37 research outputs found
KORELASI PERUBAHAN KADAR MALONDIALDEHID (MDA) SEBAGAI PREDIKTOR DAN ENZIM HATI SEBAGAI PARAMETER KEJADIAN EFEK SAMPING DRUG INDUCED LIVER INJURY (DILI) PADA PASIEN EPILEPSI YANG MENDAPATKAN MONOTERAPI VALPROAT (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Jalan Neurologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan Poliklinik RS Imanuel Bandar Lampung)
Background: Epilepsy is brain abnormality that characterized with tendency to cause
epileptic seizure continually, neurobiology, cognitive, psychology, and social consequences.
Antiepileptic drug (AED) is main therapy for epilepsy management. The aim of epilepsy
therapy with AED is to prevent the next seizure attack with minimal adverse effects. Valproate
acid is antiepileptic drug that has broad spectrum and can be used to all types of epilepsy,
especially in idiopathic general epilepsy, despite of its successful results, it has been reported
that one of its adverse effect is to cause liver damage, which characterized with elevation of
liver enzyme.
Objective: The aim of this study is to analyze the correlation of MDA level elevation as
predictor and abnormality of liver enzyme value. Alanine Aminotransferase (ALT) and
Alkaline Phosphatase (ALP) are as parameters of adverse effect events of Drugs Induced
Liver Injury (DILI) in epileptic patients with monotherapy of valproate.
Methods: The study was observational prospective. The study has been approved by the
Ethics Committee of Dr Soetomo Teaching Hospital. There are 44 subjects study who fulfilled
inclusion criteria. Effectiveness of VPA use data was decrease of seizure intensity and
duration that attended from patient medical record. MDA level measurement used
Competitive-ELISA (Enzyme-linked Immunosorbent Assay) and ALP & AST level
measurement used Spectrofotometry in laboratory at Universitas Airlangga Surabaya.
Result: From all of three parameters that tested, correlation of MDA to ALP, ALT and
ALT/ALP ratio, it can be concluded statistically that there is no correlation between elevation
of MDA level to ALP with p value (p>0,05). However there is negative correlation between
elevation of MDA level to ALT/ALP ratio with p value (p<0,05). This study also resulted that
duration of VPA monotherapy affects to seizure intensity and duration before and after
therapy with (p=0.000) and (p=0.000) consecutively.
Conclusion: According to the study results, it can be concluded that no correlation between
elevation of MDA level is predictor of liver enzymes of ALP and ALT as parameters of
adverse drug event of Drug Induced Liver Injury (DILI) to epileptic patients with VPA mono therapy
ANALISIS KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN RUJUK BALIK GERIATRI DI APOTEK KIMIA FARMA 285 BANDAR LAMPUNG
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik >140 mmHg & tekanan darah diastolik >90 mmHg pada 2 kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang. Penelitian ini bertujuan agar pasien PRB geriatri di Apotek Kimia Farma 285 Bandar Lampung meningkatkan kepatuhan penggunaan obat antihipertensi sehingga mengurangi risiko komplikasi. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik. Pengumpulan data dilakukan dengan desain penelitian campuran dimana terdapat gabungan antara retrospektif yaitu data informasi pasien dibulan September-Desember 2022 dan prospektif dengan memberikan kuesioner MMAS-8 pada pasien dibulan Februari 2023 sebanyak 136 pasien. Berdasarkan penelitian didapatkan hasil tingkat kepatuhan tinggi 34 pasien (25%), sedang 61 pasien (44,85%), dan rendah 41 pasien (30,15%). Berdasarkan uji Chi-Square tingkat pendidikan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan penggunaan obat antihipertensi di Apotek Kimia Farma 285 Bandar Lampung dengan nilai P-value <0,05. Dapat disimpulkan bahwa pasien geriatri hipertensi di Apotek Kimia Farma 285 Bandar Lampung patuh terhadap penggunaan obat
The Effect of Phenytoin Loading Dose to Hepatic Enzyme in Epilepsy Patients
Epilepsy was defined as neurologic abnormality that was characterized with tendency to cause
consistent epileptic seizure and neurobiologist, cognitive, psychologist, and social consequences.
According to WHO, it was proximately about 50 million people with epilepsy worldwide. Single
use of antiepileptic drug (AED) became first choice in starting epilepsy treatment, because most of
patients was successfully controlled by first or second single therapy of AED. Phenytoin mostly
was used for focal and generalized seizure type and as second line for mixed seizure type
(myoclonic and tonic-clonic). Beside its good effectiveness in controlling seizure, phenytoin also
caused significant adverse effects. Such as, phenytoin could cause hepatotoxicity with a couple of
days until eight weeks onset, which is characterized by elevation of aspartate aminotransferase
(AST).with level range of 2-100 times from normal baseline and also elevation of alanine
aminotransferase (ALT).
Keywords: Epilepsy, Antiepileptic, Phenytoin, Adverse effects
PENYULUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK RASIONAL DI POSYANDU BOUGENVIL KEMILING RAYA PUSKESMAS RAWAT INAP KEMILING BANDAR LAMPUNG
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting terutama di negara berkembang. Obat yang digunakan secara luas untuk mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba yang terdiri atas antibiotika, antivirus, antijamur, dan antiparasit. Diantara keempat obat tersebut, antibiotika adalah yang terbanyak digunakan. Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa sekitar 40-62% antibiotika digunakan pada penyakit yang tidak memerlukan antibiotika. Penggunaan antibiotika bukan tanpa akibat, terutama bila tidak digunakan secara bijak. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan informasi serta pengetahuan kepada masyarakat untuk lebih memahami tentang penggunaan antibiotik yang rasional. Kegiatan ini dilakukan berupa observasi dan pemberian informasi kepada kader pelayanan kesehatan di puskesmas rawat inap kemiling. Hasil penyuluhan ini masyarakat dapat mengetahui bahaya resistensi antibiotik dan dapan menggunakan antibiotik secara rasional.
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT IMANUEL WAY HALIM PERIODE JULI-DESEMBER 2022
Abstrak: Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan infeksi yang terjadi pada saluran kemih ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri di dalam saluran kemih yang dapat menjalar hingga ke ginjal, Kasus penderita Infeksi Saluran Kemih di Indonesia tergolong cukup banyak, mencapai 90-100 kasus per 100.000 penduduk pertahun. Antibiotik adalah zat kimia yang dihasilkan dari fungi atau bakteri, yang mempunyai khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen, toksisitasnya pada manusia relatif kecil. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran cara penggunaan antibiotik pada pasien ISK yang meliputi jenis dan golongan antibiotik dan mengidentifikasi jumlah pengobatan antibiotik yang rasional pada pasien ISK. Penelitian ini dilakukan dengan cara deskriptif dengan menggunakan rancangan penelitian purposive sampling, data diperoleh dari rekam medik pasien infeksi saluran kemih di Rumah Sakit Imanuel Way Halim. Hasil menunjukkan bahwa ada 69 pasien yang menggunakan antibiotik dan memenuhi kriteria inklusi sebagai objek penelitian, jenis antibiotik yang paling banyak digunakan adalah kombinasi monuril ndengan urinter sebesar (14,49%), antibiotik monuril, antibiotik urinter, antibiotik urogetic . Rasionalitas penggunaan antibiotik berdasarkan tepat diagnosa (100%), tepat indikasi (100%), tepat dosis (100%), tepat pasien (100%), tepat cara pemberian (100%). Penggunaan antibiotik pada pasien infeksi saluran kemih di instalasi rawat jalan rumah sakit Imanuel Way Halim sudah rasionalitas
EVALUASI KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS BERNUNG GEDONG TATAAN PESAWARAN
Saat ini bukan hanya pasien mendapat obat bermutu tetapi juga layanan dari petugas kesehatan yang bermutu karena orientasinya sudah bergeser ke patient center. Kepuasan pasien terhadap layanan kesehatan menjadi fokus yang saat ini digalakkan oleh pemerintah. Penelitian tentang Evaluasi Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Bernung Gedong Tataan Pesawaran bertujuan untuk menganalisis kepuasan pasien rawat jalan di instalasi farmasi Puskesmas Bernung Gedong Tataan. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif non eksperimental. Data dikumpulkan dengan survey menggunakan metode Cross Sectional. Penilaian terhadap kepuasan didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner SERVQUALÂ yang memuat 5 dimensi pelayanan kefarmasian. Analisis data menggunakan nilai kesenjangan rata-rata harapan dan rata-rata kinerja, persentase kesesuaian kepuasan pasien, dan Importance Performance Analysis. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 96 responden yang memenuhi kriteria. Hasil penelitian didapatkan nilai terbesar pada dimensi kehandalan (Reability) yakni 89,21%; dimensi ketanggap (Responsivines) yakni 89,46%; dimensi keyakinan (Assurance) 82,67%; dimensi empati (Empaty) yakni 86,28% dan dimensi berwujud (Tangibles) yakni 88,22% untuk nilai rata-rata persentase sebesar 87,17%. Hal ini menunjukan bahwa pasien rawat jalan sudah merasa puas dengan pelayanan yang sudah diberikan oleh petugas farmasi akan tetapi pihak puskesmas perlu memperbaiki apa yang menjadi harapan pasien yang belum tercapai guna meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian