30 research outputs found

    Perilaku Petani Terhadap Adopsi Teknologi M-Bio untuk Pengembangan Usahatani Agroforestri

    Get PDF
    Abstract This study aims to determine the behavior of farmers in adopting M-Bio technology for the development of agroforestry farming. The research method is a survey with data collection techniques: observation and in-depth interviews with respondents. Research variables include farmer behavior towards the implementation of counseling and training as well as farmer behavior towards the adoption of M-Bio Technology. The research was conducted in Setiawaras Village in the Cipigan Insan Mandiri and Dadap Sari farmer groups from July to October 2020. The data analysis used was descriptive analysis with a Likert scale with scores of 1, 2, 3, 4, and 5 then measured by weighted values. The data distribution was converted into a ratio scale with a score between 0–100. Furthermore, the scores are grouped into: (1) Very Low: 0–20; (2) Low: 21 - 40; (3) Moderate: 41–60; (4) Height: 61–80; and (5) Very High: 81-100. The results showed that the behavior of farmers towards the implementation of counseling and training on M-Bio technology with all its indicators (presentation and practice, attention, comprehensiveness, results and retention) had a score between 80 - 100 so all of them were categorized as very high. Likewise, the behavior of farmers towards the adoption of M-Bio technology for the development of agroforestry farming along with all its indicators concerning cognitive, apective, and conative aspects has a score between 80 - 100 so that all of them are also categorized as very high.   Abstrak Penelitian bertujuan untuk mengetahui perilaku petani dalam adopsi teknologi M-Bio untuk pengembangan usahatani agroforestri. Metode penelitian adalah survey dengan teknik pengumpulan data : observasi dan wawancara mendalam dengan responden. Varibel penelitian mencakup perilaku petani terhadap pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan serta perilaku petani terhadap adopsi Teknologi M-Bio. Penelitian  dilaksanakan di Desa Setiawaras pada kelompok tani Cipigan Insan Mandiri dan Dadap Sari dari bulan Juli sampai Oktober 2020. Analisis data yang digunakan adalah analisis  deskriptif dengan skala likert skor 1, 2, 3, 4, dan 5 kemudian diukur dengan nilai tertimbang. Sebaran data diubah menjadi skala rasio dengan skor antara 0–100. Selanjutnya, skor dikelompokkan menjadi : (1) Sangat Rendah:0–20; (2) Rendah:21 – 40; (3) Sedang:41–60; (4) Tinggi:61–80; dan (5) Sangat Tinggi: 81-100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku petani terhadap pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan teknologi M-Bio dengan seluruh indikatornya (presentasi dan praktek, atensi, komprehensif, hasil dan retensi) memiliki skor antara 80 – 100 sehingga semuanya terkategori sangat tinggi. Demikian juga dengan perilaku petani terhadap adopsi teknologi M-Bio untuk pengembangan usahatani agroforestri beserta seluruh indikatornya yang menyangkut aspek kognitif, apektif, dan konatif memiliki skor antara 80 – 100 sehingga semuanya juga terkategori sangat tinggi. &nbsp

    SALURAN DAN EFISIENSI PEMASARAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) DARI DESA CILUMPING KECAMATAN DAYEUHLUHUR KABUPATEN CILACAP SAMPAI KECAMATAN RAJADESA KABUPATEN CIAMIS

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran dan efisiensi pemasaran kopi robusta. Metode penelitian menggunakan survei. Daerah penelitian ditentukan secara purposive di Desa Cilumping Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap dilakukan pada bulan Januari hingga Oktober 2021. Responden ditentukan dengan menggunakan snowball sampling. Hasil Penelitian menunjukkan terdapat 2 saluran pemasaran kopi robusta, yaitu saluran pemasaran I : Petani – Pedagang Pengumpul – Pedagang Besar Rajadesa – Konsumen Antara, Saluran II : Petani – Pedagang Pengumpul – Pedagang Besar Rancah – Pedagang Besar Rajadesa – Konsumen Antara. Fungsi pemasaran yang tidak dilakukan oleh pedagang pengumpul di saluran I dan saluran II yaitu fungsi pengolahan dan sortasi. Sedangkan untuk pedagang besar pada saluran I dan II tidak melakukan fungsi pengolahan kecuali untuk pedagang besar Rancah tidak melakukan fungsi sortasi. Biaya pemasaran saluran I dan saluran II masing-masing seharga Rp 1.104/kg dan Rp 1.179,5/kg. Keuntungan pemasaran saluran I dan saluran II masing-masing seharga Rp 1.896/kg dan Rp 1.820,5/kg. Margin pemasaran pada saluran I dan II sebesar Rp 3.000/kg. Distribusi margin saluran pemasaran I untuk biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran yaitu 36,8 persen dan 63,2 persen, saluran pemasaran II untuk biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran yaitu 39,3 persen dan 60,7 persen. Farmer’s share pada saluran I dan II adalah 85,7 persen. Saluran pemasaran I dan saluran pemasaran II adalah saluran pemasaran yang efisien

    HUBUNGAN PERSEPSI MASYARAKAT DENGAN PEMBANGUNAN AGROWISATA TEH DI DESA BOJONGGAMBIR

    Get PDF
    Perkebunan teh merupakan salah satu bentuk perkebunan yang sudah lama diusahakan di Indonesia dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi agrowisata teh. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui persepsi masyarakat tentang pembangunan agrowisata teh (2) Mengetahui pembangunan agrowisata teh. (3) Mengetahui hubungan antara persepsi masyarakat dengan pembangunan agrowisata teh. Metode penelitian menggunakan survei yang dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk persepsi masyarakat dan pembangunan agrowisata teh, sedangkan untuk hubungan antara persepsi masyarakat dengan pembangunan agrowisata teh digunakan uji korelasi Rank Spearman. Penetuan sampel sebanyak 34 responden diambil menggunakan metode simple random sampling. Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2020 hingga Februari 2021. Hasil analisis menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap pembangunan agrowisata teh termasuk kategori cukup baik, aspek kognitif terkategori cukup baik, sedangkan aspek afektif dan aspek konatif terkategori baik. Pembangunan agrowisata teh termasuk kategori cukup baik, aspek infrastruktur dan fasilitas terkategori cukup baik, sedangkan aspek atraksi, transportasi dan keramahan terkategori baik. Terdapat hubungan antara persepsi masyarakat dengan pembangunan agrowisata teh Desa Bojonggambir dengan derajat keeratan sebesar 0,787 atau 78,70 persen yang termasuk kategori kuat

    PENGGUNAAN ICE GEL SEBAGAI PENDINGIN PORTABLE PADA UMKM PENJUAL SAYUR KELILING

    Get PDF
    Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan keterampilan teknik pengawetan daging dan ikan dengan implementasi ice gel pada UMKM penjual sayur keliling. Target khusus kegiatan ITGbM ini adalah peningkatan keterampilan pada UMKM penjual sayur keliling yang tidak memiliki sistem pendingin portable untuk dagangan daging dan ikan sehingga terjadi peningkatan daya saing. Metode: melakukan edukasi dan pelatihan kepada penjual sayur keliling dalam membuat ice gel sebagai pendingin buatan yang murah dan hemat energi. Rencana kegiatan yang diusulkan adalah menyediakan perlengkapan pelatihan berikut mengadakan pelatihan dan pendampingan pembuatan ice gel, pemberian edukasi mengenai manfaat ice gel dan cara menggunakan ice gel sebagai media pengawet daging dan ikan portable tanpa energi listrik.  Luaran dari kegiatan ini adalah draft jurnal pengabdian, poster pengabdian teknologi tepat guna bagi pedagang sayur keliling. Hasil dari kegiatan PPM dalam bentuk ITGbM  tentang teknik pendingin portable pada UMKM penjual sayur keliling sangat bermanfaat bagi mitra. Melalui teknologi ice gel dapat meningkatkan daya simpan ikan dan daging serta meningkatkan kebersihan produk yang dijual. Respon peserta sangat baik dan telah mendapat pengalaman langsung dalam memahami cara membuat ice gel  serta menerapkan langsung dalam aktivitas penjualan sayur.Kata Kunci : Ice gel, pendingin portable, penjual sayur keliling

    PEMETAAN SOSIAL (SOCIAL MAPPING) MASYARAKAT DALAM UPAYA MENDUKUNG PENGEMBANGAN USAHATANI POLIKULTUR PERKEBUNAN TERINTEGRASI (UTPPT)

    Get PDF
    Pemda melalui kewenangan yang dimilikinya, dituntut untuk mengelola sumberdaya secara efektif dan efisien. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi social masyarakat lokal melalui pemetaan social dengan pendekatan yang memungkinkan masyarakat desa saling berbagi, meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa serta membuat rencana dan tindakan nyata untuk memungkinkan praktisi pembangunan, pejabat pemerintah dan masyarakat setempat bekerjasama merencanakan konteks program yang tepat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dilaksanakan dari Februari-Agustus 2018. Metode penelitian adalah survey dengan Participatory Rural Appraisal (PRA). Hasil penelitian bahwa UTPPT merupakan usahatani yang telah lama ditekuni petani dan telah menjadi matapencaharian pokok sebagian besar penduduk. Kondisi lahan termasuk kategori subur dan sangat subur ditunjang keberadaan berbagai kelembagaan formal maupun non formal serta telah terdapat alur sistem input dan output yang berjalan optimal ditunjang  pemasaran produk hasil pertanian yang telah berjalan lancar sehingga mendukung pengembangan UTPPT. Terdapat beberapa hal yang memerlukan penanganan lebih lanjut diantaranya kondisi iklim tidak menentu, kekeringan di MK dan banjir serta longsor di MH, serangan hama dan penyakit yang meningkat pada MH, kondisi kebun yang belum terpelihara dan masih menggunakan bibit local, peran kelembagaan belum optimal, masih banyak produk yang dijual dalam bentuk mentah sehingga harga produk murah

    EFFECT RESIDU LIMBAH KULIT yang DIFERMENTASI M-BIO terhadap PERTUMBUHAN dan HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa L) c.v CIHERANG yang DITANAM pada LAHAN IRIGASI pada musim MK dengan POLA TANAM PADI-PADI-PADI

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana effek residu pupuk organik berbahan baku limbah padat industri penyamakan kulit yang difermentasi dengan fermentor terhadap pertumbuhan dan  hasil tanaman padi yang ditanam pada awal Musim Kemarau (MK) dan tanam berikutnya. Penelitian dilaksanakan pada lahan milik petani dengan menggunakan Metode Penelitian berupa Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan yang terdiri dari 1 perlakuan kontrol dan 6 kombinasi perlakuan sumber pupuk (Sumber pupuk I dan II) dan dosis pupuk organik (2, 4, dan 6 ton per ha)  dengan 4 ulangan. Hasil analisis data percobaan diketahui bahwa perlakuan kombinasi takaran dan sumber pupuk limbah kulit hasil fermentasi berpengaruh nyata terhadap peubah pertumbuhan tinggi tanaman baik pada tanaman awal maupun tanaman residu (umur 5, 7 dan 9 MST), kecuali untuk umur 3 MST, Namun untuk jumlah tunas, yang berpengaruh nyata pada tanaman awal pada umur (5, 7 dan 9 MST) sedangkan tanaman residunya hanya pada umur (5 dan 7 MST) namun untuk bobot 200 butir tidak berpengaruh nyata. Begitu juga halnya untuk peubah hasil (panjang malai, jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per malai, bobot gabah per rumpun (GKG) dan bobot gabah per petak) menunjukkan pengaruh nyata bermakna untuk tanaman residu. Sedangkan untuk tanaman awal hanya peubah ( bobot gabah per rumpun dan bobot gabah per petak) yang menunjukkan perbedaan yang nyata. Efek residu penggunaan pupuk organik yang berbahan baku limbah kulit hasil penyamakan yang difermentasi oleh fermentor M-Bio, meskipun hasil analisis kandungan Cr+6-nya tidak berbahaya dalam artian masih dibawah ambang yang diijinkan oleh Pemerintah. Hasil akhir efek residu yang telah dilakukan adanya penurunan nilai semua komponen peubah yang diteliti seperti untuk komponen pertumbuhan terjadi penurunan nilai mulai dari 6,51% sampai 27,36%, Sedangkan untuk kompoenen hasil penurunannya berkisar dari 0,14% sampai 19,3%. Selanjutnya untuk peubah hasil adanya penurunan nilai mulai dari 9,04% sampai 23,36%. Adanya penurunan nilai rerata semua peubah baik untuk komponen pertumbuhan, komponen hasil maupun hasil dapat disimpulkan karena media tanam yang digunakan adalah lahan padi sawah beririgasi tehnis. Penurunan unsurhara diduga akibat terangkut panen, tercuci karena aliran permukaan (run-off), perkolasi.  Selanjutnya, untuk analisis kandungan Cr6+ pada butir gabah berkisar antara 0,23 mg/kg sampai dengan 0,64 mg/kg dengan rata-rata 0,52 mg/kg, masih berada di bawah ambang batas kandungan Cr6+ berdasarkan peraturan Bapedal Jabar nomor 10 tahun 2004 (ambang batas 0,60 mg/Kg). Hal ini menunjukkan bahwa padi kultivar ciherang yang dipupuk dengan Pupuk Organik berbahan baku limbah padat industri penyamakan kulit yang difermentasi aman untuk dikonsums

    KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PORANG (Amorphophallus muelleri Blume) DI KABUPATEN TASIKMALAYA

    Get PDF
    One type of tuber plant that is currently being developed because it provides increased income for farmers is the porang plant (Amorphophallus muelleri Blume). This study aims to determine the production costs, revenues, income and financial feasibility of porang farming for one production process for 1 (one) year for an area of twenty five hectares. The research method used is a case study on porang farmers in Tasikmalaya Regency. The time of the research took place from February 2022 to May 2022. The data used consisted of primary and secondary data. The results showed that the production cost of porang farming was Rp. Rp. 4,434,353,000, - with a receipt of Rp. 7,906,236,000, - and an income of Rp. 3.471.883.000,-. The R/C value is 1.78, so this porang farming is financially feasible to continue

    EFISIENSI PENGGUNANFAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

    Get PDF
    The use of production factors (ponds, seeds, organic fertilizers, lime, feed and labor) in tilapia growing business is a factor that plays an important role in determining the level of efficiency. This study aims to determine and analyze the efficiency of the use of production factors in tilapia enlargement business, namely technical efficiency, factors that affect the level of technical inefficiency, allocative and economic efficiency. The research method uses a survey method. The determination of the research location was carried out purposively in the City of Tasikmalaya. Determination of samples taken from a population of 314 people using the proportional random sampling method obtained 76 cultivators of tilapia enlargement business. The research was conducted from March to July 2022. Data were analyzed using the stochastic frontier production function model and the dual frontier cost function using Frontier 4.1 software. The results showed that the use of production factors in tilapia rearing business was not efficient with an average technical efficiency level of 0.68 and the factors influencing technical inefficiency were business experience and the number of family dependents; the average allocative efficiency level is 0.76; and the average economic efficiency of 0.5
    corecore