6 research outputs found
Hubungan Stres Akademik dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa tingkat kedua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya
Salah satu kendala yang dirasakan oleh mahasiswa dalam kegiatan selama
perkuliahan adalah stres, khususnya stress akademik. Stres akademik dapat
menjadi penyebab dalam hambatan untuk meningkatkan kualitas aktivitas
akademis dan non akademis pada mahasiswa.Tujuan khusus penelitian ini
adalah mengidentifikasi tingkat dan durasi stres serta aktivitas kualitas tidur yang
dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis mahasiswa.Penelitian ini berfokus
pada analisis hubungan antara stress akademik dengan kualitas tidur pada
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya.Penelitian ini
menggunakan desain deskriptik analitik korelasi dengan metode yang akan
digunakan adalah cross-sectional dengan populasi 150 orang mahasiswa S1
Keperawatan Universitas Brawijaya angkatan 2021 dan sebanyak 110
mahasiswa dilibatkan menjadi responden. Metode instrument penelitian
menggunakan Purposive sampling yang disertakan dalam rumus slovin dan
kuisioner yang digunakan dalam penelitian adalah SASS (Student Academic
Stress Scale) untuk stress akademik dan PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index)
untuk kualitas tidur. Analisis data korelasional dilakukan dengan uji statistic
spearman rank. Hasil analisis data diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,872
dengan taraf siginifikan (p-value) 0,000 dalam rentang hubungan positif. Kualitas
waktu terbaik biasanya antara 7 dan 8 jam per hari saat tidak ada gangguan
dalam rentang sirkadian. Kualitas tidur yang baik dapat menjadi alasan yang kuat
untuk pengurangan jumlah stress yang dirasakan pada tubuh. Kesimpulannya
adalah terdapat hubungan antara stres akademik dengan kualitas tidur pada
mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Brawijay
Hubungan Stres Akademik dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa tingkat kedua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya
Salah satu kendala yang dirasakan oleh mahasiswa dalam kegiatan selama perkuliahan adalah stres, khususnya stress akademik. Stres akademik dapat menjadi penyebab dalam hambatan untuk meningkatkan kualitas aktivitas akademis dan non akademis pada mahasiswa.Tujuan khusus penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat dan durasi stres serta aktivitas kualitas tidur yang dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis mahasiswa.Penelitian ini berfokus pada analisis hubungan antara stress akademik dengan kualitas tidur pada Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya.Penelitian ini menggunakan desain deskriptik analitik korelasi dengan metode yang akan digunakan adalah cross-sectional dengan populasi 150 orang mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Brawijaya angkatan 2021 dan sebanyak 110 mahasiswa dilibatkan menjadi responden. Metode instrument penelitian menggunakan Purposive sampling yang disertakan dalam rumus slovin dan kuisioner yang digunakan dalam penelitian adalah SASS (Student Academic Stress Scale) untuk stress akademik dan PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) untuk kualitas tidur. Analisis data korelasional dilakukan dengan uji statistic spearman rank. Hasil analisis data diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,872 dengan taraf siginifikan (p-value) 0,000 dalam rentang hubungan positif. Kualitas waktu terbaik biasanya antara 7 dan 8 jam per hari saat tidak ada gangguan dalam rentang sirkadian. Kualitas tidur yang baik dapat menjadi alasan yang kuat untuk pengurangan jumlah stress yang dirasakan pada tubuh. Kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara stres akademik dengan kualitas tidur pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya
Hubungan Pengetahuan Perawat tentang Discharge Planning dengan Pelaksanaannya Di IGD RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
Discharge planning adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk
memandirikan pasien dan keluarga untuk perawatan di rumah setelah
pemulangan dari rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara pengetahuan perawat tentang discharge planning dengan
pelaksanaannya di IGD RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Desain penelitian yang
digunakan adalah Cross Sectional. Sampel dipilih dengan teknik total sampling,
didapatkan sebanyak 45 responden (71,42%). Instrumen yang digunakan berupa
Google Form dan lembar kuesioner pengetahuan dan pelaksanaan discharge
planning. Hasil penelitian didapatkan pengetahuan perawat tentang discharge
planning dalam kategori baik sejumlah 100% dan pelaksanaan discharge
planning dalam kategori cukup sejumlah 53,33%. Analisa data menggunakan uji
ststistik Spearman rho dengan tingkat kemaknaan α > 0,05. Hasil uji statistic
menunjukkan nilai koefisien korelasi negatif sebesar -0.007 termasuk pada
tingkat hubungan sangat rendah dengan nilai p = >0,05 berarti H0 diterima dan
H1 ditolak artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang
discharge planning dengan pelaksanaannya di IGD RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pengetahuan yang cukup tidak bisa
menjamin perawat dapat memberikan discharge planning dengan baik.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan kepada perawat untuk
memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
discharge planning sehingga pelaksanaannya lebih optimal
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Penurunan Kesadaran dan Kejang Post Craniotomy Et Causa Subdural Hematoma di IGD RS Panti Waluya Sawahan
Penurunan kesadaran dan kejang merupakan komplikasi prosedur
kraniotomi yang paling sering ditemukan. Kondisi penurunan kesadaran
disebabkan penekanan mansefalon sehingga terjadi gangguan autoregulasi yang
menyebabkan peningkatan asam laktat dan hipoperfusi jaringan sehingga terjadi
peningkatan kadar CO2 dan hipoksia sedangkan kejang disebabkan peningkatan
TIK mengakibatkan herniasi otak kemudian terjadi gangguan SSP mengakibatkan
gangguan koordinasi gerak sehingga kehilangan volunter otot. Desain penelitian
ini menggunakan metode studi kasus (case study) berupa analisis asuhan
keperawatan gawat darurat pada klien post kraniotomi et causa subdural
hematoma dengan kondisi kejang dan penurunan kesadaran. Studi kasus ini
dilakukan selama satu hari perawatan dengan menggunakan pendekatan analisis
deskriptif yang terfokus pada asuhan keperawatan gawat darurat mulai dari
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Hasil penelitian
ditemukan adanya penurunan kesadaran delirium, GCS 223, kejang, nyeri kepala,
pusing, mual muntah, batuk, gurgling. Masalah keperawatan yang diprioritaskan
yaitu bersihan jalan napas tidak efektif, resiko ketidakseimbangan elektrolit, resiko
perfusi serebral tidak efektif, resiko aspirasi, dan resiko cedera. Intervensi yang
diberikan sesuai diagnosa yaitu manajemen jalan napas, manajemen elektrolit,
manajemen peningkatan tekanan intrakranial, pencegahan aspirasi, manajemen
kesehatan lingkungan. Inovasi intervensi yang diberikan yaitu pemberian HOB 30o
dan oksigenasi 3 lpm. Hasil evaluasi ditemukan peningkatan kesadaran menjadi
somnolen, peningkatan CGS 344, tidak kejang berulang, tidak ada penumpukan
sekret dan sputum dijalan napas, tidak tampak mual dan muntah, diaforesis
tampak berkurang, MAP membaik
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Pertolongan Pertama Perdarahan dan Fraktur dengan Motivasi Menolong Korban Kecelakaan pada Komunitas Motor Custom di Kabupaten Blitar
Meningkatnya angka kecelakaan di Indonesia harus diimbangi dengan pengetahuan oleh komunitas motor custom tentang pertolongan pertama dan didukung oleh motivasi dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas, sehingga diharapkan dapat menyelamatkan nyawa korban. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan komunitas motor custom tentang pertolongan pertama perdarahan dan fraktur dengan motivasi untuk menolong korban kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini menggunakan pendekatan waktu cross sectional. Jumlah populasi yang digunakan sebanyak 60 anggota komunitas motor custom di Kabupaten Blitar, dalam pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 52 orang. Dari hasil penelitian sebagian besar komunitas motor custom memiliki tingkat pengetahuan cukup dan motivasi menolong yang kuat. Hasil uji korelasi Spearman Rank didapatkan p = 0,000 (p < 0,05) sehingga Ho ditolak bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan komunitas motor custom tentang pertolongan pertama perdarahan dan patah tulang dengan motivasi menolong. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh motivasi menolong terhadap tindakan pertolongan pertama tidak hanya pada komunitas motor custom tetapi pada komunitas motor lainnya sehingga sampel yang diteliti lebih banyak
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Penurunan Kesadaran dan Kejang Post Craniotomy Et Causa Subdural Hematoma di IGD RS Panti Waluya Sawahan
Penurunan kesadaran dan kejang merupakan komplikasi prosedur
kraniotomi yang paling sering ditemukan. Kondisi penurunan kesadaran
disebabkan penekanan mansefalon sehingga terjadi gangguan autoregulasi yang
menyebabkan peningkatan asam laktat dan hipoperfusi jaringan sehingga terjadi
peningkatan kadar CO2 dan hipoksia sedangkan kejang disebabkan peningkatan
TIK mengakibatkan herniasi otak kemudian terjadi gangguan SSP mengakibatkan
gangguan koordinasi gerak sehingga kehilangan volunter otot. Desain penelitian
ini menggunakan metode studi kasus (case study) berupa analisis asuhan
keperawatan gawat darurat pada klien post kraniotomi et causa subdural
hematoma dengan kondisi kejang dan penurunan kesadaran. Studi kasus ini
dilakukan selama satu hari perawatan dengan menggunakan pendekatan analisis
deskriptif yang terfokus pada asuhan keperawatan gawat darurat mulai dari
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Hasil penelitian
ditemukan adanya penurunan kesadaran delirium, GCS 223, kejang, nyeri kepala,
pusing, mual muntah, batuk, gurgling. Masalah keperawatan yang diprioritaskan
yaitu bersihan jalan napas tidak efektif, resiko ketidakseimbangan elektrolit, resiko
perfusi serebral tidak efektif, resiko aspirasi, dan resiko cedera. Intervensi yang
diberikan sesuai diagnosa yaitu manajemen jalan napas, manajemen elektrolit,
manajemen peningkatan tekanan intrakranial, pencegahan aspirasi, manajemen
kesehatan lingkungan. Inovasi intervensi yang diberikan yaitu pemberian HOB 30o
dan oksigenasi 3 lpm. Hasil evaluasi ditemukan peningkatan kesadaran menjadi
somnolen, peningkatan CGS 344, tidak kejang berulang, tidak ada penumpukan
sekret dan sputum dijalan napas, tidak tampak mual dan muntah, diaforesis
tampak berkurang, MAP membaik