18 research outputs found

    Analisis Kebutuhan Media Pembelajaran E-Modul Berbasis Discovery Learning

    Get PDF
    Media pembelajaran elektronik merupakan bentuk digitalisasi media yang menyesuaikan dengan perkembangan IPTEK, salah satu contohnya yaitu e-modul. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan pengembangan e-modul berbasis discovery learning di SMA/MA. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah angket yang disebarkan kepada 25 peserta didik kelas X MIPA dan wawancara dengan seorang pendidik biologi di MAN 4 Tanah Datar. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil analisis angket penelitian menunjukan bahwa 56% peserta didik menyatakan mengalami kesulitan memahami materi yang disajikan, 72% peserta didik sering tidak membawa bahan ajar kesekolah, 100% peserta didik menginginkan pengembangan e-modul, dan 60% memilih materi keanekaragaman hayati karena materinya sulit. Media pembelajaran yang digunakan masih berfokus pada materi saja belum disusun berdasarkan model pembelajaran yang tepat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa diperlukan adanya pengembangan e-modul berbasis discovery learning tentang materi keanekaragaman hayati di kelas X MIPA MAN 4 Tanah Datar

    Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Antidiabetik Metformin Dan Glimepirid Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di RSUD Caruban Madiun Tahun 2016

    Get PDF
    Indonesia ranks 4th in the world as the country with the highest number of Diabetes Melitus (DM) patien. This leads to increased use of antidiabetic. The existence of cost effectiveness analysis is required to assist the decision making process of effective antidiabetic selection in terms of costs. The purpose of this study was to compare the cost and effectiveness of antidiabetic use in patients with type II diabetes in outpatient installation of Caruban Madiun Hospital in 2016 using ACER and ICER method. This research is a non experimental study with retrospective time dimension without any treatment or intervention in patients at RSUD Caruban Madiun at 2016. DM patient data obtained from medical record installation and financial verification section. Data taken for this cost effectiveness analysis are data on the effectiveness of antidiabetic drug therapy and direct medical costs. The results of this study can be concluded that the most cost-effective antidiabetik is glimepirid with the value of ACER 67.935 and ICER value -13.529,92

    Analysing Pan Evaporation to Understand Wastewater Treatment Plant Performance, A Case Study in A Manufacturing Industry

    Get PDF
    Water loss has become a problem with the balance of a water system, including one in the industry. General opinion has considered evaporation as one of the main justifications for explaining the water loss, especially in the area with a higher daily temperature. A study was conducted on a wastewater treatment system owned by a manufacturing industry consisting of semi-open-air sedimentation and aeration ponds, which suddenly experienced a significant deficit in its water balance. Problem-solving was performed by 8-Step Problem Solving approach and root causes were confirmed by estimating water evaporation. The actual water evaporation rate (E) was approached by pan evaporation (Epan) using the partial pressure of the water vapour and the pan evaporation coefficient (Kpan). The study revealed that evaporation (1.67±0.59mm.d-1 and 1.72±0.62mm.d-1, for sedimentation pond and aeration pond, respectively) was not the main cause of sudden significant water loss  (R2 = .490, p-value .05) and confirmed another root cause. In parallel, a water balance model was constructed and fitted the actual condition (R = .987). A countermeasure was performed against the confirmed root cause followed by a monthly evaluation of water loss using the constructed model with a 3σ threshold value (UCL = 9.55%) which showed the elimination of the problem

    Persepsi Lansia terhadap Pelayanan Telemedis

    Get PDF
    Pendahuluan: Ageing population yakni suatu keadaan dimana penduduk menjadi hidup lebih lama sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan proporsi orang tua atau lanjut usia. Proporsi penduduk lanjut usia di Kecamatan Babakan Madang, yaitu sebesar 6% sudah mendekati status wilayah dengan struktur penduduk usia tua menurut BPS yaitu 10%. Diperlukannya pelayanan kesehatan yang dapat mendukung kehidupan penduduk lanjut usia, namun beberapa pelayanan kesehatan bagi lansia harus ditutup sementara dan dialihkan menjadi daring dikarenakan pandemi COVID-19. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran persepsi lansia di Kecamatan Babakan Madang terhadap pelayanan kesehatan jarak jauh atau dikenal sebagai telemedis. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga lansia yang berada di RW 002 Desa Karang Tengah Kecamatan Babakan Madang dengan sampel sebanyak 45 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Data dianalisis dengan univariat. Hasil dan Pembahasan: Penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 75,6% responden membutuhkan pelayanan telemedis, sedangkan yang bersedia memanfaatkan pelayanan telemedis sebesar 91,9%. Mayoritas responden berkeinginan untuk menggunakan telemedis dengan 97,87% menyatakan bahwa telemedis sangat membantu responden untuk berobat di masa pandemi. Selain itu, mayoritas responden (80%) familiar dengan aplikasi WhatsApp dan menginginkan layanan telemedis melalui aplikasi tersebut. Kesimpulan: Tingkat penerimaan lansia terhadap layanan telemedis sudah cukup tinggi. Lansia bersedia dan merasa membutuhkan layanan telemedis berupa konsultasi melalui WhatsApp. Saran bagi Puskesmas setempat agar segera menyediakan layanan telemedis berbasis aplikasi WhatsApp yang mudah diakses dan alur pelayanan yang mudah dipahami oleh lansia.Kata kunci: lansia; lanjut usia; pelayanan; telemedis, WhatsAp

    Pengaruh senyawa asam 2-(3-klorobenzoiloksi) benzoat terhadap agregasi trombosit dengan metode pengujian thrombocyte aggregation test dan immuno-flow cytometry pada plasma manusia

    Get PDF
    Asam asetilsalisilat (AAS) merupakan obat anti inflamasi, analgesik, antipiretik dan anti-trombosit dengan menghambat aktivitas pada COX-1 dan COX-2. AAS menghambat aktivitas pada COX-1, sehingga pembentukan tromboksan A2 (TXA2) dan agregasi trombosit terhambat. Namun, penggunaan AAS dapat memberikan efek samping berupa tukak lambung dan memiliki nilai toksisitas yang tinggi, sehingga berdasarkan dari hal tersebut maka dikembangkan senyawa baru turunan salisilat yaitu asam 2-(3-klorobenzoiloksi)benzoat (3K) sebagai obat baru pengganti asam asetilsalisilat dengan aktivitas anti agregasi trombosit dan efek samping yang minimal. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat adanya aktivitas agregasi trombosit dengan metode uji thrombocyte aggregation test dan immuno-flow cytometry secara in vitro menggunakan plasma subyek dari sisi dalam lipatan siku yang disuntikkan dengan tiga kelompok uji (replikasi tiga kali). Untuk kelompok perlakuan terbagi menjadi, kontrol negatif (HEPES 50 mM), kontrol positif (asam asetilsalisilat), senyawa uji (asam 2-(3-klorobenzoiloksi). Kontrol positif dan 3K menggunakan konsentrasi 50 µg/mL (277 µmol/L). Kemudian dilakukan uji thrombocyte aggregation test dan uji immuno-flow cytometry meliputi uji reaktivitas antibodi pada trombosit dan uji anti agregasi trombosit. Uji immuno-flow cytometry menggunakan antibodi alexa fluor 488 anti-human AP-3 dan antibodi PE anti-human AP-3 dengan penambahan agonis berupa kolagen. Hasil uji dari 3K dibandingkan dengan kontrol negatif pada metode thrombocyte aggregation test adalah (0,367±0,0617 vs 0,329±0,0803 %/detik). Hasil uji immuno-flow cytometry adalah (17,02%±1,44 vs 15,12%±0,72%). Simpulan yang di peroleh bahwa pemberian senyawa asam 2-(3-klorobenzoiloksi)benzoat kurang berpotensi sebagai anti agregasi trombosit

    Pengaruh senyawa asam 2-(3-klorobenzoiloksi) benzoat terhadap agregasi trombosit dengan metode pengujian thrombocyte aggregation test dan immuno-flow cytometry pada plasma manusia

    No full text
    Asam asetilsalisilat (AAS) merupakan obat anti inflamasi, analgesik, antipiretik dan anti-trombosit dengan menghambat aktivitas pada COX-1 dan COX-2. AAS menghambat aktivitas pada COX-1, sehingga pembentukan tromboksan A2 (TXA2) dan agregasi trombosit terhambat. Namun, penggunaan AAS dapat memberikan efek samping berupa tukak lambung dan memiliki nilai toksisitas yang tinggi, sehingga berdasarkan dari hal tersebut maka dikembangkan senyawa baru turunan salisilat yaitu asam 2-(3-klorobenzoiloksi)benzoat (3K) sebagai obat baru pengganti asam asetilsalisilat dengan aktivitas anti agregasi trombosit dan efek samping yang minimal. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat adanya aktivitas agregasi trombosit dengan metode uji thrombocyte aggregation test dan immuno-flow cytometry secara in vitro menggunakan plasma subyek dari sisi dalam lipatan siku yang disuntikkan dengan tiga kelompok uji (replikasi tiga kali). Untuk kelompok perlakuan terbagi menjadi, kontrol negatif (HEPES 50 mM), kontrol positif (asam asetilsalisilat), senyawa uji (asam 2-(3-klorobenzoiloksi). Kontrol positif dan 3K menggunakan konsentrasi 50 µg/mL (277 µmol/L). Kemudian dilakukan uji thrombocyte aggregation test dan uji immuno-flow cytometry meliputi uji reaktivitas antibodi pada trombosit dan uji anti agregasi trombosit. Uji immuno-flow cytometry menggunakan antibodi alexa fluor 488 anti-human AP-3 dan antibodi PE anti-human AP-3 dengan penambahan agonis berupa kolagen. Hasil uji dari 3K dibandingkan dengan kontrol negatif pada metode thrombocyte aggregation test adalah (0,367±0,0617 vs 0,329±0,0803 %/detik). Hasil uji immuno-flow cytometry adalah (17,02%±1,44 vs 15,12%±0,72%). Simpulan yang di peroleh bahwa pemberian senyawa asam 2-(3-klorobenzoiloksi)benzoat kurang berpotensi sebagai anti agregasi trombosit

    Implementasi permenkes RI No 1175/Menkes/Per/VII/2010 dalam upaya pengawasan hukum terhadap peredaran kosmetik berbahaya teregister BPOM

    Get PDF
    مستخلص البحث: عدد التوزيعات لمستحضرات التجميل الخطرة والمسجلة من قبلمستخلص BPOM هو أحد أسباب عدم وجود رقابة في نظام ترخيص مستحضرات التجميل. تركز الباحثة في هذه الأطروحة بشكل أكبر على توزيع مستحضرات التجميل الخطرة ولكن المسجلة في مدينة مالانج. من اللوائح في لائحة وزير الصحة رقم 1175 / مينكس // Per / VII // 2010 أن "صناعة مستحضرات التجميل التي ستصنع مستحضرات التجميل يجب أن يكون لها تصريح إنتاج" وهذا ما يجعل مستحضرات التجميل تظل منتشرة وخطيرة . المشاكل التي نوقشت في هذه الدراسة هي 1. كيف يتم تنفيذ وزير الصحة RI NO 1175 / Menkes // Per / VII // 2010 في مكتب صحة مدينة مالانج؟ 2. ما هي آلية مراقبة توزيع مستحضرات التجميل الخطرة لمستحضرات التجميل الخطرة المسجلة من قبل BPOM من قبل قسم صحة مدينة مالانج. يصنف هذا البحث على أنه بحث قانوني تجريبي ، ويستخدم نهج القانون القانوني الاجتماعي. من نتائج البحث بالطريقة المذكورة أعلاه ، يحصل المؤلفون على إجابات للمشاكل الحالية المتمثلة في أن تداول مستحضرات التجميل الخطرة المسجلة لدى BPOM يتم من خلال طريقة الإشراف عن طريق التنشئة الاجتماعية من خلال وسائل الإعلام الإلكترونية والجمهور. ABSTRAK: Banyaknya peredaran kosmetik berbahaya akan tetapi teregister BPOM adalah satu penyebab kurangnya pengawasan dalam sistem perizinan kosmetik. Dalam skripsi ini peneliti lebih menfokuskan terhadap peredaran kosmetik berbahaya akan tetapi teregister yang ada diKota Malang. Adapun salah datu peraturannya adalah dalam Peraturan Mentri Kesehatan No 1175/ Menkes//Per/VII//2010 bahwa “Industri kosmetik yang akan membuat kosmetika harus memiliki surat izin produksi” hal ini yang menyebabkan bagaimana kosmetik tersebut tetap beredar dan berbahaya. Adapun permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah 1.Bagaimana pelaksaan Permenkes RI NO 1175/ Menkes//Per/Vii//2010 di Dinas Kesehatan Kota Malang? 2.Bagaimana mekanisme pengawasan terhadap peredaran kosmetik berbahaya kosmetik berbahaya teregister BPOM oleh Dinas Kesehatan Kota Malang?. Penelitian ini tergolong penelitian hukum empiris, dan menggunakan oendekatan hukum yuridis sosiologis. Dari hasil penelitian dengan metode diatas, penulis mendapatkan jawaban atas permasalahan yang ada bahwa peredaran kosmetik berbahaya teregister BPOM dilakukan dengan metode pengawasan dengan cara sosialisasi melalui media elektronik dan masyarakat ABSTRACT: The large number of dangerous cosmetics circulation but registered with BPOM is one cause of the lack of supervision in the cosmetic licensing system. In this thesis, the researcher focuses more on the distribution of dangerous but registered cosmetics in the city of Malang. One of the regulation in the Minister of Health Regulation No 1175/Menkes//Per/VII//2010 that "Cosmetic industries that will make cosmetics must have a production permit" this is what causes the cosmetics to remain circulating and dangerous. The problems discussed in this study are 1.How is the implementation of the Minister of Health RI NO 11175/Menkes/Per/VII//2010 at the Malang City Health Office? 2.What is the mechanism for monitoring the distribution of dangerous cosmetics for dangerous cosmetics registered by BPOM by the Malang City Health Office?. This research is classified as empirical legal research, and uses a sociological juridical law approach. From the results of the research with the above method, the authors get answers to the existing problems that the circulation of dangerous cosmetics registered with BPOM is carried out by the supervision method by means of socialization through electronic media and the public
    corecore