4 research outputs found

    MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DI TENGAH PANDEMI, SETELAH 1.5 TAHUN PENERAPAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH

    Get PDF
    Motivasi belajar pada mahasiswa sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran jarak jauh terutama selama masa pandemic covid 19. Motivasi dapat mendorong mahasiswa untuk semangat belajar dan mencapai prestasi meskipun tanpa paksaaan dari orang lain. Setelah 1.5 tahun berlalu, perlu diketahui kondisi motivasi belajar mahasiswa sebagai pengukuran. Penelitian ini ditujukan untuk secara objektif mendapatkan gambaran bagaimana motivasi belajar pada mahasiswa terutama mahasiswa Pendidikan Masyarakat setelah menjalani pembelajaran jarak jauh selama 1.5 tahun. Penelitian ini menerapkan metode penelitian survey dimana peneliti mengambil sampel dan menggunakan intrumen kuisioner sebagai alat dalam pengumpulan datanya. Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah menjalani 3 semester pembelajaran jarak jauh, mahasiswa di Bandung masih memiliki motivasi yang tinggi dengan skor rata-rata variabelnya sebesar 71,76%. Angka yang paling signifikan terlihat pada indikator mempertahankan pendapatnya yaitu sebanyak 84.5%, dan paling rendah terdapat pada in dikator tekun menghadapi tugas yaitu sebesar 62.57%

    Penguatan Layanan Pendidikan Berbasis Kebutuhan Masyarakat

    Get PDF
    Pendidikan berbasis kebutuhan masyarakat merupakan perkembangan yang dilakukan lebih lanjut dari pendidikan yang berbasis sekolah formal. Salah satu bentuk pelaksanaan pengabdian tersebut yakni dapat memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat.  Desa Lamajang ini memiliki karakteristik masyarakat yang cenderung homogen. Berdasarkan data tersebut juga ditemukan bahwa kebutuhan dari tiga Dusun yang berbeda yakni Dusun Cikajang, Dusun Karang Tengah, dan Dusun Cikondang membutuhkan penguatan layanan pendidikan yang hampir sama pula. Masyarakatnya terindikasi mengalami kekurangan penguatan dalam pendidikan. Misalnya kekurangan dalam penguatan pendidikan umum dan keagamaan dari segi membaca (literasi) serta menghafal Al-Qur’an. Tujuan pengabdian pada masyarakat dimaksudkan untuk memberikan penguatan dalam memenuhi pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di setiap Dusunnya. Berdasarkan kegiatan dan data sekunder yang tersedia, layanan pendidikan di Desa Lamajang dilakukan dengan menggunakan metode ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Hasilnya terdapat perkembangan yang diperoleh masyarakat dari setiap Dusunnya. Seperti peningkatan anak-anak dalam membaca Al-Qur’an dan menghafalnya. Kemudian peningkatan kebiasaan literasi pada anak, serta meningkatnya keberanian anak- anak untuk mampu berbicara dan tampil di depan umum

    Peningkatan Kemandirian Pemuda Menghadapi Tantangan Ekonomi Selama Covid 19 Melalui Pelatihan Edukasi Kopi Dan Barista

    Get PDF
    Selama Pandemi, sebagai desa tujuan wisata Desa Pagerwangi menghadapi beberapa tantangan diantaranya, berkurang dan hilangnya mata pencaharian masyarakat. UPI melalui program Pengalama Belajar Mahasiswa di Luar Kampus (PBMLK) Edukasi Program Kemanuasiaan (EPK) memberikan kesempatan pada mahasiswa turut ambil bagian menyelesaikan masalah. Mahasiswa diberikan pengalaman menangkap masalah di masyarakat, mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, serta memecahkan masalah tersebut sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masyarakat setempat melalui program pelatihan Edukasi Kopi dan Barista.  Pelatihan ini dilakukan melalui 3 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pelatihan ini diikuti oleh 24 peserta pelatihan yang terdiri dari pemuda Desa Pagerwangi dengan beragam latar belakang seperti pemuda baru lulus sekolah, Ibu muda, Dosen muda, Anggota Karang Taruna, dan Pemuda yang baru kehilangan penghasilannya karena pandemi. Melalui pelatihan ini peserta diberikan pengatahuan dasar kopi, potensi usaha kopi, dan keterampilan meracik kopi dengan alat sederhana dan terjangkau tapi bernilai jual tinggi. Hasil dari pelatihan ini terindikasi dapat meningkatnya pengetahuan dasar peserta pelatihan tentang kopi, meningkatnya pengetahuan tentang potensi usaha minuman kopi, meningkatnya keterampilan peserta pelatihan dalam meracik kopi, dan tumbuhnya motivasi peserta pelatihan dalam memulai usaha kopi. Dengan demikian, diharapkan setelah program pelatihan ini selesai, pemuda Desa Pagerwangi memiliki keterampilan yang bisa di jual dan akan muncul wirausaha baru di bidang kopi.&nbsp

    PENGELOLAAN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI SISTEM PEMBELAJARAN DALAM PERSIAPAN MASA PENSIUN

    Get PDF
    Kebutuhan Indonesia akan peningkatan jumlah manusia yang memiliki sikap kewirausahaan serta potensi orang dewasa madya menjelang pensiun dapat diakomodasi melalui penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun. Berdasarkan pendekatan fungsi manajemen pelatihan, pelatihan kewirausahaan masa pensiun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pelatihan. Penelitian ini didasarkan pada teori dan konsep (1) Pendidikan Luar Sekolah, (2) Kewirausahaan, (3) Pensiunan, (4) Konsep ADDIE Sebagai Sistem Pembelajaran PLS, (5) Manajemen Pelatihan, dan (6) Keberhasilan Pelatihan.Penelitian kewirausahaan MPP ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif jenis studi kasus. Adapun subjek penelitiannya adalah penyelenggara pelatihan yang terdiri dari 1 direktur utama, 2 penanggung jawab program, dan 1 fasilitator serta peserta pelatihan yang berjumlah 3 orang.Berdasarkan temuan penelitian, MUVI-Learning Center belum menerapkan sebagian besar pengelolaan pelatihan dengan baik sebagaimana kaidah ilmiahnya. Dalam tahap perencanaan, MUVI-Learning Centre tidak melakukan satupun tahapan yang harus dilakukan. Pada pelaksanaan pelatihan dari 6 tahap yang harus dilakukan, hanya dua yang benar-benar dilakukan yaitu pembinaan keakraban dan proses pembelajaran. Adapun identifikasi kebutuhan, aspirasi dan potensi peserta pelatihan, penyusunan program, tes awal dan akhir pelatihan tidak dilakukan. Pada proses evaluasi, MUVI-Learning Centre hanya melakukan evaluasi pelaksanaan dan itupun dilakukan dengan tidak lengkap. Meskipun banyak tahap manajemen yang tidak dilakukan, dari 7 kriteria keberhasilan proses, 5 kriteria dapat terpenuhi dan dua lainnya tidak. Adapun berdasarkan kriteria hasil, dari 4 kriteria terdapat dua kriteria keberhasilan yang terpenuhi.Dapat disimpulkan bahwa MUVI-Learning Center menerapkan proses perencanaan sama seperti proses pemasaran pada vendor jasa umumnya, demi kepentingan kelangsungan lembaga pelatihan MUVI-Learning Center itu sendiri, dimana salah satu tujuan manajemennya adalah agar lembaga ini dapat terus hidup dan berkembang berdasarkan indikasi penyerapan klien atas program pelatihan yang dikembangkannya. Dalam pelaksanaan, MUVI-Learning Center melakukan tahap pembinaan keakraban dan proses pembelajaran. Hal ini karena kedua proses ini dianggap sebagai inti pelaksanaan. Adapun tahap evaluasi, MUVI-Learning Center melakukan evaluasi pelaksanaan karena dianggap sebagai satu-satunya evaluasi yang memiliki relevansi terhadap peningkatan mutu pelatihan serta kepuasan pelanggan dan dapat mendorong pada perbaikan penyelenggaraan pelatihan berikutnya. Berdasarkan kriteria keberhasilan proses, pelatihan MPP ini dapat dinyatakan berhasil, dan berdasarkan kriteria hasil, peneltian ini dapat dikatalkan berhasil secara terbatas dengan indikator peserta lebih berani membuka usaha dibanding sebelum pelatihan. Oleh karena itu, demi menjaga terlaksananya prinsip andragogi maka peneliti merekomendasikan model sistem pelatihan sebagai suatu proses yang terintegrasi (komponen: proses pengkajian kebutuhan pelatihan, proses perumusan tujuan pelatihan, proses merancang program pelatihan, proses pelaksanaan program pelatihan, dn proses evaluasi program pelatihan) dan panduan pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun sebagai solu
    corecore