17 research outputs found
DUKUNGAN KELUARGA PADA ANAK DENGAN MASALAH KETERLAMBATAN MENTAL DI KECAMATAN MANGANITU
Menjaga dan membesarkan anak berkebutuhan khusus merupakan tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua karena anak merupakan anugerah Tuhan yang dititipkan bagi setiap orang tua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dukungan keluarga merawat anak dengan keterlambatan mental di Kecamatan Manganitu. Metode: penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik wawancara kepada 5 keluarga yang merawat anak di Kecamatan Manganitu. Analisis data yang digunakan mengacu pada tujuh langkah teknik analisis data collaizi. Hasil penelitian ini yaitu dukungan keluarga pada anak dengan masalah keterlambatan mental sangat penting mulai dari memberikan mencari informasi tentang kesehatan anak, kebutuhan makan minum, fasilitas pendidikan sampai kasih sayang yan diberikan merupakan dukungan terbesar yang diharapkan oleh anak dengan keterlambatan mental sehingga anak akan merasa dihargai dan sayangi oleh orang tua. Kesimpulan: Dukungan keluarga yang diberikan orang tua pada anak dengan masalah keterlambatan mental yaitu dukungan Informasi, dukungan emosional, dukungan instrumental dan dukungan penghargaan. Orang tua memiliki peran terhadap tumbuh kembang anak
Caring for and raising children with special needs is the duty and responsibility of parents because children are God's gifts that are entrusted to every parent. The purpose of this study was to determine family support in caring for children with mental retardation in Manganitu District. Method: this study used a qualitative research method with interview techniques to 5 families who cared for children in Manganitu District. The data analysis used refers to the seven-step collaizi data analysis technique. The results of this study are that family support for children with mental retardation is very important, starting from providing information about children's health, eating and drinking needs, educational facilities to the affection that is given, which is the greatest support expected by children with mental delays so that children will feel valued and loved by parents. Conclusion: Family support given by parents to children with mental retardation problems, namely information support, emotional support, instrumental support and appreciation support. Parents have a role in the development of children
PEMBERDAYAAN KELUARGA DAN PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM MENINGKATKAN KEBERSIHAN DIRI ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGANITU
Penderita gangguan jiwa sering mengalami gangguan kebersihan diri seperti mandi, menggosok gigi, BAB dan BAK pada tempatnya. Keluarga sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan perawatan penderita gangguan jiwa sehingga penderita mampu melakukan aktivitas kebersihan diri secara mandiri. Tujuan PKMS ini yaitu melatih keluarga merawat dan memandirikan pasien gangguan jiwa dalam melakukan aktivitas dan latihan seperti: mandi, berpakaian, menyisir rambut, menggunting kuku, mencuci tangan, melatih pasien toileting dengan benar. Tim pengabdi melakukan kunjungan rumah didampingi oleh pemegang program kesehatan jiwa dari Puskesmas Manganitu Kegiatan ini berjalan dengan baik melibatkan 8 orang pasien gangguan jiwa. Hasil yang diperoleh pada hari pertama delapan pasien dibantu oleh keluarga dan tim pengabdi, setelah hari kedua enam pasien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri tetapi dua pasien masih belum bisa melakukan perawatan secara mandiri seperti memakai baju dan menggosok gigi. Dukungan keluarga akan terus membawa dampak yang baik kepada ODGJ dalam mempertahankan kebersihan diri.
People with mental disorders often experience problems with personal hygiene, such as bathing, brushing their teeth, defecating and urinating properly. The family plays a very important role in meeting the care needs of people with mental disorders so that sufferers are able to carry out personal hygiene activities independently. The aim of this PKMS is to train families to care for and be independent of mental patients in carrying out activities and exercises such as: bathing, dressing, combing hair, cutting nails, washing hands, training patients to toilet properly. The service team conducted a home visit accompanied by mental health program holders from the Manganitu Health Center. This activity went well involving 8 mental patients. The results obtained on the first day eight patients were assisted by their families and service team, after the second day six patients were able to carry out self-care independently but two patients were still unable to carry out self-care such as wearing clothes and brushing their teeth. Family support will continue to have a good impact on ODGJ in maintaining personal hygien
DETEKSI DINI INGATAN (MEMORI) PADA LANSIA DENGAN MENGGUNAKAN SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ) DI KAMPUNG BELENGAN KECAMATAN MANGANITU
Perkembangan memori pada lansia dapat mengalami kemunduran terutama dalam perkembangan kemampuan mental, termasuk kehilangan memori, disorientasi dan kebingungan. Penurunan fungsi kognitif yang terjadi pada lanjut usia dapat berlanjut menjadi gangguan demensia vaskuler maupun alzheimer disease apabila tidak ditangani dengan baik. Tujuan PKMS ini yaitu mengetahui fungsi kognitif pada lanjut usia. Kegiatan penyuluhan dilakukan dari rumah ke rumah hal ini dilakukan karena pandemi Covid-19, dimana tim pengabdian mengunjungi rumah-rumah lansia yang tinggal dikampung Belengan Kecamatan Manganitu. Deteksi dini ingatan dilakukan dengan menggunakan Short Portable Mental Status Questionnaire dan penyuluhan kesehatan resiko terjadinya demensia pada lansia. Dari 10 orang lansia yang dilakukan pemeriksaan melalui SPMQ terdapat 7 orang lansia memiliki kemampuan mengingat dengan baik, 2 orang mengalami gangguan mengingat ringan dan 1 orang lansia mengalami gangguan mengingat sedang.
The development of memory in the elderly can experience a decline, especially in the development of mental abilities, including memory loss, disorientation, and confusion. The decline in cognitive function that occurs in the elderly can progress to vascular dementia and Alzheimer's disease if not treated properly. The purpose of this PKMS is to know cognitive function in the elderly. Counseling activities were carried out from the house to house, this was done because of the Covid-19 pandemic, where the service team visited the homes of the elderly who lived in Belengan village, Manganitu District. Early detection of memory is carried out using the Short Portable Mental Status Questionnaire and health education on the risk of dementia in the elderly. Of the 10 elderly people who were examined through SPMQ, 7 elderly people had good memory skills, 2 people had mild memory problems and 1 elderly had moderate memory problems
KARAKTERISTIK PENDERITA DAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA ULKUS KAKI DIABETIK
Ulkus kaki diabetik sampai saat ini menjadi masalah kesehatan utama diseluruh dunia, karena kasus yang semakin meningkat, ulkus bersifat kronis dan sulit sembuh, mengalami infeksi dan iskemia tungkai dengan risiko amputasi bahkan mengancam jiwa, membutuhkan sumber daya kesehatan yang besar, sehingga memberi beban sosio-ekonomi bagi pasien, masyarakat, dan negara. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui karakteristik penderita ulkus kaki diabetik dan faktor risiko terjadinya Ulkus Kaki Diabetik di Wilayah Kerja Puskesmas Manganitu Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe Propinsi Sulawesi Utara. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif dengan lima orang partisipan. Penelitian ini telah berlangsung selama kurang lebih 3 bulan yakni pada bulan Februari s/d bulan Mei 2019. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 4 orang perempuan dan 1 orang laki-laki, sesuai usia semua informan termasuk kategori lanjut usia berkisar antara 55 tahun – 66 tahun. Informan 2 orang merupakan pensiunan, 2 orang masih aktif di pelayanan gereja dan di sekolah, sedangkan 1 orang hanya tinggal di rumah.Informan 3 orang memiliki penghasilan yang berkisar dari >2.000.000 s/d <5.500.000 per bulan sedangkan 1 orang informan memiliki penghasilan 1.000.000 per bulan sedangkan 1 orang informan Ny. C.M memiliki penghasilan yang jauh dari Upah Minimum Rata-rata. Kesimpulan penelitian ini yaitu pasien ulkus DM sebagian besar yaitu berjenis kelamin perempuan dengan kategori umur lansia muda, dan tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup. Dan faktor risiko terjadinya ulkus kaki diabetik adalah gatal pada bagian telapak kaki, membentuk eksudat terjadilah luka dan infeksi sebagai akibat dari glukosa darah yang tinggi dan tidak terkontrol.
Ulcer among foot of diabetic have become a major health problem throughout the world, due to increasing cases, chronic ulcers and difficult to heal, infection and limb ischemia with the risk of amputation and even life-threatening, requiring large health resources, thus placing a socio-burden economics for patients, society and the country. The purpose of the study was to obtain an in-depth understanding of the life experience of diabetic foot ulcer sufferers in the Manganitu Health Center Work Area, Manganitu District, Sangihe Islands Regency, North Sulawesi Province. The research method used qualitative method. This research has been going on for approximately 3 months, from February to May 2019. The results showed that the informants by sex, consisted of 4 women and 1 man, according to the age of all informants including the elderly category ranging from 55 year- 66 years. 2 informants were retirees, 2 people were active in church and school services, while 1 person only stay at home. 3 informants have income ranging from> 2,000,000 to <5,500,000 per month while 1 informant has an income of 1,000,000 per month while 1 informant Ny. C.M has an income that is far from the Average Minimum Wage. The conclusion of this reaseach most of the informant that it the woman with of age is elderly, not enough to fullfill of life needs. And risk factor of occurrence diabetic foot ulcer is itching on the soles of the feet forming pus resulting in sores and infectios as a result of high and uncontrolled high blood glucose
PERAWATAN PASIEN DENGAN ULKUS KAKI DIABETIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGANITU KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE SULAWESI UTARA: STUDI KUALITATIF
Ulkus Diabetikum adalah kondisi medis yang ditandai dengan luka cekung yang lama, tidak menyembuh, dengan pembengkakan, berbatas tegas. Di Puskesmas Manganitu jumlah penderita Ulkus Diabetikum semakin bertambah. Ada yang pulang paksa dengan tidak tuntas perawatan luka menyebabkan semakin tinggi derajat ulkus semakin besar risiko amputasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui perawatan ulkus kaki diabetik pada pasien. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif dengan 5 orang partisipan yang diwawancara. Partisipan tersebut adalah pasien dengan ulkus kaki diabetik di Puskesmas Manganitu. Penelitian telah berlangsung selama 3 bulan yakni pada bulan Februari s/d bulan Mei 2019. Hasil penelitian ditemukan dua tema besar yakni perasaan tentang pengalaman selama merawat luka ulkus dan makna hidup setelah mendapatkan penyakit diabetes. Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar partisipan menyatakan puas melakukan perawatan luka di fasilitas pelayanan kesehatan. Dan makna hidup setelah mendapatkan penyakit diabetes adalah partisipan lebih giat mengontrol kesehatan dengan mengontrol asupan makanan, mengontrol kadar glukosa darah, dan rajin meminum obat.
Diabetic ulcers are medical conditions that are characterized by long concave sores, not healing, with swelling, well-defined borders. In Manganitu Health Center the number of patients with Diabetic Ulcer was increasing. Some were forced home with incomplete wound care causes the higher the degree of ulcer the greater the risk of amputation. The purpose of the study was to understanding of the care process of diabetic foot ulcer patients in the Manganitu Health Center Work Area Manganitu District, Sangihe Islands Regency, North Sulawesi Province. The research method used qualitative method with five partisipants. The research has been going on for 3 months, from February to May 2019. The results of the recearch showed the two theme were experience of treat ulcer wounds and mean of life after have of diabetes desease. Conclusion of this research is most of the partisipant stated statisfied do care ulcer in aminities cervise of health. And meaning of live partisipants more enterprising control of health with control of suplay food, control of glucose of blood and enterprising suplay of medicine
PSIKOEDUKASI BERBASIS CARING PADA KELUARGA YANG MEMILIKI ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA DI KAMPUNG BENTUNG KECAMATAN TABUKAN SELATAN
Caring merupakan suatu kemampuan untuk berdedikasi dengan orang lain, dengan pengawasan perasaan empati dan perasaan cinta atau menyayangi pada orang lain serta memiliki moral untuk melindungi, mempertahankan dan meningkatkan martabat manusia. Tujuan PKMS ini yaitu untuk mengurangi stigma masyarakat dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuahn Activity Daily Living (ADL) pada ODGJ dalam bentuk psikoedukasi berbasis caring.Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di ruang aula kantor kelurahan kampung Bentung Kecamatan Tabukan Selatan sebanyak dua judul yaitu tentang tanda dan gejala gangguan jiwa dan stigma masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa, kemudian melakukan kunjungan rumah keluarga yang memiliki ODGJ untuk melakukan Psikoedukasi dengan caramemberikan rasa tanggung jawab, perhatian dan keikhlasan, dimana keluarga mengajak, membimbing dan mendampingi penderita untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Kunjungan rumah ini dilakukan dua kali sehingga keluarga mampu melakukan perawatan kepada ODGJ dengan kepedulian yang tinggi. Setelah dilakukan penyuluhan masyarakat dapat mengetahui tentang tanda dan gejala gangguan jiwa dan dampak dari stigma terhadap ODGJ. Selain itu Psikoedukasi yang diberikan pada keluarga dapat membantu keluarga dalam melakukan perawatan kepada ODGJ dengan metode caring.
Caring is an ability to dedicate oneself to others with a strong feeling of empathy and love or love for others and has the moral to protect, maintain and improve human dignity. The purpose of this community service (shorten for PKSM) was to reduce the current community stigma on people sufferting from mental disorder (shorten for ODGJ) and improve the ability of affected families in meeting the need for activity daily living (ADL) in ODGJ, conducted in form of a counseling caring-based psychoeducation. The counseling was carried out in the hall room of the village office of Bentung village, Tabukan Selatan sub-district, focusing first on the signs and symptoms of mental disorders and community stigma against people with mental disorders and followed be visiting the families of ODGJ to conduct psychoeducation by instilling a sense of responsibility, sincerity and care to the members of the ODGJ’s families in assisting, guiding and taking care of the sufferers to carry out their daily activities. This house visit was done twice to ensure that the families were able to understand and take a really good care of the ODGJ. It was expected that after the counseling, the public could identify the signs and symptoms of mental disorders and understand the negative impacts of stigma on the ODGJ. In addition, the psychoeducation provided to the affected families helped them in taking care ofthe ODGJ by applying the caring method
PENGALAMAN KELUARGA MERAWAT KLIEN DENGAN GANGGUAN JIWA
Kepulauan sangihe terletak paling Utara dan berbatasan langsung dengan Negara Philipina dengan memiliki luas wilayah 736,98 km², terbatasnya fasilitas pelayanan kesehatan terlebih khusus kesehatan jiwa membuat keluarga harus merawat klien dengan gangguan jiwa di rumah, tanpa penanganan pengobatan kembali sehingga keluarga harus bersenantiasa merawat dan memenuhi kebutuhan klien. Tujuan: Menguraikan secara mendalam pengalaman keluarga merawat
klien dengan gangguan jiwa. Metode: Penelitian menggunakan desain kualitatif fenomenologi, dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah anggota keluarga yang merawat klien dengan gangguan jiwa sebanyak 15 keluarga.
Wawancara mendalam semi terstruktur dilakukan untuk menggali data tentang pengalaman hidup. Hasil: Penelitian kualitatif ini menemukan tujuh tema yaitu kondisi ekonomi, gejala gangguan jiwa, beban psikologi, persepsi keluarga,
perilaku mencari pengobatan, dukungan sosial, takdir. Dengan sub tema kebutuhan dasar, tingginya biaya menjangkau rumah sakit jiwa, penghasilan, perubahan perilaku, kecewa dengan perilaku klien, jenuh selama merawat, takut dengan perilaku klien, sulit diatur, persepsi positif, persepsi negatif, profesional, non profesional, dukungan komunitas, dukungan keluarga, ikhlas menerima kenyataan, pasrah kepada Tuhan, sebagai musibah dalam keluarga. Kesimpulan:
Pengalaman yang dirasakan keluarga dalam merawat klien dengan gangguan jiwa yang ditemukan dalam penelitian ini dibangun atas tujuh tema yang merupakan rangkaian perjalanan dalam keluarga, dimulai sikap dan perilaku klien saat
mengalami kekambuhan sehingga menimbulkan beban psikologi yang sangat berat dirasakan keluarga. Dukungan sangat dibutuhkan dan berpengaruh besar, pada saat keluarga merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa, baik dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga
PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG METODE KONTRASEPSI PADA IBU PRIMIPARA DI RUANGAN DAHLIA RUMAH SAKIT DAERAH LIUNKENDAGE TAHUNA SANGIHE
Program keluarga berencana memungkinkan pemerintah untuk menurunkan angka fertilitas dan meningkatkan perbaikan kesehatan, kesejahteraan, hak asasi manusia, dan pendidikan. Di beberapa negara berkembang penggunaan kontrasepsi masih terbatas.Pendidikan kesehatan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan tentang alat kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan metode pendidikanesehatan tentang kontrasepsi pada Ibu primipara di ruangan Dahlia RSD Liun Kendage Tahuna.Desain penelitian menggunakan rancangan deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2019 dengan subyek penelitian 2 ibu primipara post sectio caesarea. Penelitian menggunakan format pengkajian maternitas dan SAP. Data disajikan secara narasi dan dalam bentuk tabel. Saat dikaji klien tidak tahu tentang kontrasepsi, setelah dilakukan pendidikan kesehatan kedua klien mengetahui metode kontrasepsi. Klien yang pertama memilih kontrasepsi suntik, sedangkan klien kedua memilih kontrasepsi pil. Dapat disimpulkan bahwa kedua klien mengetahui metode kontrasepsi dan memilih untuk menggunakan salah satu metode kontrasepsi setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
Family planning programs enable the government to reduce fertility rates and improve health, welfare, human right and education. In some develop countries used of contraception was still limited. Health education is one way to increase knowledge about contraception. The purpose of the research was to know the description of the application of health education method about contraception to primiparous mother in Dahlia room. The Research used decriptive design with nursing process. The research was conducted in May 2019 with 2 two primiparous mothers as the respondent, and used maternity nursing assestment and SAP. Data were presented in tabular form accompanied by narrative explanation. The respondents did not know about contraceptive method before gived the health education. But, after the respondents gived the health education, they were understood the contraceptive method. The first client choose injection contraception the second client choose pill contraceptive. Can be concluded that both of clients know the contraceptive method and choose to use one of the contraception methods after health education
PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT STIMULUS PENINGKATAN KESADARAN HIDUP SEHAT PENDERITA PENYAKIT DEGENERATIF DI DESA PESISIR
Penyakit Degeneratif adalah Penyakit kronis yang memengaruhi banyak organ dan jaringan, mulai dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), tulang dan sendi, serta pembuluh darah dan jantung. Penyakit Degeneratif termasuk Penyakit Tidak menular (PTM). PTM yang termasuk di dalamnya Hipertensi, Diabetes Melitus dan Gout Artritis. Kasus Hipertensi dan Gout Artritis menduduki kasus terbanyak di Kampung Beeng Laut ini dan berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa penderita yang mengalami hipertensi, sebagian besar tidak terlalu memahami asupan makanan yang harus di konsumsi, tingkat pendidikan tergolong rendah dan jarang terpapar dengan sumber informasi atau penyuluhan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan informasi dan pemeriksaan kesehatan tentang penyakit degeneratif agar masyarakat dapat menghindari factor pencetus, mengetahui kondisi kesehatan masyarakat setempat sehingga apabila masyarakat telah menderita penyakit degeneratif dapat melanjutkan proses pengobatan. Metode pelaksanaan yaitu persiapan, penyuluhan, pemeriksaan kesehatan dan konseling. Hasil kegiatan adalah Tim PKMS dapat melaksanakan koordinasi dengan baik dengan mitra sekaligus melakukan analisis situasi, penyuluhan kesehatan berjalan baik sehingga masyarakat mengerti tentang penyakit degenerative, pemeriksaan kesehatan didapatkan mengidap Hipertensi sejumlah 13 orang, Hiperglikemia sejumlah 8 orang dan peningkatan Urid Acid sejumlah 12 orang. Kesimpulan kegiatan ini adalah proses sosialisasi, penyuluhan dan pemeriksaan serta konseling berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Saran kepada masyarakat agar dapat terus meningkatkan kesehatannya dengan menjaga pola hidup sehat dan mengendalikan penyakit degenerative.
Degenerative Diseases are chronic diseases that affect many organs and tissues, starting from the central nervous system (brain and spinal cord), bones and joints, as well as blood vessels and heart. Degenerative Diseases including Non-communicable Diseases (PTM). PTM which include Hypertension, Diabetes Mellitus and Gouty Arthritis. Hypertension case occupy the most cases in this village and based on the result of interview with several patient who have hypertension, most of them do not really understand the food intake that must be consumed, tlow level of education and they were rarely exposed to sources of information or health education. The activity objectives was given information and examination of public health if public can avoid the trigger factor, know condition of health if public after suffer of degenerative desease can continue process of medicine. The method of implementation were preparation, give information, examination of health and counseling. The result of implementation is PKMS team can doing coordination well with partners and do it situation analysis, give information of health runs well so public understand about degenerative desease, examination of helath show that of Hipertension total 13 people. Hiperglikemia were 8 people and enhancement of Urid Acid total were 12 people. Conclusion of activities process of socialization, give information and examination and counseling run well as expected. The suggestion is continue to improve health with keep healthy lifestyles and control of degenerative disease
PENGALAMAN KELUARGA MENGHADAPI STIGMA MASYARAKAT PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA
Stigma merupakan bentuk prasangka untuk menolak individu ataupun kelompok karena berbeda dengan yang lain. Seseorang yang mengalami sakit kejiwaan selalu mendapatkan perlakuan buruk dari lingkungan disekitar tempat tinggalnya. Keluarga yang merawatnya juga mendapatkan dampaknya jika memiliki anggota keluarga yang gangguan jiwa. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui bagaimana pengalaman keluarga dalam menghadapi stigma masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan teknik wawancara pada enam keluarga yang berbeda tempat tinggal dan memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Tahuna Timur. Analisia data ini menggunakan tujuh langkah Collaizi. Hasil yang didapat yaitu stigma yang buruk akan memberikan dampak kepada ODGJ dan keluarga. Dimana keluarga ikut mendapatkan dampak dari diskriminasi pada keluarga dan anggota keluarga yang sakit jiwa. Berdasarkan wawancara maka penulis menemukan 3 tema utama yaitu persepsi negatif, diskriminasi dari lingkungan sekitar dan kurangnya pengetahuan tentang gangguan jiwa.
Stigma is a prejudice to refuse someone or groups because they are different from others. Someone who has a mental illness always bad treated with stigma by around society. And will also impact on the family caring for the patient as well. The Aim of this STUDY wants to know about family experiences facing society's negative community response or stigma to someone with mental disorders. The research method is qualitative where interviewing six (6) different family patients with mental disorders in East District Tahuna Health Center. This data analysis used seven steps of collaizi and the results obtained that the bad stigma will have an impact on the patient and their family. Family members also get the impact of discrimination against mentally ill of patients too. Based on the interview method this research finds three (3) basic themes there are negative responses, discrimination by around society, and less of knowledge about mental disorders