1,190 research outputs found

    Deriving a global river network map and its sub-grid topographic characteristics from a fine-resolution flow direction map

    Get PDF
    This paper proposes an improved method for converting a fine-resolution flow direction map into a coarse-resolution river network map for use in global river routing models. The proposed method attempts to preserve the river network structure of an original fine-resolution map in the upscaling procedure, as this has not been achieved with previous upscaling methods. We describe an improved method in which a downstream cell can be flexibly located on any cell in the river network map. The improved method preserves the river network structure of the original flow direction map and allows automated construction of river network maps at any resolution. Automated construction of a river network map is helpful for attaching sub-grid topographic information, such as realistic river meanderings and drainage boundaries, onto the upscaled river network map. The advantages of the proposed method are expected to enhance the ability of global river routing models by providing ways to more precisely represent surface water storage and movement

    Pemetaan Biplot untuk Masalah Putus Sekolah Pendidikan Dasar pada Masyarakat Miskin Antar Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir

    Full text link
    Masalah pencapaian tuntas pendidikan dasar terutama pada kelompok masyarakat miskin pada setiap wilayah masih perlu menjadi perhatian dan penyelesaian. Demikian juga di Kabupaten Ogan Ilir (OI) yang masih memiliki proporsi kemiskinan cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan pemetaan masalah pendidikan dasar antar kecamatan di Kabupaten OI, menggunakan teknik Analisis Biplot. Hasil analisis deskripsi menunjukkan bahwa angka putus sekolah pendidikan dasar kelompok masyarakat miskin di Kabupaten OI sebesar 14,2%, Rata-rata angka partisipasi murni (APM) SD baru mencapai 83,33% dan rata-rata APM SMP hanya mencapai 67,73%. Hasil pemetaan biplot menunjukkan bahwa kelompok Kecamatan Pemulutan Selatan, Rambang Kuang, Lubuk Keliat, dan Pemulutan Barat, memerlukan perhatian lebih, karena angka putus sekolah SMP dan persentase penduduk miskin yang masih relatif lebih banyak dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Demikian juga Kecamatan Inderalaya dan Payaraman, masih memiliki angka putus sekolah SD yang masih tinggi, yang dipengaruhi oleh kemiskinan pada kelompok kecamatan tersebut

    Uji Perbedaan Kualitas Pelayanan Proses Pembelajaran Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Program Hibah Kompetisi (PHK) A2 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya

    Full text link
    Beberapa upaya peningkatan kualitas pelayanan proses pembelajaran yang telah dilakukan di Jurusan Matematika adalah perbaikan berbagai fasilitas dan peningkatan pengetahuan/keahlian dosen melalui Program Hibah Kompetisi (PHK) A2 mulai tahun 2006 sampai tahun 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas palayanan proses pembelajaran sebelum dan sesudah PHK A2, berdasarkan penilaian mahasiswa terhadap lima dimensi kualitas pelayanan. Metode yang digunakan adalah survei dengan teknik Simple Random Sampling terhadap mahasiswa aktif di jurusan. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif dan inferensi dengan Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan proses pembelajaran sesudah pelaksanaan PHK A2 cenderung lebih baik dibandingkan dengan sebelum PHK A2. Hal ini diperlihatkan dengan menurunnya persentase mahasiswa yang menyatakan sangat tidak puas dan tidak puas serta terjadi peningkatan persentase mahasiswa yang menyatakan cukup puas, puas dan sangat puas. Selain itu, hasil pengujian hipotesis menyimpulkan adanya perbedaan yang signifikan dari kualitas pelayanan proses pembelajaran sebelum dengan sesudah pelaksanaan PHK A2. Dengan kata lain, pelaksanaan PHK A2 memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan kualitas pelayanan proses pembelajaran di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

    Mengidentifikasi Faktor-fakto Afektif pada Mobile Advertising

    Full text link
    Mobile advertising merupakan media yang sangat diminati para pengiklan saat ini.Diindonesia sendiri berdasarkan data belanja Perusahaan yang diambil olehNelsien pada tahun 2007, total biaya yang dikeluarkan sampai dengan 20 triliununtuk mobile advertising.Hal tersebutkarena SMS ads dianggap sebagai media iklan yang bias menjangkau konsumen melalui channel personal, yaitutelepon selular mereka. Untuk mengukur efek iklan pada penelitian ini peneliti menggunakanTeoriHierarchy Of Effects Model (Model Hirarki-Efek). Iklan mempengaruhikonsumen melalui beberapa tahapan dalam urutan, dimulai dari kesadaranpertama mengenai produk atau jasa hingga tahap pembelian yang sesungguhnya.Hasil penelitian ini menemukan beberapa faktor yang dapat meningkatkan efektivitas mobile advertising sehingga dapat meningkatkan affective effect yang pada konsumen yang membuka mobile advertising. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor faktor afektif pada mobile advertisin

    A global assessment of the impact of climate change on water scarcity

    Get PDF
    This paper presents a global scale assessment of the impact of climate change on water scarcity. Patterns of climate change from 21 Global Climate Models (GCMs) under four SRES scenarios are applied to a global hydrological model to estimate water resources across 1339 watersheds. The Water Crowding Index (WCI) and the Water Stress Index (WSI) are used to calculate exposure to increases and decreases in global water scarcity due to climate change. 1.6 (WCI) and 2.4 (WSI) billion people are estimated to be currently living within watersheds exposed to water scarcity. Using the WCI, by 2050 under the A1B scenario, 0.5 to 3.1 billion people are exposed to an increase in water scarcity due to climate change (range across 21 GCMs). This represents a higher upper-estimate than previous assessments because scenarios are constructed from a wider range of GCMs. A substantial proportion of the uncertainty in the global-scale effect of climate change on water scarcity is due to uncertainty in the estimates for South Asia and East Asia. Sensitivity to the WCI and WSI thresholds that define water scarcity can be comparable to the sensitivity to climate change pattern. More of the world will see an increase in exposure to water scarcity than a decrease due to climate change but this is not consistent across all climate change patterns. Additionally, investigation of the effects of a set of prescribed global mean temperature change scenarios show rapid increases in water scarcity due to climate change across many regions of the globe, up to 2°C, followed by stabilisation to 4°C
    • …
    corecore