7 research outputs found

    Pada Remaja, Kebencian terhadap Diri Sendiri, dapat Memicu Perilaku Toxic Disinhibition Online

    Get PDF
    In the digital era, aggressiveness can be shown in Toxic Disinhibition Online behavior, where people can curse, bully, and pressure their co-stars both verbally and psychologically while online. A lot of people do not realize that the aggressive behavior displayed is influenced by self-hatred, the same goes for Toxic Disinhibition Online's behavior. This study looks at how self-hate can be related to the emergence of Toxic Disinhibition Online behavior. This study looks at how self-hate can be related to the emergence of Toxic Disinhibition Online behavior. Measurements were taken on 115 teenagers who played online games, and used the Online Disinhibition Scale and the Self-Hate Scale. The result is that Self-Hate has an effect of 7.5% on Toxic Disinhibition Online, in a positive direction. This means, when a teenager does not like or hate himself, then there is a possibility that he will display Toxic Disinhibition Online's aggressive behavior when playing online games.Pada era digital, agresifitas dapat ditunjukkan dalam perilaku Toxic Disinhibition Online, dimana orang dapat mengumpat, merundung, dan menekan lawan mainnya baik secara verbal maupun psikologis pada saat online. Banyak orang tidak menyadari bahwa perilaku agresifitas yang ditampilkan dipengaruhi oleh kebencian terhadap dirinya sendiri, begitu pula dengan perilaku Toxic Disinhibition Online. Penelitian ini melihat bagaimana self-hate dapat berkaitan dengan munculnya perilaku Toxic Disinhibition Online. Pengukuran dilakukan kepada 115 remaja yang bermain game online, dan menggunakan alat ukur Online Disinhibition Scale dan Self-Hate Scale. Hasilnya adalah Self-Hate memiliki pengaruh sebesar 7,5% terhadap Toxic Disinhibition Online, dengan arah positif.  Hal ini berarti, ketika remaja tidak menyukai atau membenci dirinya sendiri, maka ada kemungkinan ia menampilkan perilaku agresifitas Toxic Disinhibition Online pada saat bermain game online

    Penerapan Machine Learning Menggunakan Algoritma C4.5 Berbasis PSO dalam Menganalisa Data Siswa Putus Sekolah

    Full text link
    Pendidikan sangat memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas Sumber daya manusia yang ada di Indonesia. Untuk itu Pemerintah menggalakkan program wajib belajar 12 tahun. SMK As Salam, adalah salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta yang ada di Kecamatan Gegesik yang memiliki angka putus sekolah yang berubah setiap tahunnya. Ada beberapa penyebab seorang anak putus sekolah, diantaranya faktor ekonomi dimana orang tua tidak sanggup membiayai anaknya untuk sekolah, bisa juga faktor membantu usaha orang tua, faktor siswanya sendiri, atau faktor lingkungan dan teman – teman siswa tersebut. Perlu dilakukan penganalisaan terhadap data siswa agar dapat diklasifikasikan siswa yang berpotensi putus sekolah. Sehingga kepala sekolah dan bagian kesiswaan di SMK As Salam dapat mengambil keputusan agar siswa yang putus sekolah bisa diantisipasi setiap tahunnya. fokus maka penelitian ini adalah penggunaan model decision tree dalam mengkasifikasikan data putus sekolah yang dioptimasi menggunakan PSO di SMK As Salam Gegesik. Dari hasil klasifikasi tersebut diketahui nilai akurasi dari model decision tree tersebut adalah 90.86 %. Artinya keakuratan dalam klasifikasi tersebut sudah cukup baik. Sedangkan hasil klasifikasi model decision tree yang menggunakan  PSO diketahui memiliki nilai akurasi 92.95 %. Artinya keakuratan dalam klasifikasi tersebut menjadi lebih baik dari decision tree yang tanpa optimasi PS

    KEUANGAN NEGARA

    Full text link
    Keuangan negara merupakan hal yang sangat menarik untuk dibicarakan, dikaji dan dipelajari oleh masyarakat Indonesia. Istilah keuangan negara ini sering kita dengar di berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik seperti televisi atau internet. Istilah ini tidak asing lagi bagi sebagian besar warga negara Indonesia, karena keuangan negara ini erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat Indonesia, bahkan sering juga kita mendengar pemberitaan yang negative mengenai keuangan negara ini yaitu seringnya tindakan korupsi yang merugikan masyarakat yang dilakukan oleh oknum pejabat yang tidak bertanggung jawab. Secara umum keuangan negara membicarakan masalah penerimaan anggaran atau sumber-sumber penerimaan/pemasukan kas negara untuk membiayai operasional suatu negara, serta berbagai macam pengeluaran anggarannya. Menurut Musgrave dalam Effendi (2021) mengatakan bahwa pada umumnya studi keuangan negara membatasi hanya pada penerimaan dan pengeluaran yang ada pada anggaran pemerintah (pusat dan daerah) dan pengaruh-pengaruhnya. Aspek-aspek lain yang juga merupakan bidang studi keuangan negara adalah regulasi ekonomi oleh cabang pemerintahan yudikatif, pengelolaan perusahaan negara, dan pengaturan kebijakan moneter. Oleh karena itu buku ini hadir kehadapan sidang pembaca sebagai bagian dari upaya diskusi sekaligus dalam rangka melengkapi khazanah keilmuan dibidang keuangan negara, sehingga buku ini sangat cocok untuk dijadikan bahan acuan bagi kalangan intelektual dilingkungan perguruan tinggi ataupun praktisi yang berkecimpung langsung dibidang pengelolaan keuangan negara

    Global, regional, and national incidence and mortality burden of non-COVID-19 lower respiratory infections and aetiologies, 1990–2021 : a systematic analysis from the Global Burden of Disease Study 2021

    Get PDF
    Background Lower respiratory infections (LRIs) are a major global contributor to morbidity and mortality. In 2020–21, non-pharmaceutical interventions associated with the COVID-19 pandemic reduced not only the transmission of SARS-CoV-2, but also the transmission of other LRI pathogens. Tracking LRI incidence and mortality, as well as the pathogens responsible, can guide health-system responses and funding priorities to reduce future burden. We present estimates from the Global Burden of Diseases, Injuries, and Risk Factors Study (GBD) 2021 of the burden of non-COVID-19 LRIs and corresponding aetiologies from 1990 to 2021, inclusive of pandemic effects on the incidence and mortality of select respiratory viruses, globally, regionally, and for 204 countries and territories. Methods We estimated mortality, incidence, and aetiology attribution for LRI, defined by the GBD as pneumonia or bronchiolitis, not inclusive of COVID-19. We analysed 26 259 site-years of mortality data using the Cause of Death Ensemble model to estimate LRI mortality rates. We analysed all available age-specific and sex-specific data sources, including published literature identified by a systematic review, as well as household surveys, hospital admissions, health insurance claims, and LRI mortality estimates, to generate internally consistent estimates of incidence and prevalence using DisMod-MR 2.1. For aetiology estimation, we analysed multiple causes of death, vital registration, hospital discharge, microbial laboratory, and literature data using a network analysis model to produce the proportion of LRI deaths and episodes attributable to the following pathogens: Acinetobacter baumannii, Chlamydia spp, Enterobacter spp, Escherichia coli, fungi, group B streptococcus, Haemophilus influenzae, influenza viruses, Klebsiella pneumoniae, Legionella spp, Mycoplasma spp, polymicrobial infections, Pseudomonas aeruginosa, respiratory syncytial virus (RSV), Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, and other viruses (ie, the aggregate of all viruses studied except influenza and RSV), as well as a residual category of other bacterial pathogens. Findings Globally, in 2021, we estimated 344 million (95% uncertainty interval [UI] 325–364) incident episodes of LRI, or 4350 episodes (4120–4610) per 100 000 population, and 2·18 million deaths (1·98–2·36), or 27·7 deaths (25·1–29·9) per 100 000. 502 000 deaths (406 000–611 000) were in children younger than 5 years, among which 254 000 deaths (197 000–320 000) occurred in countries with a low Socio-demographic Index. Of the 18 modelled pathogen categories in 2021, S pneumoniae was responsible for the highest proportions of LRI episodes and deaths, with an estimated 97·9 million (92·1–104·0) episodes and 505 000 deaths (454 000–555 000) globally. The pathogens responsible for the second and third highest episode counts globally were other viral aetiologies (46·4 million [43·6–49·3] episodes) and Mycoplasma spp (25·3 million [23·5–27·2]), while those responsible for the second and third highest death counts were S aureus (424 000 [380 000–459 000]) and K pneumoniae (176 000 [158 000–194 000]). From 1990 to 2019, the global all-age non-COVID-19 LRI mortality rate declined by 41·7% (35·9–46·9), from 56·5 deaths (51·3–61·9) to 32·9 deaths (29·9–35·4) per 100 000. From 2019 to 2021, during the COVID-19 pandemic and implementation of associated non-pharmaceutical interventions, we estimated a 16·0% (13·1–18·6) decline in the global all-age non-COVID-19 LRI mortality rate, largely accounted for by a 71·8% (63·8–78·9) decline in the number of influenza deaths and a 66·7% (56·6–75·3) decline in the number of RSV deaths. Interpretation Substantial progress has been made in reducing LRI mortality, but the burden remains high, especially in low-income and middle-income countries. During the COVID-19 pandemic, with its associated non-pharmaceutical interventions, global incident LRI cases and mortality attributable to influenza and RSV declined substantially. Expanding access to health-care services and vaccines, including S pneumoniae, H influenzae type B, and novel RSV vaccines, along with new low-cost interventions against S aureus, could mitigate the LRI burden and prevent transmission of LRI-causing pathogens. Funding Bill & Melinda Gates Foundation, Wellcome Trust, and Department of Health and Social Care (UK)
    corecore