4 research outputs found

    Kecenderungan Kecemasan Neurotik Willy Wonka dalam Novel Charlie And The Chocolate Factory Karya Roald Dahl

    Full text link
    Penelitian ini menggunakan konsep psikoanalisis karena adanya kecenderungan kecemasan neurotik pada karakter utama di Charlie and The Chocolate Factory, sebuah novel karya Roald Dahl. Studi ini mengkaji karakter kepribadian Willy Wonka sebagai tokoh utama yang mengarah pada kecemasan neurotik yang dipengaruhi oleh tiga sistem kepribadian, yaitu id, ego, dan superego. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aspek apa saja yang membuat Willy Wonka mengalami kecemasan neurotik dan tindakan yang dilakukan untuk meminimalkan rasa kecemasan tersebut. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa Willy Wonka mengalami rasa cemas, gugup, dan panik akibat pengalaman traumatis sejak dulu. Oleh sebab itu, Willy Wonka sengaja mengadakan kompetisi sebagai bentuk alasan bagi mekanisme pertahanan dirinya untuk berpikir mencari cara terbaik dalam mengurangi kecemasannya sementara waktu. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman pikiran manusia dan objek signifikansi antara sastra dan kondisi psikologis

    NEUROTIC ANXIETY SUFFERED BY WILLY WONKA IN ROALD DAHL’S CHARLIE AND THE CHOCOLATE FACTORY

    Get PDF
    This study uses psychoanalysis concept, namely neurotic anxiety by the main character in Charlie and The Chocolate Factory, a novel by Roald Dahl. This study finds the character’s personality, Willy Wonka in Charlie and The Chocolate Factory’s novel becomes neurotic anxiety who influenced of the three systems of personality, there are Id, Ego, and Superego from his traumatic experienced. This happens because his life principle which it has to be followed defence mechanism to overcome the conflict he experienced. Unfortunately, he thinks that the process of the competition is the best way to reduce his anxiety for a while. This study is expected to contribute to the understanding of the human mind and significance object between literature and the psychological condition. Keywords: Id, Ego, Superego, and Neurotic Anxiety

    BENTUK DAN FUNGSI PEMENTASAN TOPENG MAULUDAN DALAM FESTIVAL GREBEG MAULID 2016 DI KOTA SURABAYA

    Get PDF
    Seiring perkembangan zaman, antusias terhadap kesenian Topeng Mauludan mulai jarang tersentuh kembali oleh masyarakat Surabaya dalam tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap setahun sekali akibat pengaruh kemajuan teknologi informasi. Terkait persoalan tersebut, perlunya adanya sentuhan baru agar dapat dilestarikan keberadaannya yang diprakarsai oleh kerjasama antara pemerintah kota dengan para seniman untuk mengangkat kembali Topeng Mauludan menjadi seni pertunjukkan melalui pagelaran festival budaya Grebeg Maulud 2016. Hanya saja, adanya perbedaan pandangan dalam konteks penyajian Topeng Mauludan dengan alasan kepentingan promosi wisata daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bentuk penyajian Topeng Mauludan dalam festival Grebeg Maulud 2016 serta fungsi secara simbolik yang ditampilkan dalam festival tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori interaksionalisme simbolik George Herbert Mead dan Herbert Blummer sebagai teori utama yang didukung pula dengan teori hegemoni Antonio Gramsci sebagai teori pendukung. Metode dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, memfokuskan pada penggunaan Topeng Mauludan yang dipentaskan menurut versi festival Grebeg Maulud 2016 sebagai fenomena budaya masyarakat Surabaya pada tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Adapun hasil akhir yang diperoleh adalah adanya penambahan bentuk performativitas yang membuat Topeng Mauludan menjadi seni pertunjukkan tarian masal. Fungsi dari Topeng Mauludan yang awalnya sebuah permainan tradisional beralih menjadi sarana media dakwah yang menghibur tanpa memandang latar belakang masyarakat agar dapat berinteraksi di satu tempat dan waktu yang bersamaan. Selain itu, terindikasinya pengaruh sistem kewenangan legacy power dari pihak pemerintah kota untuk merekayasa budaya, sehingga fungsi Topeng Mauludan bukan lagi sebatas murni kesenian, melainkan sarana komersial dalam menambah pendapatan daerah di bidang pariwisata melalui Grebeg Maulud 2016

    Neurotic Anxiety Suffered by Willy Wonka in Roald Dahl’s Charlie and The Chocolate Factory

    Get PDF
    This study examines the aspects of the neurotic and the things that become significant as an attempt to negotiate wtih anxiety experienced by Willy Wonka, a character in a novel made by British author named Roald Dahl in his novel entitled Charlie and The Chocolate Factory. This study uses personality structure and neurotic anxiety from Psychoanalysis theory to explain the main character’s psychological condition, behaviour, and ability. This study used qualitative method in its process by using close reading. This study finds the character’s personality, Willy Wonka, as the famous and largest chocolate factory’s owner in the world becomes neurotic anxiety who is influenced of the three systems of personality, Id, Ego, and Superego from his trauma in the past. This happens because there are some spies from his competitors who disguised as his employees. It has given the negative impact of his factory because they stole his best recipe of chocolates to produce his precious chocolates in their own factory. After that incident, he makes a new competition, The Golden Ticket given to five lucky children for the journey to his factory. Unfortunately, he thinks that the process of the competition is the best way to reduce his anxiety for a while. Symbolization of chocolate by Wonka Factory is very popular for everyone, including children. This is because chocolate is “the most important thing” in his life and chocolate able to change one's life
    corecore