7 research outputs found

    Penjarangan Buah dan Perendaman dalam Kitosan terhadap Lama Simpan Buah Stroberi (Fragaria chiloensis L.)

    Get PDF
    Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia pada bulan Mei 2016, bertujuan mendapatkan konsentrasi kitosan sebagai pelapis buah stroberi pada penyimpanan pasca panen. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan faktor pertama: penjarangan buah yaitu B0=tanpa penjarangan, B1=dijarangkan sisa buah 2, B2=dijarangkan sisa buah 4, B3=dijarangkan sisa buah 6. Faktor kedua: konsentrasi kitosan yaitu: K0=tanpa kitosan, K1=50 cc/L air, K2=100 cc/L air, K3=150 cc/L air. Perendaman buah dilakukan dengan mencelupkan buah ke dalam larutan kitosan selama 20 detik, dikeringanginkan selama 5 menit, disimpan pada suhu ruang (25°C). Parameter pengamatan: kekerasan buah (g/mm2), total asam (%), padatan terlarut total (°brix), perubahan susut bobot (%). Hasil penelitian menunjukkan kekerasan buah tertinggi terdapat pada B0K3 (3.97 g/mm2 umur 0 jam; 2.28 g/mm2 umur 24 jam; 1.95 g/mm2 umur 48 jam); total asam tertinggi terdapat pada B0K3 (2.58 % umur 0 jam; 2.42 % umur 24 jam; 2.03 % umur 48); padatan terlarut total tertinggi terdapat pada B1K0(8.81 °brix umur 0 jam; 9.50 °brix umur 24 jam; 10.03 °brix umur 48 jam) dan perubahan susut bobot buah terendah terdapat pada B0K3 (0.55 % umur 0 jam; 0.61 % umur 24 jam; 0.78 % umur 48 jam)

    Effect of Fruit Pruning and Potassium Application on Growth and Production of Strawberry (Fragaria chiloensis).

    Get PDF
    This study aims to determine the effect of fruit pruning and application of Potassium on the growth and production of strawberry plants (Fragaria chiolensis). This study used a randomized block design (RBD) with 2 factors. The first factor was fruit pruning consisting of 4 levels: P0 = No pruning, P1 = 1 pruning, P2 = 2 pruning, P3 = 3 pruning. The second factor is Potassium fertilizer consisting of 4 levels: K0 = 0 g/plant, K1 = 2 g/plant, K2 = 4 g/plant, K3 = 6 g/plant. The observed variables were plant height (cm), flowering age (days), Fruit Weight (g), Fruit Volume (cm3), Sugar Content (%), Plant Wet Weight (g), and Plant Dry Weight (g). The results showed that pruning three fruits/plant increased plant height, fruit weight, fruit volume, sugar content, fresh weight and dry weight. Applying potassium fertilizer up to a dose of 6 g/plant can increase plant height, flowering time, fruit weight, fruit volume, sugar content, and wet and dry weight. Meanwhile, the interaction between fruit pruning and potassium application had no significant effect on all observed parameters.This study aims to determine the effect of fruit pruning and the application of Potassium on the growth and production of strawberry plants (Fragaria chiolensis). This study used a randomized block design (RBD) with two factors. The first factor was fruit pruning consisting of 4 levels: P0 = No pruning, P1 = 1 pruning, P2 = 2 pruning, P3 = 3 pruning. The second factor is Potassium fertilizer consisting of 4 levels: K0 = 0 g/plant, K1 = 2 g/plant, K2 = 4 g/plant, and K3 = 6 g/plant. The results showed that pruning 3 fruits/plant increased plant height, fruit weight, fruit volume, sugar content, fresh weight, and dry weight. Applying potassium fertilizer up to a dose of 6 g/plant can increase plant height, flowering time, fruit weight, fruit volume, sugar content, wet weight, and dry weight. The interaction between fruit pruning and potassium application had no significant effect on all observed parameters

    Strategi pengembangan agrowisata jeruk petik sendiri di Kecamatan Merek Kabupaten Karo

    Get PDF
    Agrotourism is a series of tourism activities that develop agricultural activities as the main target of tourism. Agritourism covers various aspects of agriculture, including natural landscapes, agricultural activities, diversity in agricultural production, agricultural technology, and agricultural customs prevailing. The research purpose was to analyze and identify internal and external factors and develop appropriate strategies for orange self-picking agrotourism. The research was carried out in orange self-picked agrotourism in Merek District, Karo Regency, North Sumatra Province purposively. The research sample was 40 samples. Data analysis was carried out using the IFE (Internal Factor Evaluation), EFE (External Factor Evaluation) matrix, SWOT matrix, and AHP (Analytical Hierarchy Processes). The research results determined the 12 internal factors and 12 external factors. In addition, there were 13 strategies for developing the orange self-picking agrotourism.Agrowisata adalah serangkaian aktivitas pariwisata yang mengembangkan aktivitas pertanian sebagai sasaran utama wisata. Agriwisata mencakup berbagai aspek pertanian antara lain pemandangan alam, kegiatan pertanian, keberagaman dalam produksi pertanian, teknologi pertanian, dan adat istiadat di bidang pertanian yang  berlaku di suatu wilayah. Tujuan penelitian adalah melakukan analisis dan identifikasi terhadap faktor internal dan eksternal, dan pengembangan strategi yang sesuai untuk agrowisata jeruk petik sendiri. Penelitian dilakanakan di agrowisata jeruk petik sendiri di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara secara purposive. Sampel penelitian sebanyak 40 sampel. Analisis data dilakukan menerapkan matriks IFE (Internal Factor Evaluation), EFE (External Factor Evaluation), matriks SWOT, dan Hasil penelitian ini menemukan 12 faktor internal dan 12 faktor eksternal. Selain itu didapatkan 13 strategi pengembangan agrowisata jeruk petik sendiri

    Pengaruh aplikasi pupuk hayati mikoriza dan pupuk fosfor terhadap produksi tanaman kedelai (Glycine max L. Meriil)

    Get PDF
    This study aims to determine the production of soybeans with the application of mycorrhizal biological fertilizers and P fertilizers on the production of soybeans (Glycine max L. Meriil). This experiment was carried out at the Experimental Garden of the Faculty of Agriculture, Indonesian Methodist University, from August–October 2018. This study used a Randomized Block Design (RAK) consisting of Mycorrhiza (M) namely M0: 0 g/plant (control); M1: 5 g/plant; M2: 10 g/plant; M3: 15g/plant and Fertilizer (P), namely P0: 0 g/plant (control); P1:0.25 g/plant; P2: 0.5 g/plant; P3: 0.75 g/plant. All treatment combinations were 12 combinations and each treatment combination was repeated 3 times. Variables observed in this study include: flowering age (days); seed production per sample (g); seed production per plot (g); dry weight of 100 seeds (g). The experimental results showed that the interaction between mycorrhizal application and application of NPK fertilizer had a significant effect on seed production per sample, seed production per plot, dry weight of 100 seeds and not significantly different with flowering age. The highest seed production per sample was found in the M3P3 treatment of 26.32 g, the highest seed production per plot was found in the M3P2 treatment of 161.80 g and the highest dry weight of 100 seeds was found in the M3P3 treatment of 25.60 g. The mycorrhizal biofertilizer application treatment showed that the fastest flowering time was found in the M3 treatment, namely 36.58 days and 36.92 days in the P (P3) fertilizer treatment.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi tanaman kedelai dengan aplikasi pupuk hayati mikoriza dan pupuk fosfor terhadap produksi tanaman kedelai (Glycine max L. Meriil). Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Methodist Indonesia, dari bulan Agustus–Oktober 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dosis mikoriza (M) yaitu M0: 0 g/tanaman (kontrol); M1: 5 g/tanaman; M2: 10 g/tanaman; M3: 15g/tanaman dan Pupuk P (P) yaitu P0: 0 g/tanaman (kontrol); P1:0,25 g/tanaman; P2: 0,5 g/tanaman; P3: 0,75 g/tanaman. Seluruh kombinasi perlakuan adalah sebanyak 12 kombinasi dan tiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Peubah amatan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain: umur berbunga (hari); produksi biji per sampel (g); produksi biji per plot (g); bobot kering 100 biji (g). Hasil percobaan menunjukkan bahwa Interaksi antara aplikasi mikoriza dan pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata pada produksi biji per sampel, produksi biji per plot, bobot kering 100 biji dan berbeda tidak nyata dengan umur berbunga. Produksi biji per sampel tertinggi terdapat pada perlakuan M3P3 sebesar 26,32 g, produksi biji per plot tertinggi terdapat pada perlakuan M3P2 sebesar 161,80 g dan bobot kering 100 biji tertinggi terdapat pada perlakuan M3P3 sebesar 25,60 g. Perlakuan aplikasi pupuk hayati mikoriza menunjukkan waktu tercepat berbunga terdapat pada perlakuan M3 yaitu 36,58 hari dan 36,92 hari pada perlakuan pupuk P (P3)

    Pengaruh Pemberian Biochar Dan Poc Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa L.) Pada Tanah Ultisol: the Effect of Provision of Biochar and Poc on the Growth and Production of Pakcoy Plant (Brassica Rapa L.) in Ultisol Soil

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan di lahan praktikum Fakultas Pertanian, Universitas Methodist Indonesia, Jl. Harmonika Baru, Tj. Sari, dengan ketinggian tempat ± 32 meter dpl. Penelitian ini dilaksanakan bulan Juli sampai dengan September 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian biochar dan POC terhadap pertumbuhan dan hasil pakcoy(Brassica rapa L.)pada tanah ultisol. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah biocharterdiri dari 4 taraf yaitu : A0= 0 g/polybag (kontrol), A1= 100g/polybag, A2 = 150kg/polybag, A3 = 200 g/polybag. Faktor kedua adalah POC terdiri dari 3 taraf yaitu : N1= 5 cc/l air, N2 = 10cc/l air, N3 = 15 cc/l air.Hasil penelitian menunjukkan bahwa biocharberpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 5 MST, jumlah daun umur 5 MST, bobot segar per plot dan panjang akar tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap bobot segar per sampel. Perlakuan POC berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur 5 MST dan bobot segar per plot tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, bobot segar per sampel dan panjang akar. Interaksi biochar dan POC berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter pengamatan

    Analisa Kandungan Hara Kompos Limbah Daun Teh.

    No full text
    Limbah daun teh yang merupakan sisa hasil pengolahan dan dianggap sudah tidak dapat digunakan lagi pada umumnya akan dibuang. Namun limbah tersebut sebenarnya masih dapat diolah menjadi pupuk organik yang bermanfaat bagi tanaman. Penelitian pengolahan limbah kompos daun teh menjadi pupuk organik ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih Universitas Methodist pada bulan Desember 2017-Januari 2018 dengan tujuan untuk membandingkan pengaruh dua jenis bioaktivator terhadap rasio C/N dan Ni, Na, Co, Mo, Mn tersedia pada kompos limbah daun teh. Dalam penelitian ini digunakan metode Uji T dua sampel dengan 1 taraf yaitu Bioaktivator Biotriba (B1) = 15 kg limbah daun teh + 15 ml biotriba/1 liter air dan Bioaktivator Primadec (P1) = 15 kg limbah daun teh + 150 ml larutan primadec diulang sebanyak = 3 kali. Parameter yang diamati, kandungan Ni (Nikel), kandungan Na (Natrium), kandungan Mn (Mangan), kandungan Mo (Molibdenum), kandungan Co (Cobalt), kandungan Karbon (C-Organik), Kandungan N (N-Total). Hasil dari pengamatan parameter pada penelitian ini menunjukkan bahwa kedua jenis bioaktivator yaitu bioaktivator biotriba dan bioaktivator primadec menunjukkan perubahan nilai unsure hara yang dikandung selama pengomposan
    corecore