6 research outputs found

    STUDI REAKSI KONDENSASI-HIDROGENASI ANTARA FURFURAL DAN ASETON MENGGUNAKAN KATALIS Ni/MgO

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas katalis Ni/MgO pada reaksi kondensasi-hidrogenasi furfural dengan aseton. Katalis Ni/MgO disiapkan melalui metode impregnasi basah prekursor garam Ni(NO3)2.6H2O ke dalam MgO sebagai pengemban. Karakterisasi katalis dilakukan dengan metode difraksi sinar-X (DSX) dan fluorosensi sinar-X. Uji aktivitas katalis dilakukan pada reaksi kondensasi dan hidrogenasi terhadap furfural dan aseton menggunakan autoclave oil batch reactor. Reaksi kondensasi dilakukan menggunakan pelarut air pada temperatur 100 oC selama 8 jam. Selanjutnya reaksi hidrogenasi dilakukan menggunakan pelarut isopropanol pada temperatur 120 oC selama 7 jam. Hasil karakterisasi produk reaksi menggunakan FT-IR menunjukkan terbentuknya produk kondensasi yaitu monomer 4-furanil-3-butena-2-on (C8) dan  dimer 1,5-difuranil-1,4-pentadiena-3-on (C13), sedangkan produk hidrogenasi tidak terbentuk

    STUDI REAKSI KONDENSASI-HIDROGENASI ANTARA FURFURAL DAN ASETON MENGGUNAKAN KATALIS Ni/MgO

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas katalis Ni/MgO pada reaksi kondensasi-hidrogenasi furfural dengan aseton. Katalis Ni/MgO disiapkan melalui metode impregnasi basah prekursor garam Ni(NO3)2.6H2O ke dalam MgO sebagai pengemban. Karakterisasi katalis dilakukan dengan metode difraksi sinar-X (DSX) dan fluorosensi sinar-X. Uji aktivitas katalis dilakukan pada reaksi kondensasi dan hidrogenasi terhadap furfural dan aseton menggunakan autoclave oil batch reactor. Reaksi kondensasi dilakukan menggunakan pelarut air pada temperatur 100 oC selama 8 jam. Selanjutnya reaksi hidrogenasi dilakukan menggunakan pelarut isopropanol pada temperatur 120 oC selama 7 jam. Hasil karakterisasi produk reaksi menggunakan FT-IR menunjukkan terbentuknya produk kondensasi yaitu monomer 4-furanil-3-butena-2-on (C8) dan  dimer 1,5-difuranil-1,4-pentadiena-3-on (C13), sedangkan produk hidrogenasi tidak terbentuk

    GAMBARAN PROSES PENYIMPANAN DENGAN MUTU ORGANOLEPTIK BUAH DAN SAYUR DI PANTI ASUHAN CAHAYA UMAT MAGELANG

    No full text
    Latar Belakang : Penyimpanan menjadi salah satu tahapan penting dalam menjaga mutu bahan makanan. Selama penyimpanan, bahan makanan basah dapat mengalami kerusakan apabila proses penyimpanan tidak dilakukan dengan benar. Kerusakan yang terjadi pada bahan makanan dapat berupa kerusakan fisik, biologi, maupun kimia. Kerusakan pada bahan makanan lebih mudah untuk diketahui menggunakan cara atau metode yang bisa dilakukan dengan pengamatan fisik luarnya menggunakan standar mutu organoleptik.Tujuan Penelitian : Mengetahui gambaran proses penyimpanan dengan mutu organoleptik buah dan sayur di Panti Asuhan Cahaya Umat MagelangRancangan Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan secara luas dengan menjelaskan gambaran proses penyimpanan dengan mutu organoleptik buah dan sayur di Panti Asuhan Cahaya Umat Magelang. Sampel dalam penelitian ini adalah buah dan sayur yang paling sering tersedia yaitu pisang, jambu biji, sirsak, pepaya, sawi hijau, terong ungu, kangkung, dan wortel. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.Hasil : Penyimpanan buah dan sayur yang ada di Panti Asuhan Cahaya Umat belum menerapkan langkah-langkah yang sesuai dengan standar penyimpanan yang baik. Penyimpanan yang tidak sesuai dengan standar yang baik dapat berpengaruh terhadap perubahan penampakan fisik pada buah dan sayur yang disimpan. Sebelum dilakukan penyimpanan, buah dan sayur memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan standar mutunya. Mutu organoleptik sirsak dan kangkung mengalami perubahan setelah penyimpanan hari ke-1. Pisang, sawi hijau, dan pepaya mengalami perubahan mutu organoleptik setelah penyimpanan hari ke-2. Sedangkan jambu biji, terong ungu, dan wortel mengalami perubahan mutu organoleptik setelah penyimpanan hari ke-3.Simpulan : Proses penyimpanan buah dan sayur yang ada belum sesuai dengan syarat atau petunjuk penyimpanan yang baik. Seluruh sampel termasuk dalam kategori mutu organoleptik yang baik sebelum dilakukan penyimpanan. Mutu organoleptik sampel berubah tidak sesuai dengan standar mutunya setelah dilakukan penyimpanan hari ke-1, ke-2, dan ke-3. Perubahan yang terjadi tergantung pada langkah penyimpanan dan kondisi masing-masing sampel

    Determination of colorant type in yellow tofu using Vis-NIR and SW-NIR spectroscopy

    No full text
    Abstract A method that can detect colorant type in food is requisite against illegal practices that used non-food-grade colorants in food. In this study colorant types of yellow tofu were identified using visible near-infrared (Vis-NIR) and shortwave near-infrared spectra (SW-NIR) spectroscopy. Chemometrics analysis using partial least square-discriminant analysis (PLS-DA) and principal component analysis-linear discriminant analysis (PCA-LDA) were used to classify natural colorants, non-food-grade colorants, and food-grade colorants in yellow tofu. The best model obtained using Vis-NIR had calibration accuracy and reliability of 100% for both PCA-LDA and PLS-DA. The best model yielded by SW-NIR had calibration accuracy of 76% and 28% reliability for PLS-DA, and accuracy of 92% and 76% reliability for PCA-LDA. The result showed that Vis-NIR spectroscopy was superior to SW-NIR spectroscopy to distinguish the colorant type used in yellow tofu. Moreover, PCA-LDA yielded better accuracy and reliability compared to PLS-DA
    corecore