho ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t tabel dan berdasarkan porbalitas Ho diterima jika nilai sig (t tes) > 0,05 dan Ho ditolak jika nilai sig (t-tes) t table and based on the probability Ho is accepted if the value of sig (t test) > 0.05 and Ho is rejected if the value of sig (t-test) < 0.05. sig. (2-tailed) = 0.000 < 0.05 so that the Ho hypothesis is rejected, it can be concluded that the research hypothesis using the HOTS-based Student Activity Sheet is effective in improving the learning outcomes of Indonesian History students at MAN 1 Lombok Timur

    Kajian etnosains dalam ritual belaq tangkel pada masyarakat suku sasak sebagai sumber belajar IPA

    Get PDF
    The Sasak community has a diversity of customs, arts, and culture as well as traditions that have been passed down from generation to generation, including the Belaq Tangkel tradition which is part of the ritual during the first pregnancy. This study aims to find the concept of science in the ritual of belaq tangkel in the tradition of the Sasak tribe that can be implemented in learning. This research is an ethnographic study. Data were collected through various literature studies, field observations, and interviews with informants who understand the implementation of the Belaq Tangkel ritual in the traditions of the Sasak people. The results of this study indicate that in the Sasak community, pregnancy is considered a gift (paice) given by God to a family. Therefore, the phases of pregnancy are greeted with certain rituals which are a form of gratitude for being given this gift. One of the rituals performed is the Belaq Tangkel ritual. This ritual is carried out when the womb enters the age of 7 months. The Belaq Tangkel (breaking coconut) ritual is a ritual to ask God Almighty, so that the mother will be facilitated in the birthing process and the child will become a pious and pious child like water and the contents of a clean and white coconut. This ritual tradition is a tradition passed down from generation to generation from the ancestors which is believed to be a ritual to honor the child in the womb and is a deposit that must be guarded and protected and given love by both parents. The Belaq Tangkel tradition is carried out in two stages. The stages of the ritual are reconstructed from the original knowledge of the community into scientific knowledge that has the potential to be used as a science learning resource

    Workshop Desain Media Pembelajaran Berbasis Android dalam Menghadapi Implementasi Kurikulum Merdeka

    Get PDF
    The use of technology in the world of education is a must where digital technology is currently an important part in supporting teaching and learning activities. Professional teachers have the obligation to plan learning, carry out quality learning processes, as well as assess and evaluate learning outcomes, so to carry out these obligations the first step a teacher must take is to design all learning tools. To improve this, it is considered important to provide workshops or training on Android-based learning media design. The workshop was carried out for one full day with details of the provision of materials, practice of making electronic applications and mentoring of participants after the workshop activities were completed. With the aim of increasing teacher competence in designing and utilizing android-based learning media in the learning process in the classroom. The workshop will be held on Saturday, August 6, 2022 at SMAN 2 Selong. The results of the workshop illustrate that participants have been able to create android-based learning media applications
    corecore