6 research outputs found

    Model Numerik Lintasan Sebaran Larva Karang di Kandidat Lokasi Penempatan Bekas Struktur Anjungan Migas Lepas Pantai (Rig To Reef)

    Get PDF
    Anjungan migas lepas pantai yang sudah dibongkar ketika telah memasuki masa akhir produksinya dapat dimanfaatkan sebagai terumbu karang buatan (artificial reef).  Program ini di beberapa negara dikenal dengan sebutan Rigs-to-Reef (R2R).  Salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam penempatan struktur rigs untuk terumbu buatan ini adalah konektivitas antara habitat asli sebagai sumber larva karang dan kandidat lokasi agar larva karang dapat menyebar, tumbuh dan berkembang dengan baik. Faktor penting yang mempengaruhi planulasi (pelepasan dan penyebaran larva karang ke laut sekitar) adalah sirkulasi arus laut di lapisan permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat simulasi sebaran larva karang dan memetakan pola konektivitas antara kawasan konservasi Perairan Daerah (KKPD) Bontang (source) dan lokasi baru untuk penempatan struktur rigs (sink).  Sebaran larva karang diperoleh dengan menggunakan pemodelan biofisik untuk mendapatkan skenario rekruitmen dan jejak penyebaran larva.  Pemodelan biofisik digunakan sebagai alat prediksi penyebaran larva untuk menilai konektivitas antar kawasan konservasi dan untuk evaluasi umum dari berbagai faktor yang berperan dalam pergerakan larva.  Simulasi sebaran larva dibuat dengan menggunakan modul Agent Based Modelling (Passive Drifter) menggunakan MIKE 21 FM untuk memprediksi sebaran larva karang di kandidat lokasi.  Simulasi sebaran larva dilakukan di beberapa bulan yang mewakili puncak 4 musim yang berbeda, yakni musim barat (bulan Januari), musim Peralihan I (bulan Mei), musim Timur (bulan Agustus) dan musim Peralihan II (bulan Oktober).  Hasil dari model sebaran larva mengindikasikan bahwa proses penyebaran larva karang di kawasan konservasi Bontang dipengaruhi oleh arus permukaan yang dibangkitkan oleh pasang surut serta variasi angin musiman dan menyebar dengan baik ke kandidat lokasi R2R

    ANALISIS PERBANDINGAN AKURASI MODEL PREDIKSI PASANG SURUT: STUDI KASUS DI SELAT LARANTUKA, FLORES TIMUR, NUSA TENGGARA TIMUR

    Get PDF
    Sebagai negara maritim, informasi hidro-oseanografi sangatlah penting dalam mendukung segala aktivitas kelautan dan perikanan di Indonesia. Salah satu data dan informasi yang sangat  penting  adalah  parameter  pasang  surut. Ketersediaan  data  pasang  surut  hasil pengukuran di lapangan yang baik sangat minim  jika dibandingkan dengan luas wilayah lautan Indonesia. Model numerik  pasang surut  menjadi  salah satu solusi untuk  memberi gambaran perubahan  elevasi  muka  air  suatu  perairan.  Saat  ini  telah  banyak modul prediksi pasang surut yang mampu memberikan informasi  fluktuasi muka air laut  suatu perairan  dengan  tingkat  keakurasian  dan  error  yang berbeda.  Penelitian  ini  bertujuan untuk membandingkan  tingkat keakurasian model pasut dari NAOTIDE, LePROVOST, TMDTPXO  7.1  dan  MIKE21.  Pasang surut  perairan  Selat  Larantuka,  Nusa  Tenggara  Timur digunakan  sebagai lokasi  percontohan  untuk  uji  akurasi  model  tipe  perairan  selat di Indonesia.  Hasil  analisis  menunjukkan  bahwa  untuk  tipe  perairan  selat, model  prediksi pasang  surut  NaoTide  memberikan  keakuratan  lebih  baik dengan  persentase  error sebesar 1,79 % dibandingkan dengan model pasut lainnya.KATA KUNCI:   Leprovost,  MIKE21,  model  prediksi  pasang  surut,  NaoTide, Selat Larantuka, tidal model driver (TMD) TPXO 7.1

    THE ANALYSIS OF TIDAL CURRENT IN SURAMADU BRIDGE PIER FOR MARINE POWER GENERATION TEST SITE

    Get PDF
    Recently, the interest in renewable ocean energy has been growing rapidly among the ocean researchers in Indonesia. In this paper, the pattern of tidal current in Madura Strait was analyzed and it is used as First we present the general information of the structure of Suramadu Bridge and explain the purpose of installing tidal current turbine between its piers. Second, we develop the numerical model of Madura Strait. The bottom topography of Madura Strait is digitized from bathymetry map produced by Indonesian Navy. A nested hydrodynamic model has been developed to refine the specific area of interest around the piles of the Suramadu Bridge. MIKE-21 program is then employed to simulate the tidal current that passes between the piles of the bridge. Next, we validate the model by conducting the field measurement of the speed of tidal current between pile no. 56 and pile no. 57. We deployed ADCP and measured the current speed for 15 days. The obtained data is then compared with the numerical model. The results show that the simulated currents has similar pattern with the measured data. We also discuss the characteristics of the simulated tidal current comparing with the ADCP results. Finally we estimate the possible produced power produced from the kinetic energy of the predicted tidal current of hydrodynamic

    KAJIAN KONSEP FISHING ECOPORT UNTUK PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN DI INDONESIA

    Get PDF
    Mempertahankan mutu produk perikanan adalah hal yang urgent harus dilakukan terkait adanya beberapa kasus penolakan produk ekspor perikanan Indonesia oleh beberapa negara tujuan ekspor seperti Jepang, Uni Eropa dan USA.  Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan bahwa keamanan pangan harus dijamin sepanjang rantai produksi berlangsung untuk tetap terus meningkatkan kualitas produk perikanan. Oleh karena itu, KKP perlu mengoptimalkan fungsi pelabuhan perikanan yang merupakan ujung tombak dan prime mover dalam kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan, dan pemasaran. Salah satu konsep yang akan diterapkan oleh KKP adalah fishing ecoport yang mengadop konsep negara-negara Uni Eropa dalam pengelolaan lingkungan pelabuhan untuk peningkatan produksi perikanan yang bermutu dengan berpegang pada prinsip biosecurity dan tracebility produk yang dihasilkan. Pelabuhan perikanan yang menjadi kawasan percontohan penerapan konsep fishing ecoport ini adalah Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung

    ANALISIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD) dalam PERANCANGAN TURBIN ARUS LAUT SUMBU VERTIKAL (VERTICAL AXIS OCEAN CURRENT TURBINE, VAOCT)

    Get PDF
    Indonesia di masa mendatang akan menghadapi krisis energi konvensional dalam hal kaitannya dengan peningkatan kapasitas kebutuhan, pasokan yang terus menurun, harga tinggi dan  permasalahan lingkungan yang ditimbulkan. Potensi energi laut Indonesia yang belum banyak dimanfaatkan dapat menjadi salah satu sumber energi alternatif yang bersih, dapat diandalkan dan terbarukan.  Untuk dapat memanen energi yang dihasilkan dari arus laut tersebut, Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP)-BalitbangKP merancang dan mengembangkan twin series vertical turbin tipe drag release yang diharapkan dapat berputar pada putaran rendah. Studi lanjutan tentang bentuk blade-nozzle-guide vane serta kombinasi diantara ketiganya menjadi fokus utama agar dapat menghasilkan target output sebesar 10 kW

    SIMULASI POLA ARUS LAUT DUA DIMENSI DI PERAIRAN SEKITAR NUSA PENIDA, BALI

    Get PDF
    Sirkulasi arus laut dua dimensi di sekitar perairan Nusa Penida, Bali telah disimulasikan dengan menggunakan pemodelan numerik hidrodinamika dengan tujuan untuk mengetahui pola arus di lapisan permukaan sekitar perairan Pulau Nusa Penida, Bali. Model numerik difokuskan pada profil kecepatan horizontal dan pola sirkulasi arus permukaan yang dominan dipengaruhi oleh pola pasang surut di daerah tersebut. Hasil komputasi tersebut divalidasi dengan metode Langrangian dari sebuah coastal drifter yang mengikuti pergerakan arus pada saat pengukuran lapangan. Pola arus laut perairan Nusa Penida sangat dipengaruhi oleh kondisi dasar perairan yang dangkal dan pola pasang surut (semidiurnal). Kecepatan rata-rata arus laut di perairan Nusa Penida berkisar antara 0.1-0.95 m/s sedangkan kecepatan maksimum di beberapa titik mencapai kisaran angka 2-2.5 m/s. Berdasarkan diagram probabilitas kecepatan arus laut selama setahun, terdapat 5 titik pengamatan yang memiliki kecepatan arus di atas 1 m/s yang dapat dijadikan patokan dalam pengelolaan dan pemanfataan sumber daya pesisir dan laut di sekitar perairan Nusa Penida
    corecore