3 research outputs found

    PENGARUH QUENCHING TERHADAP KEKERASAN MATERIAL BAJA JIS SUP 9

    Get PDF
    Baja JIS SUP 9 merupakan baja karbon medium dengan kandungan kimia 0,544% C, 0,238% Si, 0,820% Mn, 0,0146% P, 0,0030% S, 0,754% Cr, 0,0102% Mo, 0,00665% Ni, 0,0390% Al, 0,0095% Co, 0,0156% Cu, 0,0142% Ti, 0,0011% Sn, 0,0022% As, 0,0039% Zr, 0,0039% Zr, 0,0036% Ce, 0.0022% Se, 0,0047% Te, 0,0402% Ta, 0.00021% B, 0,0012% Zn, 0,00053% La, 97,4% Fe. Dengan kandungan karbonya memungkinkan baja ini dikerasakan dengan proses perlakuan panas hardening dan media pendingin. Variasi temperaturyang digunakan adalah 750℃, 800℃, 900℃ dengan holding timeselama 30 menit dan didinginkan menggunakan air garam, oli, dan minyak sayur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proseshardening dan quenching terhadap kekerasandari baja JIS SUP 9. Data hasil pengujian dianalisis menggunakan ANOVA dengan desain level full factorial, desain model main effect, dan 3 replikasi dibantukan dengan perangkat lunak Design-Expert.Dari pengujian kekerasan didapatkan nilai kekerasan maksimum59,2 HRC diperoleh dari proses hardening dengan media pendingin oli pada temperatur 800℃, sementara nilai kekerasan minimum diperoleh dari media pendingin air garam sebesar 16,5 HRC pada temperatur 750℃.Hasil analisis mengungkapkan bahwa faktor utama yang paling berpengaruh terhadap peningkatan kekerasan spesimen uji adalahfaktor media quenching air garamdengan persentase kontribusinya 98,93%. Sedangkan faktor peningkatan kekerasan pada media quenching oli dengan persentase kontribusinya adalah 98,02% dan quenching minyak sayur dengan persentase kontribusinya adalah 98,80%

    PENGARUH QUENCHING TERHADAP KEKERASAN MATERIAL BAJA JIS SUP 9

    Get PDF
    JIS SUP 9 Steel is a medium carbon steel with chemical content of 0,544% C, 0,238% Si, 0,820% Mn, 0,0146% P, 0,0030% S, 0,754% Cr, 0,0102% Mo, 0,00665% Ni, 0,0390% Al, 0,0095% Co, 0,0156% Cu, 0,0142% Ti, 0,0011% Sn, 0,0022% As, 0,0039% Zr, 0,0039% Zr, 0,0036% Ce, 0.0022% Se, 0,0047% Te, 0,0402% Ta, 0.00021% B, 0,0012% Zn, 0,00053% La, 97,4% Fe. The carbon content allows the steel to be hardened by a heat treatment process, hardening and cooling media. The temperature variations used were 750 ℃, 800℃,900℃ with a holding time of 30 minutes and cooled using salt water, oil and vegetable oil. This study aims to determine the effect of hardening and quenching processes on the hardness of JIS SUP 9 steel. The test results data were analyzed using ANOVA with full factorial level design, main effect model design, and 3 replications assisted by Design-Expert software. From the hardness test, the maximum hardness value of 59.2 HRC was obtained from the hardening process with oil cooling media at a temperature of 800 ℃, while the minimum hardness value obtained from the brine cooling medium was 16.5 HRC at a temperature of 750 ℃. The results of the analysis revealed that the main factor that had the most influence on increasing the hardness of the test specimens was the brine quenching media factor with a contribution percentage of 98.93%. Meanwhile, the increasing factor of hardness in oil quenching media with a contribution percentage of 98.02% and quenching vegetable oil with a percentage contribution of 98.80%. Keywords: JIS SUP 9 Steel, Hardening, Quenching, ANOVA, Full Factoria

    Kelayakan Geosite dan Geomorphosite Kawasan Desa Wisata Limbasari sebagai Potensi Geowisata Desa Limbasari

    Get PDF
    Desa Limbasari secara geografis terletak di Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga. Desa Limbasari merupakan salah satu desa wisata yang baru di Kabupaten Purbalingga. Desa ini mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata dalam segi wisata kebumian dan geoheritage. Daya tarik wisata yang ada berupa River Tubing, landscape pegunungan batuan gunung api yang terdapat batu jasper hijau “nogo sui”, dan situs kebudayaan prasejarah. Di samping itu keunikan budaya serta sejarah masyarakat juga menjadi daya tarik bagi masyarakat perkotaan. Tujuan dari pengabdian masyarakat adalah mengulas kelayakan geosite dan geomorphosite di Desa Limbasari sebagai sebuah solusi bagaimana memanfaatkan kekayaan geologi beserta berbagai dinamikanya untuk kegiatan wisata edukasi dan ekonomi yang berwawasan lingkungan. Metode yang digunakan adalah pemetaan potensi geologi sebagai kawasan wisata, inventarisasi pada lokasi yang mempunyai cagar budaya dan sejarah serta wawancara dengan pihak terkait dan studi literatur. Dari hasil kelayakan di kawasan wisata Limbasari mempunyai nilai kelayakan antara 47.5% - 73.5%. Dengan demikian, Kawasan Desa Wisata Limbasari, Kabupaten Purbalingga layak menjadi objek geowisata dengan aspek penilaian didasarkan pada nilai kuantifikasi berbagai keindahan antara alam dan proses geologi yang mengontrol terbentuknya obyek geowisata tersebut.Limbasari Village is geographically located in Bobotsari Subdistrict, Purbalingga Regency. Limbasari Village is one of the new tourism villages in Purbalingga Regency. This village has great potential to be developed as a tourist destination in terms of earth tourism and geoheritage. The tourist attractions are River Tubing, mountainous volcanic mountain landscape with green jasper stone "nogo sui", and prehistoric cultural sites. In addition, the cultural and historical uniqueness of the community is also an attraction for urban communities. The purpose of this study is to review the potential of Geotourism and geoheritage in the Village of Limbasari as a solution to how to utilize the rich geological and cultural sites along with various dynamics for educational activities that are environmentally friendly education and economy. The method used in this study is the mapping of geological potential as a tourist area, an inventory of locations that have cultural and historical reserves as well as interviews with relevant parties and literature studies. From the results of research in the tourist area Limbasari has a feasibility value between 47.5% - 73.5%. Thus, the Limbasari Tourism Village Area, Purbalingga Regency deserves to be a geotourism object with the assessment aspect based on the quantification value of various beauties between nature and the geological process that controls the formation of the geotourism object
    corecore