845 research outputs found

    The physicochemical and antioxidant properties of double-boiled kelulut honey

    Get PDF
    Kelulut honey is a unique Malaysian food that has beneficial components and high potential in many health aspects. In commercial processing plant, honey is usually subjected to thermal treatment, where its quality is compromised due to unstable and thermolabile components. Therefore, double boiling was chosen as it does not exert significant heat, thus minimizes damage done. The quality was determined after treated by double boiling technique at optimized condition. Three different sources of Kelulut honey based on the main types of foods consumed by the bees (Coconut, Multifloral and Wild Flowers) were tested. Kelulut honey samples were subjected to an optimized condition at 60 °C for 35 minutes. Thermal treatment at the same condition was conducted for comparison purpose. The results showed that double boiling treatment increased the total phenolic content of Kelulut-C honey significantly, from 2430.78 ± 12.24 to 2711.10 ± 23.00 mg GAE/100 g. The treatment also significantly increased the brown pigment for both Kelulut-C and Kelulut-W honey by 11.11 ± 0.00% and 27.27 ± 0.00%, respectively. Whereas, the pH and moisture content of all samples remain unchanged with no formation of hydroxymethylfurfural (HMF) was observed. A preliminary four-week storage study showed that double boiling treatment improves physicochemical properties of Kelulut honey as compared to the untreated samples for all three types of Kelulut honey tested. Meanwhile, a room temperature (27 °C) condition leads to an improvement of antioxidant properties as compared to cold temperature (4 °C). In conclusion, double boiling treatment has established itself as a good alternative processing method for Kelulut honey, hence increasing the possibility to bring forward Kelulut honey as a unique source for the application in food and beverages industries

    Forecasting wind speed data by using a combination of ARIMA model with single exponential smoothing

    Get PDF
    Wind serves as natural resources as the solution to minimize global warming and has been commonly used to produce electricity. Because of their uncontrollable wind characteristics, wind speed forecasting is considered one of the best challenges in developing power generation. The Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA), Simple Exponential Smoothing (SES) and a hybrid model combination of ARIMA and SES will be used in this study to predict the wind speed. The mean absolute percentage error (MAPE) and the root mean square error (RMSE) are used as measurement of efficiency. The hybrid model provides a positive outcome for predicting wind speed compare to the single model of ARIMA and SES

    Determinan Penggunaan Kontrasepsi Pada Ibu Di Puskesmas Managaisaki

    Full text link
    Latar Belakang : Salah satu upaya yang dilakukan untuk menangani masalah kependudukan adalah dengan menggalakkan program keluarga berencana. Keluarga berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Penggunaan alat kontrasepsi merupakan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan fertilitas. Penggunaan kontrasepsi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor individu, faktor sosial seperti pengaruh keluarga dan masyarakat juga mempengaruhi penggunaan kontrasepsi. (BKKBN, 2007) Tujuan penelitian : Diketahuinya determinan penggunaan kontrasepsi pada ibu di Puskesmas Managaisaki. Metode Penelitian : Jenis penelitian analitik dengan rancangan cross sectional study, sampel dalam penelitian ini sebanyak 98 responden dengan tekhnik pengambilan sampel secara accidental sampling. Hasil Penelitian : hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu menggunakan kontrasepsi 62 (63,27%), sebagian besar ibu memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebesar 65 (66,33%), sebagian besar responden berpendidikan rendah yaitu berjumlah 52 (53.06%), dan sebagian besar Ibu mempunyai status ekonomi kurang yaitu berjumlah 56 (57.14%). hasil uji statistik variabel pengetahuan, pendidikan dan status ekonomi berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi. Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan, pendidikan dan status ekonomi berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi. Saran : Bagi Puskesmas Managaisaki, sosialisasi tentang keluarga kecil perlu ditingkatkan, untuk menjadi motivasi dalam merencanakan keluarga dimasa yang akan datang, Perlu kerjasama lintas sektor (Puskesmas dan BKKBN) untuk menyediakan subsidi biaya pembelian alat kontrasepsi dan jasa pelayanan agar memudahkan akses masyarakat terhadap penggunaan kontrasepsi

    Studi Laju Pertumbuhan Lamun (Enhalus Acoroides) Di Perairan Pantai Desa Tanjung Tiram Kabupaten Konawe Selatan

    Full text link
    Penelitian ini dilaksanakan di perairan Desa Tanjung Tiram yang berlangsung pada bulan April sampai dengan Juli 2014, dengan penempatan 3 stasiun penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan daun lamun dan daun baru lamun serta mengidentifikasi faktor fisika-kimia dan substrat yang mempengaruhi pertumbuhan lamun. Hasil pengamatan kualitas perairan pada setiap titik stasiun berupa nilai suhu (28-31oC), salinitas (28-33o/oo), pH (6-7), kecepatan arus (0,046-0,147 m/dtk), kedalaman (34-78cm), kecerahan (34-78cm), nitrat (0,0077-0,0271 mg/l), dan fosfat (0,0011-0,0096 mg/l), serta substrat dasar perairan berupa lumpur berpasir dan pasir berlumpur. Jenis lamun Enhalus acoroides didapatkan memiliki kecepatan pertumbuhan daun sebesar 7,167-15,749 mm/minggu atau 1,024-2,249 mm/hari dan pertumbuhan daun baru sebesar 8,715-14,532 mm/minggu atau 2,905-4,76 mm/hari. Faktor tekstur substrat mempengaruhi laju pertumbuhan lamun E. acoroides di Perairan Desa Tanjung Tiram

    PENGARUH PERENDAMAN EKSTRAK DAUN MANGROVE (Sonneratia caseolaris) TERHADAP PENILAIAN MUTU ORGANOLEPTIK IKAN KUWE (Gnathanodon speciosus) SEGAR

    Get PDF
    Fish is a comestible that is inclined to the deterioration of quality, especially by the activity of rotting microorganisms. One of the efforts to obstruct the decline in fish quality by using natural ingredients, namely mangrove leaves. This study aims to determine the utilization of mangrove leaf extract (Sonneratia caseolaris) on the organoleptic quality of fresh golden trevally fish (Gnathanodon speciosus). The research was conducted in March 2020 at the Marine Hatchery Laboratory and Processing Workshop SUPM in Waiheru Ambon. The research used a laboratory experimental method with several stages, these were sample preparation, mangrove leaf extract preparation, immersion of golden trevally fish in mangrove leaf extract, storage, and analysis of organoleptic assessment data. Organoleptic assessments including eyes, gills, body surface slime, meat (color and appearance), smell and texture were carried out every 6 hours until the quality of the fish was rejected by the panelists. The results showed that soaking mangrove leaf extract can inhibit microbial growth in fish. The concentrations of mangrove leaf extract 2% and 4% could lengthen the shelf life of fresh golden trevally fish at room temperature for 6 hours longer than the control. In addition, the mangrove leaf extract immersion treatment can maintain the organoleptic value of fish. In conclusion, the results of the organoleptic quality assessment of fresh golden trevally fish (Gnathanodon speciosus) in soaking treatment of mangrove leaf extract (Sonneratia caseolaris) with a concentration of 2%-4% can maintain the shelf life of golden trevally fish. This is due to the role of secondary metabolic compounds contained in mangrove leaves which can inhibit microbial growth.   ABSTRAK Ikan merupakan bahan pangan yang sangat mudah mengalami kemunduran mutu terutama oleh aktivitas mikroorganisme pembusuk. Salah satu upaya untuk menghambat penurunan mutu ikan dengan menggunakan bahan alami yaitu daun mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan ekstrak daun mangrove (Sonneratia caseolaris) terhadap mutu organoleptik ikan kuwe (Gnathanodon speciosus) segar. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2020 di Laboratorium Hatchery Laut dan Workshop Pengolahan SUPM Waiheru Ambon. Penelitian menggunakan metode experimental laboratories dengan tahapan-tahapan yaitu persiapan sampel, preparasi ekstrak daun mangrove, perendaman ikan kuwe dalam esktrak daun mangrove, penyimpanan, serta analisa data penilaian organoleptik. Penilaian organoleptik meliputi mata, insang, lendir permukaan badan, daging (warna dan kenampakan), bau serta tekstur dilakukan setiap 6 jam sekali sampai mutu ikan ditolak oleh panelis. Hasil penelitian menunjukan bahwa perendaman ekstrak daun mangrove dapat menghambat pertumbuhan mikroba pada ikan. Konsentrasi ekstrak daun mangrove 2% dan 4% dapat memperpanjang daya simpan ikan kuwe segar pada suhu kamar 6 jam lebih lama dibandingkan kontrol. Disamping itu, perlakuan perendaman ekstrak daun mangrove dapat mempertahankan nilai organoleptik ikan. Kesimpulannya Hasil penilaian mutu organoleptik ikan kuwe (Gnathanodon speciosus) segar dalam perlakuan perendaman ekstrak daun mangrove (Sonneratia caseolaris) dengan konsentrasi 2%-4% dapat mempertahankan daya simpan ikan kuwe. Hal ini disebabkan peran senyawa metabolik sekunder yang terkandung pada daun mangrove yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba.   Kata Kunci: Sonneratia caseolaris, Gnathanodon speciosus, organoleptik, daun mangrove, ekstra

    Physico-mechanical properties of polymer concrete containing micro-filler of palm oil fuel ash

    Get PDF
    Objective of this study is to present a research conducted on ground (fine) and unground (coarse) POFA in polymer concrete (PC) followed by determination on the physico-mechanical properties of PC. Physical properties of micro-fillers and mechanical properties of produced PCs were characterized. Calcium carbonate and silica sand were also used as micro-fillers for comparison purpose. The samples were subjected to compression and flexural. Morphology images of the particles were captured under morphology test to support the findings. Results showed that fine POFA micro-filler has a highly promising potential in becoming PC filler compared to coarse micro-filler. Additionally, its produced PC had comparable strength to PC with calcium carbonate. From the strength development and sustainability stand point, fine POFA has demonstrated its capability to produce quality and sustainable P

    Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Kusta Di Wilayah Kerja Puskesmas Lompentodea Kecamatan Parigi Barat Kabupaten Parigi Moutong

    Full text link
    Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Dimana prevalensi penyakit kusta di Kabupaten Parigi Moutong pada tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2012 sebesar 2,6%, pada tahun 2013 sebesar 4,8% , dan 5,7% pada tahun 2014. Salah satu penyebab tingginya angka penemuan penderita kusta karena tidak adanya pelaksanaan penyuluhan kelompok. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan Program Pengendalian Penyakit Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Lompentodea Kecamatan Parigi Barat Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jumlah informan keseluruhan adalah 6 informan yang terdiri 1 informan kunci (key informan), 1 Informan biasa, dan 4 Informan tambahan. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisa isi (content analisis) dengan teknik matriks. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari aspek input yakni program bisa berjalan dengan baik meskipun adanya keterbatasan SDM, dana dan fasilitas, Process dalam pelaksanaan program sudah sesuai dengan SOP yang sudah di tentukan oleh Dinas Kesehatan, output pada monitoring dan evaluasi pelaksaan program sudah berjalan baik dengan pelaporan yang dilakukan tiga bulan sekali. Diharapkan Dinas Kesehatan terkait untuk memaksimalkan dana untuk pelaksanaan program kusta sehingga input, process yang belum maksimal bisa teratasi dengan efektif dan efesien

    Study of user effects on two-port MIMO antennas at 2.4 GHz and 5.8 GHz for Wi-Fi and WLAN applications

    Get PDF
    In this paper, two multiple input multiple output (MIMO) antennas for Wi-Fi/WLAN mobile applications are proposed. The designed two-port MIMO antennas are made up of planar inverted-F antennas (PIFAs). The antenna elements for both designs are symmetrical and placed on the short-edged corners of the substrate used, FR4. The performance of both antennas in the presence of user’s hand is compared in terms of impedance bandwidth and efficiency. An upward shift of up to 0.17 GHz in impedance bandwidth was found for 2.4 GHz and 5.8 GHz antenna. Due to the smaller size of antennas at 5.8 GHz compared to antennas at 2.4 GHz, the antennas are less obstructed by hands and thus the exhibited total efficiency of up to 45.58 % in the presence of human hand. The designed antennas have been fabricated for validation purpose. It is shown that there is a good agreement between simulated and measured results

    A Review on Knowledge Audit Process

    Get PDF
    Knowledge audit output helps organizations to make recommendation of KM strategy which later can be used for better managing the knowledge. This paper reviews literature on knowledge audit process with the aim to understand the process, the data gathering techniques employed and the roles of knowledge audit. It aims to report the research gaps and propose directions for future research in this domain. A comprehensive three-stage method for extracting, analyzing and reporting the literature-based findings was applied in analyzing the literature survey. The literature survey is based on a search for the keywords “knowledge audit”, “knowledge audit process”, “knowledge audit output” and “knowledge audit roles”, first on the ISI Web of Knowledge online database, followed by Association of Information Systems basket of top journals and other reputable literatures. The paper concludes with an understanding on how knowledge audit is conducted, the data gathering techniques used and its contributions to the organization. However no literature was found on knowledge audit practices for inter-organization. Future research on how knowledge audit could be extended for inter-organization is suggested at the end of the paper. However, this paper only covers literature that discussed in depth the knowledge audit process published in certain journals. Never the less, it is believed that the findings provide a valuable understanding of the current situation in this research field

    Serapan Karbon Lamun Thalassodendron ciliatum di Perairan Panrangluhu Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan

    Get PDF
    Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2019 untuk mengestimasi penyerapan karbon oleh jenisThalassodendron ciliatum pada beberapa kedalaman perairan. Sampel lamun diambil utuh,kemudian daun lamun dibersihkan dari sedimen dan epifit. Metode perubahan oksigen digunakanuntuk mengestimasi serapan karbon. Sebanyak 1 tunas T. ciliatum diinkubasi menggunakan botolkaca bening dan gelap dengan volume 270 ml. Inkubasi dilakukan pada jam 09.00-12.00 WITApada kedalaman 50, 100 dan 150 cm dengan masing-masing 5 kali ulangan setiap kedalaman.Sebelum inkubasi, dilakukan pengukuran konsentrasi oksigen terlarut di perairan sebagaikandungan oksigen awal. Pengukuran oksigen di dalam botol beningdan gelap kembali dilakukansetelah inkubasi. Sebagai kontrol, inkubasi juga dilakukan pada air laut (mengandungfitoplankton) dengan 5 kali ulangan. Daun lamun yang telah digunakan untuk pengamatan serapankarbon diukur luasnya dengan cara men-scan daun lamun dan dianalisis menggunakan softwareImage-J. Selanjutnya dilakukan pengeringan menggunakan oven dan ditimbang untuk mengetahuibiomassa keringnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serapan karbon per tunas berkisarantara 3,84-6,52 mgCO 2 /tunas/jam, per biomassa berkisar 28,51-48,45 mgCO 2 /gbk/jam, dan perluas daun berkisar 0,08-0,13 mgCO 2 /cm 2 /jam. Serapan karbon tertinggi didapatkan padakedalaman 150 cm, baik serapan karbon per tunas, biomass maupun luas daun. Berbeda denganpenyerapan karbon, pelepasan karbon relatif sama antar kedlaman. Pelepasan karbon per tegakanberkisar antara 3,18-3,91 mgO 2 /tegakan/jam, per biomassa daun berkisar 23,67-29,08 mgO 2 /gberat kering/jam dan per luas daun berkisar 0,30-0,034 mgO 2 /cm 2 /jam.Kata kunci: serapan karbon, lamun, Thalassodendron ciliatum, Panrangluhu Bulukumba,karbondiokasida, pemanasan global
    corecore