7 research outputs found

    Examining Witness Interest: The Obstacles of Testimony in Islamic Jurisprudence and Positive Law

    Get PDF
    This study compares Islamic jurisprudence and positive law to explore the obstacles of testimony, focusing on the complexity and controversy surrounding witnesses' interests. Employing a legal comparative method, the research examines self-interest in testimony, emphasizing authoritative sources like fiqh books and Jordanian law, shedding light on the concept of self-interest as its primary focus. It highlights the differences between Islamic jurisprudence and contemporary legal frameworks, providing a nuanced understanding of witness actions in legal processes. This research's findings reveal that testimony's self-interest predominantly relates to lineage, siblinghood, marital relationships, hostility, and partisanship. The results show both Islamic jurisprudence and positive law recognize the prohibition of testimony due to self-interests is not absolute; there are many interpretations and exceptions to this restriction, with differences stemming from the reliance on religious texts in Islamic jurisprudence and legal reasoning in positive law. This gap arises from the ability of contemporary law to examine the interests of witnesses from various perspectives and through the use of different evidentiary tools. This research contributes practically that the application of law that is different from what has been formulated by fiqh scholars in Islamic jurisprudence does not necessarily indicate that the legal decision is at odds with Islamic law

    THE CONCEPT OF CONSTANTS AND VARIABLES IN THE PHILOSOPHY OFISLAMIC EDUCATION FROM RELIGIOUS PRINCIPLES TO INTELLECTUALSCHOOLS

    Get PDF
    Kebutuhan akan pendidikan di jaman yang kita jalani ini menempati posisi sebagai keniscayaan, sehingga pendidikan merupakan salah satu tujuan maqashid syariah yang tidak dapat dipungkiri dalam kehidupan sosial kita. Islam sebagai agama rahmat dikenal mencakup semua masalah kemanusiaan termasuk pendidikan, sedangkan untuk itu diperlukan perencanaan sistem pendidikan untuk mengatur kehidupan manusia guna mencapai kepentingan kemanusiaan secara umum. Namun selama ini banyak pemikir pendidikan yang belum banyak berbicara tentang konsep konstanta dan variabel dalam filosofi pendidikan Islam. Makalah ini akan membahas konsep tersebut dengan menunjukkan peta intelektualnya melalui tiga bidang: bidang fundamentalis, bidang relasional, dan bidang metodologi. Berdasarkan hal tersebut, maka akan dikemukakan bahwa kajian di bidang-bidang tersebut menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini untuk mengetahui perjalanan falsafah pendidikan Islam dari prinsip-prinsip agama ke mazhab pemikiran manusia

    GAGASAN POLA BACA STUDI KEAGAMAAN; ANTARA INSIDER/OUTSIDER DAN MULTIDIMENSIONAL APPROACHES

    Get PDF
    Studi keagamaan merupakan diskursus pengetahuan yang berkaitan dengan cara manusia membaca dan mengkaji ajaran agama atau laku keagamaan manusia beragama. Agama tentu tidak melulu tentang ritual peribadatan semata, melainkan juga tentang peradaban manusia. Keberadaan manusia yang terikat dalam ruang dan waktu mengindikasikan bahwa pengalaman dan pengetahuan manusia itu berbatas. Kesadaraan keagamaan dalam diri dan/atau masyarakat beragama meniscayakan perbedaan pemikiran dan tingkah laku dalam frame intelektual dan interaksi sosialnya. Maka problem filsafati yang muncul adalah dapatkah manusia, berdasarkan pengalamannya, benar-benar mampu memahami pengalaman manusia beragama lain yang sepenuhnya berbeda? Serta bagaimana agar kajian keagamaan tetap menjaga objektivitas dari subjektivitas pengkajinya? Berdasaran standpoint ini, perspektif Insider/Outsider memainkan peran penting, namun dalam konteks kehidupan beragama yang heterogen, plural dan multikultural tidak berhenti pada pola baca kuadrik dimensional sehingga membutuhkan pendekatan yang jauh lebih komprhensif. Pada titik ini, multidimensional approaches sebagai pola baca studi keagamaan yang ideal memiliki pijakan paradigmatiknya di mana ia berupaya untuk mengentitaskan agama yang sakral agar dapat dipahami oleh manusia secara netral. Kata Kunci: studi agama, perspektif orang dalam / orang luar, pendekatan multidimens

    Hassan Hanafi and Islamic Legal Theory From Phenomenology to Critique of the Slogan “Going Back to the Qur’an and Sunna”

    Get PDF
    Islamic legal theory (popularly known as uṣū al-fiqh in Islamic term) runs into difficulties when dealing with social and humanities issues. Religious texts, according to Hassan Hanafi’s perspective, should not only be positioned as a source of law, but also at the same time must be seen as a phenomenological experiences of religiosity. The dialectic of religious text and today's empirical context needs to be reformulated. By using phenomenological as a methodological tool, Hassan Hanafi makes an effort of reepistemification of uṣū al-fiqh reason into three typologies of consciousness; historical, eidetic, and praxis. These three aspects constitute the discursive relationship to present an anthropocentric dimension in uṣū al-fiqh reason. This article uses qualitative research methods with interpretation criticism approach. This article aims to analyze the new formula offered by Hassan Hanafi’s uṣū al-fiqh reason, and to examine it to criticize the slogan “Back to the Qur'an and Sunna” as a phenomenon of religiosity

    Konstruksi Nalar dan Pola Pembacaan Maqāṣid al-Sharī‘ah dalam Filsafat Hukum Islam Ibn Taymīyah

    No full text
    This paper aims to track the construction of maqāṣid al-sharī‘ah reasoning and reading patterns of maqāṣid al-sharī‘ah according to Ibn Taymīyah perspective. The study of the philosophy of Islamic Law in the perspective of Ibn Taymīyah in Islamic thought is still not much discussed, even not yet formulated with a comprehensive framework of construction of reason. Maqāṣid al-sharī‘ah in Ibn Taymīyah’s perspective has a reciprocal reading pattern in quadric jalb al-maṣlaḥah and daf‘ al-mafsadah at one time simultaneously. These quadrics here are relational dialectics between min jānib al-wujūd and min jānib al-‘adam. Ibn Taymīyah as one of the most knowledgeable scholars of science has a unique reading pattern on how the legal texts (ayāt al-aḥkām) and their intentions (al-maqāṣid) are dialecticalized

    Usul Fikih, Kuasa Pengetahuan Medis dan Pandemi: Dari Integrasi Epistemologis Menuju Fatwa Humanis

    Get PDF
    Hukum merupakan jawaban atas gejala- gejala yang dihadapi oleh manusia. Gagasan integrasi epistemologis antara ilmu Usul Fikih dengan ilmu-ilmu kesehatan modern akan membuka wawasan kritis bahwa berhukum dengan teks memiliki peta normativitas dan alasan-alasan argumentatif kontekstualnya sekaligus. Keduanya dibedakan bukan untuk saling menundukkan satu sama lain, melainkan agar keduanya dapat bersinergi dengan tetap tidak kehilangan basis-basis ontologisnya. Berangkat dari deskripsi permasalahan yang telah diulas, kita dapat menegaskan bahwa dialektika teks dan konteks bersifat dialogis- inklusif. Baik dalam ilmu syariat maupun ilmu kesehatan, perubahan realita merupakan keabsahan fenomenologis. Artinya, realita merupakan fenomena yang meniscayakan cara pandang baru terhadap teks-teks keagamaan. Dari upaya integrasi epistemologis tersebut, kita akan dapat memetakan dengan ideal mana “yang statis” dan “yang sakral”, dan mana “yang dinamis” dan “yang plural”. Pada titik ini, fatwa hukum tidak hanya menyoal tentang praktik-praktik ritual peribadatan, melainkan tentang implementasi nilai-nilai kemanusiaan sekaligu
    corecore