38 research outputs found
Rancang Bangun Alat Pembuatan Nanofiber Menggunakan Metode Electrospinning
Electrospinning merupakan metode pembuatan nanofiber paling umum dan paling banyak digunakan. Prosesnya yang sederhana membuat elctrospinning banyak digunakan sebagai alat pembuatan nanofiber dengan berbagai material polimer. Pada penelitian ini telah dilakukan rancang bangun alat pembuatan nanofiber dengan metode electrospinning. Perancangan ini menggunakan modul step-up high voltage dengan output maksimal 50 kV. Pompa polimer menggunakan syrnge pump dengan diameter jarum sebesar 2 mm. Jenis kolektor menggunakan bentuk silinder dengan diameter 7 cm. Motor DC 12v dengan rangkaian potensiometer memungkinkan kolektor bergerak rotasi dan kecepatan rotasi yang dapat diatur. Jarak antar jarum dengan kolektor dapat diatur sebesar 5 – 15 cm. Larutan PVA dengan konsentrasi 15% digunakan dalam pengujian. Hasil alat yang telah dirancang menghasilkan nanofiber berukuran jauh lebih kecil dari ukuran rambut manusia atau berkisar sebesar 84µm
STITCH PER INCH MEASUREMENT USING IMAGE PROCESSING TECHNIQUES
Stitch per inch is defined as the one of many quality parameters which evaluated in the garment industry. The strength of the stitch will be determined by stitch per inch, both on the clothes and fabrics. Conventionally, stitch per inch determined by using a traditionaly visual method. Many researchers have been developed the image processing technology which applied into various textile fields. In this reserach, it has been developed a new method and a new software which could determine stitch per inch on fabrics using the image processing techniques. Stitch per inch measurement has been done using the box counting method (pixel) on image processing software. Stitch per inch in several fabrics (with different color and structures) has been measured, which shows that the value of the each methods are equa
TINJAUAN MENGENAI PENERAPAN FISIKA PLASMA PADA BIDANG TEKSTIL
Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan fisika plasma telah menarik beberapa peneliti di industri tekstil untuk dipelajari, dikarenakan teknologi ini dapat menghemat biaya produksi dan adanya sifat ramah lingkungan sehingga penerapan fisika plasma dapat diimplementasikan dalam berbagai proses tekstil. Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang penerapan plasma korona non-termal dalam industri tekstil. Efisiensi pengolahan plasma korona dipengaruhi oleh beberapa karakteristik antara lain sifat bahan tekstil, jenis pembangkit plasma korona, dan kondisi perlakuan plasma korona. Namun meskipun begitu, penerapan fisika plasma pada tekstil belum sepenuhnya dipelajari serta dimanfaatkan secara maksimal. Karena banyaknya aplikasi plasma korona di bidang industri tekstil, maka pada artikel ini diulas tentang pengaruh perlakuan plasma dan penerapan plasma, terutama oleh plasma korona, terhadap bahan tekstil
STUDI PENGUKURAN KONSTANTA DIELEKTRIK KAIN RAJUT PAKAN POLIESTER DAN KATUN MENGGUNAKAN METODE KAPASITANSI PERANGKAT KAPASITOR PLAT SEJAJAR
Pada penelitian ini telah dilakukan penentuan konstanta dielektrik material kain rajut pakan menggunakan metode kapasitansi perangkat kapasitor plat sejajar. Kain rajut pakan telah dibuat dengan menggunakan mesin rajut datar Stoll tipe CMS 530HP. Enam sampel kain rajut poliester dan katun telah dibuat pada mesin rajut terkomputerisasi dengan kerapatan yang berbeda-beda. Terdapat tiga jenis kerapatan kain rajut yang telah dibuat pada penelitian ini. Pengukuran kapasitansi terdiri dari perangkat mikrokontroler Arduino Uno dan susunan seri resistor-kapasitor (RC). Hasil penelitian menunjukan bahwa kain rajut katun NP10 memiliki konstanta dielektrik yang lebih besar dibandingkan dengan kain poliester pada struktur kain yang sama. Hasil menunjukan korelasi yang cukup baik antara hasil prediksi dan eksperimen pada pengukuran kapasitansi. Terdapat enam bahan dielektrik yang ditentukan dengan hasil dari yang terbesar sampai yang terkecil berturut-turut yaitu kain rajut katun NP 10 (22,8874 + 4,6388), kain rajut katun NP 11 (21,4717 + 3,8064), kain rajut katun NP 12 (17,8721 + 2,3233), kain rajut poliester NP 10 (9,7751 + 2,4922), kain rajut poliester NP 11 (8,8282 + 0,9360) dan kain rajut poliester NP 12 (8,4358 + 1,1849). Telah ditemukan hubungan antara parameter kerapatan kain kain rajut pakan terhadap nilai konstanta dielektrik terukur. Kata kunci—kain rajut pakan, poliester, katun, kerapatan kain, konstanta dielektrik, kapasitor plat-sejajar. ABSTRACT This paper describes the dielectric measurement of weft knitted fabric using parallel-plate capacitance method. The weft knitted fabric were fabricated using weft knit machine Stoll CMS 530HP. Six different samples of polyester and cotton knitted fabric were fabricated by computerized flat knitting machine. There are consist of three types of density which made on this study. The capacitance measurement were consist of Arduino Uno microcontroller and a series of resistor-capacitor (RC). The result of this research indicates that NP10 cotton knitted fabric has higher dielectric constant than the polyester knitted fabric, with similar structure respectively. There are six fabric dielectric materials that are determined with the results from the largest to the smallest in a row namely NP 10 cotton knitted fabric (22,8874 + 4,6388), NP 11 cotton knitted fabric (21,4717 + 3,8064), NP 12 cotton knitted fabric (17,8721 + 2,3233), NP 10 polyester knitted fabric (9,7751 + 2,4922), NP 11 polyester knitted fabric (8,8282 + 0,9360) and NP 12 polyester knitted fabric (8,4358 + 1,1849). It has been found the correlation between the fabric density and the permittivity of the weft knitted fabric. Keywords—weft knitted fabric, polyester, cotton, fabric density, dielectric constant, parallel-plate capacitor
STUDI AWAL PEMBUATAN ALAT PENGUKUR TWIST AKTUAL PADA BENANG TEKSTIL MELALUI PEMODELAN MATEMATIK DAN VALIDASI EKSPERIMEN
Pada bidang tekstil, perhitungan nomor benang, Nm, daapt dijabarkan dengan mengetahui besar puntiran (twist) pada benang. Pada penelitian ini pemodelan secara teori untuk menghubungkan antara besar puntiran dan juga nomor benang, baik pada mesin pintal rotor dan juga mesin pintal ring sudah didapatkan dan dikembangkan untuk mendapatkan sebuah pemodelan yang baik dan dapat memperlihatkan besar nilai puntiran nyata benang. pada penelitiann ini rumusan hasil studi sudah divalidasi yang digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara nomor benang dan puntiran secara lebih umum menggunakan pendekatan teori. Pada penelitian ini juga telah dirancang suatu alat untuk menghitung puntiran nyata tersebutKata kunci: puntiran nyata ,tekstil ,nomor benang In textile, calculation the yarn count, Nm, can be derived by knowing the twist of yarn. Theoretical consideration for a modeling the relationship of twist and the yarn count, both in rotor spinning and ring spinning, has been done and developed to get a good model to show the actual twist. In this research, the formula has been verified and it has been investigated to show the relationship of twist with yarn count completely by theoretical approach and also it has done fabrication the actual twist measurement tool. Keywords: actual twist, textile, yarn coun