20 research outputs found
Pengaruh Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jambu Mete di Lombok
Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh dosis dankomposisi pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi jambu meteyang ditanam pada tanah regosol cokelat-kelabu di Desa Loloan,Kecamatan Bayan, Lombok Barat, dari tahun 1997 sampai 2000. Faktoryang diuji adalah: (1) komposisi NPK, 2 macam (1:1:1, dan 1:1:2); dan (2)dosis pupuk, 4 taraf (500, 750, 1000 dan 1500 g/pohon/tahun). Perlakuandisusun dalam rancangan acak kelompok dengan 4 ulangan dan ukuranpetak 4 pohon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman jambu metecukup responsif terhadap pemupukan. Pemberian pupuk menaikkankandungan hara N, P dan K daun. Dosis pupuk yang cukup memadai untukmenunjang pertumbuhan dan produksi jambu mete adalah 500, 750, dan1000 g NPK/pohon/tahun dengan komposisi pupuk NPK 1:1:2, masing-masing untuk umur tanaman 5, 6, dan 7 tahun. Pupuk tersebut diberikandalam 2 kali agihan, yaitu 50% pada awal musim hujan, dan 50% lagimenjelang akhir musim hujan
Peran Hydraulic Lift Ja Mbu Mete Pada Pemeliharaan Lengas Tanah Dan Status Air Jagung Saat Kekeringan / the Role of Cashew Hydraulic Lift in Maintaining Soil Moisture and Water Status of Maize Under Drought Condition
Tanaman hydraulic lift (HL) dilaporkan dapat memasok air pada tanaman lain di sekitarnya saat periode kekeringan. Hasil studi sebelumnya menunjukkan jambu mete memiliki kemampuan HL, namun belum diketahui potensi pasokan airnya. Penelitian ini dilakukan di komplek rumah kaca Cimanggu antara Mei-November 2016 dengan tujuan mengevaluasi kemampuan pasokan air dari hydraulic lift jambu mete pada periode kekeringan dan efeknya terhadap status air jaringan jagung yang tumbuh di sekitarnya. Jambu mete varietas B-02 dan jagung varietas Lamuru ditanam berdampingan pada pot dengan desain khusus, yang diatur dalam tiga kondisi perlakuan, yakni selalu berkecukupan air (B), kekeringan tanpa ada akses HL jambu mete (K), dan kekeringan dengan akses HL jambu mete (H). Ketiga perlakuan kondisi tanaman tersebut ditempatkan di rumah kaca dalam rancangan acak kelompok dengan sembilan ulangan. Hasil penelitian menunjukkan HL jambu mete dapat memasok air pada jagung, sehingga pada periode kekeringan tingkat lanjut, lengas tanahnya menjadi lebih tinggi ± 2,5% dibandingkan jagung tanpa akses HL jambu mete. Adanya pasokan air tersebut menyebabkan status air jaringan jagung selama periode kekeringan menjadi lebih baik dengan tingkat penurunan nilai dari kondisi kecukupan air pada potensial air daun, transpirasi, dan fotosintesis berturut-turut hanya sekitar 30%, 36%, dan 32%, dibandingkan penurunan nilai tersebut pada kondisi tanpa akses HL jambu mete yang mencapai 40%, 70%, dan 66%. Hasil penelitian ini memperlihatkan pasokan air pada jagung oleh HL jambu mete cukup efektif pada periode kekeringan, dan membantu meringankan efek stres kekeringan pada jagung sehingga dapat memelihara status air jaringannya tetap baik
PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMBU METE DI LOMBOK
ABSTRAKPenelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh dosis dankomposisi pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi jambu meteyang ditanam pada tanah regosol cokelat-kelabu di Desa Loloan,Kecamatan Bayan, Lombok Barat, dari tahun 1997 sampai 2000. Faktoryang diuji adalah: (1) komposisi NPK, 2 macam (1:1:1, dan 1:1:2); dan (2)dosis pupuk, 4 taraf (500, 750, 1000 dan 1500 g/pohon/tahun). Perlakuandisusun dalam rancangan acak kelompok dengan 4 ulangan dan ukuranpetak 4 pohon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman jambu metecukup responsif terhadap pemupukan. Pemberian pupuk menaikkankandungan hara N, P dan K daun. Dosis pupuk yang cukup memadai untukmenunjang pertumbuhan dan produksi jambu mete adalah 500, 750, dan1000 g NPK/pohon/tahun dengan komposisi pupuk NPK 1:1:2, masing-masing untuk umur tanaman 5, 6, dan 7 tahun. Pupuk tersebut diberikandalam 2 kali agihan, yaitu 50% pada awal musim hujan, dan 50% lagimenjelang akhir musim hujan.Kata kunci : Jambu mete, Anacardium occidentale, pemupukan,pertumbuhan, produksi, Nusa Tenggara BaratABSTRACTEffect of fertilizer application on the growth and yield ofcashew in LombokA field study was conducted on cashew trees grown at grayish-brown regosol soil located at Loloan, Bayan, West Lombok, from 1997 to2000. The objectives of the study were to examine the effect of NPKfertilizer and its composition on growth and yield of cashew. Treatmentsexamined were: (1) composition of NPK (1:1:1, and 1:1:2); and (2)fertilizer dosage (500, 750, 1000 and 1500 g NPK/tree/year). Thetreatments were arranged in a randomized block design with 4 replicationsand plot size of 4 plants. Research results showed that the application offertilizers significantly affected the growth and yield of cashew. Thecontent of N, P and K in cashew leaves improved as the fertilizer dosageincreased. Appropriate amounts of NPK were 500, 750 and 1000 gNPK/tree/year with composition of 1:1:2 for cashew trees of 5, 6 and 7years old, respectively. The fertilizers were applied twice a year (50% inthe beginning of rainy season, and 50% in the end of rainy season).Key words : Cashew, Anacardium occidentale, fertilizer application,growth, yield, West Nusa Tenggar
Pencucian dan Serapan Hara Lada Perdu (Piper Nigrum L.) pada Berbagai Tingkat dan Frekuensi Pemberian Air
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian harapada berbagai tingkat dan frekuensi pemberian air terhadap pertumbuhandan produksi lada perdu. Penelitian dilakukan di rumah atap InstalasiPenelitian Cimanggu, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, tahun1996-1998. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pot drum 40 liter.Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok berukuran 6tanaman/petak yang diulang 3 kali. Terdapat 2 faktor yang diuji yaitukombinasi dari tingkat dan frekuensi pemberian air dan faktor keduaadalah takaran hara NPK Mg 12-12-17-2. Hasil penelitian menunjukkanbahwa pemberian air 21 mm/2 hari, setara dengan curah hujan 3.780 mmper tahun dengan pemberian pupuk 400 g NPKMg 12-12-17-2 pertanaman per tahun menghasilkan pertumbuhan terbaik dan produksitertinggi yaitu 42,7 g/tanaman pada produksi tahun pertama dan 171,2g/tanaman pada tahun produksi kedua. Ini berarti dengan jarak tanam1,25 x 1,25 m telah mampu dicapai hasil lebih dari 1,09 ton/ha. Tingkatpencucian hara makro tertinggi terjadi pada perlakuan pemberian air 21mm/2hari dengan agihan pemupukan 600g/tanaman/tahun
Respons Pertumbuhan Bibit Manggis Pada Berbagai Interval Penyiraman Dan Porositas Media
Tanaman manggis memiliki karakteristik pertumbuhan yang lambat yang antara lain disebabkan oleh sistem perakaran yang buruk, terbatasnya akar lateral, serta mudah terganggu oleh aerasi yang kurang baik dan kekeringan atau kelebihan air. Oleh karena itu rekayasa media tumbuh melalui pendekatan porositas untuk mendapatkan keseimbangan antara aerasi dan ketersediaan air untuk memacu pertumbuhan sangat diperlukan. Penelitian dilaksanakan di Rumah Plastik Pusat Kajian Buah Tropika, Institut Pertanian Bogor, Tajur dan Balai Penelitian Tanah Bogor mulai Januari 2009 sampai dengan Agustus 2010. Penelitian disusun menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama ialah porositas media, terdiri atas empat taraf yaitu: 51–55, 56–60, 61–65, dan 66–70% dan faktor kedua ialah interval penyiraman yang terdiri atas empat taraf yaitu: 2, 4, 6 dan 8 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi porositas media 61–65% dengan penyiraman 6 hari + polimer penyimpan air (PPA) memberikan respons tertinggi terhadap tinggi tanaman (19,27 cm) dan pertambahan jumlah daun (9 helai), panjang akar (37,19 cm), dan potensial air jaringan daun (-7,23 bar). Pertumbuhan tajuk dan akar (khususnya panjang akar) berhubungan dengan gradien potensial air jaringan, dimana kombinasi porositas media 61–65% dengan peniraman 6 hari + PPA memiliki gradien potensial jaingan tertinggi (5,86 bar). Gradien potensial yang tinggi mendorong laju serapan dan translokasi air, sehingga respons yang nyata nampak pada peningkatan pertumbuhan tanaman. Media tumbuh dengan porositas 61–65 % dan penyiraman setiap 6 hari + PPA dapat diterapkan pada pembibitan manggis
PENCUCIAN DAN SERAPAN HARA LADA PERDU (Piper nigrum L.) PADA BERBAGAI TINGKAT DAN FREKUENSI PEMBERIAN AIR
ABSTRAKTujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian harapada berbagai tingkat dan frekuensi pemberian air terhadap pertumbuhandan produksi lada perdu. Penelitian dilakukan di rumah atap InstalasiPenelitian Cimanggu, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, tahun1996-1998. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pot drum 40 liter.Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok berukuran 6tanaman/petak yang diulang 3 kali. Terdapat 2 faktor yang diuji yaitukombinasi dari tingkat dan frekuensi pemberian air dan faktor keduaadalah takaran hara NPK Mg 12-12-17-2. Hasil penelitian menunjukkanbahwa pemberian air 21 mm/2 hari, setara dengan curah hujan 3.780 mmper tahun dengan pemberian pupuk 400 g NPKMg 12-12-17-2 pertanaman per tahun menghasilkan pertumbuhan terbaik dan produksitertinggi yaitu 42,7 g/tanaman pada produksi tahun pertama dan 171,2g/tanaman pada tahun produksi kedua. Ini berarti dengan jarak tanam1,25 x 1,25 m telah mampu dicapai hasil lebih dari 1,09 ton/ha. Tingkatpencucian hara makro tertinggi terjadi pada perlakuan pemberian air 21mm/2hari dengan agihan pemupukan 600g/tanaman/tahun.Kata kunci : Lada perdu, Piper nigrum L., pemupukan, pemberian air,produksiABSTRACTNutrient leaching and intake in bushy pepper (Pipernigrum L.) at different rates and frequency of wateringThe objective of the research was to find out the effect offertilizing at different rates and frequency of watering on the growth andyield of bushy pepper. The research was done at a shading house ofCimanggu Experimental Farm, Indonesian Spices and Medicinal CropsResearch Institute in 1996 – 1998. Bushy pepper was planted in acontainer of 40 litre in Cimanggu Instalation. The research used arandomized block design with 3 replication, 6 plants/ plot. There weretwo factors studied in the research i.e. the combination of the rate andfrequency of watering, and the rate of NPK Mg 12-12-7-2. The resultsshowed that watering at 21 ml in 2 days, equals to 3780 mm rainfall, withthe application of 400 g NPK Mg 12-12-17-2 per plant gave the bestgrowth performance and the highest yield of pepper 42.7 g/vine at the 1 styear and 171.2 g/vine at the 2 nd year. It means that at the plant spacing of1.25 x 1.25 m the plants can produce 1.09 tones/ha. The highest nutrientleached happened at the treatment of watering of 21 mm/2days withfertilizer application 600 g/vine.Key words: Bushy pepper, Piper nigrum L., fertilizing, watering,growth, productio
Penatalaksanaan diare di Rumah pada balita
Background: Diarrhoea! diseases are a leading cause of childhood morbidity and mortality in developing countries, and an important cause of malnutrition. Most diarrhoea! deaths are caused by failure to treat acute dehydration properly and to correct electrolyte imbalances. Studies from both the developing and developed world demonstrate that morbidity and mortality can be drastically reduced by the prompt introduction of two simple treatments: oral rehydration therapy and early refeeding. Mother's actions in treating diarrhoea at home, especially in giving oral rehydration and feeding, are very important to reduce morbidity and mortality due to diarrhoea.
Methods: This was an observational and cross-sectional study among 245 families with under-five-year-old children with diarrhoea within the last 2 weeks before the survey. The study was based on the longitudinal survey in Purworejo Regency in 2000-2002 by the LPKGM, Gadjah Mada University School of Medicine. Results: Based on the bivariate and multivariate analysis, the variables which related to diarrhoea! duration are the treatment on diarrhoea and the children age. The diarrhoeal treatment showed a very significant relationship with the diarrhoea! duration (p= 0.003). Better diarrhoea! treatment had probability 2.2 times shorter diarrhoeal duration compared with worse diarrhoea! treatment (OR= 2.2; CI 95%=
Conclusions: There was a relationship between diarrhoea! treatments at home with the diarrhoea! duration on under-five-year-old children. Better diarrhoeal treatment would have shorter diarrhoeal duration compared with worse diarrhoeal treatment., Another factor influenced the diarrhoea] duration was the children age.
Keywords : diarrhoeal treatment. diarrhoeal duration, under-five-year-old childre