21 research outputs found
International Comparisons of Bank Regulation, Liberalization, and Banking Crises
Purpose: The recurrence of banking crises throughout the 1980s and 1990s, and in the more recent 2008-09 global financial crisis, has led to an expanding empirical literature on crisis explanation and prediction. This paper provides an analytical review of proxies for and important determinants of banking crises − credit growth, financial liberalization, bank regulation and supervision.
Design/Methodology/Approach: The study surveys the banking crisis literature by comparing proxies for and measures of banking crises and policy-related variables in the literature. Advantages and disadvantages of different proxies are discussed.
Findings: Disagreements about determinants of banking crises are in part explained by the difference in the chosen proxies used in empirical models. The usefulness of different proxies depend partly on constraints in terms of time and country coverage but also on what particular policy question is asked.
Originality: The study offers a comprehensive analysis of measurements of banking crises, credit growth, financial liberalization and banking regulations and concludes with an assessment of existing proxies and databases. Since the review points to the choice of proxies that best fit specific research objectives, it should serve as a reference point for empirical researchers in the banking crisis area
Pengaruh Terpaan dan Nilai Berita Hoaks Politik Akun Instagram @tempo.cekfata Terhadap Sikap Followers Akun @tempo.cekfakta
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh terpaan berita hoaks di media online tentang politik terhadap sikap followers akun instagram @tempo.cekfakta dalammenanggapi atas masalah politik di Indonesia serta untuk mengetahui apakah ada pengaruh nilai berita hoaks politik terhadap sikap followers akun instagram @tempo.cekfakta dalam menanggapi masalah- masalah politik di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel yaitu 340. Sampeldalam penelitian ini adalah para followers akun instagram @tempo.cekfakta yang berjumlah 47.000 followers. Teori yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teori S-O-R (Stimulus Organism Respon). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh terpaan dan nilai berita hoaks politik terhadap sikap followers akun instagram @tempo.cekfakta. dalam menanggapi masalah-masalah politik di Indonesia
Traditional Ecological Knowledge and Farm Household Resilience to Natural Hazards
This study portrays the roles of Traditional Ecological Knowledge (TEK) in the mitigation of natural hazards. Menoreh Hill in Kulon Progo experienced more than 200 landslides in 2022 and its communities implemented TEK to mitigate them. Hence, this research quantitatively analyzes the role of agriculture-related TEK, especially those applied in hilly areas, to support household resilience to natural hazards. Authors surveyed 106 farm households and interviewed eight key informants in Banjararum and Sidoharjo Villages, Kalibawang and Samigaluh Sub-districts, Kulon Progo Regency, D.I. Yogyakarta. The data were then analyzed using descriptive statistics and binary logistic regression. The descriptive statistics showed that farmers in both villages are highest in practicing alley cropping and integrated farming, while also applying mixed cropping, multiple cropping and locally based planting schedule (pranata mangsa). From binary logistic regression, authors found that TEK practices of multiple cropping, alley cropping and pranata mangsa support farm household resilience to natural hazards, especially landslides. The TEK practices serve as sources of buffer and adaptation capacity in the development of farm household resilience. Interestingly, mixed cropping and membership in farmer groups tend to weaken resilience, as mixed cropping often complicates the recovery efforts in the farmlands, and farmers’ groups are not conditioned to act promptly during hazards or disasters. While TEK has been proven to take roles in the mitigation and adaptation to natural hazards, there is a need to integrate scientific knowledge to improve its optimum benefits
INTERVENSI PENCEGAHAN STUNTING MELALUI KONSELING DI DESA MANYABAR JAE
Stunting (tubuh pendek) merupakan masalah gizi kronis pada bayi karena kurangnya pemberian asupan makanan dalam waktu yang relative lama, meningkatnya morbiditas serta terjadinya peningkatan tinggi badan yang tidak sesuai dengan umurnya. Namun kurangnya kesadaran masyarakat khususnya seorang ibu akan pentingnya gizi menyebabkan minimnya upaya dan penanganan yang harus dilakukan untuk pencegahan stunting.Salah satu Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang di selenggarakan oleh mahasiswa dengan memberikan layanan konseling kepada ibu-ibu yang memiliki balita, terkait bahaya stunting serta Intervensi Pencegahan Stunting Melalui Konseling. tujuan penelitian ini dengan menderipsikan gambaran intervensi pencegahan stunting, metode penelitian dengan pendekatan metode deskriptif kualitatatif. Hasil penelitian ini melihat beberapa program yang dilakukan oleh desa Manyabar Jae sudah sangat baik didukung oleh masyarakat yang sudah teredukasi akan bahaya kasus stunting. Di sisi lain petugas kesehatan desa Manyabar Jae terus menggaungkan manfaat membawa anak ke posyandu agar masyarakat rutin membawa anak menimbang berat badan ke posyandu, sehingga data berat badan anak dapat dipantau terus oleh petugas. Jika ada anak yang terindikasi stunting bidan sudah tanggap dalam pelayanan program selanjutnya. Maka dari itu desa Manyabar Jae tergolong sudah mampu mencapai capaian target penekanan angka stunting dibandingkan dengan kelurahan atau desa-desa lain di Kabupaten Mandailing Nata
Policy inconsistencies and the political economy of currency crises
Formal models of currency crises have shown that inconsistencies between countries\u27 domestic and exchange rate policies are a major cause of currency crises. To understand why such prolonged inconsistencies exist, we need to go beyond standard economic models and take political economy and behavioral considerations into account. We sketch out ways in which such considerations can be taken into account and highlight recent research that is useful for this project. We also offer some directions for future research and a brief guide to the empirical identification of currency crises and to the measurements of some of the relevant political and economic policy variables
ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA SALURAN PRIMER DI KAWASAN IRIGASI KEMUMU UNTUK DUA POLA TATA TANAM
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah debit yang tersedia pada saluran irigasi mampu
mencukupi kebutuhan air tanaman dengan periode tanam tiga kali dalam setahun yang berguna
memberikan pola tata tanam tanaman di areal irigasi Kemumu. Metode pengukuran debit yang
dilakukan adalah metode inflow-outflow yaitu pengukuran debit pada pangkal dan ujung saluran
primer. Debit yang terdapat pada saluran primer akan mengalami kehilangan air hingga ke saluran
tersier. Adapun debit ujung pada saluran primer sebesar 4.740 l/dt dan debit air yang sampai ke
saluran tersier sebesar 4.003 l/dt. Hasil penelitian memberikan gambaran pola tata tanam yaitu,
dengan pola tanam yang pertama padi-padi-padi, dan yang kedua padi-padi-palawija. Kebutuhan
air irigasi untuk pola tanam padi-padi-padi pada bulan Desember, Januari, Februari, Maret, April,
Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, dan Nopember berturut-turut adalah sebesar
2.520,72 l/dt, 3.425,55 l/dt, 3.670,01 l/dt, 1.459,31 l/dt, 3.479,90 l/dt, 3.996 l/dt, 3.751.42 l/dt,
1.740,88 l/dt, 3.593.87 l/dt, 4.019,73 l/dt, 3.904,66 l/dt dan 1.680,79 l/dt. Sedangkan kebutuhan air
irigasi untuk pola tanam padi-padi-palawija pada bulan Desember, Januari, Februari, Maret, April,
Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, dan Nopember berturut-turut adalah sebesar
2.520,72 l/dt, 3.425,55 l/dt, 3.670,01 l/dt, 1.459,31 l/dt, 3.479,90 l/dt, 3.996 l/dt, 3.751.42 l/dt,
1.740,88 l/dt, 1.302 l/dt, 1.948,59 l/dt, 2.522,95 l/dt dan 1.268,96 l/dt. Debit air yang ada pada
daerah irigasi Kemumu saat ini yaitu 4.003 l/dt tidak mampu mencukupi seluruh kebutuhan air
sawah seluas 2.017 Ha dengan pola tanam padi-padi-padi, akan tetapi mampu mencukupi
kebutuhan air seluas 2.017 Ha dengan pola tanam padi-padi-palawija