41 research outputs found

    ANALISIS PEMANGKU KEPENTINGAN PADA TINGGALAN ARKEOLOGI BAWAH AIR DI DESA BERAKIT

    Get PDF
    The stakeholder analysis on the underwater archeological relics of Berakit village is an integrated part of the Research Program of Balai Arkeologi Medan, North Sumatra, entitled The Archeological Survey on the North Coast of Bintan Island, Bintan Regency, Riau Islands Province, that is conducted in 2018 in Berakit Village, Teluk Sebong District, Bintan Regency. The raised issue is the potential management of underwater relics in Berakit Village based on its stakeholder analysis. This study aims to obtain the policy of underwater archeological relics management based on the potential conflict that occurs among the stakeholders. The applied methods are in-depth interviews and Focused Group Discussion (FGD) with the stakeholders related to the underwater archeological relics in the research location. The stakeholders are classified into three groups, i.e. government, society, and academics. Issues on the underwater archeological relic management that give general descriptions about the potential conflicts of that archeological relic management are raised in the in-depth interviews and FGD. The potential is then analyzed using one of the conflict-analysis tools, i.e. onion analysis. The result of the stakeholder analysis shows a common need that becomes the knot of the conflict, i.e. the land utilization

    ANALISIS STAKEHOLDERS PADA CERUK-CERUK HUNIAN PRASEJARAH DI TAKENGON, KABUPATEN ACEH TENGAH

    Get PDF
    Kajian ini dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan bagaimana potensi konflik pada stakeholders ceruk-ceruk hunian prasejarah di Takengon. Tujuannya untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan posisi, kepentingan, dan kebutuhan stakeholders. Diketahuinya nilai penting dan potensi konflik sejak awal akan mempermudah pengelolaannya terkait pelestarian dan pemanfaatan cerukceruk hunian prasejarah di Takengon. Permasalahan diselesaikan dengan cara mengidentifikasi persepsi berupa pendapat dan harapan dari kelima stakeholders yang ada berdasarkan data hasil penelitian, dua kegiatan dalam Rumah Peradaban Gayo 2017, serta diskusi terfokus pada penelitian tahun 2018. Data tersebut kemudian klasifikasikan berdasarkan posisi, kepentingan, dan kebutuhannya. Potensi konflik yang muncul secara umum adalah aspek pemanfaatan yang berorientasi pada pelestarian dan berorientasi pada pendapatan daerah. Muncul juga potensi konflik lain ketika peneliti arkeologi diwajibkan menjadi fasilitator antara hasil penelitiannya dengan dunia pendidikan dalam kerangka penguatan pendidikan karakter anak didik

    Analisis Stakeholders dalam Pengelolaan Sumber Daya Arkeologi di Kota Cina, Medan.

    Get PDF
    Analisis stakeholders bertujuan untuk mengetahui potensi dan kebijakan pengelolaan konflik antarpemangku kepentingan di kawasan Kota Cina, Medan. Metode yang digunakan berupa mengklasifikasikan sejumlah isu yang terkait dengan pengelolaan tinggalan arkeologis di Kota Cina. Isu tersebut memberikan gambaran umum tentang potensi konflik yang terjadi di Kota Cina. Potensi konflik itu selanjutnya dianalisis dengan menggunakan salah satu alat analisis konflik, yaituanalisis bawang bombay. Hasil analisis menunjukkan adanya kesamaan kebutuhan yang menjadi simpul konflik, yaitu penggunaan lahan. Pengelolaan konflik yang baik untuk jangka panjang dalam proses pengelolaan Kota Cina adalah dengan negosiasi. Negosiasi dapat berupa musyawarah untukmenemukan kesepakatan bersama yang mampu mengakomodasi para pemangku kepentingan. Kesepakatan tersebut terkait dengan pemberdayaan warga masyarakat di sekitar Kota Cina, khususnya para pemilik lahan, dalam mewujudkan sikap positif dan kesadaran mereka terhadap pelestarian sumber daya arkeologis di Kota Cina. Abstract. Stakeholders Analysis in the Archaeological Resources Management at Kota Cina, Medan. Stakeholders analysis aims to determine the policies and potencies of conflict management among stakeholders in Kota Cina. The method used is classification of the issues related to the management of archaeological remains in Kota Cina. These issues provide a general overview of the potential conflicts that occurred in Kota Cina. The potential conflicts are then analyzed using one of the tools of conflict analysis, namely “onion analysis”. The analysis shows similarity of need that inflictsconflict, which is land use. Better conflict management for the long term is to negotiate. Negotiations can be formed as a forum of discussion to reach a mutual agreement that can accommodate the stakeholders’ interests. Mutual agreement is linked to the empowerment of communities around Kota Cina, especially the land owners, to create awareness in preserving the archaeological resources in Kota Cina

    Transformasi Fragmen Tembikar dan Keramik di Situs Kota Lama, Indragiri Hulu, Riau

    Full text link
    Study on the transformation of pottery and ceramic fragments at Kota Lama Site, Indragiri Hulu, Riau is a study that scrutinizes the formation process of archaeological data. The formation process is identified through artifactual and contextual data resulted from an archaeological excavation at the site in 2016. The problem to be uncovered is the transformation process of archaeological data at Kota Lama site to reveal the formation of data and context found at the site. The research was carried out using the inductive chain of thought, which uses data classifications of fragments of pottery, ceramics, and coin-shaped terracotta objects called gacuk, as well as matrix, provenience, and association during the early phase. Analyses on artifactual data include quantitative, typological/morphological (form), spatial, and temporal ones. Contextual data were analyzed using morphological and their positions. Furthermore, those data were elaborated one with another to identify their type of context in order to understand their formation process that occurred at the site. In the last part, there are in general two contexts at the site, which are primary and secondary contexts

    Dharmasraya dan tinggalan masa lalunya

    Get PDF
    Dharmasraya memiliki peninggalan arkeologi pada periode klasik. salah satunya adalah Candi. Candi di wilayah ini ada yang sudah di pugar dan ada yang masih dalam tanah. yang oleh masyarakat setempat disebut "munggu". Selain itu, keberadaan kerajaan lama Dharmasraya juga ditandai dengan adanya bangunan monumental berupa archa Amoghapasa dan Bhairawa. Keberadaan arca dengan kepercayaan yang berbeda dan ukuran yang sangat besar memberi gambaran pada masa lalu di wilayah Dharmasraya betapa besar dan kayanya kekuasaan pada masa itu dan pesatnya perkembangan pada kepercayaan Hindu-Buddha. Selain itu ara tersebut menggambarkan adanya keberadaan dua aliran agama tersebut. Hal itu hanya dimungkinkan terjadi atas adanya toleransi yang tinggi disertai peekembangan dan kemajuan aspek-aspek arsitektur, estetika, religius, dan gotong royong, sekaligus menjadi landasan dari kehidupan masa lalu Dharmasraya

    Strategi Pengelolaan Kawasan Kota Cina, Medan, Provinsi Sumatera Utara

    Full text link
    Kota Cina area is one of the areas along the east coast of North Sumatra, which is closely related to trade network in Southeast Asia since at least 12th to 14th centuries CE. Previous researchers have proven that the area had once been a thriving city of commerce, port, and settlement during the period. This research is aimed at fabricating a strategy to manage Kota Cina area. The strategy is oriented toward preservation and utilization for the sake of the community. The method used is retracing its management history, which can then be used as the basis for determining the management strategy in the future. The research has generated four strategies, namely to: assign Kota Cina as a cultural heritage area, establish a management institution, include active participation of local community members in developing this area as a tourist destination, and develop thorough research

    Boatbuilding Technology Analysis of the Seventh Century Boat Remains from Bongal Site on the West Coast of North Sumatera

    Get PDF
    Abstract. The west coast of North Sumatera was a famous sea trade route since the ninth century, according to the research conducted in the Barus Site, the international trading ports in the region. However, the study of the maritime technology in the region is still scarcely done. Boat timbers finding from Bongal Site is the first, as well as the oldest, shipwreck remains found in the west coast of North Sumatera. This paper aims to study the boatbuilding technology, as one of the maritime technologies, of the boat remains found in Bongal Site. Analysis on form and function of the timbers, along with the radiocarbon-dating result of timber and Arenga pinnata rope show that the vessel was built in the Southeast Asian lashed-lugs technique in the seventh century, two centuries older than Barus. Analysis on the artefacts found near the timbers indicates that this type of vessel was used for trade activities on the west coast of North Sumatera.Abstrak. Pesisir barat Sumatera Utara merupakan wilayah yang dilalui jalur lalu lintas perdagangan-pelayaran yang ramai sejak abad ke-9 Masehi sebagaimana terbukti dari hasil penelitian di Situs Barus yang menjadi pusat perdagangan internasional. Akan tetapi, kajian tentang teknologi kemaritiman di wilayah pesisir barat Sumatera Utara masih sangat jarang dilakukan. Temuan kayu perahu di Situs Bongal menjadi temuan bangkai perahu pertama dan tertua di pesisir barat Sumatera Utara. Artikel ini bertujuan untuk mempelajari teknologi pembuatan perahu, sebagai salah satu bentuk teknologi maritim, dari sisa temuan perahu di Situs Bongal. Dengan melakukan analisis bentuk dan fungsi dari kayu-kayu tersebut, serta dengan melakukan penanggalan carbon dating terhadap kayu dan ijuk yang ditemukan, diketahui bahwa perahu dari Situs Bongal merupakan jenis perahu yang dibangun dengan teknik khas Asia Tenggara, yaitu teknik tambuku terikat, pada abad ke-7 atau dua abad lebih tua dari Situs Barus. Analisis terhadap artefak yang ditemukan di sekitar temuan kayu perahu menunjukkan bahwa jenis perahu ini dahulu digunakan dalam aktivitas perdagangan di wilayah pesisir barat Sumatera Utara

    Transformasi Fragmen Tembikar dan Keramik di Situs Kota Lama, Indragiri Hulu, Riau

    Get PDF
    AbstractStudy on the transformation of pottery and ceramic fragments at Kota Lama Site, Indragiri Hulu, Riau is a study that scrutinizes the formation process of archaeological data. The formation process is identified through artifactual and contextual data resulted from an archaeological excavation at the site in 2016. The problem to be uncovered is the transformation process of archaeological data at Kota Lama site to reveal the formation of data and context found at the site. The research was carried out using the inductive chain of thought, which uses data classifications of fragments of pottery, ceramics, and coin-shaped terracotta objects called gacuk, as well as matrix, provenience, and association during the early phase. Analyses on artifactual data include quantitative, typological/morphological (form), spatial, and temporal ones. Contextual data were analyzed using morphological and their positions. Furthermore, those data were elaborated one with another to identify their type of context in order to understand their formation process that occurred at the site. In the last part, there are in general two contexts at the site, which are primary and secondary contexts.AbstrakKajian transformasi fragmen tembikar dan keramik di situs Kota Lama, Indragiri Hulu, Riau merupakan kajian untuk menelaah proses pembentukan data arkeologi yang diidentifikasi melalui data artefaktual dan data kontekstual yang dihasilkan dalam ekskavasi arkeologis di situs tersebut tahun 2016. Penelitian dilakukan dengan alur induktif yang menggunakan pemerian data fragmen tembikar, keramik, gacuk, matriks, provinience, dan asosiasi pada tahap awal. Analisis yang dilakukan pada data  artefak menggunakan analisis kuantitif, bentuk, keruangan, dan waktu. Adapun data konteks dianalisis mengunakan analisis morfologi dan posisinya. Selanjutnya data tersebut digabungkan satu dengan lainnya untuk mengidentifikasi jenis konteks untuk mengetahui proses pembentukan data yang terjadi di situs tersebut. Hasilnya, transformasi data arkeologi di situs Kota Lama membentuk dua buah konteks, yaitu konteks primer dan konteks sekunde

    IDENTIFIKASI VARIASI FONDASI BANGUNAN TANGSI BELANDA MEMPURA, KABUPATEN SIAK, PROVINSI RIAU

    Get PDF
    Abstrak. Bangunan tangsi Belanda Mempura, di Kabupaten Siak, Provinsi Riau merupakan salah satu cagar budaya bergaya arsitektur Eropa di tepian Sungai Siak. Bahasan utama dalam tulisan ini berkenaan dengan fondasi bangunan tersebut. fondasi merupakan bagian krusial pada suatu bangunan, namun tidak banyak menjadi fokus utama penelitian. Masalah yang diselesaikan dalam kajian ini adalah variasi bentuk dan komposisi, struktur, serta fungsi fondasi Tangsi Belanda Mempura. Tujuannya untuk mengetahui variasi bentuk dan komposisi, serta fungsi struktur fondasi bangunan untuk memperkaya khasanah perbendaharaan arsitektural kolonial yang diaplikasikan pada lahan yang tidak stabil. Melalui penelitian deskriptif-analitis ini kesimpulan yang didapatkan adanya dua variasi bentuk fondasi yang mewakili bentuk, tergantung pada lokasi kompleks bangunan, luas bangunan, serta fungsinya menopang struktur bangunan berlantai satu atau dua.   

    Berita penelitian arkeologi: situs dan objek arkeologi di Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara

    Get PDF
    Penelitian arkeologis di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara adalah pelaksanaan program kegiatan Balai Arkeologi Medan melalui dana Tahun Anggaran 2007. Kegiatan ini merupakan upaya pengenalan potensi sumberdaya arkeologi di sebagian wilayah Propinsi Sumatera Utara, dalam rangkaian studi untuk mengungkap berbagai aspek kehidupan masyarakat di daerah tersebut dari masa ke masa. Hasil yang diharapkan adalah peta sebaran kepurbakalaan daerah tersebut yang kelak menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya, maupun kepentingan lain berkenaan dengan pemanfaatan aset budaya itu. Begitu pula dengan pemahaman mengenai aspek kehidupan masyarakatnya di masalalu, sebagai bagian masyarakat yang hidup di wilayah itu
    corecore