20 research outputs found

    PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KEJURUAN DI MADRASAH ALIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    Get PDF
    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk menemukan model penyelenggaraan program keterampilan di Madrasah Aliyah (MA) Daerah Istimewa Yogyakarta. Selama ini penyelenggaraan program keterampilan di madrasah/sekolah masih sangat variatif, yakni tergantung dari kebijakan manajemen sekolah, dan belum terprogram seperti apa yang diharapkan. Permasalahan lain adalah banyaknya lulusan madrasah Aliyah yang tidak bisa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, sehingga akan berdampak terhadap meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Pembelajaran keterampilan kejuruan seperti: tata busana (menjahit), tata boga, pengolahan hasil pertanian, sablon, kerja kayu dan las, seni kriya, batik dan sebagainya. Tentunya sangat diperlukan bagi siswa yang tidak melanjtkan ke perguruan tinggi sebagai bekal keterampilan hidup mandiri. Penelitian ini merupakan penelitian riset dan pengembangan (R&D) di Madrasah Aliyah DIY, pada awalnya mengidentifikasi profil madrasah yang melaksanakan program keterampilan. Sampel penelitian diperoleh 15 madrasah aliyah negeri dan swasta yang ada di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi penelitian dilaksanakan di empat kabupaten dan kota di wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. yakni di Kabupaten Sleman, Bantul, Kulonprogo, Kabupaten Gunung Kidul dan kota Yogyakarta. Teknik pengambilan data dengan metode wawancara, angket dan dokumentasi, hasilnya disajikan dalam bentuk presentase, dan dideskripsikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan program keterampilan di madrasah masih sangat variatif ada yang terprogram masuk intra kurikuler dan ada sebagian masuk kegiatan extra kurikuler. Kebijakan kepala Madrasah Aliyah memiliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaraan ketampilan sebesar 82,36%; keberadaan ruang keterampilan baru terpenuhi 76,23%; Dana operasional pembelajaran keterampilan dibantu komite 65,00% dan 35,00% dari pemerintah khususnya khususnya MAN. Kondisi peralatan dan mesin baru terpenuhi 47,76%. Kualifikasi guru keterampilan di madrasah aliyah Lulusan program S1:63,22% . Diploma III: 39,60% dan praktisi:7,18%. Ketersediaan RPP 89,34%, job sheet 43,22%, buku panduan keterampilan 35,43%, dan modul keterampilan baru 15,67%. Dari hasil uji coba model penyelenggaraan pembelajaran keterampilan kejuruan di 3 Madrasah “Model kooperatif“ dapat diterapkan di Madrasah Aliyah dan mendapat tanggapan positif dari pihak sekolah. Untuk meningkatkan kompetensi lulusan madrasah, telah dilakukan kerjasama dengan Balai Latihan Kerja, Lembaga Pendidikan Kejuran dan Dunia Usaha dan Industri. Kata kunci: model pembelajaran kejuruan madrasah aliyah FT, 2007 (PEND. TEK. OTOMOTIF

    Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills dan Hard Skills untuk Siswa Smk

    Full text link
    : Development of Soft Skills and Hard Skills Learning Model for Students of SMK. The global era demands human resources that are competitive, adaptive and anticipatory, able to learn, skillful, adaptable to new technology. Labors' profile that market needs are someone who has a strong skill in the aspect of soft skills and hard skills. There are three alternative education modela that combines hard skills and soft skills, namely (1) aspects of soft skills and hard skills present in the school; (2) aspects of soft skills is implemented in schools, while the hard skills is being held during working practices in DUDI; (3) soft skills aspect is implemented in schools, while aspects of hard skills when working practices in teaching factory. For that, the structure of vocational curriculum is arranged as simple as possible referring to the National Curriculum which is used with an emphasis on aspects of soft skills and is integrated into the syllabus and lesson plans. Teachers'characteristics requires: (1) the adaptor; (2) the visionary; (3) the collaborators; (4) the risk taker; (5) the leaner; (6) the communicator; (7) the model; and (8) the leader. In addition, it requires the support of local education stakeholders, communities and DUDI

    Peningkatan Pemahaman Kurikulum 2013 bagi Guru Sekolah Dasar

    Get PDF
    This community service activity aims at developing skills for elementary school (SD) teachers of Muhammadiyah Sirojuddin in using information technology media, namely Microsoft Excel to process the data of the assessment result to the report in accordance with curriculum 2013. The method used was through information technology training divided into three stages, namely: (1) description making of each grade on the fields of affective, cognitive, and psychomotor; (2) submitting grade of affective, cognitive, and psychomotor fields; (3) converting grade from number to descriptive form. The community service was carried out in six times of meetings with 17 teachers of SD Muhammadiyah Sirojuddin. The result of the service community are 15 teachers are helped in understanding curriculum 2013 and grade conversion process based on Microsoft Excel program. The result of the descriptive grade is the one that will be benefitted by the teachers as data input in the report in accordance with curriculum 2013

    IMPLEMENTASI COLLABORATIVE LEARNING ON PROJECT-WORK PADA MAHASISWA VOKASI BIDANG MANUFAKTUR

    Get PDF
    Artikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian Widarto dan Noto Widodo (2013) yang telah berhasil: (1) menemukan kultur akademik yang dibutuhkan dunia kerja bagi mahasiswa vokasi bidang manufaktur; dan (2) menggali strategi pembelajaran yang perlu diterapkan pada institusi pendidikan vokasi bidang manufaktur berkaitan pengembangan kultur akademik yang dibutuhkan dunia. Tujuan penelitian tersebut adalah ingin menghasilkan model pembelajaran soft skills yang cocok untuk mahasiswa vokasi bidang manufaktur dalam rangka membangun kultur akademik. Penelitian menggunakan metode survey. Pada tahap awal, penelitian ini dilaksanakan untuk menemukan kultur akademik yang dibutuhkan dunia kerja bagi mahasiswa vokasi bidang manufaktur. Tahap berikutnya, penelitian bertujuan menggali strategi pembelajaran yang cocok diterapkan pada mahasiswa pendidikan vokasi bidang manufaktur berkaitan pengembangan kultur akademik yang dibutuhkan dunia kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kultur akademik yang perlu dimiliki oleh karyawan lulusan Program Diploma mencakup empat hal yaitu diskusi, membaca, meneliti, dan menulis. Namun, kultur akademik yang penting adalah membaca dan diskusi, sedangkan meneliti dan menulis tidak terlalu penting. Membaca dalam konteks ini adalah membaca SOP (Standar Operasional Prosedur) berkaitan dengan pekerjaannya secara cermat, sedangkan diskusi yang dimaksud adalah membahas efisiensi kerja, membahas hasil kerja, diskusi langkah kerja/produk, dan membahas kasus kesalahan kerja. Untuk mengembangkan kultur akademik tersebut strategi pembelajaran yang diterapkan pada mahasiswa pendidikan vokasi bidang manufaktur lebih cocok dengan strategi Collaborative Learning dibanding Cooperative Learning

    Etnomathematics: Exploration of Geblek Renteng Batik in Transformation Geometry

    Get PDF
    This research is purposed for exploring Ethnomatematics geblek renteng batik in Kulonprogo, and this type of research is a qualitative descriptive with an ethnography approach. The collected data is qualitative, as the resource is gained from the observation, interview, and documentation related to batik geblek renteng the research instrument is a private research. The technic of data collection is gained from deep interview and documentation, the aid that is used in this research is interview guidance and documentation. The validation data is done by doing qualitative descriptive analysis. The result of the research shows that the motifs on batik geblek renteng contain a mathematics concept. The identification results from geblek renteng batik as the triangle elements, parallelogram, translation, reflection, rotation, and dilatation. The math concept on batik geblek renteng in addition to the introduction of culture, it also to be expected for one of the application math learning based on the culture process

    PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SOFT SKILLS UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

    Get PDF
    Penelitian ini menindaklanjuti hasil penelitian sebelumnya, yakni tahun 2009 dan 2010. Hasil penelitian tahun 2009 telah menghasilkan rumusan soft skills lulusan SMK yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri, berdasarkan urutan prioritas adalah sebagai berikut: disiplin, kejujuran, komitmen, tanggung jawab, rasa percaya diri, komunikasi, kreatifitas, kepemimpinan, kerjasama, entrepreneurship dan berorganisasi. Sedangkan penelitian tahun 2010 telah menghasilkan model pembelajarannya, yakni model pembelajaran soft skills terintegrasi dalam mata pelajaran. Tujuan penelitian tahun 2011 adalah diseminasi hasil penelitian dan publikasi hasil penelitian melalui jurnal terakreditasi. Diseminasi hasil dilakukan pada SMK se-Provinsi DI Yogyakarta, meliputi kabupaten Sleman, Kulonprogo, Gunung Kidul, Bantul dan kota Yogyakarta. Sedangkan publikasi ilmiah dilakukan melalui Cakrawala Pendidikan (CP) terbitan LPPM UNY. Hasil penelitian tahun 2011 adalah telah selesai dilakukan diseminasi hasil penelitian kepada Kepala Sekolah, Guru Produktif, dan Guru Bimbingan Konseling serta perwakilan dunia usaha/dunia industri (DUDI). Peserta diseminasi sejumlah 21 orang yang berasal dari 9 SMK perwakilan kabupaten Sleman, Kulonprogo, Gunung Kidul, Bantul dan kota Yogyakarta serta 2 orang perwakilan DUDI. Tindak lanjut diseminasi adalah implementasi hasil penelitian pada 8 SMK, yakni SMK Muhammadiyah I Bantul, SMKN 2 Yogyakarta, SMKN 2 Wonosari, SMKN 2 Pengasih, Kulon Progo, SMK Muhammadiyah Prambanan, SMKN 1 Seyegan, Sleman, SMKN 2 Klaten, dan SMK Nasional Berbah, Sleman. Sedangkan untuk publikasi ilmiah saat ini artikel hasil penelitian telah masuk redaksi Cakrawala Pendidikan (CP) UNY pada tanggal 26 Agustus 2011, dan saat ini sedang menunggu proses penerbitan

    Pentingnya Pendidikan Soft Skills bagi Siswa SMK dalam Menyiapkan Tenaga Kerja yang Diperlukan Dunia Usaha dan Industri

    Get PDF
    Era global di abad ke 21 saat ini nampak sekali adanya perkembangan dan perubahan yang begitu pesat dalam berbagai hal di masyarakat, mulai dari kebutuhan infrastruktur, sosial budaya, teknologi, dan lain-lain yang semuanya itu akan berdampak pada tuntutan Sumber Daya Manusia (SDM). Kebutuhan SDM saat ini menuntut mereka yang memiliki semangat daya saing, adaptif dan antisipatif, terbuka terhadap perubahan, mampu belajar, terampil, mudah beradaptasi dengan teknologi baru, serta memiliki dasar kemampuan luas, kuat, dan mendasar untuk berkembang. Makalah ini ingin membahas bagaimanakah menyiapkan siswa SMK Kelompok Teknologi & Industri yang memiliki ciri-ciri seperti telah di atas melalui pembelaaran yang efektif dan efisien. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan diketahui bahwa profil tenaga kerja yang dibutuhkan pasar saat ini adalah yang kuat pada aspek soft skills (disiplin, kejujuran, komitmen, tanggungjawab, rasa percaya diri, etika, sopan santun, kerjasama, kreativitas, komunikasi, kepemimpinan, entrepeneurship, dan berorganisasi), tanpa meninggalkan aspek hard skills (kompetensi teknis). Untuk itu terdapat tiga alternatif Model Pendidikan yang memadukan hard skills dan soft skills, yakni : (1) Pendidikan aspek soft skills, dasar-dasar kejuruan, dan kewirausahaan dilaksanakan di sekolah, sedangkan pendidikan aspek hard skills di DUDI; (2) Pendidikan aspek soft skills saja yang dilaksanakan di sekolah, pendidikan aspek hard skills sambil praktek kerja di DUDI; atau (3) Pendidikan aspek soft skills saja di sekolah, pendidikan aspek hard skills, dasar-dasar kejuruan, dan kewirausahaan sambil praktek kerja di teaching factory yang dikembangkan SMK. Untuk melaksanakan model pendidikan tersebut struktur kurikulum SMK tetap mengacu Kurikulum Nasional yang sekarang sedang digunakan, sedangkan aspek soft skills dapat diintegrasikan di dalam RPP dan silabus. Model pembelajaran yang relevan menggunakan strategi pembelajaran Contextual Teaching & Learning, pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran aktif, serta perlu adanya buku saku pedoman pendidikan soft skills bagi siswa dengan pendekatan reward and punishment. Untuk mewujudkan kompetensi lulusan sebagaimana dituliskan di bagian sebelumnya, karakteristik guru/instruktur yang diperlukan adalah : (1) The Adaptor, (2) The Visionary, (3) The Collaborator, (4) The Risk Taker, (5) The Leaner, (6) The Communicator, (7) The Model, dan (8) The Leader. Dan terakhir agar pendidikan soft skills ini berjalan efektif tidak lepas dari dukungan segenap stake holders di lingkungan sekolah, masyarakat dan DUDI sewaktu siswa melaksanakan kegiatan Paktek Kerja Lapangan
    corecore