23 research outputs found

    DEKONSTRUKSI PENOKOHAN KRESNA DALAM PERGELARAN WAYANG KULIT LAKON SEMAR KUNING DAN SEMAR MBANGUN KAYANGAN

    Get PDF
    Wayang kulit merupakan media tuntunan bagi masyarakat, sehingga dalam cerita wayang kulit tidak hanya membeberkan persoalan cinta-kasih atau kedurhakaan, melainkan tentang ajaran-ajaran luhur, hukum sebab-akibat, perpolitikan negara, persoalan yang dihadapi masyarakat, dan sebagainya. Pada era postmodern ini, banyak bermunculan dalang-dalang yang menggubah dan mendekonstruksi cerita wayang. Cerita wayang tidak hanya berpaku pada cerita konvensional, tetapi telah digubah sedemikian rupa atau telah digali dari sudut pandang berbeda. Lakon Semar Kuning dan Semar Mbangun Kayangan merupakan dua lakon di antara banyak lakon yang bisa dijadikan media refleksi dan perenungan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan kehidupan. Dua cerita tersebut merupakan hasil dari dekonstruksi dalang terhadap penokohan Kresna. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara menyalin rekaman untuk mempermudah proses transkrip. Berdasarkan analisis menggunakan teori dekonstruksi pada dua lakon tersebut ditemukan maksud-maksud tersembunyi yang disampaikan melalui teks yang telah ditranskripsi dari cerita yang dilisankan

    Masyarakat Disabilitas Dalam Peradaban Jawa

    Get PDF
    Setiap manusia mempunyai hak yang sama, baik di dalam menjalani kehidupan maupun kesempatan. Dalam kehidupan bermasyarakat tidak menutup kemungkinan terdapat orang-orang berkebutuhan khusus (disabilitas). Mereka mempunyai hak yang sama dengan anggota masyarakat lainnya, bahkan butuh perhatian dan perlindungan yang lebih. Orang-orang yang berkecimpung, baik sebagai pemerhati maupun peneliti orang-orang disabilitas seringkali menyatakan bahwa keberadaan orang-orang disabilitas harus diperhatikan. Alasannya tidak lain tentang kemanusiaan, di mana mereka berhak memiliki kehidupan yang sama seperti manusia lainnya. Apabila semua lapisan masyarakat dan juga pemerintah memperhatikan dan melaksanakan kepedulian terhadap anak disabilitas, maka hal tersebut mencerminkan Pancasila sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Padahal dalam peradaban Jawa orang-orang disabilitas penting kedudukannya. Bahkan, orang-orang disabilitas dibutuhkan masyarakat normal untuk pembelajaran hidup. Dalam banyak cerita Jawa, tokoh-tokoh sentral membutuhkan keberadaan orang-orang tersebut untuk menjalani hidup yang lebih mapan. Salah satu contoh, dalam pergelaran wayang kulit terdapat tokoh Panakawan (Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong) yang menjadi abdi (pamomong) tokoh-tokoh sentral. Panakawan tidak hanya sebagai abdi, tetapi secara hakikat mereka merupakan penasihat spiritual. Berdasarkan hal tersebut, kiranya cerita-cerita orang-orang disabilitas dalam peradaban Jawa dapat dijadikan pijakan untuk lebih memperhatikan keberadaan orang-orang disabilitas dalam masyarakat saat ini

    NUANSA GENDHING DAN STRUKTUR PENCERITAAN WAYANG KULIT JAWA TIMURAN

    Get PDF
    Wayang kulit Jawa Timuran merupakan seni pedalangan yang berasal dari Jawa Timur. Sub-Kultur Jawa Timur atau residu Brang Wetan meliputi Mojokertoan, Porongan, Malangan, dan Pesisiran. Ciri khas wayang kulit Jawa Timuran diantaranya terdapat pada olah gamelan dan struktur penceritaan. Gamelan dapat diperhatikan dari pukulan kendang yang khas seperti dalam tari remo dan Ludruk. Bahkan, tari Remo dipentaskan untuk membuka pergelaran wayang kulit Jawa Timuran. Fungsi tari remo sebagai conditioning atau untuk mengundang penonton hadir di pergelaran wayang kulit. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa kedudukan tari remo begitu penting dalam masyarakat Jawa Timuran. Di sisi lain, gendhing-gendhing yang digunakan memiliki nuansa tersendiri. Masyarakat yang bukan dalam wilayah Brang Wetan, akan merasa aneh mendengarkan gendhing-gendhing Jawa Timuran. Hal tersebut disebabkan, masyarakat di luar wilayah Brang Wetan tidak memahami konvensi naratif wayang kulit Jawa Timuran. Sedangkan struktur penceritaan berkaitan dengan pengadeganan, dimana struktur penceritaan wayang kulit Jawa Timuran mengalir mengikuti alur cerita. Maksudnya, jalinan antar adegan atau cerita tidak dipisah-pisahkan secara tegas, tetapi mengalir mengikuti narasi. Narasi yang dibangun dalang berfungsi sebagai pembentuk karakter cerita. Dua ciri khas dari wayang kulit Jawa Timuran tersebut menjadi identitas masyarakat Jawa Timur. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nuansa gendhing dalam wayang kulit Jawa Timuran dan struktur penceritaan wayang kulit Jawa Timuran. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan karakteristik gendhing-gendhing dan struktur penceritaan pergelaran wayang kulit Jawa Timuran. Metode penelitian menggunakan metode etnografi dan hermeneutik

    STILISTIKA DALAM KUMPULAN PUISI KESIUR DARI TIMUR KARYA TIMUR SINAR SUPRABANA

    Get PDF
    Puisi merupakan bentuk karya sastra yang cenderung menggunakan gaya bahasa khas yang telah diatur sedemikian rupa oleh penyairnya. Diksi yang digunakan biasanya menggunakan bahasa yang menyimpang. Artinya, bahasa yang jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, puisi mempunyai karakteristik unik yang diuraikan melalui pola persajakan. Gaya bahasa, pemilihan kata (diksi), dan pola persajakan menjadikan puisi sebagai karya sastra unik sekaligus indah. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini menguraikan ketiga hal itu berdasarkan puisi-puisi Timur Sinar Suprabana yang terdapat dalam buku kumpulan puisi Kesiur dari Timur. Penelitian ini bersifat kualitatif yang akan menguraikan data secara deskriptif agar tujuan dapat tercapai secara memadai sebagai pijakan analisis. Peneliti menemukan tiga gaya bahasa, antara lain asidenton, hiperbola, dan personifikasi. Peneliti menemukan tiga pilihan kata dari penyair, antara lain bahasa Indonesia yang jarang didengar oleh masyarakat awam, bahasa Jawa, dan bahasa ungkapan. Peneliti menemukan lima pola persajakan, antara lain ab ab, aa aa, aa bb, ba ba, dan pola persajakan patah

    FUNGSI KIDUNG JULA JULI LUDRUK JAWA TIMUR

    Get PDF
    Kidung Jula Juli merupakan sastra lisan yang sudah ada sejak dulu kala, dan diwariskan secara turun-temurun. Kidung Jula Juli lahir dan berkembang di Jawa Timur, kidung Jula Juli dalam wujudnya berbentuk pantun jenaka yang berisi, sindiran, kritikan, hingga nasihat, tentang kehidupan masyarakat,pendidikan, politik, dsb. Kidungan Jula Juli dalam fungsinya merupakan pranata sosial yang mengarahkan serta mengingatkan masyarakat untuk menyikapi permasalahan-permasalahan kehidupan dengan bijak, sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Oleh sebab itu, penelitian pada Kidung Jula Juli Jawa Timur dilakukan untuk mengetahui serta mendeskripsikan fungsi kidung tersebut sebagai sebuah sastra lisan. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ialah enam video pertunjukan ludruk, dengan judul sebagai berikut, Soto Gagak, Kidung Lawakan, Kemanten Kisinan, Tumpeng Maut, Kejeglek Anak Dewe, Balai Kota. Semua data tersebut diperoleh dari youtube. Semua Kidung Jula Juli yang digunakan sebagai sumber data tersebut dibawakan oleh Cak Kartolo (CK). Sedangkan data dalam penelitian ini ialah tuturan yang dialihwanahakan dalam bentuk bait dan larik yang mengandung fungsi-fungsi tersebut di atas. Dalam memperoleh data, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui beberapa tahapan sebagaimana berikut. 1) mencari video pertunjukan ludruk/kidung jula-juli yang dibawakan oleh Kartolo di youtube, 2) mengunduh video pertunjukan ludruk yang sudah diidentifikasi sebelumnya, 3) menyimpan video pertunjukan ludruk tersebut dalam satu folder, 4) memberi identitas pada setiap video (contoh; Kidung 1, 2, dst.). Teknik analisis data dengan beberapa tahapan sebagai berikut; 1) transkripsi Kidung Jula Juli pada enam video tersebut, 2) pengodean pada setiap data yang sesuai dengan tujuan penelitian, untuk memudahkan penelitia dalam melakukan identitikasi, 3) klasifikasi data berdasarkan empat fungsi Kidung Jula Juli, 4) interpretasi data berdasarkan empat fungsi tersebut pada setiap bait Kidung Jula Juli, 5) yang terakhir ialah pengambilan kesimpulan yang berdasar pada keseluruhan analisis data. Hasil penelitian ini ialah sesuai dengan tujuan penelitian bahwa diperoleh: 1) Kidung Jula Juli merupakan hiburan dalam fragmen ludruk Jawa Timur, 2) sebagai pranata dalam kehidupan masyarakat, sebagai media pembelajaran bagi anak-anak, d) sebagai pengejawantahan norma-norma yang berlaku di masyarakat

    FIVE THINKING MECHANISMS AS TECHNIQUES FOR DEVELOPING AN OUTLINE

    Get PDF
    A short story is a type of prose that does not have a lot of conflict and many characters in it, but it has a complex unanimity. However, writing a short story is not easy because it requires imaginative power and qualified creativity to express ideas and processing language. The imaginative process and creativity do not just exist but need to be trained intensively and continuously. There are several strategies for writing short stories, especially for beginner writers. The first strategy is compiling the outline of the essay, and the second one is using the technique of developing idea. One of the techniques to compile the outline of the essay is using “cilukba” pattern technique. Meanwhile, 5 thinking mechanisms is a technique used for developing an essay outline. This technique includes developing, omitting, increasing, decreasing, and sideways. This pattern was applied by PGSD students at Universitas PGRI Adi Buana registered in 2016 to write short stories. The methods included that (1) lecturers decided themes, (2) students were assigned to compile an outline based on “cilukba” patterns, (3) students were assigned to study the 5 thinking mechanism techniques, and (4) students were asked to arrange the outline based on the 5 thinking mechanism techniques. Based on this finding, PGSD students of Universitas PGRI Adi Buana Surabaya were able to write short stories and compiled the short stories into an ISBN collection book of short stories

    PENGARUH MEDIA FILM DOKUMENTER TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS SISWA PADA MATERI TEKS EKSPLANASI KELAS V SD

    Get PDF
    The context of this research is that writing skills are very important for learning, because they can train students to think, channel their desires, emotions, and express their ideas.. The use of documentary film media tells true stories about natural events in accordance with explanatory text material that tells about natural or social phenomena that can occur, such as about water, plastic which is the source of human life. The objective of this research, the researcher wants to know is there any effect of documentary film media on the writing skill of the fifth grade students of Sedatigede II Elementary School. While the research methodology used is quantitative by using a Quasi-Experimental design in the form of Nonequivalent Control Group Design. The research subjects were class V A as the experimental class and class V C as the control class at SDN Sedatigede II Sidoarjo with a total of 35 students. The data collection method used is an assessment in the form of a performance test with the task of writing an explanatory text. Using statistical analysis methods, the formulas used are normality test, homogeneity test and T-test. The test before and after using the media with the SPSS version 22 application were used. The results of this study were based on the results of the independent sample test data analysis, which showed the value of sig < 0.05, namely sig. (2-tailed) of 0.000. From these results, it was concluded that there was an effect of documentary film media on students' writing skills in the explanatory text material of fifth grade students of Sedatigede II Elementary School. This is reinforced by the significant difference in skill test scores in the experimental and control groups before and after treatment

    ANALISIS KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN ASESMEN AUTENTIK DALAM KURIKULUM MERDEKA BELAJAR

    Get PDF
    Asesmen autentik dapat digunakan seiring dengan penerapan Kurikulum Merdeka Belajar. Artikel ini memaparkan tentang kesiapan guru mengimplementasikan asesmen autentik dalam Kurikulum Merdeka Belajar yang mencakup persiapan, pelaksanaan, serta analisis dan pelaporan hasil asesmen. Tujuan penulisan untuk memaparkan gambaran faktual tentang kesiapan guru dalam melaksanakan kurikulum Merdeka Belajar terkait dengan asesmen autentik. Penulisan artikel dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif melalui studi kepustakaan. Artikel dibuat berdasarkan permasalahan yang dialami guru yang terungkap melalui Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan saat pelaksanaan Kerja Kelompok Guru (KKG) yang melibatkan 50 guru di kecamatan Gondang Mojokerto Jawa Timur. Hasil FGD tersebut menunjukkan bahwa guru mengalami berbagai permasalahan berkaitan dengan penerapan asesmen autentik di antaranya (1) asumsi bahwa asesmen autentik terlalu rumit karena harus membuat rubrik kemudian mengonversikan sebelum menginput dalam daftar nilai; (2) kesulitan dalam pemilahan dan pembagian nilai apabila dalam satu rubrik mencakup beberapa muatan pelajaran; (3) belum ada pelatihan yang secara khusus dilakukan untuk pembuatan perencanaan penilaian autentik. Hasil kajian yang dilakukan disertai wawancara singkat dengan beberapa guru menunjukkan bahwa secara teoretis guru cukup siap dan cukup memahami hakikat asesmen autentik. Namun, dalam penerapannya guru masih membutuhkan banyak belajar agar lebih terampil dan mudah dalam menerapkannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa guru kurang siap dalam menerapkan penilaian autentik, karena penilaian yang dilakukan masih terkesan seadanya sesuai dengan rubrik yang tersedia dalam buku guru saja. Belum dilakukan pengembangan rubrik penilaian.Assessment, authentic can be used with the application of the Free Learning Curriculum. This article describes the readiness of teachers to implement authentic assessment in the Free Learning Curriculum which includes preparation, implementation, and analysis and reporting of assessment results. The purpose of writing is to present a factual picture of the readiness of teachers in implementing the Merdeka Learning curriculum related to authentic assessment. Writing articles is done using descriptive methods through literature study. The article was made based on problems experienced by teachers as revealed through a Focus Group Discussion (FGD) conducted during the Teacher Group Work which involved 50 teachers in Gondang Mojokerto, East Java. The results of the FGD indicated that teachers experienced various problems related to the implementation of authentic assessments, including (1) the assumption that authentic assessment was too complicated because they had to make rubrics and then convert them before inputting into the list of scores; (2) difficulty in sorting and distributing scores if one rubric includes several lessons; (3) there has been no training specifically carried out for making authentic assessment plans. The results of the study carried out accompanied by short interviews with several teachers showed that theoretically the teacher was quite ready and sufficiently understood the nature of authentic assessment. However, in practice, teachers still need a lot to learn so that they are more skilled and easier to apply. So it can be said that the teacher is not ready to apply authentic assessments, because the assessments carried out still seem improper in accordance with the rubrics available in the teacher's book. There has not been any development of an assessment rubric that may be needed to assess other skills students need

    PENEMUAN IDE DALAM PENULISAN CERITA BAGI GURU DI DESA WONOMLATI, KREMBUNG, SIDOARJO

    Get PDF
    Menulis cerita bukan sesuatu yang mudah karena harus berdasarkan ide yang menarik. Hal tersebut disadari oleh para guru. Namun, dari hasil observasi diketahui bahwa para guru di Desa Wonomlati, Krembung, Sidoarjo sering menemui kendala  ketika harus menemukan dan menentukan ide cerita yang menarik untuk dikembangkan menjadi cerita yang utuh. Berdasarkan hal itu, tujuan kegiatan ini, yaitu memberi pengetahuan tentang strategi penemuan ide untuk penulisan cerita sekaligus penerapannya kepada para guru di Desa Wonomlati, Krembung, Sidoarjo. Melalui pengetahuan dan penerapan tersebut diharapkan para guru memiliki bekal yang tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tetapi juga bermanfaat untuk para siswa. Para guru yang telah mengetahui strategi penemuan ide cerita dapat mengajarkan strategi tersebut kepada para siswanya. Metode yang digunakan untuk melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat (PPM) ini berupa pelatihan dan pendampingan. Kegiatan tersebut dilakukan melalui tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Persiapan dilakukan melalui observasi, identifikasi masalah, analisis kebutuhan, dan penentuan solusi. Pelaksanaan dilakukan sebanyak dua pertemuan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan program kegiatan. Hal tersebut didasarkan pada hasil angket yang diisi oleh para guru terkait dengan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan dan jumlah cerita yang dibuat oleh para guru setelah penemuan ide. Hasil pelatihan memberi informasi bahwa pengetahuan para guru untuk menemukan ide dalam menulis cerita berikut penerapannya lebih optimal. Terbukti dari hasil angket yang mempunyai kriteria ‘sangat baik’ dan 38 jumlah cerita yang ditulis para guru sebagai hasil menemukan ide. Hal itu berarti seluruh guru yang hadir menulis cerita dari ide yang ditemukan

    Implementasi Pembelajaran Di Luar Kelas Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Kelas V Tema 4 Subtema 1 Pembelajaran 4 SDN Ketabang Surabaya

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Untuk memperoleh data dalam pembelajaran keterampilan berpikir kritis di SDN Ketabang Surabaya, peneliti menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Penelitian ini menekankan pada berpikir kritis siswa kelas V melalui penerapan metode pembelajaran di luar kelas. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui pelaksanaan pembelajaran di luar kelas, 2) Mengetahui dampak penerapan metode pembelajaran di luar kelas terhadap keterampilan berpikir kritis siswa kelas V SDN Ketabang Surabaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan metode pembelajaran di luar kelas dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. 2) Dampak penerapan metode pembelajaran di luar kelas terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran di luar kelas dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas V dapat diterapkan dalam proses pembelajaran dengan materi yang sesuai
    corecore