760 research outputs found

    Comprehensibility of UML-based Formal Model – A Series of Controlled Experiments

    No full text
    This paper summarises two controlled experiments conducted on a model that integrates the use of semi-formal notation, the Unified Modelling Language (UML) and a formal notation, B. The experiments assessed the comprehensibility of the model, namely UML-B. The first experiment compared the comprehensibility of a UML-B model and a B model. In the second experiment, the model was compared with an Event-B model, a new generation of B. The experiments assessed the ability of the model to present information and to promote problem domain understanding. The measurement focused on the efficiency in performing the comprehension tasks. The experiments employed a cross-over design and were conducted on third-year and masters students. The results suggest that the integration of semi-formal and formal notations expedites the subjects’ comprehension tasks with accuracy even with limited hours of training

    Rancang Bangun Mesin Pembangkit Listrik tanpa Bbm Berkapasitas 3000 Watt dengan Memanfaatkan Putaran Flywheel

    Get PDF
    Akhir-akhir ini, kebutuhan energi meningkat tetapi ketersediaan sangat terbatas. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan penelitian lebih lanjut energi alternatif. Generator adalah salah satu energi alternatif yang digunakan oleh masyarakat, tapi itu memiliki kekurangan seperti ketidakstabilan tegangan dan rendah efisiensi generator. Berdasarkan isu-isu tersebut, sehingga kami membuat flywheel aplikasi dalam generator listrik, yang bertujuan untuk menghasilkan suatu konsep efisiensi daya meningkat, menstabilkan tegangan keluaran Generator dan mulai proses pembangkit listrik. Proses pembuatan mesin aplikasi flywheel generator mulai dari perancangan mekanik flywheel, mencari jumlah rotasi per menit dari generator (dengan percobaan), menemukan elemen mesin yang menggunakan (poros, bantalan dan roda gila), nilai output generator. dari hasil desain mesin adalah diperlukan maksimal 2.5 KW - 3 KW dengan 3000 rpm yang diberikan motor listrik dengan sistem transmisi yang menggunakan balt, massa roda gila 60 kg x 2 kg dan daya output maksimum dari generator 3 KW

    Lokasi Penanaman Bawang Merah Lokal Samosir Berdasarkan Ketinggian Tempat Di Daerah Tangkapan Air Danau Toba

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi penanaman bawang merah lokal Samosir berdasarkan ketinggian tempat di Daerah Tangkapan Air Danau Toba. Penelitian ini dilaksanakan di sentra kawasan penanaman bawang merah di daerah sekitaran Danau Toba dengan ketinggian tempat 900 – 2000 meter diatas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survey yang meliputi studi literatur, penyusunan kuisioner, survey lapangan dan pengolahan data hasil survey lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggian tempat dan produksi bawang merah lokal Samosir berkorelasi negatif, artinya semakin tinggi ketinggian tempat maka produksi akan menurun dengan nilai r = 0.51. Ketinggian tempat yang terbaik untuk budidaya bawang merah lokal Samosir di DTA Danau Toba adalah ketinggian 900 – 1000 m dpl

    Analisis Vegetasi Dan Degradasi Jenis Tumbuhan Hut an Gambut Setelah Kebakaran Dikawasan Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah*[post Fire Vegetation Analysis and Plant Species Degradation of Peat Forest in Tanjung Putting National Park, Central K

    Full text link
    This report deals with the result of an ecological study with reference to disclose the effect of wild fire and human interference on the peat forest deterioration and plant species degradation in Tanjung Harapan Camp, Tanjung Putting National Park, Central Kalimantan. By using quadrate method, a one-hectare both fired and unfired (natural) plots were compared.Within the fired-plots, only 19 plant species were recorded belongs to 16 genera and 12 families, while in the unfired plots, 50 plant species belongs to 34 genera and 23 families were found. The dominant species in both plots was component of pioneering species;Macaranga hypoleuca was one of the dominant.The result of successions after one year of fire showed that Dillenia suffruticosa and Baccaurea bracteata became the most frequent species found with the largest area of distribution

    Pengaruh Suplementasi Vitamin E Terhadap Gambaran Histopatologis Hati Tikus Putih Wistar Yang Diberi Ransum Lemak Tinggi

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh vitamin E terhadap gambaran histopatologis hati tikus putih (Wistar) yang diberi ransum tinggi lemak. Dua puluh lima ekor tikus putih jantan digunakan dalam penelitian ini dan dibagi secara acak dalam 5 kelompok perlakuan, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor. Tikus putih KI, diberi ransum CP 521; KII, diberi ransum CP 521 + minyak kelapa 10% (ransum lemak tinggi) + vitamin E 50 lU; KIII , diberi ransum lemak tinggi + vitamin E 100 lU; KIV, diberi ransum lemak tinggi + vitamin E 200 lU; dan KV, diberi ransum lemak tinggi + vitamin E 400 lU. Perlakuan dilaksanakan selama 3 bulan. Setelah 3 bulan, hati diambil untuk pemeriksaan rutin histopatologis dengan metode mikroteknik dan pewarnaan hematoksilin-eosin (HE). Hasil pengamatan secara mikroskopik, pada kelompok KI dan KV menunjukkan histopatologis hati dalam keadaan normal, tetapi pada KII, KIII, dan KIV, terlihat adanya degenerasi hepatosit. Dapat disimpulkan bahwa pemberian ransum lemak tinggi + vitamin E 400 IU mampu melindungi terhadap degenerasi hepatosit

    Penelitian Ekologi Jenis Pohon Di Kawasan Hutan Bulungan, Kabupaten Bulungan - Kalimantan Timur [Ecological Study on Tree Species in Bulungan Forest Area, Bulungan District, East Kalimantan]

    Full text link
    Studied on species ecology was carried out especiaslly with composition and vegetation structure in mixed dipterocarp forest,Bulungan-East Kalimantan Province.Two sampling plots were set up in 2 selected sites.All trees (dbh>10cm) within each plot were measured, and their height was respectively estimated.The result showed that totally species number from 825 trees at 2 plots recorded 240 species, 127 genera dan 42 families and 33 species among them from family Dipterocarpaceae.That were 22 species meranti (Shorea spp.J, 4 species for kruing {Dipterocarpus caudiferus, D. stellatus, D. humeratus, D. hominophyllum), and some from genus Vatica (Vatica vinosa, V. rasak, V. sarawakensis), Hopea bullatifolia, Dryobalanops lanceolata and Parashorea parvifolia. Dipterocarpaceae,Euphorbiaceae and Myristicaceae were some families with have the most species number and some species were dominance representated the family that were Dipterocarpus caudiferus, Dryobalanops lanceolata,Coccoceras borneensis and Knema latifolia
    • …
    corecore