176 research outputs found

    The Sacred Site: The Conservation Based on The Local People in Tengger Community and Its Potential as Ecotourism Activities

    Get PDF
    Tengger is one of the Java sub-tribes that has a belief system in the form of a life view called Kejawen. Kejawen's life is a view that is considered holistic in looking at the environment. The traditional wisdom of the Tengger community in the management of natural resources is one of the living and sustainable local wisdom in Indonesia. One of the local wisdom associated with environmental management is the existence of sacred areas as a part of environmental conservation. This research was conducted in Ngadas Village, Poncokusumo District, Malang Regency. The purpose of this study is to study the types of areas that are sacred by the Tengger community and the factors behind the existence of the area as a part of the conservation-based ecotourism. This research was conducted by interviewing the key person of the traditional leader. The interview materials in questions include the types of sacred places and the reason behind the area is sacred. The research results showed that the form of preservation of certain sacred areas has a unique ecosystem and shows the historical ties. The areas considered by the Ngadas community as sacred sites have indigenous values such as Pedanyangan, Sanggar Agung, Mbah Sedek tombs, Punden Kutungan, the mount of Bromo, the mount of Semeru, Savanna land and Bromo caldera and other sacred sites. The sacred place is highly respected by the Tengger people. Norms and values in Tengger culture incorporate with the respect for the sacred places. The existence of these sacred areas can be used as a part of environmental conservation-based ecotourism.JEL Classification: P32, Q01, Z3

    ANALISIS ARAH PERKEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

    Get PDF
    AbstrakKecamatan Babat merupakan kecamatan terbesar kedua di Kabupaten Lamongan setelah Kecamatan Lamongan, melihat potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Babat yang menjadi jalur pusat yang strategis dalam perdagangan dan jasa di Kabupaten Lamongan dan juga perkembangan jumlah penduduk, industri dan perkembangan fasilitas sosial dan fasilitas ekonomi di Kecamatan Babat terus mengalami peningkatan pastinya memiliki dampak yang sangat besar bagi perkembangan wilayah khusnya pada desa yang menjadi pusat perdagangan dan jasa di wilayah Kecamatan BabatPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan wilayah pada setiap desa di Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan yang diklasifikasikan menjadi tiga yaitu tingkat perkembangan wilayah rendah, sedang dan tinggi, setelah mengetahui tingkat perkembangan wilayah pada setiap desa maka akan diketahui arah perkembangan wilayah yang tergolong desa dengan tingkat perkembangan wilayah tinggi yang menandakan bahwa perkembanagan wilayah maju dan di Analisis melui citra multitemporal google earth dan disertai dengan data sekunder. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif mengenai tingkat perkembangan wilayah, dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan keruangan unit analisisnya adalah seluruh desa di Kecamatan Babat yaitu 21 desa dan 2 kelurahan.Hasil penelitian ini adalah tingkat perkembangan wilayah pada setiap desa di Kecamatan Babat hanya terdapat pada satu desa yang memiliki perkembangan wilayah tinggi menandakan wilayah dengan perkembangan yang maju, terdapat satu desa yang memiliki perkembangan wilayah sedang menandakan wilayah yang sedang berkembang, dan 21 desa yang tergolong perkembangan wilayah rendah menandakan wilayah tertinggal. Disimpulkan bahwa arah perkembangan wilayah di Kecamatan Babat mengarah kearah barat yang terdapat pada satu desa memiliki tingkat perkembangan wilayah yang tinggi yaitu terdapat pada Kelurahan Babat dan perkembangan wilayah di Kecamatan Babat cenderung tidak merata karena hanya memusat pada satu desa.Kata kunci: Tingkat Perkembangan Wilayah, Arah Perkembangan Wilayah

    KAJIAN KESESUAIAN KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN GURAME DI DESA NGRANTI KECAMATAN BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG

    Get PDF
    AbstrakKabupaten Tulungagung mempunyai potensi sumber daya perikanan berupa perairan laut, payau, perairanumum dan budidaya air tawar. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Tulungagung,produksi perikanan air tawar terbesar di Kabupaten Tulungagung adalah Ikan gurame dengan produksi 1,247,308.00 kgdengan nilai produksi 26.193.468.000,00. Bagi petani ikan, hujan deras kerap membawa kecemasan karena rendahnyanilai ADG (Average Daily Growth) dan nilai SR (Survival Rate) atau kondisi ikan tidak dapat tumbuh optimal. Kualitasair menjadi syarat utama dalam usaha budidaya perikanan dalam meningkatkan produksi dan produktivitas. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui karakteristik air dan kesesuaian parameter kualitas air untuk kegiatan budidaya.Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan mengambil keseluruhan jumlah populasisebagai sampel penelitian, yaitu dilakukan pada 21 unit kolam budidaya yang ada pada daerah penelitian. Parameterkualitas air tersebut kemudian disesuaikan berdasarkan standar kesesuaian kualitas air untuk budidaya gurame dalamkategori sesuai (S1), cukup sesuai (S2), tidak sesuai (N).Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian parameter kualitas air pada enam (6) variabel kimia air adalahsesuai, cukup sesuai dan tidak sesuai. Keseluruhan parameter hasil pengukuran Hidrogen Sulfida (H2S) dan kecerahanair dibeberapa kolam menjadi faktor pembatas dalam budidaya perikanan (tidak sesuai). Nilai H2S yang rendah dalamair disebabkan oleh pakan sisa yang tidak terkonsumsi oleh organisme budidaya yang disebabkan oleh suasanaanaerobik yang memungkinkan oksidasi H2S. Kekeruhan air disebabkan oleh umur ikan, ketika ikan sudah mendekatipanen (besar) maka hasil ekskresi ikan akan semakin banyak sehingga otomatis air menjadi keruh. Faktor yang tidakmempengaruhi perbedaan kualitas air untuk budidaya dalam penelitian ini adalah topografi wilayah, curah hujan,kondisi lingkungan, dan pendidikan petani.Kata kunci : kualitas air, budidaya gurame, Kabupaten Tulungagun

    KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR KALI LAMONG DI DESA IKER – IKER GEGER DAN DESA MOROWUDI KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

    Get PDF
    AbstrakBanjir di Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik terjadi akibat luapan Kali Lamong merupakan banjir yang terjaditahunan. Dampak banjir yang terjadi tidak hanya merendam persawahan dan tambak tetapi juga pemukiman dan aksesjalan Gresik-Mojokerto. Bencana banjir ini tentu membawa kerugian bagi warga yang terdampak berupa kerugian sosialekonomi. Penelitian dilakukan di Desa Iker-Iker Geger dan Desa Morowudi dengan tujuan untuk mengetahui 1). Tingkatbahaya bencana banjir Kali Lamong dan 2). Tingkat kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir Kali Lamong diDesa Iker – Iker Geger dan Desa Morowudi Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan pengumpulan data secaralangsung berupa wawancara dan pengukuran dilakukan untuk mengetahui tingkat bahaya banjir berdasarkan grid di 125titik dan angket untuk kesiapsiagaan dilakukan kepada 93 responden menggunakan teknik Random Sampling. Analisisdata yang digunakan berdasarkan hasil skoring dengan Skala Likert dan Skala Gutmman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga tingkatan bahaya banjir di Desa Iker-Iker Geger dan DesaMorowudi yaitu tingkat bahaya tinggi sebesar 30% atau seluas 137 ha, tingkat sedang sebesar 24% atau 110 ha, dansisanya pada tingkat rendah sebesar 46% atau 214 ha. Kategori nilai indeks berdasarkan LIPI_UNESCO/ISDR,kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir Kali Lamong dalam tahap hampir siap dengan indekskesiapsiagaan 59% dengan perincian pengetahuan dan sikap sebesar 71,9%, perencanaan kedaruratan 57,5%, sistemperingatan dini 56,5%, dan mobilitas sumberdaya sebesar 50,2%.Kata kunci : Bencana banjir, Tingkat bahaya, Indeks Kesiapsiagaa

    KAJIAN KASUS PERUBAHAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN PERTANIAN MASYRAKAT PETANI DI DESA SUMURAGUNG KECAMATAN SUMBERREJO KABUPATEN BOJONEGORO

    Get PDF
    Nilai lahan tidak hanya sebagai aset yang dapat diolah dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,namun juga sebagai aset yang dapat dijadikan sebagai investasi atau tabungan yang relatif aman dan menguntungkan.Perkembangan zaman menyebabkan tanah mulai diperjual belikan, yang kemudian menimbulkan adanya asaspenawaran dan permintaan. Jumlah penduduk dan permintaan akan lahan yang terus meningkat menyebabkan semakinbanyak kasus perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Sumuragung. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian di DesaSumuragung.Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian dilakukan diDesa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Subyek dalam penelitian ini adalah petani yangmenjual lahan pertaniannya dengan sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan datamenggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan tiga tahapan,yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Sumuragungdisebabkan karena semakin maraknya penjualan lahan pertanian, sistem bagi waris yang mengharuskan pembagianlahan kepada ahli waris yang ditinggalkan serta adanya wakaf. Faktor yang mempengaruhi perubahan statuskepemilikan lahan pertanian yaitu lokasi lahan, kesempatan membeli lahan lain, tuntutan ekonomi, kebutuhanpendidikan anak, harga lahan yang semakin meningkat, adat dan pengaruh warga lain. Petani Desa Sumuragungsebagian besar melakukan jual beli tanah secara langsung menurut Undang Undang Pokok Agraria (UUPA). Prosesbalik nama pemilikan tanah atau pengurusan sertifikat tanah sebagian besar petani melalui broker jasa pengurusansertifikat tanah dan balik nama pemilikan tanah.Kata kunci : Perubahan, Kepemilikan Lahan, Lahan Pertania

    EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG (ZEA MAYS) DI KABUPATEN BANGKALAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

    Get PDF
    AbstrakIndonesia mempunyai harapan yang sangat besar dalam pengembangan pertanian lahan kering di masa mendatang mengingat potensi dan luas lahannya yang jauh lebih besar daripada lahan sawah atau lahan gambut. Pulau Madura merupakan salah satu pulau yang terletak di wilayah Jawa Timur yang memiliki areal untuk tanaman untuk jagung kurang lebih 360.000 Ha (30% areal jagung di Jawa Timur). Bangkalan adalah kabupaten penghasil jagung terbesar kedua di Madura dengan produksi sebanyak 144.771 ton pada tahun 2016, namun informasi mengenai kelas kesesuaian lahan untuk tanaman jagung di Kabupaten Bangkalan masih sangat terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik lahan, kelas kesesuaian lahan, produksi dan produktivitas tanaman jagung serta keselarasan antara kondisi lahan dan potensi pertanian tanaman jagung di daerah penelitian sehingga lahan yang ada dapat dimanfaatkan dengan maksimal.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis spasial dengan teknik matching yaitu mencocokkan antara karakteristik penggunaan lahan di daerah penelitian dengan syarat tumbuh optimal tanaman jagung di Kabupaten Bangkalan, sehingga diperoleh kelas-kelas kesesuaian lahan S1 yang berarti sangat sesuai, S2 cukup sesuai, S3 sesuai marginal dan N tidak sesuai. Sumber data dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah jumlah curah hujan tahunan (mm/th), temperatur (°C), tekstur tanah, kemiringan lereng, pH tanah dan C-organik.Hasil dari penelitian ini Kabupaten Bangkalan memiliki 3 kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman jagung yaitu S2, S3, dan N. Lahan seluas 16301 Ha (29,31%) dengan kelas kesesuaian S2, 25610 Ha (46%) lahan dengan kelas kesesuaian S3 dan 13706 Ha (24.64%) lahan dengan kelas kesesuaian N. Berdasarkan identifikasi keselarasan antara kesesuaian lahan dengan produktivitas tanaman jagung di daerah penelitian, diperoleh lahan dengan kategori "S2-Rendah" dengan luasan 31370 Ha (11,2%) yang pengusahaan pertanian tanaman jagungnya belum dilakukan secara optimal. Kategori "S3-Rendah” dan "N-Rendah" seluas 123903 Ha (44%) yang menunjukkan bahwa wilayah-wilayah tersebut memiliki daya dukung yang relatif buruk kaitannya dengan usaha tanaman jagung.Kata kunci : kesesuaian lahan, keselarasan, produktivitas pertania

    ANALISIS TINGKAT KERENTANAN PERMUKIMAN TERHADAP BANJIR DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI MARMOYO KECAMATAN PLOSO KABUPATEN JOMBANG

    Get PDF
    AbstrakBanjir adalah salah satu permasalahan umum yang sering terjadi di Kabupaten Jombang. Kabupaten jombang mempunyai kapasitas aliran sungai yang kurang memadai sehingga kondisi topografi juga menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya genangan banjir setiap tahun pada musim penghujan. Topografi wilayah Kabupaten Jombang relatif landai dengan kemiringan 0-2% dengan tingkat elevasi 44 mdpl yang mana relatif lebih rendah dibandingkan daerah sekitarnya. Kawasan Marmoyo memiliki ketinggian lebih rendah dari ketinggian Sungai Brantas, dengan tingkat elevasi 0 sampai 50 m. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat bahaya banjir dan tingkat kerentanan permukiman terhadap banjir di Sub Daerah Aliran Sungai Marmoyo Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang.Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Teknik pengambilan sampel menggunakan Random Sampling dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 39 orang. Subjek penelitian yang dijadikan sumber data adalah masyarakat yang bermukim di daerah rawan banjir di Sub Daerah Aliran Sungai Marmoyo yang dipilih secara Purposive Sampling dan Accidental Sampling. Metode pengumpulan data dengan cara observasi, kuesioner, dan wawancara.Hasil penelitian ini adalah dari perhitungan skor parameter tingkat bahaya banjir di Sub Daerah Aliran Sungai Marmoyo menunjukkan bahwa untuk kategori lama genangan >48 jam. Pada kategori tinggi genangan dan frekuensi genangan banjir menunjukkan bahwa tinggi genangan >50 cm dan frekuensi genangan 2-5 kali kejadian dalam satu tahun. Perhitungan tingkat kerentanan permukiman terhadap banjir dengan menjumlahkan skor indikator variabel kondisi rumah, intensitas genangan, dan persepsi kenyamanan tempat tinggal masyarakat dengan jumlah 39 sampel penelitian yaitu ada 10 sampel penelitian yang menunjukkan tingkat kerentanan rendah, sisanya 18 sampel penelitian menunjukkan tingkat kerentanan tinggi di seluruh kawasan Sub Daerah Aliran Sungai Marmoyo Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang.Kata kunci : Bahaya Banjir, Kerentanan Permukiman, Sub Daerah Aliran Sungai Marmoy

    ANALISIS PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DI SWP V KABUPATEN LAMONGAN

    Get PDF
    AbstrakPenetapan Sentra Kawasan Agropolitan di Kabupaten Lamongan. Peraturan Daerah Kabupaten LamonganNomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Tataruang Wilayah Kabupaten Lamongan Tahun 2011-2031 dalampengembangan kawasan Agropolitan berada di wilayah selatan. Kawasan pengembangan agropolitan terletak diKecamatan Ngimbang, Kecamatan Sambeng, Kecamatan Sukorame, Kecamatan Bluluk, Kecamatan Modo, danKecamatan Mantup. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian dan ketersediaan lahan dan menentukanarahan pengembangan komoditas unggulan dalam konsep pengembangan kawasan agropolitan.Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian deskripktif kuantitatif. Teknik pengumpulan data padapenelitian ini meliputi observasi, dan study literatur. Data yang terhimpun dianalisis dengan metode matching: (1)antara karakteristik lahan dengan syarat tumbuh tanaman komoditas unggulan; (2) analisis komoditas unggulan disetiap kecamatan menggunakan metode LQ ; (3) hierarki wilayah dengan metode skalogram.Hasil penelitian menunjukan bahwa Kecamatan Ngimbang menjadi pusat agropolitan di Satuan WilayahPembangunan (SWP) V Kabupaten Lamongan karena memiliki jumlah infrastruktur yang paling tinggi. Evaluasikesesuaian lahan dan ketersediaan lahan menghasilkan arahan pengembangan wilayah 1) Kecamatan Mantup terdapatkomoditas unggulan tanaman kedelai seluas 5864.11 ha, 2) Kecamatan Modo terdapat komoditas unggulan tanamanpadi seluas 5755.5 ha, 3) Kecamatan Ngimbang terdapat komoditas jagung seluas 4888.14 ha, 4) Kecamatan Sambengkeempat terdapat komoditas unggulan jagung seluas 4888.14 ha dan 4730.17 ha, 5) Kecamatan Bluluk terdapatkomoditas unggulan tembakau seluas 3097.01 ha dan 6) Kecamatan Sukorame terdapat komoditas unggulan jagungseluas 1716.69 ha.Kata Kunci : Kesesuaian lahan, Kesesuaian wilayah, Agropolitan, Komoditas unggula

    PENGARUH LATIHAN JUMP TO BOX DAN DOUBLE LEG HOP PROGRESSION TERHADAP PENINGKATAN POWER KAKI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

    Get PDF
    ABSTRAKJump To Box dan Double Leg Hop Progression merupakan salah satu latihan yang digunakan untuk meningkatkan tingggi loncatan. Pada penelitian ini latihan Jump To Box dan Double Leg Hop Progression digunakan untuk meningkatkan power kaki dan kekuatan otot tungkai. Rumusan masalah pada peneltian ini adalah untuk mengetahui berapa persen pengaruh latihan Jump To Box dan Double Leg Hop Progression terhadap peningkatan power kaki dan kekuatan otot tungkai pada tim bola basket. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif eksperimen.Sasaran penelitian yaitu atlet ekstrakulikuler tim bola basket putra SMK Negeri 3 Probolinggo usia 15-18 tahun yang berjumlah 20 orang dan dibagi menjadi 2 kelompok dengan menggunakan Randomized Control Group Pre-test and Post-test Design. Teknik pengumpulan data menggunakan test Jump MD dan Leg Dynamometer. Hasil penelitian menggunakan perhitungan statistik Uji t Paired Sample T-Test, diketahui bahwa kelompok latihan Jump To Box memiliki pengaruh terharap peningkatan power kaki dikarenakan hasil Sig. (2-tailed) 0,005<α=0,05 sedangkan kekuatan otot tungkai hasil Sig. (2-tailed) 0,003<α=0,05 dan kelompok latihan Double Leg Hop Progression memiliki pengaruh terhadap peningkatan power kaki dikarenakan hasil Sig. (2-tailed) 0,018<α=0,05 sedangkan kekuatan otot tungkai hasil Sig. (2-tailed) 0,005<α=0,05. Dapat disimpulkan bahwa latihan Jump To Box dan Double Leg Hop Progression memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan power kaki dan kekuatan otot tungkai. Data peningkatan power kaki kelompok latihan Jump To Box memiliki persentase 14,7% sedangkan kekuatan otot tungkai memiliki persentase 28,7% , dan untuk peningkatan power kaki kelompok latihan Double Leg Hop Progression memiliki persentase 8,8% sedangkan kekuatan otot tungkai memiliki persentase 60,1%. Kata kunci : Pengaruh, Jump To Box, Double Leg Hop Progression, Power kaki, Kekuatan otot tungka

    KAJIAN KENYAMANAN TINGGAL MASYARAKAT DI PEMUKIMAN KUMUH KELURAHAN NGAGELREJO KECAMATAN WONOKROMO KOTA SURABAYA

    Get PDF
    AbstrakJumlah penduduk yang cenderung meningkat setiap tahun ini menyebabkan tingginya kebutuhan akan lahan tempat tinggal. Pemukiman kumuh di Kelurahan Ngagelrejo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya merupakan pemukiman yang terletak di tepi Sungai Jagir. Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Jamaludin (2015:315) bahwa pemukiman kumuh ini biasanya terdapat pada lahan kosong, seperti di jalur hijau sepanjang bantaran sungai, rel kereta api, taman kota, ataupun di bawah jembatan layang. Lingkungan pemukiman kumuh dengan segala permasalahannya, baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kenyamanan tinggal masyarakat yang berada di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi fisik dan lingkungan masyarakat serta persepsi masyarakat terhadap kenyamanan tinggal.Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Populasi yang digunakan yaitu seluruh kepala keluarga yang bertempat tinggal di pemukiman kumuh yaitu sebanyak 180 KK. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dengan persentase kelonggaran ketelitian kesalahan sebesar 10% sehinga diperoleh sampel sebanyak 64 KK. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Analisis dilakukan melalui data primer dengan mengumpulkan variabel yang sejenis kemudian dipersentasekan.Hasil observasi secara langsung di lapangan menunjukkan bahwa tinggi bangunan sebagian besar memiliki tinggi antara 3,5-7 meter. Luas bangunan pada umumnya <7,2 m2 per orang. Kondisi fisik rumah sebagian besar merupakan bangunan semi permanen. Kondisi saluran pembuangan air kotor pada umumnya menggunakan saluran sungai, selokan/parit. Saluran pembuangan tinja seluruhnya menggunakan tangki septic. Distribusi air bersih seluruhnya menggunakan air dari PDAM. Saluran listrik sebagian besar menggunakan saluran dengan tegangan 450 Volt. Sistem pengelolaan sampah hampir seluruhnya membuang sampah dengan dibuang ke sungai/tanah kosong. Melalui 18 indikator kenyamanan, dapat diketahui bahwa sebanyak 34 responden penelitian atau sekitar 53% berpendapat agak nyaman tinggal di pemukiman kumuh Kelurahan Ngagelrejo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya.Kata Kunci: pemukiman kumuh, kondisi fisik dan lingkungan, persepsi, kenyamanan tinggal
    • …
    corecore