387 research outputs found

    PELATIHAN PEMASARAN SYARIAH BERBASIS DIGITAL BAGI PELAKU UMKM DI KELURAHAN MUGIREJO

    Get PDF
    Program pengabdian ini bertujuan untuk memberikan bekal bagi pelaku usaha mikro dan kecil di Kelurahan Mugirejo agar memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam menumbuhkan kecakapan praktik pemasaran syariah berbasis digital. Metode yang dilakukan pada pelatihan ini adalah mengidentifikasi kendala yang dihadapi para pelakuk UMKM, melakukan pendataan masalah dan mencari solusi melalui diskusi interaktif dengan pelaku UMKM, kemudian merancang metode pemasaran syariah yang tepat dan sesuai kebutuhan. Hasil yang dicapai dari keseluruhan program ini diantaranya para pelaku UMKM di Kelurahan Mugirejo diharapkan memiliki karakteristik wirausahawan yang tangguh dan siap berkompetisi juga bersaing dalam persaingan bisnis serta dapat memahami metode pemasaran syariah berbasis digital. Secara garis besar program kerja individu ini berjalan dengan lancar dan baik

    FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SIKAP REMAJA PEREMPUAN TERHADAP PENCEGAHAN KANKER SERVIKS MELALUI VAKSINASI HPV DIKOTA SEMARANG

    Get PDF
    Kanker serviks merupakan the silent killer diseases dengan penderita risiko tinggi pada perempuan mulai umur 20 tahun(remaja akhir) sehingga remaja perempuan perlu melakukan tindakan preventif secara dini melalui vaksinasi HPV. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui factor – factor yang berhubungan dengan sikap remaja perempuan terhadap pencegahan kanker serviks melalui vaksinasi HPV, dengan subyek penelitian mahasiswi dengan latar belakang kesehatan dari empat universitas di Kota Semarang. Penelitian kuantitatif ini menggunakan pendekatan cross sectional study dengan jumlah populasi penelitian sebanyak 335 orang dan sampel penelitian 85 responden. Analisis yang digunakan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap remaja perempuan mendukung pencegahan kanker serviks melalui vaksinasi HPV(92,9%). Dari uji statistik dengan chi square test menunjukkan adanya hubungan antara keyakinan remaja perempuan dengan sikap terhadap pencegahan kanker serviks melalui vaksinHPV dengan p= 0,00. Ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap terhadap pencegahan kanker serviks melalui vaksinHPV dengan p= 0,005, ada hubungan antara sikap keluarga dengan sikap remaja perempuan terhadap pencegahan kanker serviks melalui vaksinHPV dengan p= 0,009. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keyakinan terhadap vaksinasi HPV, pengetahuan tentang kanker serviks dan vaksin HPV serta sikap keluarga terhadap vaksinasi HPV merupakan factor yang berhubungan dengan sikap remaja perempuan terhadap pencegahan kanker serviks melalui vaksinasi HPV Kata Kunci: sikap, kanker seviks, vaksin HP

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA ASUH IBU PADA BALITA KEP DI DESA BULAKSARI KABUPATEN CILACAP TAHUN 2009

    Get PDF
    Salah satu permasalahan yang menyebabkan terjadinya KEP (kekurangan energi protei) yang terjadi pada balita adalah tingkat pendidikan ibu yang rendah dan faktor kemiskinan. tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui pola asuh ibu pada balita yang mengalamio KEP di desa Bulaksari kabupaten Cilacap. subjek penelitian ini adalah balita yang mengalami KEP. metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. informan dalam penelitian ini adalah ibu subjek yang bersedia diwawancarai. jumlah dalam penelitian ini adalah sebanyak 5 balita. teknik pengumpulan datadilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam. faktor pemudah yang mempengaruhi pola asuh ibu yaitu pengetahuan ibu dan sikap ibu yang kurang mengerti dampak gizi buruk. faktor pemungkin yang mempengaruhi pola asuh ibu diantaranya kegiatan posyandu yang kurang didukung oleh bidan desa dan kurangnya dukungan keluarga untuk ibu balita dalam hal perawatan dan pemberian makanan serta perawatan yang baik. faktor penguat adalah dukungan tenaga kesehatan yang diberikan pada ibu balita untuk memberikan ASI eksklusiftetapi hal ini tidak dilakukan oleh ibu balita. ________________________________________ Kata Kunci: pemberian makan, perawatan,balita,gizi buru

    Naskah Drama “Wanci” karyaAyi G. Sasmita pikeun Bahan Pangajaran Aprésiasi Drama di SMA kelas XII (Ulikan Struktural-Semiotik)

    Get PDF
    Latar belakang penelitian ini adalah naskah drama “Wanci” merupakan naskah drama yang penuh dengan makna yang perlu dianalisis secara struktural dan semiotik yang kemudian dijadikan alternatif bahan pengajaran. adanya rasa penasaran terhadap naskah drama “Wanci” karya Ayi G. Sasmita yang berkaitan dengan isi ceritanya yang penuh dengan makna. Oleh karena itu, naskah drama ini perlu diteliti secara struktural dan semiotik. Tujuan adanya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) struktur naskah drama “Wanci” karya Ayi G. Sasmita yang meliputi struktur naskah drama (prolog, dialog, babak, adegan, wawacang, solilokui, aside dan epilog) dan unsur naratif drama (tema, tokoh, latar, alur dan amanat); 2) unsur semiotik (ikon, indeks dan simbol) dalam naskah drama “Wanci” karya Ayi G. Sasmita; 3) penerapan hasil analisis struktural dan semiotik sebagai bahan ajar apresiasi drama di SMA kelas XII. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif analisis yang secara langsung mendeskripsikan struktur cerita dan unsur semiotik yang terdapat pada naskah drama “Wanci” karya Ayi G. Sasmita. Adapun teknik mengumpulkan data yang digunakan adalah telaah pustaka dengan cara menilai, mendalami, menelaah dan mengindentifikasi sumber berupa naskah drama. Hasil dari penelitian ini adalah tema umum dalam naskah drama ini adalah persoalan moral dan religi, tokoh terbagi dua menjadi tokoh utama dan tambahan, alurnya maju, latarnya yaitu latar tempat, waktu dan suasana, amanatnya adalah manusia harus saling mengingatkan dan sabar dalam menjalani kehidupan serta tidak lupa melakukan kebaikan agar mendapat berkah di akhirat kelak. Naskah drama ini dibangun oleh prolog, dialog, adegan, aside wawacang dan epilog. Berdasarkan hasil analisis semiotik, bisa diketaui bahwa naskah drama “Wanci” karya Ayi G. Sasmita mempunyai ungkapan yang mengandung makna, terbuktu dengan adanya 11 ikon, 29 indeks dan 36 simbol. Hasil analisis struktural dan semiotik naskah drama “Wanci” karya Ayi G. Sasmita bisa digunakan sebagai bahan ajar aprésiasi drama di SMA kelas XII. The background of this research is curiousity of drama script“Wanci” by Ayi G. Sasmita related to the story and full of implied meaning. Therefore, this drama script need to researched by structurals and semiotics. The purpose of this study is to describe: 1) drama script structure which includes, content of drama script (prologue, dialogue, round, scene, command text, solilokuy, aside epilogue) and the element of drama narrative (theme, character, settings, plot and message); 2) semiotic elements (icon, index dan symbol); 3) application of structural and semotic analysis result as materials of drama appreciation lessons at high school XII’s grade. The methods that used in this research is descriptive analysis method. As for data collection techniques using library review by judging, deepen, examine and identify the source in the form of drama script. The results of this study are general theme in this drama script is moral and religious issues, the character is divided ito the main and additional characters, the plot is forward, the setting is setting of the place, time and atmosphere, the message is humans must remind one another and patiently live life and not forget to do good in order to get blessing in hereafter. This drama script is built by the prologue, dialogue, scene, round, wawacang, aside and epilogue. Based on the results f the semiotic analysis, can be known that drama script “Wanci” by Ayi G. Sasmita has a meaningful expression, proven by the existence of 11 icons, 29 indexes and 36 symbols. The results of structural and semiotics analysis drama scriot “Wanci” by Ayi G. Sasmita can be used for drama appreciation lessons at high school XII’s grade

    Cost and Performance Comparison of a Membrane Bioreactor (MBR) Plant and a Bardenpho Plant for Wastewater Treatment

    Get PDF
    Rotorua District Council constructed a membrane bioreactor (MBR) system to work in parallel with the existing Bardenpho system, to improve the overall capacity and removal efficiency of the wastewater treatment plant. The aim of this research was to examine and compare the performance of the MBR and the Bardenpho systems, as well as the operating costs and the net present value. The MBR showed a higher removal rate of TKN, TSS, COD, DRP and organic nitrogen than the Bardenpho system, with average removal efficiencies of 94.52%, 99.05%, 94.04%, 67.43% and 92.75% respectively. These removal rates were shown to be 0.62%, 15.47%, 8.51%, 5.72% and14.74 % better than the Bardenpho system. Furthermore, the MBR removal rate remained stable over a range of flows, while the Bardenpho removal rate fluctuated with a change in flow. The total energy consumption of the treated wastewater in the MBR and the Bardenpho systems were 0.53 kWh/m3 and 0.25 kWh/m3 respectively. Major contributors to the total operational costs were the disposal cost of sludge, the cost of ethanol and aeration. In the MBR, the cost percentage of sludge disposal was 22.11%, and the total aeration cost was 20.25%, while the cost of disposal of sludge was 45.15% and aeration 7.22% in the Bardenpho. The capital cost to construct the MBR and the Bardenpho systems was calculated to be similar when the cost of land is not taken into account, however, the size of the Bardenpho required to treat the same volume of wastewater is found to be 2.2 times bigger than a MBR system. It was concluded that from a cost point of view, the Bardenpho system is more economical; however, the low cost of running the Bardenpho comes with lower removal efficiencies in comparison to the MBR

    EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN ANGER MANAGEMENT UNTUK MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA : Penelitian Quasi Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas XI SMK MJPS 3 Kota Tasikmalaya.

    Get PDF
    Penelitian dilatarbelakangi fenomena kecenderungan perilaku agresif pada siswa SMK yang begitu mengkhawatirkan diantaranya kekerasan, tawuran, perkelahian dan perekcokan. Penelitian bertujuan memperoleh program anger management untuk mereduksi perilaku agresif siswa sesuai dengan karakteristik keagresifan siswa disekolah. Pendekatan penelitian yang digunakan kuantitatif dengan metode quasi eksperimen, Alat pengungkap data yang digunakan adalah angket yang perilaku agresif, pedoman observasi dan pedoman wawancara. Populasi penelitian seluruh siswa kelas XI SMK MJPS 3 Kota Tasikmalaya yaitu sebanyak 140 siswa . Sampel adalah 19 orang siswa pada kategori perilaku agresif tinggi. Hasil peneletian menunjukkan sebagian besar siswa kelas XI SMK MJPS 3 Kota Tasikmalaya berada pada tahap atau kategori pelaku agresi sedang. Hasil penelitiaan secara kuantitatif menunjukkan program anger management efektif untuk mereduksi perilaku agresif siswa kelas XI SMK MJPS 3 Kota Tasikmalaya. Rekomendasi ditujukkan kepada guru bimbingan dan konseling dapat memanfatkan program anger management sebagai alternative penyelesaian siswa yang memiliki kecenderungan perilaku agresif; bagi penelitani selanjutnya melakukan penelitian pada tingkatan atau jenjang pendidikan lain diantrana: SD, SMP, SMA dan Perguruaan Tinggi; Menggunakan teknik bimbingan lain seperti bermain kelompok, konseling kelompok dan solution focused brief counseling; Program anger management dapat juga digunakan utnuk mereduksi bulliying, meningkatkan kontrol diri dan meningkatkan kemampuan mengelola emosi;---Background of this research was a phenomenon the tendency of aggressive behavior on SMK students who are so worried about violence, brawl, fighting and reconciliation. The research aimed to obtain management anger program to reduce aggressive behavior students appropriate with the characteristic aggressiveness students in the school. The research approach that used was quantitative with the quasi-experimental method, the instrument of revealing data that used was questionnaire aggressive behavior, the guidance of observation and interview. Population the research all the students of class XI SMK MJPSS 3 Tasikmalaya city were 140 students. The sample was 19 students in the category of high aggressive behavior. The result of this research showed that was mostly the students of class XI SMK MJPS 3 Tasikmalaya city on the stage or category of moderate aggressive behavior. The result of the research quantitatively showed that anger management program was effective to reduce aggressive behavior in students of class XI SMK MJPS 3 Tasikmalaya city. The recommendation pointed to the teacher of guidance and counseling could utilize anger management program as alternative solution for the students that had tendency to aggressive behavior for the researchers furthermore conduct the research on the level or another education level there were: Elementary School, Junior High School, Senior High School, and College; Using new counseling technique such as playing group, group counseling, and solution focused brief counseling; anger management program could also be used to reduce bullying, improving self-control and improving the ability to manage emotions

    RANCANGAN TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA (Studi Deskriptif terhadap siswa kelas X SMK 45 Lembang 2013/2014)

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang berkembang dikalangan peserta didik SMK terkait semakin meningkatnya kecenderungan perilaku agresif. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan rancangan teknik Role Playing untuk mereduksi perilaku agresif siswa sesuai dengan karakteristik keagresifan siswa disekolah. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode desktriptif, Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas X Bisnis Manajemen SMK 45 Lembang yaitu sebanyak 186 siswa dan untuk sampel adalah 21 orang yang termasuk kedalam kategori perilaku agresif tinggi. Penelitian ini menghasilkan profil perilaku agresif peserta didik yang menyatakan bahwa 21 orang dari keseluruhan siswa termasuk pada pelaku agresi kategori tinggi, 102 siswa dalam kategori sedang dan 63 siswa termasuk dalam kategori rendah, sehingga dapat disimpulkan sebagian besar siswa kelas X Bisnis Manajemen SMK 45 Lembang berada pada tahap atau kategori pelaku agresi sedang; dihasilkan pula rancangan teknik Role Playing untuk mereduksi perilaku agresif siswa; dan rancangan teknik Role Playing yang sesuai dengan karakteristik dari keagresifan siswa disekolah berdasarkan aspek fisik, verbal, kemarahan dan permusuhan. Rekomendasi diberikan kepada guru bimbingan dan konseling hendaknya mendapatkan informasi mengenai gambaran perilaku agresif di sekolah dengan memperhatikan aspek yang terkandung didalamnya; dan peneliti selanjutnya memfokuskan penelitian kepada jenis kelamin, subjek atau jenjang pendidikan yang berbeda. This study is based on the growing phenomenon among vocational school students related the increasing tendency of aggressive behavior. The general objective of this research is to produce a design role playing techniques to reduce aggressive behavior in accordance with the characteristics of the students' aggressiveness school students. The research approach used is quantitative descriptive method, the entire population used is Business Management class X students of SMK 45 Lembang as many as 186 students and for the sample was 21 people who belong to the category of high-aggressive behavior. This study resulted in the aggressive behavior of learners profiles stating that 21 people of all students including the aggressor high category, 102 students in the medium category and 63 students included in the low category, so it can be concluded most of class X students of SMK 45 Lembang Business Management are on stage or category of offender aggression being; resulted with Role Playing design techniques to reduce aggressive behavior of students; Role Playing and design techniques suitable to the characteristics of aggressiveness school students based on the physical, verbal, anger and hostility. Recommendations are given for guidance and counseling teachers should obtain information about overview of aggressive behavior in school with attention to aspects contained therein; and further research focus to gender studies, subjects or different levels of educatio

    The Effects of a Phonological Awareness and Alphabet Knowledge Intervention on Four Year Old Kindergarten Children

    Get PDF
    Phonological awareness and alphabet knowledge are two of the strongest predictors of reading acquisition. Many New Zealand children are entering school with low levels of emergent literacy skills, so an important area of study is how to boost the phonological awareness and alphabet knowledge of four year olds in preparation for their entrance into school. The current research proposed an evidence-based intervention, using games and books, could raise the levels of phonological awareness and alphabet knowledge in children who were shown to have low levels of emergent literacy. The study examined the variation of emergent literacy knowledge, assessed using PALS Pre-K, in a sample of 42 New Zealand four year old children attending kindergarten. The study also investigated the effects of a phonological awareness and alphabet knowledge intervention in a sample of 24 four year old children (taken from the original sample of 42). The results showed 1) a large range in the emergent literacy scores of the 42 four year olds and 2) that a phonological awareness and alphabet knowledge intervention was effective in significantly raising the levels of upper-case letter-naming, letter-sound awareness and beginning sound awareness in the intervention group. The scores for name writing, lower-case letter-naming and rhyming although higher for the intervention group were not significantly so. The results suggest there is a relationship between letter-naming knowledge and letter-sound knowledge and that beginning sound knowledge was a difficult concept for many children to grasp without explicit teaching. The findings showed an evidence-based intervention that is designed appropriately with regard to focus, length of session and group size, can be effective in raising the emergent literacy knowledge of a group of four year old children with low levels of emergent literacy knowledge

    Lesson Learned Health Information System of Taiwan Leprosy Control Program for Indonesia Leprosy Control Program

    Get PDF
    Background of study: Indonesia is the three biggest endemic areas after Indiaand Brazil. In 2010, had been reported 19.785 registered prevalence, 17.012 newcases and 1.822 the new case found with grade-2 disabilities [2]. Utilization oftechnology in Leprosy Control Program was not maximize in developing countriesinclude Indonesia although there were many cases. It posed a lot of problem inthat program such as Drop out MDT (Multi Drug Treatment) treatment becausedifficulties in monitoring, difficult to conduct active case finding, and difficult tomake timely report. Taiwan is one of the areas which already had eradication inleprosy; all new cases came from foreigner from epidemic countries [3]. Taiwanalso one of the best implementor of health information system in the world so itnecessary to learn how leprosy control program and implementation of healthinformation system in Taiwan to develop Indonesia leprosy control program andmaximize computerize of Leprosy Control Program in Indonesia.Method: Data collections in this research through deep interview to 3 staff districtleprosy supervisor in Disease Control Officer of Health Office of PekalonganDistrict and also 3 staff Control Disease Center (CDC) in Taipei. This researchalso made observation in information system of leprosy Control Program inIndonesia and TaipeiResult: In Taiwan, there are a drug observer and a public health nurse toobserve patient treatment. This system made simple to monitor complete ofpatient treatment, and beside that regulation in Taiwan can drive patient to finishtheir treatment. Indonesia also using drug observer system but just in TBProgram called DOTS (Directly Observer Treatment, Short Course). Taiwan didnot have difficulties in continuity and availability of leprosy data because theyhave been using information system to store data and reporting system.Indonesia still had that problem because of a rotation system in civil servantswork environment. Taiwan Leprosy information system through National IDconnected patient with their contact so it very easy to contact trace to blockdevelop new case in Taiwan, Indonesia Leprosy electronic application have beenimplemented it was just registry patient to make report; it must be augment tooptimize the effectiveness leprosy control program in Indonesia.From Taiwan experience in leprosy control systems, Indonesia can learned thatdrug observer and information system play important role to prevent develop newcase through trace contact and monitoring MDT treatment. The recent ofIndonesia Leprosy electronic application should be build up with databasemanagement system for easier retrieve information and keep the data safely andstore in a long time
    corecore