21 research outputs found

    Representasi Unsur Budaya dalam Cerita Rakyat Indonesia: Kajian Terhadap Status Sosial dan Kebudayaan Masyarakat

    Get PDF
    Status sosial memiliki hubungan erat dengan kebudayaan masyarakat. Status sosial berkaitan dengan unsur kebudayaan, khususnya unsur sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial. Status sosial itu menggolongkan masyarakat menjadi lapisan-lapisan tertentu, seperti status sosial tinggi, menengah, dan rendah. Perbedaan ini disebut dengan stratifikasi sosial yang terjadi karena adanya kelompok- kelompok dan struktur yang berbeda dalam masyarakat. Sebagai anggota kelompok, seseorang mempunyai suatu kedudukan tertentu dalam kelompoknya. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana status sosial sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat direperentasikan dalam cerita rakyat Indonesia. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah mengemukakan representasi status sosial sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat dalam cerita rakyat Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kepustakaan dengan menggunakan pendekatan sosio-budaya. Dalam sebagian besar cerita rakyat Indonesia masalah perbedaan status sosial dalam kaitannya dengan pernikahan pada awalnya datang dari sikap tokoh yang memiliki status sosial yang cukup tinggi karena keturunan. Status keturunan merupakan status yang diberikan (ascribed status) dan merupakan status yang diperoleh secara otomatis. Dalam cerita rakyat Indonesia, pada umumnya digambarkan bahwa untuk bisa memasuki jenjang pernikahan, seorang laki-laki dan perempuan harus memiliki status sosial yang setara. Asumsi tersebut terbentuk karena pengaruh sistem kemasyarakatan yang berlaku. Sistem kemasyarakatan tersebut merupakan bagian dari unsur kebudayaan masyarakat. Dalam cerita rakyat Indonesia, ada dua macam solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah perbedaan status dalam perkawinan. Solusi pertama, menikah tanpa restu orang tua yang berarti melanggar sistem sosial dan kebudayaan yang berlaku. Solusi ini merupakan solusi yang ekstrem sehingga tidak selayaknya dilakukan. Solusi kedua tampaknya lebih bijak. Solusi kedua adalah meningkatkan status sosial bagi yang lebih rendah statusnya dengan cara menggapai achieved status (status yang diperjuangkan). Status ini merupakan status yang sengaja diraih oleh seseorang. Status sosial ini bersifat terbuka dan tidak didasarkan pada kelahiran, keturunan, ataupun jenis kelamin. Status ini sangat bergantung pada kemampuan individu untuk meraih status tersebut. Bentuk-bentuk status sosial ini adalah prestasi, misalnya memenangkan sayembara untuk mendapatkan puteri raja. Masyarakat biasanya memberikan apresiasi yang tinggi terhadap orang yang berprestasi ini

    NASIONALISME DALAM BINGKAI KRITIK SOSIAL: KAJIAN SOSIO-PRAGMATIK TERHADAP PUISI INDONESIA MODERN

    Get PDF
    Kajian ini bertujuan menemukan bentuk-bentuk kritik sosial yang mengekspresikan nasionalisme dan mengungkapkan relasi antara bentuk-bentuk kritik sosial dan nasionalisme. Puisi sebagai salah satu jenis sastra juga merefleksikan masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat. Puisi tidak dapat dipisahkan dari realitas sosial. Respons penyair terhadap realitas sosial yang mengandung ketimpangan, ketidakadilan, dan permasalahan sosial dalam masyarakat disampaikan dalam bentuk kritik sosial yang terefleksi melalui karya-karyanya. Puisi menyatakan kritik sosial yang mengandung nasio-nalisme secara tidak langsung. Dengan demikian, puisi dapat dimanfaatkan sebagai media edukasi, khususnya sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme. Metode yang dipergunakan dalam kajian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosio-pragmatik. Hasil penelitian ini mengungkapkan adanya bentuk-bentuk kritik sosial yang mengekspresikan nasionalisme, antara lain nasionalisme dalam kritik terhadap masalah ekonomi, politik, pendidikan, moral, dan lingkungan. Relasi antara bentuk-bentuk kritik sosial dan nasionalisme menunjukkan bahwa kritik sosial, baik dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, moral, maupun lingkungan, dipergunakan sebagai media untuk menyampaikan nasionalisme.Kata Kunci: nasionalisme; kritik sosial; sosio-pragmatik; puisi This study discusses finding forms of social criticism that invite nationalism and reveal the relationship between forms of social criticism and nationalism. Poetry as a genre of literature also reflects the social problems. Poetry cannot be removed from social reality. The poet's response to the social reality that contains inequality, injustice, and social conflict is conveyed in the form of social criticism reflected through poetry. Poetry about social criticism contained a sense of nationalism. It gave rise to nationalism in the quotations implicitly. Thus, poetry can be used as an educational medium, specifically as a means to instill nationalism values. The method used in this study is descriptive qualitative using socio-pragmatics approach. The result of this study showed there are poetry contained a form of social criticism that reflect nationalism, including nationalism in criticizing problems of economic problems, politic, education, moral, and environmental. The relation between forms of social criticism and nationalism shows that social criticism, both in the fields of economics, politics, education, morals, and the environment, is used as a medium to convey nationalism.  Keywords: nationalism; social critics; socio-pragmatics; poetry

    Traumatic narrative of the pemberontakan PKI Madiun 1948 in the Ayat-Ayat yang Disembelih by Anaf Afifi and Thowaf Zuharon: A postmemory study

    Get PDF
    This paper attempts to dismantle the pattern of trauma narratives developed in Indonesian literature by the second generation of the Pemberontakan PKI Madiun 1948. This second generation carries an Islamic narrative that is opposed to Communism. The narrative position of the Pemberontakan PKI Madiun 1948 is different from the G30S PKI 1965, in which the first PKI was the perpetrator, and the second PKI was the victim. The trauma narrative appears in the Ayat-Ayat yang Disembelih (2015) biography by Anaf Afifi and Thowaf Zuharon. The second generation lacks direct memory, which in Marianne Hirsch’s view, is postmemory. Accordingly, the theory used in this paper is Hirsch's postmemory, which believes that the second generation inherits trauma through investment in imagination, projection, and creation. The analytical method used is the methodological implications of postmemory theory with qualitative data. The pattern of the trauma narrative that emerges from the Islamic narrative to the PKI is; reflexive secondary first-person and mental transmission

    Alih Kode dan Campur Kode dalam Siaran Radio: Analisis Sosiolinguistik

    No full text
    Alih kode dan campur kode sering dijumpai dalam siaran radio. Alih kode dan campur kode merupakan salah satu wujud dan kreativitas penyiar dalam penggunaan bahasa. Ada bermacam-macam bentuk alih kode dan campur kode dalam siaran radio sesuai dengan fungsi, tujuan, atau kepentingannya masing-masing. Masalah tersebut cukup menarik untuk dibicarakan lebih lanjut. Dalam tulisan ini yang akan dibicarakan adalah kasus alih kode dan campur kode di radio Yasika FM Yogyakarta. Hal tersebut berdasarkan atas pertimbangan bahwa alih kode dan campur kode yang terjadi dalam acara siaran di radio Yasika memiliki frekuensi yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan stasiun-stasiun radio lain di Yogyakarta

    CERITA ANAK ANAK DALAM PERSPEKTIF GENDER

    No full text
    Cerita anak anak sebagai salah satu sarana pendidikan yang penting juga sering merefleksikan bias bias gender. Pendidikan yang bias gender yang disosialisasikan melalui cerita anak anak tersebut menimbulkan stereotipe¬-stereotipe peran perempuan dan laki laki yang kurang menguntungkan pihak perempuan. karena perempuan lebih diposisikan dalam peran domestik. Penelitian bertujuan untuk menguraikan sekaligus membuktikan adanya perbedaan peran dan aktivitas antara anak laki laki dan perempuan. Adapun penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan mendiskripsikan cerita anak ini melalui teori strukturalisme semiotik. Dipilihnya teori ini mengingat karya sastra termasuk cerita anak anak, merupakan sistem semiotik (sistem tanda) yang bermakna yang mempergunakan. medium bahasa. Melalui pendekatan teori ini diharapkan dapat diketahui bias gender seperti apa yang terdapat pada cerita anak anak yang banyak beredar dalam masyarakat. Hasil penelitian ini membahas peran dan aktivitas berdasarkan gender yang terdapat dalam teks cerita anak anak baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Cerita dari dalam negeri meliputi cerita rakyat dari Jawa, Sumatra, Sulawesi, Sulawesi, dan cerita anak anak Indonesia kontemporer. Adapun cerita dari luar negeri berasal dari Perancis, Jepang, Arab, Spanyol, dan Hawai. Aktivitas peran yang diteliti berupa peran domestik, publik, pendidikan, sosial dan keagamaan, rekreasi, kepemilikan, dan pengambilan keputusan yang dikemukakan di dalam teks cerita anak anak

    PERUBAHAN PANDANGAN HIDUP : PSIKOANALISIS TERHADAP TOKOH UTAMA CERPEN ��� (GAMJA)� KARYA KIM DONG IN

    No full text
    Literature is the art of written and printed work which has beautiful meanings such as short story. In this research, �Gamja� a short stories written by Kim Dong In, aims to find out why the main character on this story decided to change the outlook life to reach self actualization. This research purposed to find out how someone personality can changed and developed as the situation happened in life. This analysis used Rogers Psychology Humanistic as main theory because this theory focused on individual personality to found main character personality changes and development, and for the aids theory used structuralism to search who is the main character, character and also subordinate character that give influence to main character about changing the outlook in life. Using Rogers Psychology Humanistic theory the conclusions drawn the analysis process is an individual will change and development their personality. This personality�s changed and developed based on individual experiments or field phenomena that happens directly or not to each individual. This experiment makes individual built some subjective perspective about what best for itself and surrounding environment. In other word, this individual getting easier to adapt, tolerance and flexible about the environment in where individual lived. If can doing well, this individual become a fully functioning person to reach self actualization

    SIGNIFIKANSI PUISI GYEOUL SAE KARYA PARK RYEOL : KAJIAN SEMIOTIKA RIFFATERRE

    No full text
    a Literature is the art of written and printed work which has beauty and meaning, such aspoem. This research involves poem written by Park Ryeol as the object. This poems is �겨��� (Gyeoul Sae) .The object of thisresearch is limited into Park Ryeol�s poems whichhave �겨�� (gyeoul) as the element of word in the title. It aims to find out thesignificances of Park Ryeol�s poems. So theory is needed to analyze these poems. Thisresearch uses Riffaterre�s semiotics theory with some steps such as heuristik reading, hermeneutic reading, pencarian matriks, model, varian dan hipogram searching. 겨��� ( Based on the significations process, the poem by Park Ryeol have intact meaningsuch as sadness in the suffering of life. If the significances are connected, those poemshave the same meaning and spirit. � Gyeoul Sae) means sadness asconsequences of misery. The phase of misery was experienced by the writer becausehe was alienated by his social life. The sadness and misery are felt by people who cannot survive. Itconcludes that those poems have the same meaning related to the sadness because ofmisery. Nevertheless the third poems written by Park Ryeol have message to life withspirit and hope

    MAKNA DAN FUNGSI EMOTIKON DALAM NOVEL (NEUKDAEEUI YUHOK I) KARYA GWIYONI: KAJIAN SEMIOTIKA PIERCE

    No full text
    Using semiotic method,this Graduating Paper entitled �Meanings and Functions of Emoticons in (Neukdaeeui Yuhok I), a novel by Gwiyoni: Peirce Semiotic Analysis� contained analysis of meanings and functions of emoticons. The novel, (Neukdaeeui Yuhok I) used as material object because it applies emoticons on its writing. This graduating paper is essentially purposed to inform and as discourse on meanings and functions of emoticons in art literature. This emoticon�s meaning was analyzed with using Peirce�s Meaning-Triangle-Theory. It can be inferred from this research that (Neukdaeeui Yuhok I) novel has 33 types variation of emoticons. All of these 33 types of emoticons are classified based on its meaning. According to the classification, emoticons meaning in the (Nekdaeeui Yuhok I) novel can be divided into 12 type
    corecore