9 research outputs found

    PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PASCA PANEN KOPI GONDOWIDO NGEBEL PONOROGO

    Get PDF
    Abstract. Partner in the Community Partnership Program is farmer groups in Wonorejo Jaya forest, Gondowido Village, Ngebel Ponorogo, which have potential in developing coffee products. There are several problems experienced by partners, they are the lack of knowledge and skills of partners about roasting, milling and packaging. Roasting is still done in a simple way, it has using a firebox and a clay roasting pan. Milling is done using a manual tool that is pounded on a hollow of wood or stone, it’s not perfect for hygiene. Packing is not attractive, the color design is bad, it seems less modern. The method of this activity includes the preparation of the place and time, preparation of the implementation, and the evaluation of the activity. The result of the PKM is there is an increase of knowledge and skills of partners, which can be seen from the results of the post-test given after the coffee roasting training by 80%. Coffee milling assistance can motivate farmer groups to buy milling machines with a faster target time. Coffee packaging assistance results in attractive and hygienic packaging.  Abstrak. Mitra dalam kegiatan Program Kemitraan Masyarakat adalah kelompok tani hutan Wonorejo Jaya Desa Gondowido Kecamatan Ngebel Ponorogo yang memiliki potensi dalam pengembangan produk kopi. Terdapat beberapa permasalahan yang dialami oleh mitra yaitu kurangnya pengetahuan dan ketrampilan mitra tentang roasting, penggilingan dan pengemasan. Roasting masih dilakukan dengan cara sederhana yaitu menggunakan tungku api dan wajan penyangrai berbahan tanah liat. Penggilingan dilakukan dengan menggunakan alat manual yaitu ditumbuk diatas cekungan dari kayu atau batu, sehingga higienitas kurang sempurna. Packing dilakukan dengan desain warna yang kurang menarik sehingga terkesan kurang modern. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi persiapan tempat dan waktu kegiatan, persiapan pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi kegiatan. Hasil dari kegiatan PKM adalah terdapat peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mitra yang terlihat dari hasil post tes yang diberikan setelah pelatihan roasting kopi sebesar 80 %. Pendampingan penggilingan kopi dapat memotivasi kelompok tani untuk membeli mesin penggilingan dengan target waktu lebih cepat. Pendampingan pengemasan kopi menghasilkan kemasan yang menarik dan higienis. 

    Isolasi dan seleksi bakteri sebagai agen bioremediasi limbah cair pabrik kayu putih

    Get PDF
    This study aims to isolate and select bacteria as a bioremediation agent for wastewater of cajeput factory. The waterwaste of cajuput factory has not been utilized for liquid organic fertilizer because it still contains cajeput oil (phenol compound) which can disrupt plant growth. Therefore it is necessary to look for bacteria that have the ability to integrate of management waterwaste. Waterwaste samples is taken by random sampling in tri locations, namely the initial shelter, the second shelter and the waste disposal area. Bacteria are developed in liquid media, then isolated and identified on solid media. Identification of bacteria based on colony morphology, cell morphology and biochemical testing. Phenol degradation test was carried out using a completely randomized design with tri replications. Treatment of types of bacterial isolates namely B0 = Control, B1 = Bacillus, B2 = Psedomonas, B3 = Flavobacterium. The results showed that there were tri bacterial isolates found in wastewater of cajuput factory namely Bacillus sp, Pseudomonas sp and Flavobacterium sp. The highest amount of bacterial colonies was found in waste shelters of 2.41 x 106 colonies. The most effective bacteria in degrading phenol is Pseudomonas sp

    Pelatihan Pembuatan Kompos Dan Budidaya Kopi Dalam Rangka Pemberdayaan Kopi Rakyat Desa Gondowido Kecamatan Ngebel Ponorogo

    Get PDF
    Gondowido is a village located in the outskirts of Ngebel Lake which have potential to coffee development. Gondowido’s coffee have a different taste from other regions but it still limited existence. The farmers use traditional way to treat of coffees so that productivity is still low. The purpose of this PKM activity is to increase knowledge and skills in the manufacture of grass based compost and its application, as well as increase knowledge and skills of coffee cultivation for Gondowido’s farmer which can increase a coffee productivity in the village. The partner’s problem faced is the lack of knowledge and skills about the function of grass around coffee which can be used to compost that is a source of nutrients for coffee plants. Another problem is the lack of knowledge and skills of partners about coffee cultivation. The methods used in this PKM activity include planning, preparation of composting sites, preparation of training activities, implementation of activities, and monitoring and evaluation. The results of this PKM activity can be seen from the increase in knowledge and skills of farmers in Gondowido village which is shown from the pre-test and post-test scores after training in making compost by 80% and by 75% after coffee cultivation trainin

    PENGEMBANGAN AGROFORESTRI BERBASIS MANAGEMENT REGIM DI KAWASAN HUTAN JATI

    No full text
    Pengelolaan hutan saat ini harus memberikan akses atau hak izin  agar dapat  memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar hutan. Upaya yang dilakukan untuk mendapatkan legalisasi masyarakat dalam mengakses dan mengelola kawasan hutan, pemerintah mengeluarkan kebijakan perhutanan sosial. Pengelolaan lahan hutan dengan sistem management regim sangat memerlukan partisipasi masyarakat, sehingga salah satunya pengelolaan lahan berbasis agroforestry. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran masyarakat dalam pengelolaan hutan, dalam bidang pengembangan agroforestri. Teknik pengumpulan data yaitu observasi lapangan melalui wawancara langsung. Hasil yang didapatkan dari wawancara petani sebagai responden adalah sangat puas, puas dan kurang puas dengan persentase masing-masing 80%, 10%, 3%. Kepuasan petani terhadap sistem management regim  ini dipandang sebagai produk yang telah terbukti ampuh di dalam menghadapi perubahan  keamanan hutan dan lingkungan. Hal ini menjadi bukti bahwa pengelolaan  secara management regim  mampu mendukung kestabilan  pangan masyarakat setempat.

    Pertumbuhan, Serapan Hara dan Hasil Kedelai (Glycine max L.) dengan Aplikasi Kompos Limbah Kayu Putih dan Pupuk Anorganik

    No full text
    Budidaya kedelai di lahan marginal memiliki produktivitas yang rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas lahan marginal dapat dilakukan dengan pemupukan yang menggunakan kompos dan pupuk anorganik. Jumlah kompos limbah kayu putih yang melimpah dan belum dimanfaatkan untuk budidaya kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos limbah kayu putih (KLKP) dan pupuk anorganik (NPK) terhadap peningkatan pertumbuhan, hasil kedelai dan serapan hara. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan perlakuan kontrol, NPK, KLKP, KLKP + ⅓ NPK, KLKP + ⅔ NPK dan KLKP + NPK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KLKP dapat digunakan untuk mensubstitusi NPK, pada parameter hasil kedelai dan jumlah cabang. KLKP dikombinasikan dengan NPK menurunkan hasil kedelai dibandingkan KLKP dan NPK secara mandiri. Hasil kedelai berkorelasi dengan serapan N, K, jumlah polong dan berat kering brangkasan kedelai

    Peanut Productivity Under The Albizia Stand With Agroforestry System In Community Forest, Magetan East Java Indonesia

    No full text
    An effort to meet the national food need is by utilizing productive forest areas under albizia stands. Food stuff such as peanuts can grow under albizia forest stands. The purpose of this research was to know success of agroforestry system implemented to tree after initial release of contract. This study was conducted under albizia stand of state forest Magetan in East Java. Research design was used in this study was randomized block design. 5- year- old albizia stages with 0%, 25%, 50 % trimming intensity with plant spacing of   3 m x 4 m, Albizia trees that used for this comparison as many as 90 albizia trees. Results showed that soil lies under 5-year-old albizia trees still produced peanut with highest weights 129 g/m and lowest weight 117 g/m2 while highest biomass about 115.10 g and lowest biomass about 98.23 g. Application of agroforestry system under 5-year-old albizia stand is still good and intensive, creating work, improving social welfare, local community opinion change into positive perceptions for forestry development, forest protection, forest fire prevention, reducing rapid forest degradation and environmental quality conservation of forest areas

    Isolasi dan Identifikasi Fungi Mikoriza Pada Rizosfer Tanaman Porang Pada Sistem Agroforestri dan Monokultur

    No full text
    Mikoriza arbuskula adalah mikrobia tanah yang memiliki peran dalam meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman melalui perpanjangan hifa sehingga dapat menjangkau pada daerah yang lebih luas. Mikoriza arbuskula merupakan mikrobia tanah yang dapat berkembang pada sistem agroforestri dan monokultur. Informasi mikoriza yang dapat bersimbiosis dengan Porang baik secara agroforestri dan monokultur belum banyak dipublikasikan. Oleh sebab itu perlu identifikasi spora yang ada di rizosfer Porang sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai bahan baku pupuk berbasis mikoriza arbuskula untuk tanaman Porang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikoriza arbuskula yang berada di rizosfer Porang pada berbagai sistem pertanaman. Penelitian tentang fungi mikoriza arbuskula di rizosfer Porang dilakukan di lahan agroforestri dan monokultur yang memiliki jenis  tanah latosol. Lahan penelitian berada di Desa Mrayan, Kecamatan Ngrayun kabupaten Ponorogo Jawa timur Indonesia dan dilakukan pada bulan Desember 2020. Sampel tanah diambil secara acak di tiga lahan yang berbeda yaitu agroforestri berbasis pinus, agroforestri berbasis sengon dan monokultur. Sampel tanah diambil disekitar perakaran tanaman Porang. Sampel akar berupa akar halus porang. Spora mikoriza arbuskula diektrak dengan metode pengayaan basah dan kering. Identifikasi spora mikoriza arbuskula dilakukan dengan identifikasi morfologi. Hasil penelitian ini ditemukan 3 genera yang terdiri dari 9 species yaitu Glomus (5 species), Acaulospora (2 speies) dan Gigaspora (2 species).  Kepadatan  spora tertinggi berjenis Glomus dan yang terkecil adalah Gigaspora.  Rata rata kepadatan spora adalah 56-105 spora/100 g tanah. Kepadatan spora tertinggi pada agroforestri berbasis pinus. Persentase infeksi akar berkisar antar 24-50%.  Persentase infeksi akar tertinggi pada agroforestri berbasis sengon.Mikoriza arbuskula adalah mikrobia tanah yang memiliki peran dalam meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman melalui perpanjangan hifa sehingga dapat menjangkau pada daerah yang lebih luas. Mikoriza arbuskula merupakan mikrobia tanah yang dapat berkembang pada sistem agroforestri dan monokultur. Informasi mikoriza yang dapat bersimbiosis dengan Porang baik secara agroforestri dan monokultur belum banyak dipublikasikan. Oleh sebab itu perlu identifikasi spora yang ada di rizosfer Porang sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai bahan baku pupuk berbasis mikoriza arbuskula untuk tanaman Porang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikoriza arbuskula yang berada di rizosfer Porang pada berbagai sistem pertanaman. Penelitian tentang fungi mikoriza arbuskula di rizosfer Porang dilakukan di lahan agroforestri dan monokultur yang memiliki jenis  tanah latosol. Lahan penelitian berada di Desa Mrayan, Kecamatan Ngrayun kabupaten Ponorogo Jawa timur Indonesia dan dilakukan pada bulan Desember 2020. Sampel tanah diambil secara acak di tiga lahan yang berbeda yaitu agroforestri berbasis pinus, agroforestri berbasis sengon dan monokultur. Sampel tanah diambil disekitar perakaran tanaman Porang. Sampel akar berupa akar halus porang. Spora mikoriza arbuskula diektrak dengan metode pengayaan basah dan kering. Identifikasi spora mikoriza arbuskula dilakukan dengan identifikasi morfologi. Hasil penelitian ini ditemukan 3 genera yang terdiri dari 9 species yaitu Glomus (5 species), Acaulospora (2 speies) dan Gigaspora (2 species).  Kepadatan  spora tertinggi berjenis Glomus dan yang terkecil adalah Gigaspora.  Rata rata kepadatan spora adalah 56-105 spora/100 g tanah. Kepadatan spora tertinggi pada agroforestri berbasis pinus. Persentase infeksi akar berkisar antar 24-50%.  Persentase infeksi akar tertinggi pada agroforestri berbasis sengon
    corecore