3,048 research outputs found

    HUBUNGAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN JAYA BARU BANDA ACEH

    Get PDF
    Demam berdarah dengue (DBD) merupakan permasalahan kesehatan masyarakat terpenting bersifat endemik di daerah tropis dan subtropis yang mana kejadian DBD terjadi sepanjang tahun dan meningkat pada musim penghujan. Peningkatan kejadian DBD dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya ialah perilaku pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dikenal dengan 3M plus. Pada rentang bulan Januari hingga Maret tahun 2017 terjadi kejadian luar biasa (KLB) di Kota Banda Aceh yang mana Kecamatan Jaya Baru merupakan salah satu kecamatan dengan kejadian DBD terbanyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku PSN dengan kejadian DBD di Kecamatan Jaya Baru Banda Aceh. Metode penelitian ini adalah cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara proportional random sampling terhadap 100 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan kejadian DBD di Kecamatan Jaya Baru Banda Aceh adalah 34% serta perilaku PSN dikategorikan baik sebesar 51%. Proporsi tidak memiliki riwayat DBD pada kelompok perilaku PSN baik sebanyak 86,3% sementara proporsi riwayat DBD pada kelompok perilaku PSN buruk sebanyak 55,1%. Hasil analisis statistik chi-square menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara perilaku PSN dengan kejadian DBD (RP 4,015; p 0,000; IK 95% 1,929-8,356). Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku PSN dengan kejadian DBD di Kecamatan Jaya Baru Banda Aceh.Kata kunci: deman berdarah dengue, kejadian DBD, perilaku pemberantasan sarang nyamu

    Analisis Spasial dalam Klasifikasi Lahan Kritis di Kawasan Sub-das Langge Gorontalo

    Full text link
    Watershed (DAS) is a complex ecosystem, where land quality is largely determined by land use activities. This illustrates the importance of analytical procedure, especially where the context in which the spatial pattern of land use in the future can be designed based on the risk of degradation in large areas. Data and information are necessary to be used as reference in designing a planning scheme related to land use. Geographic Information Systems (GIS) is a system that has the ability to analyze problems and their spatial and non-spatial combinations (queries) in order to provide solutions to spatial problems. Sustainable farming is an integral part of sustainable development, a farming system which preserves water resources, land resources, and plant resources in acceptable and suitable ways economically, socially, and environmentally. The research aimed to identify and classify critical land by spatial analysis. Based on identification of land, there were 12 individual units in the study area. Based on the spatial analysis, critical land classification was divided into not critical area of 1,818 ha (28.7.%), Potentially Critical 2,596 ha (41.06%), Moderately critical 1,631 ha (25.08%), Critical 226 ha (3.57 %). Most of the land in sub-basin Langge was a hilly area of 1180.6 ha (63.8%) with a slope of 12-25%; 25-40% and above 40%. Alternative farm management in this area was a conservation farm by mechanical conservation techniques (terraces) or vegetative with cultivation techniques hallway, living fences, grass strips and agroforestry

    Analyzing Audience Awareness in Academic Writing Among Undergraduates

    Get PDF
    The teaching of writing has undergone many stages over the years—from product approach, to process approach, and then to cognitive approach. Recently, the approaches to the teaching of writing have shifted to social orientation. Researchers are encouraged to write for specific audiences. We undergo through three basic writing stages: (a) planning, (b) translating and (c)evaluating. Generally all writers will undergo these three processes, but what differentiates one writer form the other is the way they behave in each process. Nevertheless, better writers write with the audience in mind and are more careful with their writing process. As such, audience awareness is a characteristic of skilled writers and some writers write with the audience, while some do not. This study explores the writing process and audience awareness of undergraduates who have undergone a semester of a course in research writing. Using a questionnaire as the instrument, the quantitative data reveal interesting implications towards the teaching of academic writing in higher institutions

    Perhitungan Laju Erosi Metode Usle untuk Pengukuran Nilai Ekonomi Ekologi di Sub DAS Langge, Gorontalo

    Full text link
    Erosi lahan mengakibatkan konsekuensi ekologi dan ekonomi yang sangat penting, seperti erosi permukaan (surface erosion) menyebabkan menipisnya lapisan top-soil yang berdampak pada merosotnya produktivitas lahan dan meningkatnya muatan sedimen (sediment loads). Erosi dan sedimentasi yang terjadi di DAS Bolango merupakan masalah klasik, dan hingga saat ini masih menjadi ancaman serius bagi kelestarian lahan pertanian. Hasil kajian pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sekitar 86% wilayah DAS Bolango (46.420 ha) memiliki Tingkat Bahaya Erosi (TBE) sangat berat (di atas 180 t/ha/tahun). Tingkat bahaya erosi ini melampaui batas erosi yaitu 14 t/ha/tahun. Berdasarkan kondisi sumberdaya lahan di lokasi penelitian, maka pembahasan laju erosi sedimentasi dan kehilangan unsur hara dikelompokkan pada bentuk wilayah dan lereng yaitu: a) berombak dengan kemiringan 3-8% distribusinya berada pada satuan lahan SL-3; b) bergelombang dengan kemiringan 8-15% distribusinya berada pada satuan lahan SL-5; c) berbukit kecil dengan kemiringan 15-25% distribusinya berada pada satuan lahan SL-6; dan d) bergunung dengan kemiringan > 40% berada pada satuan lahan SL-11. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat bahaya erosi pada lokasi penelitian dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu; 1) Bahaya erosi ringan dengan rata-rata erosi yang dihasilkan 6,62 t/ha/tahun pada luasan 2.334 ha tersebar pada lahan SL-1,SL-3, SL-7, dan SL-9; 2) Bahaya erosi sedang dengan rata-rata erosi 15,56 t/ha/tahun pada luasan 2.521 ha (SL-2, SL-4, SL-5, dan SL-12); 3) Bahaya erosi sangat berat dengan rata-rata erosi 404,40 t/ha/tahun pada luasan 1,467 ha (SL-6, SL-10 dan SL-11). Adapun Nilai Ekonomi Ekologi Total erosi akibat kehilangan unsur C organik, N, P dan K yang disetarakan dengan pupuk organik, Urea, SP-36 dan KCl pada satuan lahan pewakil SL-3, SL-5, SL-6 dan SL-11 berturut-turut adalah Rp11.841.431/ha/musim; Rp901.172/ha/musim; Rp211.259/ha/musim dan Rp1.278.043/ha/musim. Nilai Ekonomi Total erosi lahan kering adalah Rp14.231.904/ ha/musim

    Sequential algorithm and numerical analysis on mathematical model for thermal control curing process of thermoset composite materials

    Get PDF
    To reproduce and improve the efficiency of waste composite materials with consistence and high quality, it is important to tailor and control their temperature profile during curing process. Due to this phenomenon, temperature profile during curing process between two layers of composite materials, which are, resin and carbon fibre are visualized in this paper. Thus, mathematical model of 2D convection-diffusion of the heat equation of thick thermoset composite during its curing process is employed for this study. Sequential algorithms for some numerical approximation such as Jacobi and Gauss Seidel are investigated. Finite difference method schemes such as forward, backward and central methods are used to discretize the mathematical modelling in visualizing the temperature behavior of composite materials. While, the physical and thermal properties of materials used from previous studies are fully employed. The comparisons of numerical analysis between Jacobi and Gauss Seidel methods are investigated in terms of time execution, iteration numbers, maximum error, computational and complexity, as well as root means square error (RMSE). The Fourth-order Runge-Kutta scheme is applied to obtain the degree of cure for curing process of composite materials. From the numerical analysis, Gauss Seidel method gives much better output compared to Jacobi method

    Pelatihan Komputer dan Pemanfaatan Sosial Media untuk Menunjang Produk Industri Rumahan pada Kecamatan Jebus

    Full text link
    Peranan komputer dan teknologi saat ini menjadi pemain utama dalam persaingan dalam dunia digital saat ini. Teknologi dan sosial media menjadi nilai tambah bahkan sarana utama dalam pemasaran dan penunjang kemajuan suatu produk. Bagi keberlangsungan suatu usaha industri rumahan bagi para pelaku usaha industri rumahan.. Salah satu permasalahan yang terjadi pada industri rumahan adalah belum meratanya pemahaman tentang komputer dan teknologi media sosial yang seharusnya mereka pahami dalam menunjang usaha mereka. Atas dasar hal tersebut dirasakan sangat perlu untuk memberikan pengetahuan dan pelatihan pada kecamatan jebus. Tujuan utamanya adalah agar para pelaku industri perumahan bisa bersaing dan menghadapi era informasi saat ini serta dapat membuka pemikiran yang luas dan juga keinginan untuk ikut andil dalam meningkatkan produk-produk industri rumahan. Didapati dari 20 orang peserta yang meingkuti kegiatan ini sekitar 60% atau 12 orang diketahui mengalami peningkatan kemampuan yang diukur berdasarkan pretest dan post-test. 2 orang tidak mendapatkan hasil yang sama dan 6 orang mendapati hasil menurun. Kedepannya kegiatan seperti ini harusnya melibatkan pihak pemerintah, akademisi dan tokoh masyarakat, agar ada diskusi dua arah sehingga tujuan dari indusrti rumahan atau umkm yang ada dapat ditentukan

    Pendapatan Masyarakat dari Hutan dan Faktorfaktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhinya: Kasus Desa Penyangga Tnks di Kabupaten Pesisir Selatan

    Full text link
    Areal Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di wilayah penyangga Kabupaten Pesisir Selatan mengalami degradasi hutan tertinggi diantara daerah-daerah penyangga lainnya, yaitu mencapai 1.570 ha atau 34,23% dari luas total degradasi hutan yang terjadi di seluruh kawasan TNKS. Fakta tersebut diduga erat kaitannya dengan kegiatan illegal logging dan kondisi sosial ekonomi masyarakat desa penyangga. Salah satu pendapatan hutan pada masyarakat desa penyangga diantaranya adalah hasil kayu dari kegiatan illegal logging. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji proporsi pendapatan dari hutan pada masyarakat desa penyangga, serta menganalisis pengaruh fakior-faktor sosial ekonomi rumah tangga terhadap pendapatan hutan. Metode penelitian yang yang digunakan adalah gabungan antara wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner dan wawancara tidak terstruktur. Analisa data dilakukan secara deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat dari kayu balok jauh lebih besar dibandingkan dengan pendapatan hasil hutan lainnya. Pendapatan dari hasil kayu (kayu balok) mencapai Rp 282.499,- atau 66,05% dari total pendapatan/bulan. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa faktor Umur Responden dan Jumlah Anggota Rumah Tangga, memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan dan penurunan pendapatan masyarakat dari hutan
    corecore