12 research outputs found

    Perubahan Kebiasaan Makan Mahasiswa Peminatan Gizi Selama Masa Pandemi Covid 19

    Get PDF
    Latar Belakang & Tujuan: Pandemi Covid 19 diketahui telah menyebabkan beberapa perubahan terhadap pola hidup masyarakat di dunia, tidak terkecuali masyarakat di Indonesia. Kebiasaan makan termasuk pola hidup yang juga mengalami perubahan termasuk pada mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan formal di perguruan tinggi khususnya bagi mahasiswa peminatan gizi yang sebeumnya telah dibekali pengetahuan tentang kebiasaan konsumsi yang sesuai dengan prinsip gizi seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan kebiasaan konsumsi yang terjadi pada mahasiswa peminatan gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman. Metode: Penelitian dilakukan pada bulan November-Desember 2020 terhadap 64 mahasiswa peminatan gizi. Kuesioner disebarkan secara online menggunakan google form. Hasil: Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terjadi perubahan kebiasaan konsumsi yang teridenitfikasi yakni responden mengakui makan lebih banyak selama pandemi sebnyak 59,38% responden, terjadi peningkatan konsumsi cemilan (43,75%), serta peningkatan konsumsi sayur dan buah masing-masing 51,56% dan 62,5%. Kesimpulan: Sebaiknya tetap dilakukan upaya edukasi terhadap mahasiswa untuk dapat mengurangi resiko terjadinya pola konsumsi yang tidak seimbang serta pola hidup sedentary yang dapat menyebakan terjadinyagangguan gizi dan penyakit tidak menular.Kata Kunci: Mahasiswa Gizi, Pola konsumsi, COVID-1

    Screening of Eating Disorders Risk with Scoff Tool on Adolescents in Samarinda City

    Get PDF
    Adolescents’s Eating behavior that generally expects slim body increases the risk of eating disorders which causes poor nutritional needs. The objective was to identify the risk of eating disorder with SCOFF Tools for students in SMAN/S in Samarinda. The design was quantitative descriptive with SCOFF Screening instrument consisting 5 questions namely makin yourself (sick); Worry having lost (Control); Lost more than 6,35kg (One Stone); Believing Yourself (Fat); (Food) dominated your life. The random sampling technique use to selection that located in Samarinda consisting of 10 districts with a total of 39 SMAN/S high schools by measuring changes in eating disorders. The analysis using Pearson correlation test and simple linear regression. The research was obtained by 812 respondents from 19 SMAN/S in Samarinda. The data collection based on age there are 273 students aged 16 years, 25 students aged 14 years and 82 students aged over 17. There are 468 students who have a normal BMI, 35 students are mildly obese and 60 students are mild having overweight status and BMI under 17 as many as 124 students who are underweight. Eating disorder risk screening results with the SCOFF Tool found 57.4% of high school children are at risk of eating disorders. It can be concluded that adolescents in Samarinda tend to be at risk of eating disorders so that early intervention is needed to prevent prolonged malnutrition

    EDUWHAP REMAJA SIAP CEGAH STUNTING DALAM WADAH KUMPUL SHARING REMAJA

    Get PDF
    Intervensi untuk mencegah terjadinya peningkatan prevalensi stunting dapat dilakukan pada siklus daur hidup di tahap remaja, yang merupakan seorang calon ibu. Remaja yang telah dipersiapkan sejak dini untuk mengetahui permasalahan stunting berarti kita telah mempersiapkan ibu yang memiliki pengetahuan cukup dalam pemenuhan gizi anak untuk mencegah stunting. Kota Samarinda yang merupakan ibukota provinsi merupakan daerah kota tetapi masih memiliki prevalensi balita stunting yang tinggi. Salah satu wilayah yang menjadi target pengentasan masalah gizi di Samarinda adalah wilayah kelurahan Bukuan, dimana lokasi tersebut menjadi salah satu kantong malnutrisi di Kota Samarinda. Salah satu sasaran program pendidikan kesehatan ini adalah meningkatkan pengetahuan remaja sebesar 30% tentang persiapan Perkawinan untuk pencegahan terjadinya stunting. Remaja yang terlibat dalam program Eduwhap DAPUR BAJA berjumlah 20 remaja yang berasal dari di Rt 07, Rt 08 dan Rt 11. Kegiatan dilakukan dengan pemberian informasi dan edukasi melalui wadah kumpul sharing bagi remaja (DAPUR BAJA) yang kemudian membentuk grup melalui aplikasi Whatsapp. Media edukasi diberikan dalam bentuk ppt, video, dan komik yang disertai sesi sharing dan diskusi dengan narasumber. Penilaian pemahaman remaja melalui pre-post test dan didapatkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan remaja yang mana sebelumnya 30% menjadi 85% untuk materi PUP dan peningkatan 59% untuk materi stunting. Kata kunci: Edukasi online, Whatsapp, Remaja, Stunting ABSTRACT Interventions to prevent an increase of stunting prevalences can be carried out in the life cycle of an adolescent, who become a mother. Preparing adolescents from an early age to find out about stunting problems means that we have prepared mothers who have sufficient knowledge in fulfilling child nutrition to prevent stunting. Samarinda, which is the provincial capital, is a city area but still has a high prevalence of stunting under five. One of the areas targeted for alleviating nutritional problems in Samarinda is the area of Bukuan Village, where this location is one of the pockets of malnutrition in Samarinda. One of the goals of this health education program is to increase adolescent knowledge by 30% about marriage preparation to prevent stunting. There are 20 teenagers involved in the DAPUR BAJA Eduwhap program from Rt 07, Rt 08 and Rt 11. Programme are carried out by providing information and education through a sharing gathering forum for teenagers (DAPUR BAJA) who then form groups through the Whatsapp application. Educational media are provided in the form of ppt, video, and comic, combined by sharing and discussion sessions with resource persons. Assessment of adolescent understanding through pre-post test and it was found that there was an increase in adolescent knowledge from 30% to 85% after intervention in PUP topics and increase 59% for stunting topics.            Keywords: Online education, Whatsapp, Adolescent, Stunting, Reproduction healt

    Karakteristik Nutrisi Korban dan Pelaku Bullying Pada Anak Usia Sekolah Dasar

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik gizi terkait kebiasaan makan diantaranya frekuensi makan dalam sehari, kebiasaan sarapan, konsumsi fast food, soft drink, dan cemilan, serta status gizi dengan indeks IMT/U anak usia sekolah yang menjadi korban maupun pelaku bullying serta kecenderungan perilaku bullying terjadi pada anak dengan status gizi tidak normal. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi kecenderungan atau prediksi. Penelitian ini dilakukan pada anak SD kelas 5 usia 10-12 tahun. Siswa-siswi yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebanyak 46 anak. Pada penelitian ini akan dilakukan Penilaian Kebiasaan konsumsi dan Perilaku Bullying dilakukan dengan menggunakan kuesioner sementara status gizi diukur menggunakan pengukuran antropometri.  Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebanyak dari 26 anak (56,5%) yang menjadi korban bullying, 12 anak (46,2%) terkategori status gizi normal, 14 anak (53.5%) terkategori malnutrisi (11,5% kurus, 15,4% gemuk, 26,9% obesitas), sementara terdapat 17 anak (36,9%) yang menjadi pelaku bullying dimana 8 anak (47.1%) terkategori status gizi normal dan 9 anak (52.9%) terkategori malnutrisi (17,6% gemuk, 35,3% obesitas). Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa terdapat 3 anak (6,5%) yang terkategori menjadi korban sekaligus pelaku bullying dengan status gizi 100% mengalami obesitas. Tidak terlihat perbedaan yang significant pada karakteristik gizi antara korban dan pelaku bullying pada anak SD. Tapi terlihat adanya kecenderungan bahwa yang menjadi korban maupun pelaku bullying adalah mereka yang terkategori gemuk dan obesitas. Diperlukan peran orang tua maupun pihak sekolah untuk memantau pola konsumsi dan status gizi dalam upaya pencegahan bullying yang disebabkan oleh ukuran tubuh.

    Gambaran Penyebab Tidak Langsung Kejadian Stunting di Tingkat Rumah Tangga Wilayah RT 23 dan 24 Kelurahan Bukuan Kecamatan Palaran Samarinda

    Get PDF
    Latar belakang & Tujuan: Stunting merupakan masalah gizi nasional. Berbagai factor bai secara langsung maupun secara tidak langsung mempengaruhi berkembangnya kejadian stunting. Faktor akses terhadap pelayanan Kesehatan, perilaku konsumsi keluarga, kondisi rumah dan lingkungan serta kebiasaan cuci tangan pakai sabun merupakan penyebab tidak langsung yang memberi kontribusi lebih besar jiakka diidentifikasi ataupun ditangani dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai factor penyebab tidak langsung yang berkaitan dengan kejadian stunting. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan menggunakan kuesioner yang menggali informasi mengenai akses terhadap pelayanan Kesehatan, perilaku konsumsi keluarga, kondisi rumah dan lingkungan serta kebiasaan cuci tangan pakai sabun. Respinden penelitian ini adalah 100 kepala keluarga di wilayah RT 23 dan RT 24 kelurahan bukuan kecamatan palaran, samarinda. Hasil : ini menunjukkan bahwa mayoritas keluarga mengakses puskesmas dan klinik sebagai tempat pelayanan Kesehatan. (89% dan 91%). mayoritas (65%) telah mengkonsumsi menu lengkap yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah), namun masih terdapat 45% keluarga dengan menu makanan yang belum terkategori lengkap. Sebagian besar (89%) kondisi rumah memenuhi syarat 99% tersedia jamban, 62% kualitas air memenuhi syarat, namun masih ditemukan 41% rumah terdapat jentik di tempat penampungan air. Kesimpulan: Masih diperlukan upaya intervensi secara intensif dengan pendekatan keluarga untuk memperbaiki perilaku gizi keluarga, kondisi rumah dan lingkungan serta perilaku cuci tangan keluarga

    Analisis Status Gizi dengan Pola Asuh Ibu, Ketahanan Pangan dan Asupan Gizi Di Pusat Pengembangan Anak (PPA) Samarinda

    No full text
    Anak usia sekolah merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap gizi. Pusat Pengembangan Anak (PPA) melibatkan anak-anak dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah yang berisiko mengalami malnutrisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dengan pola asuh ibu, ketahanan pangan dan asupan gizi anak usia sekolah. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling sebanyak 50 anak yang terdaftar dalam Pusat Pengembangan Anugerah yang berusia 6-12 tahun. Hasil penelitian status gizi anak usia sekolah berdasarkan TB/U menunjukan hasil 92% anak memiliki status gizi normal namun ditemukan anak dengan kategori status gizi buruk sebesar 16%, gizi kurang sebanyak 4%, gizi lebih 14% dan obesitas sebesar 12% berdasarkan indeks antropometri IMT/U. Mayoritas ibu responden (74%) memiliki pola asuh demokratis. Dilihat dari segi ketahanan pangan keluarga, sebagian besar berada pada kategori rawan pangan dengan kelaparan sedang dengan persentase sebesar 64%. Hasil uji chi square diperoleh nilai p value < 0,05 pada variable pola asuh ibu dengan status gizi anak usia sekolah berdasarkan Indeks antropometri IMT/U dan antara variable asupan gizi dengan status gizi anak usia sekolah berdasarkan indeks antrompometri TB/U dan IMT/U. Sementara nila p value > 0,05 ditemukan pada vaiabel ketahanan pangan dengan status gizi anak. Disimpulkan terdapat hubungan antara pola asuh ibu dan asupan dengan status gizi anak, meskipun tidak terdapat hubungan antara ketahanan pangan dengan status gizi gizi ana

    Screening of Eating Disorders Risk with Scoff Tool on Adolescents in Samarinda City

    Full text link
    Adolescents's Eating behavior that generally expects slim body increases the risk of eating disorders which causes poor nutritional needs. The objective was to identify the risk of eating disorder with SCOFF Tools for students in SMAN/S in Samarinda. The design was quantitative descriptive with SCOFF Screening instrument consisting 5 questions namely makin yourself (sick); Worry having lost (Control); Lost more than 6,35kg (One Stone); Believing Yourself (Fat); (Food) dominated your life. The random sampling technique use to selection that located in Samarinda consisting of 10 districts with a total of 39 SMAN/S high schools by measuring changes in eating disorders. The analysis using Pearson correlation test and simple linear regression. The research was obtained by 812 respondents from 19 SMAN/S in Samarinda. The data collection based on age there are 273 students aged 16 years, 25 students aged 14 years and 82 students aged over 17. There are 468 students who have a normal BMI, 35 students are mildly obese and 60 students are mild having overweight status and BMI under 17 as many as 124 students who are underweight. Eating disorder risk screening results with the SCOFF Tool found 57.4% of high school children are at risk of eating disorders. It can be concluded that adolescents in Samarinda tend to be at risk of eating disorders so that early intervention is needed to prevent prolonged malnutrition
    corecore