38 research outputs found

    Evaluasi Pelayanan Stasiun Tangerang Kota Tangerang

    Full text link
    Stasiun Tangerang merupakan Stasiun KA yang berada di Kota Tangerang, Provinsi Banten. Stasiun Tangerang termasuk ke dalam kelas Stasiun Besar. Namun, pembangunan dan perbaikan saat ini terus dilakukan di Stasiun Tangerang, hal ini karena Stasiun Tangerang sebelumnya termasuk kelas Stasiun Sedang dan memiliki kendala tidak cukup untuk melayani volume penumpang pengguna jasa. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui bagaimana kondisi Stasiun Tangerang saat ini dan tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap pelayanan Stasiun Tangerang, Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode survei lapangan dengan melakukan pengamatan di Stasiun Tangerang untuk mengevaluasi kondisi Stasiun Tangerang saat ini yang akan dibandingkan dengan ketentuan Permenhub No. 48 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang Dengan Kereta Api dan penyebaran kuisioner tentang pelayanan Stasiun Tangerang secara langsung ke pengguna jasa dengan menggunakan metode perhitungan IPA (Importance Performance Analysis). Hasil pengamatan langsung kondisi Stasiun Tangerang, Stasiun Tangerang memenuhi 75% fasilitas yang diatur dalam Permenhub No. 48 tahun 2015. Hasil penggambaran pada diagram kartesius adalah Kuadran A (v2, v5, v9, v10 dan v16), Kuadran B (v1, v4 dan v12), Kuadran C (v6 dan v13) dan Kuadran D (v7, v11 dan v15). Secara keseluruhan persepsi dan tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap pelayanan Stasiun Tangerang adalah memuaskan / baik, hal ini dapat dilihat dengan nilai rata-rata tingkat kesesuaian sebesar 81.34 %

    Analisa Kinerja Ruas Jalan dan Pengaruhnya terhadap Biaya Operasional Kendaraan Beserta Nilai Waktu di Kota Cilegon

    Get PDF
    Jalan Jenderal Ahmad Yani merupakan salah satu jalan yang berada di pusat kawasan perniagaan Kota Cilegon. Area di sekitar jalan tersebut merupakan daerah yang mempunyai aktivitas perdagangan cukup tinggi. Hal tersebut terlihat dari banyaknya pertokoan disepanjang jalan sehingga sering terjadinya kemacetan yang disebabkan banyaknya hambatan samping pada area tersebut. Pada satu sisi, perdagangan tentu menaikkan perekonomian wilayah sekitar, tetapi pada sisi lain dengan adanya kemacetan akan merugikan pengguna jalan di sekitar area perniagaan tersebut. Sehubungan dengan permasalahan diatas, maka diperlukan studi dan analisa untuk mengetahui kinerja ruas jalan, kecepatan dan waktu tempuh. Dari kinerja tersebut akan coba dibandingkan dengan besarnya BOK dan nilai waktu yang dipakai oleh pengguna jalan. Berdasarkan hasil analisis perhitungan pada kapasitas jalan maka hambatan samping yang didapat dari hasil pengamatan dilapangan sangat berpengaruh kepada kapasitas jalan di Jalan Jenderal Ahmad Yani Kota Cilegon. Hal ini ditunjukkan pada derajat kejenuhan atau DS (Degree of Saturation) pada saat jam puncak hari kerja jam 07.00-08.00 yang nilai nya mencapai 0,82 dengan tingkat pelayanan D dengan kecepatan kendaraan hanya 20 km/Jam. Perhitungan biaya operasional kendaraan tidak tetap pada jam puncak hari kerja dengan hambatan samping adalah Rp. 9465,56 /Km dan pada hari libur sebesar Rp. 9396,73/Km. Tetapi Perhitungan biaya operasional kendaraan tidak tetap jika hambatan samping nya diabaikan atau mempunyai faktor pengali 1, maka menjadi Rp. 9446,71/Km pada hari kerja dan Rp. 9388,78/Km pada hari libur

    Analisis Kontribusi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan untuk Dana Pembangunan Daerah Kota Malang Periode 2010-2014.

    Full text link
    This study is motivated by the revenue receipt of (Motor Vehicle Tax) and (Customs of Motor Vehicle) Profit Sharing of Malang City that is increased and decreased over the period 2010-2014 by seeing its contribution to regional development fund. The method used is qualitative method descriptive research,using observation and documentation as the tools of data collection. The conclusion obtained from this study is that the realization of revenue of the Motor Vehicle Tax and Customs of Motor Vehicle Profit Sharing has reached the defined target despite there is unreachable target in certain year. The growth rate of revenue of Motor Vehicle Tax Profit Sharing has increased and decreased, but revenue growth of Customs of Motor Vehicle Profit Sharing experiences a steady increase, the level of local financial dependence of Malang City is rated so hight on revenue of Motor Vehicle Tax and Customs of Motor Vehicel) Profit Sharing. Contribution of revenue of Motor Vehicle Tax and Customs of Motor Vehicle Profit Sharing is so hight for regional development fund of Malang City

    Uji Efektifitas Pyraclostrobin Sebagai Agensia Planth Health Dengan Beberapa Level Cekaman Air Pada Tanaman Sawi Hijau (Brassica Juncea L.)

    Get PDF
    Pyraclostrobin ialah salah satu bahan aktif golongan strobirulin yang dapat memberikan efek toleran terhadap cekaman pada fase pertumbuhan tanaman seperti cekaman suhu dan air. Pada penelitian ini agensia Pyraclostrobin akan diuji pada berbagai cekaman air dan menggunakan tanaman sawi hijau sebagai indikator. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mempelajari sejauh mana agensia pyraclostrobin dapat membantu tanaman menghadapi stress air. Penelitian dilaksanakan dalam rumah plastik pada bulan September sampai dengan Oktober 2013 di Kebun Percobaan Jatikerto, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang dengan ketinggian ± 303 m dpl dengan media tanah pada suhu rata-rata 28°C. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial. Faktor pertama ialah pemberian konsentrasi pyraclostrobin (P) sedangkan faktor kedua ialah pemberian dosis air (A) dan setiap perlakuan diulang 3 kali. Analisis uji lanjut dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan hasil analisis sidik ragam diketahui interaksi antara perlakuan dosis pyraclostrobin dengan pemberian siraman air pada parameter panjang tanaman umur 7 hst. Namun dominasi stress air terdapat pada hasil, sehingga pyraclostrobin belum dapat memberikan pengaruh positif terhadap stress air

    Rancang Bangun Electricwheelchair Controlled By Android Device With Speech Recognition Commands Function

    Full text link
    Conventional wheelchair is not unable to allow users make free move. Meanwhile, electronic wheelchair allows user to move without assistance but the hand-base disable people are unable to move the chair given they have problem in using joystick. The use voice as moving order is offered. Android Smartphone is chosen due to the availability of open source operating system with speech recognition of multi-language. Android Wheelchair can be used through voice order “straight”, “backward”, “right”, “left”. The voice order is synchronized with the list provided in the database. If the voice is matched, the android smartphone will send order to microcontroller through wireless communication and will move the wheelchair.The experiment showed that from six times order through voice, those six orders were recognized by smartphone Android and it move to the direction mentioned previously. The wheelchair has been equipped with ultrasonic sensor to recognize surrounding environment so to avoid any possibility of crash

    PELATIHAN TUNE UP SEPEDA MOTOR SEBAGAI PENINGKATAN KOMPETENSI PRAKTIKAL SISWA PADA WILAYAH ULAPAN (UBUD, TEGALALANG, DAN PAYANGAN) UNTUK MENDUKUNG KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN)

    Get PDF
    This Community Service Activity Motorcycle Tune Up Training aims to improve the practical competence of students at SMKN 1 Tegalalang so that they can tune up motorcycles effectively, efficiently and safely, including: checking, maintaining, repairing and adjusting motorcycle parts/systems according to the Tune Up procedure, and has an outcome in the form of increasing scientific competence, especially regarding engine parts, electrical parts, and motorcycle chassis parts. The method of this activity is to conduct training for students in grades 10, 11, and 12 of the Automotive Department at SMKN 1 Tegalalang. Training in the form of providing materials and practice in the field with a percentage of 30% for material and 70% for practice. The basis of doing Tune Up on a motorcycle is that every motorcycle that is operated, will eventually experience a situation where the parts of the motorcycle (engine, transmission, frame, etc.) experience fatigue and wear and tear, thereby reducing its performance, including: engine power decline, slow acceleration, wasteful fuel and the possibility of continuing/spreading damage to other component damage and to support the national tourism strategic area (KSPN) especially the ULAPAN area (Ubud, Tegalalang and Payangan) in order to increase the economic factors of the region. This activity was carried out in collaboration with the Bali Land Transportation Polytechnic with SMKN 1 Tegalalang. The result of this Community Service activity is an increase in the practical competence of SMKN 1 Tegalalang students so that later they can be used as provisions to set up a workshop business (MSME level) or workKegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Pelatihan Tune Up Sepeda Motor ini bertujuan meningkatkan kompetensi praktikal siswa SMKN 1 Tegalalang agar dapat melakukan Tune Up Sepeda motor secara efektif, efisien dan aman, meliputi: memeriksa, merawat, memperbaiki dan menyetel bagian-bagian/sistem-sistem sepeda motor sesuai prosedur Tune Up, dan memiliki outcome berupa peningkatan kompetensi keilmuan khususnya mengenai bagian mesin, bagian kelistrikan, dan bagian chasis sepeda motor. Metode kegiatan ini adalah melakukan pelatihan kepada para siswa kelas 10, 11, dan 12 Jurusan Otomotif  SMKN 1 Tegalalang. Pelatihan dalam bentuk pemberian materi dan praktek di lapangan dengan persentase 30% untuk materi dan 70% untuk praktek. Dasar dari dilakukannya Tune Up pada sepeda motor adalah setiap sepeda motor yang dioperasikan, pada akhirnya akan mengalami suatu keadaan dimana bagian-bagian dari sepeda motor tersebut (mesin, transmisi, rangka, dsb) mengalami kelelahan dan keausan sehingga mengurangi kinerjanya, diantaranya: tenaga mesin menurun, akselerasi lambat, bahan bakar boros dan kemungkinan kerusakan berlanjut/merembet terhadap kerusakan komponen lainnya dan untuk mendukung kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) khususnya wilayah ULAPAN (Ubud, Tegalalang dan Payangan) agar dapat meningkatkan faktor ekonomi wilayah tersebut. Kegiatan ini dilakukan melalui kerjasama Politeknik Transportasi Darat Bali dengan SMKN 1 Tegalalang. Hasil dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah peningkatan kompetensi praktikal siswa SMKN 1 Tegalalang sehingga nantinya dapat dijadikan bekal untuk mendirikan usaha bengkel (level UMKM) ataupun bekerj

    Characteristics, treatment and in-hospital outcomes of patients with STEMI in a metropolitan area of a developing country: an initial report of the extended Jakarta Acute Coronary Syndrome registry

    Get PDF
    Objective: We studied the characteristics of patients with ST segment elevation myocardial infarction (STEMI) after expansion of a STEMI registry as part of the STEMI network programme in a metropolitan city and the surrounding area covering ∌26 million inhabitants. Design: Retrospective cohort study. Setting: Emergency department of 56 health centres. Participants: 3015 patients with acute coronary syndrome, of which 1024 patients had STEMI. Main outcome measure: Characteristics of reperfusion therapy. Results: The majority of patients with STEMI (81%; N=826) were admitted to six academic percutaneous coronary intervention (PCI) centres. PCI centres received patients predominantly (56%; N=514) from a transfer process. The proportion of patients receiving acute reperfusion therapy was higher than nonreperfused patients (54% vs 46%, p<0.001), and primary PCI was the most common method of reperfusion (86%). The mean door-to-device (DTD) time was 102±68 min. In-hospital mortality of nonreperfused patients was higher than patients receiving primary PCI or fibrinolytic therapy (9.1% vs 3.2% vs 3.8%, p<0.001). Compared with non-academic PCI centres, patients with STEMI admitted to academic PCI centres who underwent primary PCI had shorter mean DTD time (96±44 min vs 140±151 min, p<0.001), higher use of manual thrombectomy (60.2% vs13.8%, p<0.001) and drug-eluting stent implantation (87% vs 69%, p=0.001), but had similar use of radial approach and intraaortic balloon pump (55.7% vs 67.2%, and 2.2% vs 3.4%, respectively). In patients transferred for primary PCI, TIMI risk score ≄4 on presentation was associated with a prolonged door-in to doorout (DI-DO) time (adjusted OR 2.08; 95% CI 1.09 to 3.95, p=0.02). Conclusions: In the expanded JAC registry, a higher proportion of patients with STEMI received reperfusion therapy, but 46% still did not. In developing countries, focusing the prehospital care in the network should be a major focus of care to improve the DI-DO time along with improvement of DTD time at PCI centres. Trial registration number: NCT02319473

    Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap Obturator Rahang Atas Pada Kasus Kelas III Arammany Dengan Penguat Mini Dental Implant Untuk Protesa Rahang Bawah

    Full text link
    Latar belakang. Kasus Edentulous dengan defek maksilofasial pada geriatri merupakan kasus yang komplek dan menyangkut estetika serta fungsi rongga mulut. Penggunaan hollow bulb dan implant untuk memberikan retensi merupakan alternatif cara yang dapat digunakan dalam perawatan defek maksilofasial dan sisa lingir alveolar yang tipis. Tujuan. dari pembuatan protesa GTL ini ialah untuk mengembalikan fungsi pencernaan rongga mulut sehingga dapat mengembalikan kemampuan mencerna dan mengolah makanan. Pembuatan GTL diupayakan untuk dapat retentif dan stabil sehingga protesa dapat bermanfaat sebagai instrumen rehabilitatif dalam rongga mulut. Kasus. Pasien laki-Iaki usia 70 tahun datang ke klinik prostodonsia FKG UGM dengan keluhan gigi tiruan lengkap yang longgar dan tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga makanan dan minuman dapat keluar dari hidung melalui lubang di area palatum yang timbul kurang lebih 2 bulan sebelum datang ke RSGM. Penanganan. Setelah dilakukan proses bedah pengangkatan tumor oleh Onkologis selanjutnya dilakukan perencanaan pembuatan GTL. Paska operasi pasien mengenakan GTL sementara dari GTL lama pasien yang diperbaiki. Proses selanjutnya ialah pembuatan GTL baru untuk mengganti GTL lama yang rusak. Setelah GTL selesai dibuat, dilakukan insersi dan dilanjutkan dengan pemasangan mini dental implant untuk rahang bawah. Satu minggu berikutnya dilakukan pemasangan metal housing implant pada fitting surface gigi tiruan lengkap rahang bawah sehingga implant dan gigi tiruan menjadi satu kesatuan gigi tiruan lengkap dengan dukungan implant. Kesimpulan. Kontrol2 minggu dan satu bulan menunjukan implant masih stabil dan tidak ada keluhan pada pasien. Pasien dapat menggunakan gigi tiruannya untuk makan dan minum. Dari pemeriksaan subjektif diketanui bahwa dan makanan ataupun minuman tidak lagi keluar melalui hidung pasien
    corecore