5 research outputs found

    EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI BENTUK ALJABAR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) manakah yang memiliki prestasi belajar yang lebih baik antara siswa yang diberikan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) dengan pendekatan Scientific atau model pembelajaran langsung, (2) manakah yang memiliki prestasi belajar yang lebih baik antara siswa dengan gaya belajar visual, auditorial atau kinestetik, (3) pada masing-masing model pembelajaran, manakah yang memiliki prestasi belajar yang lebih baik antara siswa dengan gaya belajar visual, auditorial atau kinestetik, dan (4) pada masing-masing kategori gaya belajar, manakah yang memiliki prestasi belajar yang lebih baik antara siswa yang diberikan model pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific atau siswa yang diberikan model pembelajaran langsung. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu, dengan rancangan faktorial 2 × 3. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 11 Surakarta tahun pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari 192 siswa yang terbagi ke dalam enam kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling, yaitu diambil secara acak dua kelas dari enam kelas yang ada, dimana satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Uji coba instrumen dilaksanakan di SMP Negeri 25 Surakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi untuk mengumpulkan data yang berupa data nilai Ulangan Tengah Semester I pada mata pelajaran matematika, metode tes untuk data prestasi belajar siswa pada materi bentuk aljabar, dan metode angket untuk data gaya belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut pasca anava yaitu uji komparasi ganda dengan metode Scheffe. Persyaratan analisis dalam penelitian ini adalah populasi berdistribusi normal menggunakan uji Lilliefors dan populasi mempunyai variansi yang sama (homogen) menggunakan metode Bartlett. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) model pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan model pembelajaran langsung pada materi bentuk aljabar, (2) siswa dengan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik memiliki prestasi belajar yang sama pada materi bentuk aljabar, (3) pada model pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific, siswa dengan gaya belajar visual memiliki prestasi belajar yang sama dengan siswa dengan gaya belajar auditorial, siswa dengan gaya belajar visual memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan gaya belajar kinestetik, dan siswa dengan gaya belajar auditorial memiliki prestasi belajar yang sama dengan siswa dengan gaya belajar kinestetik, sedangkan pada model pembelajaran langsung, siswa dengan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik memiliki prestasi belajar yang sama pada materi bentuk aljabar, dan (4) siswa dengan gaya belajar visual yang diberikan model pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang diberikan model pembelajaran langsung, sedangkan siswa dengan gaya belajar auditorial yang diberikan model pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific memiliki prestasi belajar yang sama dengan siswa yang diberikan model pembelajaran langsung, dan siswa dengan gaya belajar kinestetik yang diberikan model pembelajaran STAD dengan pendekatan Scientific memiliki prestasi belajar yang sama dengan siswa yang diberikan model pembelajaran langsung pada materi bentuk aljabar. Kata kunci : STAD, pendekatan scientific, gaya belajar, bentuk aljaba

    Penerapan Bimbingan Belajar Mendisplinkan Siswa Sekolah Dasar

    Get PDF
    Disiplin sangat penting dimiliki oleh manusia untuk memunculkan nilai-nilai karakter yang baik lainnya. Penguatan nilai disiplin berdasarkan fakta banyak terjadinya perilaku menyimpang yang bertentangan dengan norma kedisiplinan.  Sebagai upaya pencegahan terjadinya perilaku menyimpang perlunya untuk penanaman nilai disiplin sejak sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan Bimbingan Belajar dalam upaya pendisiplinan siswa khususnya siswa sekolah dasar, bagaimana teknik pelaksanaan bimbingan belajar dalam upaya pendisiplinan siswa sekolah dasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitif. Teknik analisis data dengan penyajian data dan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Persepsi guru terhadap bagaimana pentingnya penerapan Bimbingan Belajar dalam upaya pendisiplinan siswa sekolah dasar setiap kelasnya serta pembiasaan yang dijadwalkan secara rutin 2) Teknik Pelaksanaan Bimbingan Belajar dalam upaya pendisiplinan siswa sekolah dasar dengan menggunakan teknik bimbingan belajar kelompok dan individu untuk mengurangi intensitas kejenuhan pada siswa dalam pelaksanaan bimbingan belajar

    Harapan Klien Napza Selama Menjalani Proses Pemulihan Ketergantungan Jangka Panjang

    Get PDF
    Penyalahgunaan NAPZA telah menjadi masalah global, termasuk Indonesia, khususnya Yogyakarta. Yogyakarta merupakan propinsi dengan prevalensi tertinggi yang menyalahgunakan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa di Indonesia, dengan angka 2,8 (untuk pemakai aktif) dan 6,6 (yang pernah pakai). Penggunaan tersebut memiliki dampak negatif terhadap kesehatan baik secara fisik maupun psikologis. Sehingga dibutuhkan pemulihan untuk mengembalikan fungsi dan peran individu. Selama menjalani proses pemulihan, mereka memiliki harapan untuk kehidupannya. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harapan klien selamamenjalani proses pemulihanketergantungan NAPZA. Penelitian ini diharapkan mampu menggambarkan secara holistik mengenai harapanklien NAPZAselamamenjalani proses pemulihanjangkapanjang, sehingga metode yang digunakan yaitu kualitatif dengan design fenomenologi intepretatif. Partisipan yang diambil yaitu klien yang sudah keluar dari Panti Rehabilitasi Kunci Yogyakarta Sleman minimal 6 bulan (menjalanipemulihanjangkapanjang).Berdasarkan hasil analisis dari fenomenologi intepretatif terhadap 9 partisipan didapatkan hasil tema yaitu sebagai berikut: (1) Mempertahankan diri dari ego dan lingkungan yang menjerumuskan; (2) Difasilitasi menjadi mandiri untuk bangkit dari keterpurukan; dan (3) Mendapat kepercayaan dan cinta kasih secara utuh. Kata kunci: harapan, pemulihan, NAPZA HOPE CLIENTS OF NAPZA DURING A LONG TERM RELIABLE RESTORATION RECOVERY PROCESS ABSTRACTDrug abuse has become a global problem, including Indonesia, especially Yogyakarta. Yogyakarta is the province with the highest prevalence of drug abuse among students in Indonesia, with 2.8 (for active users) and 6.6 (who have used it). These uses have a negative impact on health both physically and psychologically. So that recovery is needed to restore individual functions and roles. During the recovery process, they have hope for their lives. Therefore, this study aims to determine the client's expectations during the recovery process of drug addiction. This research is expected to be able to describe holistically about the expectations of NAPZA clients during a long recovery process, so that the method used is qualitative with interpretative phenomenological design. Participants taken were clients who had left the Yogyakarta Sleman Key Rehabilitation Institution for at least 6 months (undergoing long-term recovery). (2) Facilitated to be independent to rise from adversity; and (3) Gaining complete trust and love. Keywords: hope, recovery, drug

    Biomonitoring for iron, manganese, chromium, aluminum, nickel and cadmium in workers exposed to welding fume: a preliminary study

    No full text
    The control of exposure to welding fumes is increasing importance in promoting a healthy, safe and productive work environment. This study is a case-control design, random study was conducted among welder (56 subjects) and non welder (39 subjects) with more than 1 years experience in the same job task in an automotive parts manufactory within the industrial area at Cikarang in 2013. All subjects were completed physical examination, informed consent and questionnaire. Blood heavy metals were determined by Inductively-Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS). Whole blood iron, manganese, chromium and lead in welder were higher than non-welder, but not different for aluminum, nickel and cadmium. In welder, chromium and manganese correlated with smoking status, cadmium correlated with age and smoking status. In multivariate analysis, wholeblood cadmium correlates with age and smoking status
    corecore