1,558 research outputs found
Penyalahgunaan Wewenang Polisi dalam Penyidikan Perkara Pidana Menurut Kuhap
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana karakteristik dan asas-asas dalam penyidikan perkara pidana, dan sejauhmana penyalahgunaan wewenang penyidikan oleh Polisi dalam perkara pidana. Dengan metode yuridis normatif disimpulkan bahwa: 1. Sistem peradilan pidana merupakan jaringan (network) peradilan yang menggunakan hukum pidana materiil, hukum pidana formil maupun hukum pelaksanan pidana. Namun, kelembagaan ini harus dilihat dalam konteks sosial. Sifat yang terlalu berlebihan jika dilandasi hanya untuk kepentingan kepastian hukum saja akan membawa bencana berupa ketidakadilan. Sistem peradilan pidana Indonesia berlangsung melalui tiga komponen dasar sistem.Pertama substansi, merupakan hasil atau produk sistem termasuk Undang-undangNomor 8 tahun 1981, yang berlaku menggantikan Het HerzieneInlandsch Reglement (Stbl. 1941 No. 44), serangkaian ketentuan sistematis untuk memberikan arahan atau petunjuk kepada aparatur penegak hukum dalam melaksanakan tugas sehari-harinya.Kedua, struktur yaitu lembaga-lembaga dalam sistem hukum yang terdiri dari Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan Negeri dan Lembaga Pemasyarakatan.Ketiga, kultur yaitu bagaimana sebetulnya sistem tersebut akan diberdayakan. Dengan kata lain, kultur merupakan penggerak atau bensin dari sistem peradilan pidana. 2. Berbagai pandangan mengenai sistem peradilan pidana di atas memiliki dimensi yang berbeda dengan sudut pandang yang berbeda pula. Sistem peradilan pidana merupakan konstruksi (sosial) yang menunjukkan proses interaksi manusia (di dalamnya ada aparatur hukum, pengacara dan terdakwa, serta masyarakat) yang saling berkaitan dalam membangun dunia (realitas) yang mereka ciptakan. Aparatur hukum membawa pengetahuan yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun realitas. Melalui proses dialektika, dunia peradilan (pidana) terus menerus mengalami apa yang dinamakan oleh Berger denganeksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Pemeriksaan di kepolisian, kejaksaan dan pengadilan merupakan representasi dari proses yang melibatkan komunikasi dalam pembentukan realitas. Proses ini menjelaskan realitas peradilan, sementara aturan normatif merupakan refleksi dari proses interaksi yang demikian itu
Sangamandala
Konsepsi sangamandala menentukan sembilan tingkatan nilai ruang pada sembilan zone bumi atau tata zoning tapak. Sembilan zona ini lahir berdasarkan pengembangan konsepsi Tri Angga dari pola linier ke pola sektoral yang berpedoman pula dengan pengertian arah dari konseps
The Universe With Bulk Viscosity
Exact solutions for a model with variable , and bulk viscosity
are obtained. Inflationary solutions with constant (de Sitter-type) and
variable energy density are found. An expanding anisotropic universe is found
to isotropize during its course of expansion but a static universe is not. The
gravitational constant is found to increase with time and the cosmological
constant decreases with time as .Comment: 7 LateX pages, no figure
Montir
Abstract
Montir merupakan sebutan untuk orang yang bekerja di bengkel. Kegiatan montir dalam memperbaiki sepeda motor banyak menimbulkan sumber-sumber bunyi. Bunyi yang timbul akibat adanya sentuhan antara peralatan bengkel dapat digarap menjadi komposisi musik yang lebih indah dan bisa dinikmati
Free Energy Self-Averaging in Protein-Sized Random Heteropolymers
Current theories of heteropolymers are inherently macrpscopic, but are
applied to folding proteins which are only mesoscopic. In these theories, one
computes the averaged free energy over sequences, always assuming that it is
self-averaging -- a property well-established only if a system with quenched
disorder is macroscopic. By enumerating the states and energies of compact 18,
27, and 36mers on a simplified lattice model with an ensemble of random
sequences, we test the validity of the self-averaging approximation. We find
that fluctuations in the free energy between sequences are weak, and that
self-averaging is a valid approximation at the length scale of real proteins.
These results validate certain sequence design methods which can exponentially
speed up computational design and greatly simplify experimental realizations.Comment: 4 pages, 3 figure
TABUH KREASI PEPANGGULAN “PADAMARA”
Terinspirasi dari sebuah nama olahan makanan khas Bali atau lawar Padamara, penata mencoba mengolah ide tersebut ke dalam sebuah garapan karawitan yang masih berpijak pada konsep tradisi. Padamara sebagai konsep merupakan salah satu bentuk sajian adonan lawar sebagai gabungan dari semua jenis dan rasa lawar yang berbeda seperti lawar putih, lawar merah, lawar isi dan lainnya. Beranalogi dari pengertian tersebut “padamara” dalam konteks tabuh kreasi pepanggulan ini bermakna penyatuan semua unsur rasa yang dalam hal ini ditransfromasikan ke dalam penyatuan berbagai unsur musikalitas, motif serta karakter gending yang diolah menjadi sebuah harmoni garapan yang indah, dengan sentuhan berbagai karakter dinamis, melodis dan ritmis. Kesatuan dalam keragaman unsur garap layaknya sebuah adonan lawar padamara yang siap saji, dengan mengutamakan rasa pedas manis atau lalah manis
PENYALAHGUNAAN WEWENANG POLISI DALAM PENYIDIKAN PERKARA PIDANA MENURUT KUHAP
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana karakteristik dan asas-asas dalam penyidikan perkara pidana, dan sejauhmana penyalahgunaan wewenang penyidikan oleh Polisi dalam perkara pidana. Dengan metode yuridis normatif disimpulkan bahwa: 1. Sistem peradilan pidana merupakan jaringan (netÂwork) peradilan yang menggunakan hukum pidana materiil, hukum pidana formil maupun hukum pelaksanan pidana. Namun, kelembagaan ini harus dilihat dalam konteks sosial. Sifat yang terlalu berlebihan jika dilandasi hanya untuk kepentingan kepastian hukum saja akan membawa bencana berupa ketidakadilan. Sistem peradilan pidana Indonesia berlangsung melalui tiga komponen dasar sistem.Pertama substansi, merupakan hasil atau produk sistem termasuk Undang-undangNomor 8 tahun 1981, yang berlaku menggantikan Het HerzieneInlandsch Reglement (Stbl. 1941 No. 44), serangkaian ketentuan sistematis untuk memberikan arahan atau petunjuk kepada aparatur penegak hukum dalam melaksanakan tugas sehari-harinya.Kedua, struktur yaitu lembaga-lembaga dalam sistem hukum yang terdiri dari Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan Negeri dan Lembaga Pemasyarakatan.Ketiga, kultur yaitu bagaimana sebetulnya sistem tersebut akan diberdayakan. Dengan kata lain, kultur merupakan penggerak atau bensin dari sistem peradilan pidana. 2. Berbagai pandangan mengenai sistem peradilan pidana di atas memiliki dimensi yang berbeda dengan sudut pandang yang berbeda pula. Sistem peradilan pidana merupakan konstruksi (sosial) yang menunjukkan proses interaksi manusia (di dalamnya ada aparatur hukum, pengacara dan terdakwa, serta masyarakat) yang saling berkaitan dalam membangun dunia (realitas) yang mereka ciptakan. Aparatur hukum membawa pengetahuan yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun realitas. Melalui proses dialektika, dunia peradilan (pidana) terus menerus mengalami apa yang dinamakan oleh Berger denganeksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Pemeriksaan di kepolisian, kejaksaan dan pengadilan merupakan representasi dari proses yang melibatkan komunikasi dalam pembentukan realitas. Proses ini menjelaskan realitas peradilan, sementara aturan normatif merupakan refleksi dari proses interaksi yang demikian itu. Kata kunci: penyalahgunaan wewenang, polisi, penyidika
Komodifikasi Seni Lukis Wayang Kamasan sebagai Produk Industri Kreatif Penunjang Pariwisata
Komodifikasi merupakan proses yang tidak hanya berhubungan dengan bagaimana produksi menjadi produk massa, tetapi juga berhubungan bagaimana produk tersebut dapat didistribusikan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Seni lukis wayang Kamasan merupakan fenomena komodifikasi dan industri kreatif yang menarik untuk dikaji secara kritis dengan pendekatan culture studies untuk mengetahui keinginan pariwisata. Sebagai alat analisis digunakan teori teori komodifikasi. Metode yang digunakan mengkaji penelitan komodifikasi adalah metode kritis yang bersifat emansipatoris, melibatkan pelukis,dan pelaku bisnis (industri pariwisata). Hasil penelitian ini; (1) produksi seni lukis wayang Kamasan sudah terjadi pengkaburan makna dari makna simbolik menjadi makna ekonomi, keos (brecolage), dan menjadi produksi massa, (2) distribusi seni lukis wayang Kamasan di pasar sangat dinamis, selain untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal tetapi juga pasar global berupa produk kreatif. (3) konsumsi seni lukis wayang Kamasan tidak hanya oleh masyarakat lokal sebagai persembahan, tetapi juga oleh pariwisata sebagai souveni
Pengaruh Komitmen Organisasional dan Iklim Organisasi terhadap Turnover Intention Karyawan pada PT. Jayakarta Balindo
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasional dan iklim organisasi terhadap turnover intention karyawan. Lokasi penelitian ini adalah PT. Jayakarta Balindo. Jumlah sampel yang diambil adalah 95 orang karyawan, dengan metode simple random sampling. Metode penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel jenuh atau juga disebut dengan sampel sensus. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan angket berupa kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda.Hasil analisis regresi linear berganda mengindikasikan bahwa komitmen organisasional berpengaruh negatif terhadap turnover intention. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa iklim organisasi berpengaruh negatif terhadap turnover intention. Jadi turnover intention dapat meningkat apabila dipengaruhi oleh kedua variabel tersebut.
Kata Kunci: komitmen organisasional, iklim organisasi, turnover intentio
Pembuatan Tungguhan Penting
Buku ini yang berjudul Pembuatan
Tungguhan Penting merupakan salah satu bentuk
kegiatan penelitian ini yang datanya diperoleh
berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara
peneliti saat para tukang pembuat tungguhan
Penting bekerja membuat tungguhan Penting.
Buku ini memuat 4 (empat) bagian, yaitu :
Bagian Pertama : Hal-Hal Umum yang memuat
tentang kehidupan tungguhan dan barungan atau
ansambel Penting di Bali. Bagian Kedua :
Komponen-komponen Tungguhan Penting. Bagian
ini menjelaskan tentang jenis-jenis komponen yangdigunakan dalam tungguhan Penting. Bagian
Ketiga: Bahan dan Alat. Bagian ini menjelaskan
tentang bahan-bahan yang digunakan dalam
tungguhan Penting dan alat atau peralatan yang
digunakan dan fungsinya dalam membuat
tungguhan Penting. Bagian Keempat: Cara
memasang dan membuat komponen tungguhan
Penting. Bagian ini menjelaskan cara membuat dan
memasang seluruh komponen yang digunakan
dalam tungguhan Penting.
Dalam menyebutkan komponen-komponen
tungguhan penting di tempat pembuatnya nama
komponen-komponennya tidak ada atau tidak tahu
namanya maka dari itu, dalam penyusunan buku
ini penulis memberikan atau memberi nama
komponen-komponen tersebut. Buku ajar ini
diharapkan dapat sebagai petunjuk, tuntunan atau
pedoman dalam membuat tungguhan Penting.
Semoga buku ajar yang berjudul Pembuatan
Tungguhan Penting ini dapat bermanfaat sehingga
dapat melestarikan atau menyuburkan kehidupan
tungguhan dan barungan Gamelan Penting
- …