4 research outputs found

    PengaruhBentuk Probe Pada Tool Shoulder TerhadapMetalurgiAluminium Seri 5083 Dengan Proses Friction Stir Welding

    Full text link
    Penyambungan Aluminium dengan GTAW dan GMAW menghasilkan suhu yang sangat tinggi pada saat proses pengelasansehinggamenghasilkandistorsi yang besar. Untuk mengatasi kekurangan tersebut dilakukan pengelasan yang suhu pengelasannya berada di bawah titik leleh Aluminium yaitu Friction Stir Welding. Padatugasakhirinidilakukanmodifikasitool dari K-100 BohlerdanmenggunakanmesinfraissebagaipenggantimesinFriction Stir Weldingpada Aluminiumpaduan 5083 dengantebal 4 mm denganukuran 30 mm x 15 mm menggunakantigavariasi pin yaitulingkaran (straight cylindrical), segitiga (triangle) dansegiempat (square) dengantravel speedsebesar 0.33 mm/detik serta sudut inklinasi 20. Kemudiandilakukananalisaterhadapperubahanmetalurgi, dandefect yang terjadi. Dari hasilpercobaandengan uji Makro etsa, fotoMikro serta Radiografi diketahui bahwa variasi pin berbentuksegiempat (square)menimbulkansuhu yang paling besardarivariasi pin lingkaran (straight cylindrical) dansegitiga (triangle) menyebabkan bentuk butir semakin besar, surface irragulariti semakin pendek, tidakditemukantunnel defect, kekerasan material bertambah serta diskontinuitas berupa weld flash semakin besar

    Studi Penentuan Panjang Dan Kedalaman Retak Sambungan Las Pada Konstruksi Kapal Menggunakan Pengujian Ultrasonik Dengan Variasi Frekuensi Dan Ukuran Kristal Dan Variasi Kondisi Permukaan Coating Dan Uncoating

    Full text link
    Ketidaksempurnaan dalam pengelasan diikuti dengan pengoperasian sering kali menimbulkan retak serta cacat-cacat dalam pengelasan pada sambungan las pondasi mesin di kapal yang telah dicat, pengujian ultrasonik dilakukan untuk mendeteksi lokasi retak tersebut tanpa membuang cat yang terdapat dipermukaan konstruksi. Pada tugas akhir ini dilakukan penelitian pada sambungan tumpul las sebanyak lima buah specimen dengan ukuran 400x200x12 mm dan pada setiap spesimen diberikan beberapa variasi ketebalan cat yaitu 0 mikron, 60 mikron, 120 mikron, 250 mikron, dan 300 mikron dimana sebelum diberikan variasi ketebalan cat terlebih dahulu diberikan retak buatan pada setiap specimen di daerah toe sambungan las dengan ukuran panjang 20 mm, 30 mm, 50 mm, dan 70 mm, dengan kedalaman 2 mm, 4 mm, 6 mm dan 8 mm, pengujian ultrasonik dilakukan dengan memvariasikan ukuran transducer yaitu 8 x 9 mm (2MHz), 20 x 22 mm (2MHz), dan 8 x 9 mm (4MHz). Setelah itu dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan metode ultrasonik untuk membandingkan retak aktual dengan retak hasil scanning untuk panjang dan kedalaman retak. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa semakin besar variasi ketebalan cat yang diberikan pada spesimen uji maka efektivitas pembacaan ukuran retak dengan menggunakan metode ultrasonik test akan menurun. Frekuensi transducer yang lebih besar memiliki kemampuan yang lebih sensitif untuk mendeteksi retak dan ukuran kristal transducer yang lebih besarakan lebih sensitif untuk mendeteksi retak dikarenakan penyebaran berkas suara yang lebih konstan. Dari ketiga jenis transducer yang paling akurat adalah 8 x 9 mm (4MHz)

    Analisis Pengaruh Ketebalan Nonconductive Coating Terhadap Kemampuan Pendeteksian Panjang Dan KedalamanRetak PadaFilletJoint Bracket KapalAluminium Menggunakan Pengujian Ultrasonik

    Get PDF
    Konstruksi kapal yang telah beroperasi seringkali terjadi cacat pada daerah lasnya.Cacat yang timbul seperti retak,seringterjadi tanpa disadari padasambungan las yang telah dilapisi cat sebelumnya.Retak tersebut dapat diperiksa menggunakan metode Ultrasonic testing tanpa menghilangkan cat yang terdapat pada sambungan las. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ketebalan cat tersebut terhadap pendeteksian retak dengan metode Ultrasonic testing padafillet joint di braket kapal aluminium.Scanning dilakukan pada face C dari spesimen uji. Pada setiap spesimen diberikan beberapa variasi ketebalan nonconductive coating yaitu 100 mikron, 200 mikron, 250 mikron dan 300 mikron dimana sebelum diberikan variasi ketebalan coating, spesimen terlebih dahulu diberikan retak buatan pada daerah toe las dengan variasi ukuran panjang 70 mm, 30 mm, 20 mm, dan 10 mm, dengan kedalaman 2 mm, 4 mm, 6 mm, dan 8 mm. Setelah itu tiap spesimen dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan metode Ultrasonic testing (UT). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh ketebalan nonconductive coating terhadap pendeteksian panjang dan kedalaman retak, dimana kemampuan pembacaan UT terhadap panjang retak pada spesimen dengan ketebalan nonconductive coating 100 mikron rata-rata sebesar 95,814 %, 200 mikron sebesar 89,510 %, 250 mikron sebesar 87,140 % dan 300 mikron sebesar 85,629 % dari ukuran panjang retak sebenarnya. Sedangkan kemampuan pembacaan UT terhadap kedalaman retak pada spesimen dengan ketebalan nonconductive coating 100 mikron rata-rata sebesar 99,219 %, 200 mikron sebesar 98,167 %, 250 mikron sebesar 97,396 % dan 300 mikron sebesar 96,625 % dari ukuran kedalaman crack sebenarnya. Hal ini disebabkan adanya pelemahan gelombang ultrasonik (atenuasi) pada saat gelombang ultrasonik melewati batas permukaan antara nonconductive coating dengan pelat aluminium yang mempunyai impedansi akustik berbeda maka akan terjadi pemantulan dan pembiasan gelombang ultrasonik. Sebagian energi gelombang ultrasonik juga akan hilang saat gelombang melewati interfaces material

    Global impact of the first coronavirus disease 2019 (COVID-19) pandemic wave on vascular services

    No full text
    This online structured survey has demonstrated the global impact of the COVID-19 pandemic on vascular services. The majority of centres have documented marked reductions in operating and services provided to vascular patients. In the months during recovery from the resource restrictions imposed during the pandemic peaks, there will be a significant vascular disease burden awaiting surgeons. One of the most affected specialtie
    corecore