69 research outputs found

    Pengembangan Kawasan Kampung Ikan Ramah Lingkungan Untuk Mendukung Penguatan Ekonomi Kerakyatan

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan penelitian multi tahun (Tahun 2012 dan 2013) dan dilaksanakan selama 8 (delapan) bulan yakni bulan April sampai November. Pada tahun pertama (tahun 2012) penelitian ditujukan untuk: 1) Mengindentifikasi potensi sumber daya perikanan di Kabupaten Klaten yang dapat dikembangkan untuk pembangkit perekonomian masyarakat. 2) Mengidentifikasi potensi pembudidaya ikan yang terdapat di Kabupaten Klaten. 3) Mengkaji kebijakan dan program Pemerintah Kabupaten Klaten dalam mengembangkan potensi sumber daya wilayah, khususnya potensi perikanan budidaya.4) Menganalisis faktor pendukung dan faktor penghambat Pengembangan Kawasan Kampung Ikan Ramah Lingkungan Untuk Mendukung Penguatan Ekonomi Kerakyatan. 5) Merumuskan draf model Pengembangan Kawasan Kampung Ikan Ramah Lingkungan Untuk Mendukung Penguatan Ekonomi Kerakyatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa metode termasuk pengamatan lapangan ( ), site observation wawancara mendalam (indepth interview), diskusi kelompok terarah (focus group discussion), metode simak (documment study) dan metode super impose. Teknik pengambilan sampel akan dilakukan dengan metode purposive sampling dan snowball. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis, yakni: 1) Analisis Sumber Daya Alam untuk menganalisis potensi SDA minapolitan; 2) Analisis Kebijakan menganalisis kebijakan dan program pemerintah dalam pengembangan kawasan minapolitan berbasis UMKM; 3) Analisis Interaktif digunakan pada proses pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Lokasi penelitian adalah Kabupaten Klaten yang memiliki potensi SDA dan UMKM yang mendukung untuk pengembangan kawasan minapoli penelitian adalah Kawasan Kampung Ikan di Kabupaten Klaten memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan Budidaya ikan yang meliputi 8 Desa yaitu Desa Daleman, Desa Janji, Desa Jumus, Desa Jeblog, Desa Nganjat, Desa Ponggok, Desa Sidowayah dan Desa Wunut. Dalam pengelolaan kawasan kampung ikan melibatkan masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah terkait dengan kebijakan dan program yang ada di Kabupaten Klaten selama 5 tahun terakhir telah diarahkan pada pengembangan budidaya ikan berbasis masyarakat dan ramah lingkungan. Beberapa faktor yang menjadi pendukung dalam pengembangan kawasan kampung ikan diantaranya upaya pemerintah, kesadaran masyarakat dan adanya peluang kerjasama. Meski demikian masih ada beberapa kendala sebagai faktor penghambat adalah kualitas benih dan hasil budidaya ikan yang belum memenuhi standart pasar internasional dan belum adanya pengendalian harga pakan. Sebagai langkah awal draft Model Pengembangan Kawasan Kampung Ikan Ramah Lingkungan Mendukung Penguatan Ekonomi Kerakyatan yang dirumuskan ENVIRONMENTALLY FRIENDLY INTENSE FISHERIES (EFIF) MODEL atau model perikanan baik dan tepat yang ramah lingkungan.This study is a multi-year (2012 and 2013) and held for 8 (eight) months, i.e. from April to November. In the first year (in 2012), the study aimed to: 1) Identify the potential fishery resources in Klaten that can be developed as a generator of economic activities; 2) Identify the potential fish farmers who are in Klaten; 3) Review the policies and programs of Klaten regency government in developing the potential of the resources area, in particular the potential of cultivation fishery; 4) Analyze the factors supporting and inhibiting factors of the development of sustainable fishing village for supporting the strengthening of people's economy; 5) Formulate a draft model of the development of sustainable fishing village for supporting the strengthening of economic democracy. It is a descriptive study using a qualitative approach. Data collected through several methods includes observation sites, in-depth interviews, focus group discussions, document study, and super impose methods. The sampling technique will be done by the method of purposive sampling and snowball. Data were analyzed by using the analysis method, namely: 1)Natural resources analysis on the potential natural resources; 2) Policy analysis on the government policies and programs in the development of SMEs; 3) Interactive analysis on the process of data collection, data reduction, data display, and conclusion (verification). The location of research is Klaten that have the potential of natural resources and support for the development of SMEs. The results of the study are of fishing villages in Klaten district having the potential to be developed as fish cultivation area covering 8 Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, Juni 2014 10 villages, namely Desa Daleman, Desa Janji, Desa Jumus, Desa Jeblog, Desa Nganjat, Desa Ponggok, Desa Sidowayah and Desa Wunut. The fishing village area management involves the public, government and private sectors. Efforts by the relevant government policies and programs that exist in Klaten district during the last 5 years have been directed towards the development of the community and sustainability-based fish farming. Some of the factors supporting the development of the fishing village area are the government's efforts, public awareness and collaboration opportunities. Yet there are still some obstacles as an inhibiting factor, i.e. the seed quality and the fish cultivation do not meet the international market standards and there is lack of control of feed prices. As a first step the draft of Model Village Area Development Sustainable Fish to Support Strengthening Economic Democracy is ENVIRONMENTALLY FRIENDLY INTENSE FISHERIES (EFIF) MODEL

    Kajian Agroekologi dan Kemelimpahan Tumbuhan Obat Herba Valeriana javanica L. di Kawasan lereng Gunung Lawu

    Get PDF
    Ekosistem Gunung Lawu memiliki potensi diversitas biofarmaka yang tinggi namun keberadaannya menghadapi ancaman degradasi. Pemberdayaan masyarakat setempat merupakan kunci keberhasilan upaya biokonservasi. Penyusunan data-base Valeriana javanica L penting untuk dilakukan melalui penelitian berkelanjutan. Karakterisasi secara mendalam, baik ekologi, morfologi-molekuler Valeriana javanica L perlu dilakukan untuk melacak nilai keunggulan serta dasar pembudidayaan dan pemuliaannya. Selain itu untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap upaya biokonservasinya perlu dilakukan domestikasi guna peningkatan kualitas dan nilai ekonominya. Pada penelitian awal diperoleh hasil : Habitat tumbuhan obat di lokasi survai di ketinggian 1000 mdpl: intensitas cahaya berkisar 71.500-119.400 lux (104,68- 174,81 watt/m 2 ) dengan 1 watt/m 2 sebesar 683 lux (Hage, 2009), suhu antara 28-33 o C, dan kelembaban udara 21-49%. Intensitas cahaya di ketinggian (2000 m dpl) adalah 11.300-52.000 lux atau 16,54 - 76,13 watt/m 2 , suhu udara (21-28 o C) dan kelembaban udara (42-68%). Di ketinggian 1000 m dpl ditemukan 15 spesies tumbuhan, jenis tumbuhan dengan INP tertinggi valerian (Valerian javanica L.), tekelan (Eupatorium riparium Reg ), dan purwoceng gunung (Artemisia lactiflora Wall), yang masing-masing 124,05; 27,47; dan 27,40%. Di ketinggian 2000 m dpl ditemukan 10 jenis tumbuhan. Tiga jenis tumbuhan dengan Indek Nilai Penting (INP) tertinggi berturut-turut adalah valerian (Valerian javanica L.), ketul (Bidens chinensis Wild.), dan tekelan (Eupatorium riparium Reg.), masing memiliki INP sebesar 167,08; 34,6; dan 18,48%

    Chemical and Phytochemical Characteristics of Local Corn Silk Powder of Three Different Varieties

    Get PDF
    Corn silk is a part of the corn plant that is still considered to be waste from corn processing; however, corn silk is actually known to have the potential to be developed as functional food ingredients and/or nutraceuticals. The potential applications of corn silk are closely related to its chemical composition and the action mechanisms of its bioactive compounds, which have beneficial effects on human health, such as flavonoids and phenolics. This study aimed to investigate the chemical and phytochemical characteristics of local corn silk powder of three different varieties, i.e. Bisma, Arjuna, and Srikandi Putih. Phytochemical and proximate analyses were conducted on each sample of corn silk powder. The total phenolic content was examined using the Folin-Ciocalteau method, while the beta sitosterol was analysed by gas chromatography and the antioxidant activity of the extract was evaluated using the DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) method. The results show that all samples had different amounts for their moisture, ash, protein, fat and carbohydrate contents from the proximate analyses. The Bisma variety of corn silk powder reveals the highest fat and protein contents, which are 0.30%±0.02 and 17.70 ±0.47, respectively. Furthermore, the highest total phenolics, total flavonoids, beta-sitosterol contents and antioxidant activity for the corn silk powder are also demonstrated by Bisma; i.e. 8262.93±178.59 μg gallic acid equivalent (GAE)/g for total phenolics, 236.03±8.37 μg gallic acid equivalent (GAE)/g for total flavonoids, 1343.93±78.44ppm for beta-sitosterol and 73%±1.09 for antioxidant activity. Thus, it may be suggested that among the three local varieties of corn silk, a corn silk powder from the Bisma variety could be developed as a source of bioactive compounds and nutrients to convert corn silk from being waste into value-added corn products

    Pemanfaatan Benalu Teh untuk Usaha Produktif Masyarakat Tanen, Kemuning, Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar

    Get PDF
    Scurrula oortianam merupakan salah satu tumbuhan benalu yang dimenumpang pada tanaman teh. Kemuning, Karanganyar terkenal dengan obyek wisata kebun teh dengan memiliki kebun teh seluas 1.430 Ha. Kebuh teh di Tanen, Kemuning terletak pada 7°35'57"S 111°6'58"E dan ditemukan tumbuhan Scurrula oortianam dengan ketersediaan sangat banyak. Tumbuhan tersebut memiliki potensi sebagai obat. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini yaitu mengoptimalkan masyarakat Desa Tanen, Jenawi, Karanganyar dalam memanfaatkan benalu teh sebagai teh yang berpotensi obat. Benalu Teh ini diambil dari pohon teh yang sudah tua dan telah dibudidayakan secara kontinyu sejak tahun 1992. Lokasi tumbuh benalu ini berada di habitat yang alami yaitu di daerah dataran tinggi kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah dengan ketinggian (+/-) 1200 mdpl. Ketinggian pohon mencapai rata-rata 15 m. Benalu Teh mengandung senyawa flavonoid yang disebut Quersitrin dan sari zat Epigallocatechin galat yang diserap dari pohon teh, yang sangat ampuh menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker, juga sebagai anti oksidan (penyerap racun) dan mengontrol kadar kolesterol dalam darah. Pemilihan benalu menjadi produk teh menjadi salah satu solusi dalam mengoptimalkan benalu yang menjadi tanaman pengganggu pada teh agar dapat menjadi produk bermutu dan tentunya sehat untuk dikonsumsi masyarakat. Pemberdayaan dengan masyarakat Tanen ditujukan untuk mengoptimalkan sumber daya manusia serta meningkatkan nilai ekonomi warga Tanen agar lebih produktif dan dapat mengoptimalkan potensi akan benalu teh. Harapannya melalui kegiatan ini dapat memfasilitasi keberlanjutan dari program di Dusun Tanen terutama pendampingan agar lebih mandiri dalam pengolahan benalu teh
    • …
    corecore