63 research outputs found

    Kriteria Lokasi Apartemen di Kota Surabaya Berdasarkan Preferensi Generasi Milenial

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kriteria lokasi apartemen di Kota Surabaya berdasarkan preferensi generasi milenial. Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis, yang pertama menggunakan analisis delphi untuk mengidentifikasi dan memvalidasi variabel penelitian, Selanjutnya dilakukan menggunakan Teknik analisis pembobotan (skala likert) yang bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa, generasi milenial di Kota Surabaya memberikan nilai sangat berpengaruh dalam penentuan lokasi apartemen, yaitu; ketersediaan jaringan jalan, keamanan, jaringan telekomunikasi atau internet, jaringan air bersih, parkir yang luas, fasilitas Kesehatan, bebas polusi, harga apartemen, maintenance building, olahraga, service charge, estetika apartemen. Sedangkan kriteria dekat pusat perbelanjaan dan ruang terbuka hijau mendapatkan berpengaruh dalam penentuan lokasi apartemen. Selain itu, kriteria kolam renang hanya mendapatkan nilai cukup berpengaruh dalam penentuan lokasi apartemen

    Penilaian Efektivitas Fungsi Taman Kota Sebagai Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Malang

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk melihat keefektivan taman kota berdasarkan dampak (outcome) yang ditimbulkan sesuai dengan fungsi-fungsinya di Kota Malang. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dilakukan dengan sasaran (1) Menentukan tipologi berdasarkan karakteristik fungsi dari taman kota di Kota Malang menggunakan teknik analisis Multidimensional Scaling (MDS) (2) Menganalisis penilaian efektivitas fungsi Taman Kota sebagai ruang terbuka hijau publik di Kota Malang menggunakan analisis Service Quality (gap analysis). Adapun hasil penelitian ini adalah terdapat empat tipologi taman berdasarkan efektifitas fungsinya. Pada Kuadran I terdiri dari Taman Alun-Alun Tugu, dimana hanya fungsi estetika saja yang sudah efektif. Pada Kuadran II terdiri dari Taman Alun-Alun Merdeka, Taman Merbabu, dan Taman Trunojoyo, dimana fungsi ekologi, sosial budaya, dan ekonomi dinilai sudah efektif. Pada Kuadran III terdiri dari Taman Pandanwangi, dimana fungsi ekologi saja yang sudah efektif. Pada Kuadran IV terdiri dari Taman Singhamerjosari dan Taman Slamet dimana semua fungsi dinilai sudah efektif

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ukuran Urban Compactness di Kota Tangerang Selatan

    Get PDF
    Compact city adalah suatu konsep perkotaan yang mengakomodasi kepadatan yang tinggi, penggunaan campuran, efisiensi sistem transportasi umum, dan upaya mendorong masyarakat untuk berjalan kaki dan bersepeda. Kota Tangerang Selatan merupakan kota Satelit baru dari Megapolitan Jabodetabek yang sudah menunjukan indikasi kekompakan ruang serta mendukung konsep perencanaan kota secara kompak. Namun, kekompakan ruang di Kota Tangerang Selatan belum optimal seiring dengan belum meratanya pembangunan pada tiap kecamatan dan tingginya arus komuter ke ibu kota. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi urban compactness di Kota Tangerang Selatan. Dalam mengidentifikasi faktor-faktor tersebut digunakan dua tahapan analisis, yaitu identifikasi karakteristik kekompakan ruang Kota Tangerang Selatan dengen metode deskriptif kuantitatif dan dilanjutkan dengan analisis regresi linier berganda untuk menentukan faktor-faktor kekompakan ruang di Kota Tangerang Selatan. Hasil dari penelitian ini didapatkan empat faktor yang mempengaruhi ukuran urban compactness Kota Tangerang Selatan secara kuantitatif, yaitu kepadatan penduduk, kepadatan lahan terbangun, kepadatan permukiman serta tingkat penggunaan kendaraan umum. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk merumuskan skenario serta kebijakan perencanaan kota Tangerang Selatan yang lebih compact

    Revitalisasi Kawasan Pelabuhan Kamal Di Madura

    Get PDF
    Pelabuhan Kamal awalnya merupakan pintu gerbang utama keluar masuk Pulau Madura, yang memberi pengaruh terhadap peningkatan kemajuan kawasan Pelabuhan Kamal. Keberadaan Jembatan Suramadu menyebabkan penurunan vitalitas kawasan Pelabuhan Kamal yang ditinjau dari aspek fisik dan aktivitas. Tujuan studi ini untuk merumuskan arahan revitalisasi kawasan Pelabuhan Kamal yang ditempuh melalui dua tahapan penelitian yaitu: Analisa faktor penyebab penurunan vitalitas kawasan pelabuhan dengan Teknik Content Analysis; dan Perumusan arahan dengan teknik analisis Deskriptif dan Expert Judgement. Dari Hasil analisa faktor diketahui bahwa penurunan vitalitas kawasan disebabkan oleh faktor fisik, aktivitas, dan institusional, dengan faktor penyebab utama adalah penurunan aktivitas penyeberangan. Arahan revitalisasi bagi kawasan Pelabuhan Kamal adalah dengan mengembangkan  fungsi baru yaitu wisata bahari melalui pengembangan fisik kawasan dan institusiona

    Strategi Peningkatan Pengelolaan Rusunawa Berdasarkan Kepuasan Penghuni di Kota Surabaya

    Get PDF
    Program pembangunan Rusunawa dalam memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah sering tidak memberi dampak kepuasan. Ketidakpuasan penghuni terhadap persoalan kondisi Rusunawa dan kinerja pengelola Rusunawa dalam pemeliharaan, perbaikan, dan pemenuhan kebutuhan yang belum terpenuhi oleh harapan penghuni. Maka, tujuan dari penelitian ini adalah menyusun strategi peningkatan pengelolaan Rusunawa sebagai evaluasi untuk meningkatkan pengelolaan Rusunawa dan menyempurnakan atau melengkapi hunian. Penelitian ini menggunakan analisis delphi untuk menentukan kriteria kepuasan penghuni Rusunawa. Importance Performance Analysis (IPA) untuk menilai kepuasan penghuni berdasarkan tipologi rusunawa di Kota Surabaya. Analisis deskriptif untuk merumuskan strategi peningkatkan Pengelolaan Rusunawa di Kota Surabaya berdasarkan aspek-aspek yang diprioritaskan. Dari hasil penelitian terdapat 4 kriteria yang berada di prioritas utama dan 5 strategi peningkatan pengelolaan pada tipologi Rusunawa penataan permukiman kumuh. Sedangkan pada tipologi Rusunawa pekerja terdapat 3 kriteria prioritas utama dan 4 strategi peningkatan pengelolaannya

    Arahan Pengendalian Penggunaan Lahan di Koridor Jalan Raya Juanda Sidoarjo

    Get PDF
    Pesatnya perubahan penggunaan lahan dan intensitas pemanfaatan ruang di Jalan Raya Juanda menimbulkan dampak bagi keseimbangan lingkungan di sekitarnya. Hal tersebut mengakibatkan permasalahan seperti gangguan keamanan penerbangan, timbulnya bangkitan/tarikan pergerakan baru yang dapat mengurangi tingkat pelayanan Koridor Jalan Raya Juanda, perkembangan kawasan yang tidak merata, serta tumbuhnya pusat-pusat kegiatan baru di Jalan Raya Juanda. Upaya pengendalian yang ada masih belum optimal untuk mengendalikan perubahan penggunaan lahan dan mengurangi dampak yang telah dan mungkin akan terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun arahan pengendalian penggunaan lahan di Koridor Jalan Raya Juanda.Metode penelitian dilakukan dengan menentukan pola perubahan penggunaan lahan di Kawasan Koridor Jalan Raya Juanda menggunakan teknik analisa deskriptif. Perumusan dampak yang disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan di Kawasan Koridor Jalan Raya Juanda dan analisis arahan pengendalian penggunaan lahan di Kawasan Koridor Jalan Raya Juanda yang dilakukan dengan delphi. Pengendalian penggunaan lahan di Kawasan Koridor Jalan Raya Juanda diatur dengan mengatur perizinan pemanfaatan yang dibedakan menjadi diijinkan, terbatas, bersyarat, dan dilarang. Adapun jenis-jenis kegiatan yang diijinkan adalah restoran, jasa bengkel, jasa pencucian mobil dan motor, jasa persewaan mobil, jasa travel, jasa bank, jasa pengiriman barang, apotek, makanan dan minuman, toko oleh-oleh, lapangan tenis. Sedangkan untuk kategori kegiatan yang diijinkan secara terbatas adalah penginapan losmen, rumah kost, SPBU, klinik kesehatan, penyaluran grosir. Ketentuan bersyarat adalah kompleks ruko, gudang, kantor, gereja, vihara, masjid, minimarket. Ketentuan khusus terkait keamanan penerbangan juga diberlakukan di Koridor Jalan Raya Juanda. Hal ini berkaitan dengan Koridor Jalan Raya Juanda yang termasuk dalam area Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan Bandara Juanda. Ketentuan khusus mengatur ketinggian bangunan dalam batas KKOP maksimal 3 lantai, mempunyai alat pengahalau burung untuk pemilik sawah, dan mengatur agar penggunaan ruang tanah, air, dan udara tidak mengganggu rambu-rambu pegunungan

    Faktor-Faktor Penentu Studentifikasi di Kawasan Sekitar ITS Sukolilo

    Get PDF
    Studentifikasi dapat dipahami sebagai proses yang disebabkan oleh konsentrasi hunian pelajar berpendidikan tinggi yang diiringi dengan perubahan struktur spasial yang berdampak sosial, ekonomi, budaya dan fisik pada kawasan lokal lembaga pendidikan tinggi. Data Kawasan Sekitar Kampus ITS menunjukkan terjadi perubahan kavling yang signifikan, kenaikan harga tanah, pertambahan penduduk muda berlatar belakang asal yang bervariasi, hingga tumbuhnya fasilitas akomodasi mahasiswa. Sehingga studentifikasi menjadi hal yang tidak dapat dielakkan bagi kawasan. Untuk mengantisipasi efek studentifikasi maka dibutuhkan suatu penjelasan logis dan ilmiah mengenai pola dari gejala studentifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor penentu kriteria dari gejala studentifikasi yang terdapat di Kawasan Sekitar Kampus ITS. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif-kuantitaif dengan metode wawancara delphi. Hasil analisa menunjukkan  faktor-faktor penentu  studentifikasi  pada kawasan Sekitar Kampus ITS Sukolilo antara lain: Kebutuhan Ruang (fisik), Densitas/Kepadatan Penduduk (fisik), Kelengkapan Fasilitas Lingkungan (fisik), Keberadaan Induk Semang pada Hunian (sosial), Interaksi Antara Mahasiswa dan Masyarakat (sosial),  Pertambahan Penduduk Muda (sosial), Bauran Mahasiswa dan Masyarakat (budaya), Kepemilikan Properti (ekonomi), Indekos sebagai Investasi (ekonomi), Kepemilikan Usaha Lain (ekonomi), Harga Jual Tanah (ekonomi)

    Penilaian Tingkat Kelayakhunian pada Kawasan yang Mengalami Proses Studentifikasi di Sukolilo Surabaya

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kelayakhunian kawasan yang mengalami studentifikasi di Sukolilo, Surabaya. Penilaian tingkat kelayakhunian ini dilakukan berdasarkan persepsi masyarakat. Langkah pertama adalah mengidentifikasi kriteria dan indikator kelayakhunian kawasan yang mengalami studentifikasi menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Langkah kedua adalah mengidentifikasi kelayakhunian kawasan menggunakan Importance-Performance Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan persepsi masyarakat terdapat 4 kriteria dan 19 indikator kelayakhunian kawasan. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan secara keseluruhan berada pada kategori sedang. Selain itu, berdasarkan hasil identifikasi indikator prioritas untuk penanganan,terdapat itu 6 dari 19 indikator kelayakhunian meliputi, kondisi tingkat pendapatan, ketersediaan lapangan pekerjaan, kondisikebisingan, kualitas kesehatan masyarakat, kualitas udara, dankondisi keamanan. Hal itu disebabkan oleh yang kondisi kinerja enam indikator tersebut dibawah rata-rata sementara harapan/ekspektasi masyarakat mengenai performanya tinggi

    Evaluasi Penerapan Konsep Universal Design di Stasiun Surabaya Gubeng

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan konsep universal design di Stasiun Surabaya Gubeng. Untuk mencapai tujuan tersebut, terlebih dahulu dilakukan identifikasi kriteria prinsip universal design yang dapat diterapkan di Stasiun Surabaya Gubeng dengan menggunakan alat analisis AHP (Analytical Hierarchy Process). Selanjutnya dilakukan penilaian penerapan konsep universal design di Stasiun Surabaya Gubeng berdasarkan penilaian kualitas pelayanan oleh pengguna, yang kemudian dianalisis menggunakan analisis skoring. Dari penelitian yang telah dilakukan, prinsip universal design yang menjadi prioritas kriteria untuk diterapkan di Stasiun Surabaya Gubeng adalah Low Physical Effort dan Tolerance of Error. Dimana pada indikator Low Physical Effort, yang menjadi sub-kriteria prioritas yaitu Posisi Tubuh, dan pada indikator Tolerance of Error, yang menjadi sub-kriteria prioritas yaitu Pelayanan Keamanan dan Kesehatan. Sedangkan berdasarkan penilaian pengguna, fasilitas yang masih memerlukan pengembangan yaitu fasilitas pada variabel Metode Penggunaan dan Penyampaian Informasi. Fasilitas pada kedua variabel tersebut belum mengakomodasi kebutuhan pengguna berkategori difabel dengan baik. Dengan adanya pengembangan fasilitas pada kedua variabel tersebut diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan dan memberikan kemudahan aksesibilitas kepada seluruh pengguna

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Pola Perumahan Leapfrog di Kawasan Peri Urban Kota Malang

    Get PDF
    Salah satu jenis urban sprawl adalah leapfrog. Perambatan leapfrog merupakan jenis pengembangan yang melompat-lompat, tidak berpola dan tidak memiliki keterkaitan dengan lahan yang sudah terbangun sebelumnya, dan apabila dibiarkan, akan muncul konsekuensi-konsekuensi seperti menambahnya waktu perjalanan dan pencemaran lingkungan. Di Kota Malang, terdapat wilayah-wilayah dengan arahan kawasan pertanian yang memiliki indikasi terjadinya perkembangan leapfrog. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kawasan-kawasan yang mengalami pola perkembangan leapfrog di kawasan peri urban Kota Malang. Analisis yang digunakan dalam menentukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan pola perumahan leapfrog adalah confirmatory factor analysis, analytical hierarchy process, weighted overlay, dan buffer analysis. Diketahui bahwa terdapat tiga kriteria yang dapat digunakan untuk menjadi indikator terjadinya leapfrog yakni aksesibilitas, kepadatan penduduk, dan campuran penggunaan lahan (mix-used land) dan perumahan leapfrog di lokasi studi dibagi menjadi perumahan swadaya, yakni perumahan di Jalan Atletik, Jalan Bulu Tangkis, dan Jalan Ikan Tombro Barat, serta perumahan komersial yakni Green View Regency. Diketahui bahwa ada empat indikator yang berpengaruh, yakni ketersediaan infrastruktur pendukung, aksesibilitas, fasilitas umum, serta daya beli masyarakat. Terdapat perbedaan antara jenis rumah swadaya dan jenis rumah komersial, yakni tidak dipertimbangkannya ketersediaan kendaraan umum, biaya transportasi sehari-hari, serta kedekatan dengan fasilitas sekolah dasar bagi masyarakat yang tinggal di tipologi swadaya. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan dalam pembuatan peraturan pengendalian perkembangan leapfrog menurut faktor-faktor yang berpengaruh
    corecore