11 research outputs found

    Identifikasi Pencemaran Airtanah Bebas Menggunakan Geolistrik di Lokasi Sekitar Industri Penyamakan Kulit

    Get PDF
    Identifikasi pencemaran airtanah pada limbah cair penyamakan kulit dapat dilakukan dengan metode geolistrik karena limbah cair industri penyamakan kulit mengandung unsur logam berat krom yang berpengaruh terhadap nilai Daya Hantar Listrik (DHL) dan nilai tahanan jenis airtanah. Penelitian ini dilakukan di sebagian Desa Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah 1) memetakan pencemaran airtanah oleh limbah cair industri penyamakan kulit berdasarkan persebaran nilai DHL dan 2) mengidentifikasi pencemaran airtanah oleh limbah cair di sekitar kawasan industri penyamakan kulit berdasarkan nilai tahanan jenis. Metode penelitian ini menggunakan pengukuran tinggi muka airtanah dan DHL sebanyak 36 titik sumur, pendugaan geolistrik metode Electrical Resistivity Tomography (ERT) sebanyak 3 lintasan dengan kedalaman sebesar 11,8 m-15,9m serta uji kandungan krom pada air limbah cair dan airtanah sebanyak 10 sampel air. Uji kandungan krom pada air limbah cair dan airtanah digunakan sebagai validasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi pencemaran airtanah bebas di sekitar kawasan industri penyamakan kulit dan disekitar saluran drainase yang tidak kedap air. Hal ini dikarenakan nilai DHL airtanah sebesar >900 µmhos/cm, nilai tahanan jenis airtanah  0,05mg/L. Pencemaran airtana di titik geolistrik 1 (G1) teridentifikasi pada kedalaman 5 meter dengan nilai tahanan jenis antara 3,30-9,16 Ωmeter. Hal ini dikonfirmasi dengan nilai DHL pada sumur terdekat G1 memiliki nilai DHL sebesar 1613 µmhos/cm. Pada titik geolistrik 2 (G2), pencemaran airtanah teridentifikasi pada kedalaman 7 meter dengan nilai tahanan jenis 3,05-7,81 Ωmeter. Nilai DHL sumur terdekat dengan titik G2 adalah sebesar 1516 µmhos/cm. Selanjutnya di titik geolistrik 3 (G3), pencemaran airtanah teridentifikasi pada kedalaman 3,73 meter dengan nilai tahanan jenis 1,33-8,61 Ωmeter dengan nilai DHL sumur terdekat 1144 µmhos/cm. Identification of groundwater contamination in leather tanning liquid waste can be carried out by using the geoelectric method because the tannery industrial liquid waste contains heavy metal elements chromium which affect the value of electrical conductivity (DHL) and the value of groundwater resistivity. This research was conducted in a part of Sitimulyo Village, Piyungan, Bantul. Therefore, the objectives of this study are 1) to map the groundwater pollution by the tannery industrial liquid waste based on the distribution of the value of DHL and 2) to identify groundwater contamination by liquid waste around the tannery industrial area based on the resistivity value. This research method uses groundwater level measurements and DHL as many as 36 well points, geoelectric estimation of the Electrical Resistivity Tomography (ERT) method for 3 passes with a depth of 11.8 m-15.9m and a test of the chromium content in liquid wastewater and groundwater as much as 10 water sample. The chromium content test in wastewater and groundwater was used as data validation. The results showed that there has been contamination of unconfined groundwater around the tannery industrial area and around non-waterproof drainage channels. This is because the groundwater DHL value is> 500 µmhos / cm, the groundwater resistivity value is 0.05mg / L. Water pollution at geoelectric point 1 (G1) was identified at a depth of 5 meters with a resistivity value between 3.30-9.16 Ωmeter. This is confirmed by the DHL value of the nearest well G1 which has a DHL value of 1613 µmhos / cm. At geoelectric point 2 (G2), groundwater contamination is identified at a depth of 7 meters with a resistivity value of 3.05-7.81 Ωmeter. The DHL value of the well closest to point G2 is 1516 µmhos / cm. Furthermore, at geoelectric point 3 (G3), groundwater contamination was identified at a depth of 3.73 meters with a resistivity value of 1.33-8.61 Ωmeter with the nearest well's DHL value of 1144 µmhos / cm. 

    THE GREAT SUMATRAN FAULT DEPRESSION AT WEST LAMPUNG DISTRICT, SUMATRA, INDONESIA AS GEOMORPHOSITE FOR GEOHAZARD TOURISM

    Get PDF
    Two approaches can be taken to understand geotourism, namely the geological approach and the geographical approach. This approach will lead to the creation of new geotourism products, initiatives, and experiences, one of which is geohazard tourism involving faults and earthquakes. To identify geomorphosites, the researchers examined rocks, outcrops, and geomorphology. Then various thematic maps are created using mapping software and other drawing applications to simplify textual material and aid synthesis. A synthesis of all that is then carried out to reconstruct the geological and geomorphological history of the study area. Furthermore, the West Lampung geomorphosite candidate was compared to the worldwide fault and earthquake geomorphosite theme. The Great Sumatran Fault depression landscape can be found in Balak Pekon, Batubrak Regency, and Pekon Padang Dalom, Balik Bukit District, West Lampung Regency. This depression is caused by both endogenous and exogenous factors. The endogenous activity takes the form of sediment from volcanism and fault movement, whereas exogenous activity takes the form of river water erosion. The valley's sediments are ignimbrite tuffs/sandy tuffs that form a cliff morphology with a height of + 75 meters and a trend of Southeast-Northwest. In the case of geotourism, initiatives have grown over time around two complementary approaches (geological and geographic) and the result is a geomorphosite in the geohazard area. One of the areas is the Sumatran Great Fault depression geomorphosite, this area was formed due to the movement of the Sumatran fault which caused the 1908, 1933, and 1994 earthquakes. Situations like these can be used as opportunities to enhance learning about the relationships between people, land use, natural processes, and large-scale events by providing real-life examples, this can be packaged into the form of geohazard tourism

    Peranan UAV dalam Perencanaan Bangunan pada Kawasan Ancaman Longsor Tinggi di Kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong Bagian Utara

    Get PDF
    Kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong, Jawa Tengah merupakan Kawasan dengan fungsi edukasi, konservasi, wisata serta pemberdayaan masyarakat menuju pembangunan berkelanjutan. Dalam pemerataan pembangunan terutama sektor-sektor penting sangat diperlukan. Ancaman longsor pada bagian utara Kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong, terutama Kecamatan Sadang memiliki kriteria ancaman tinggi hingga sedang, dan hanya sedikit yang memiliki kriteria rendah. Hal ini menjadi masalah dalam pembangunan apabila tidak dilakukan pemetaan secara detail. Teknologi akuisisi data menggunakan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) dapat digunakan untuk melakukan pemetaan secara cepat dan detail dengan biaya lebih terjangkau. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kelayakan lokasi yang dimiliki pemerintah daerah terkait sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan bangunan strategis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan analisis spasial dan pengukuran lapangan. Pemotretan udara dilakukan dengan resolusi spasial antara 2-3cm cm dengan ketinggian jelajah UAV antara 100 – 120 m di atas permukaan tanah. Berdasarkan hasil pemotretan udara didapat data model spasial dan bangunan fisik berupa kantor masih dapat direncanakan pada lokasi lain. Kata Kunci: UAV, longsor, spasial, model, Geopark Karangsambung-Karangbolong

    Petrologi dan Geokimia Batuan Dasit Komplek Mélange Luk Ulo

    Get PDF
    Kompleks Mélange Luk Ulo (KMLU) disusun berbagai macam bongkah batuan yang tercampur secara tektonik dalam masa dasar lempung hitam, salah satu bongkah batuannya adalah dasit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik petrologi dan geokimia batuan dasit KMLU untuk mengetahui lingkungan tektonik dan sejarah pembentukannya. Metode yang digunakan antara lain adalah analisis petrografi, analisis unsur utama menggunakan fusion inductively coupled plasma, analisis unsur jejak dan unsur tanah jarang menggunakan inductively coupled plasma mass spectrometry, serta analisis umur absolut menggunakan metode K-Ar. Dasit KMLU memiliki tesktur porfiritik, disusun fenokris kuarsa, plagioklas, dan feldspar alkali tertanam dalam masa dasar mikrokristalin kuarsa dan mikrokristalin biotit. Kandungan unsur SiO2 yang tinggi (66,56-71,64%) dan K2O yang rendah (0,41-1,27%) menunjukkan batuan memiliki afinitas magma toleit. Unsur low ionic potential pada Dasit KMLU mengalami pengkayaan relatif terhadap MORB sebanyak 2-8 kali sedangkan unsur-unsur high ionic potential lebih rendah dibandingkan MORB, mengindikasikan batuan terbentuk pada tatanan tektonik busur kepulauan. Pengkayaan unsur tanah jarang ringan sebesar 3 - 9 kali dibandingkan kondrit yang disertai pola pengurangan (depletion) berangsur-angsur dari unsur La hingga Eu juga mengindikasikan tatanan tektonik busur kepulauan. Pengukuran umur absolut menunjukkan kisaran 65-48 juta tahun lalu, menunjukkan bahwa Dasit KMLU terbentuk dari magmatisme busur kepulauan pada masa Kapur akhir–Eosen Awal.The Luk Ulo Mélange Complex (KMLU) is an assemblage of various blocks of rock that are mixed tectonically and blanked by scaly clay matrix, in which one of blocks is dacite. This research aims to determine petrological and geochemical characteristics of dacite in order to define its tectonic environments and formation history. The methods used in this research were petrography analysis, geochemical analysis including major elements using fusion inductively coupled plasma (fus ICP), trace and rare earth elements using inductively coupled plasma mass spectrometry (ICP-MS) and K-Ar dating method.  The dacite has a porphyritic texture composed of quartz, plagioclase, and alkali fledspar phenocrysts in microcrystaline biotite and quartz matrix. The high SiO2 content (66.56 - 71.64%) and low K2O content (0.41 - 1.27%) indicating tholeiitic magma affinity source. The low ionic potential elements such as Sr, K, Rb, Ba dan Th in this rock have been enriched 2 - 8 times compared to MORB, whereas the high ionic potential elements of Ta, Nb, Ce, P, Zr, Hf, Sm, Ti, Y dan Yb are lower compared MORB suggest an island arc character. Enrichment of light rare earth elements  (La, Ce, Pr, Nd, Pm, Sm and Eu) is 3 - 9 times compared to chondrit accompanied by gradual depletion pattern of La to Eu elements also indicating an island arc environment.  K-Ar dating analysis shows a range of 65 - 48 Mya or during the Late Cretaceous – Early Eocene. It is concluded that the dacite of the Luk Ulo Complex was formed in an island arc tectonic setting during the Late Cretaceous – Early Eocene

    Konservasi Kawasan Geosite Berbasis Ketahanan Lingkungan dan Kelembagaan

    Get PDF
    Keanekaragaman warisan geologi, hayati, dan keragaman budaya Kabupaten Kebumen menjadi dasar penetapan wilayah ini menjadi salah satu geopark nasional. Delineasi Kawasan Geopark Nasional Karangsambung Karangbolong meliputi Kawasan Karangsambung, Kawasan Sempor, dan Kawasan Karst Gombong Selatan. Penelitian ini menggunakan metode observasi ketahanan lingkungan dan kelembagaan secara deskriptif kualitatif di sekitar kawasan geosite. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan geosite yang berada bersebelahan dengan DAS Luk Ulo menunjukkan kerentanan lingkungan yang signifikan. Aktivitas penambangan berdampak sistemik terhadap konservasi geosite dan kerusakan ekosistem, terutama kelestarian sumberdaya air. Pembatasan aktivitas eksploitasi penambangan di sekitar kawasan geosite membutuhkan peran aktif kelembagaan, khususnya Pokdarwis. Kelembagaan yang kondusif perlu melakukan pengembangan geopark berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip-prinsip konservasi, edukasi, dan pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat secara berkelanjutan yang bersinergi dengan pihak-pihak terkait Penguatan konsep pengembangan kawasan geopark terhadap Pokdarwis dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip konservasi lingkungan dan edukasi perlindungan warisan geologi (geoheritage) menjadi mutlak diperlukan. Kata Kunci : geopark, geosite, lingkungan, konservasi, kelembagaan

    ANALISIS GEOMEKANIKA FORMASI HALANG DAERAH TINATAH, WONOKROMO, KABUPATEN KEBUMEN

    No full text
    Batuan sedimen Formasi Halang memiliki pelamparan yang cukup luas di Kabupaten Kebumen. Secara umum, satuan batuan anggota Formasi Halang di lokasi penelitian di dominasi oleh perselingan batupasir tufan dan batulempung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kontrol intensitas geologi struktur terhadap RQD (rock quality desain) dan penilaian massa batuan atau RMR (rock mass rating). Hasil analisis geomekanik Formasi Halang, khususnya di daerah Tinatah Desa Wonokromo Kecamatan Alian memberikan nilai RQD dan RMR terendah, yaitu 8 dan 32. Kelas pembobotan dideskripsikan sebagai kelas IV atau jelek. Hal ini mengindikasi bahwa potensi gerakan massa yang telah terjadi di daerah penelitian berhubungan dengan hasil analisis geomekanika yang kurang baik. Kata Kunci: Geomekanika, Geologi Struktu

    IDENTIFIKASI KERUSAKAN DAS LUK ULO DAN UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (STUDI KASUS : KARANGSAMBUNG, KABUPATEN KEBUMEN)

    No full text
    Karangsambung dengan geodiversity yang unik dan langka menjadi dasar ditetapkannya wilayah ini menjadi Kawasan Cagar Alam Geologi. Namun, tampaknya keanekaragaman non-hayati ini baik berupa bentang alam dan batuan bernilai tinggi belum sepenuhnya disadari oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh tingkat kerusakan DAS Luk Ulo terutama erosi dan peran masyarakat meminimalisir tingkat kerusakan dalam usaha konservasi geodiversity. Hasil penelitian menunjukkan intensitas erosi pada segmen DAS Luk Ulo Karangsambung sangat intensif. Salah satu indikator untuk monitoring tingkat erosi DAS Luk Ulo dapat diamati dari peta NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) hasil transformasi citra satelit Landsat TM untuk mengetahui tutupan kerapatan vegetasi. Salah satu upaya pemberdayaan masyarakat Karangsambung dan sekitarnya yang telah ditempuh adalah pembentukan Forum Peduli Konservasi Lahan dan Batuan (FPKLB) yang diinisiasi dan difasilitasi oleh UPT BIKK Karangsambung –LIPI. Kata Kunci: Karangsambung, Eros

    KENDALI STRUKTUR SESAR TERHADAP MEKANISME DEFORMASI MASA DASAR LEMPUNG BERSISIK FORMASI KARANGSAMBUNG BAGIAN SELATAN

    No full text
    Masa dasar lempung Formasi Karangsambung bagian selatan pada beberapa bagian mempunyai karakteristik yang sama dengan lempung Komplek Melange Luk Ulo, berupa blok batuan di dalam masa dasar batulempung bersisik yang memperlihatkan struktur boudin terorientasi. Masa dasar lempung tersebut berasosiasi dengan struktur-struktur sesar dengan liniasi gores garis yang terawetkan dengan baik, serta kekar-kekar sistematik dan zona hancuran yang mengkontrol mekanisme deformasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kendali struktur sesar terhadap mekanisme deformasi yang terjadi sebelum, bersamaan, dan setelah pengendapan masa dasar batulempung bersisik di daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum masa dasar batulempung diendapkan dipengaruhi oleh deformasi ekstensional yang mengkontrol pembentukan cekungan dengan arah tegasan utama timurlaut – baratdaya (σ1 vertikal N60oE, σ2 N222oE, σ3 N314oE, kemiringan bidang sesar besar 45o-90o dan sudut geser sesar >45o). Deformasi selanjutnya berhubungan dengan mekanisme deformasi elastik melalui mekanisme pelarutan karena tekanan menghasilkan kenampakan bersisik berupa bidang belahan yang saling terhubung satu sama lain. Setelah pengendapan, diperkirakan deformasi kontraksional masih berlangsung hingga Eosen Akhir menghasilkan sesar geser sinistral dengan arah tegasan purba timur – barat σ1 N232oE, σ2 vertikal N96oE, dan σ3 N324oE, dan sudut geser sesar 10o-45o yang dipengaruhi oleh kombinasi gaya ekstensi dan kompresi. Katakunci : Karangsambung, Lempung Bersisik, Deformasi, Sesa

    Kolaborasi Pengembangan Geotourism dan Potensi Lokal: Studi Kasus Desa Sadang sebagai Bagian Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong

    No full text
    Sadang dengan keistimewaan kompleks melangenya, menyuguhkan beberapa pontesi geosite yang bisa dikembangkan sebagai geotourism. Penelitian ini bertujuan untuk mensinergikan geosite yang telah ada, dengan memaksimalkan pemberdayaan masyarakat lokal melalui adventure tourism, view-point, cultural tourism dan produk lokal. Metode penilaian geosite dan geomorphosite digunakan sebagai dasar penilaian kelayakan pengembangan geotourism dan potensi lokal. Penilaian ini meliputi nilai kelayakan konservasi, ekonomi, pendidikan, pendekatan ilmiah dan instrisik. Daerah Sadang mempunyai potensi geotourism yang dapat digabungkan menjadi satu kesatuan berupa geosite watukelir, geo-tubing Dasar Samudera sebagai bagian adventure tourism, pesona Embung Cangkring dengan produk buah lokal sebagai view point dan ecotourism dan Maqom Sunan Gesang sebagai bagian cultural tourism. Secara keseluruhan nilai geosite dan geomorphosite geotourism Sadang hasil penggambungan menujukkan nilai kelayakan konservasi, pendekatan ilmiah instrisik dan pendidikan paling tinggi. Penataan geotourism yang menggambungkan geosite dan potensi lokal ini diharapkan menjadi acuan pengelolaan wisata inovatif yang menumbuhkan tanggung jawab lingkungan dan sosial
    corecore