4 research outputs found

    PEMANFATAAN DEMNAS (DIGITAL ELEVATION MODEL NASIONAL) UNTUK MENENTUKAN TINGGI TERBANG UAV TERHADAP PERMUKAAN TANAH

    Get PDF
    Pada umumnya Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dilengkapi dengan GPS navigasi agar foto yang dihasilkan memiliki koordinat posisi kamera yaitu longitude, latitude, dan altitude. Namun, data ketinggian (altitude) yang terdapat pada foto mengacu pada datum ellipsoid, sedangkan penentuan tinggi bidang geodesi mengacu pada datum tinggi sebagai bidang level atau geoid. Pada penelitian ini menggunakan data DEMNAS yang disediakan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk menghitung tinggi terbang di atas permukaan tanah. Untuk menguji akurasi yang dihasilkan digunakan koordinat ICP sebagai titik uji. Titik ICP didapatkan dari pengukuran menggunakan GPS geodetik dengan metode Real Time Kinematic (RTK). Koordinat ICP dari hasil GPS memiliki referensi terhadap datum ellipsoid. Sehingga untuk mendapatkan ketinggian ICP di atas permukaan tanah digunakan nilai undulasi sebagai faktor pengurang. Perhitungan tinggi terbang dari data DEMNAS dan ICP menghasilkan nilai RMSEz sebesar 1,9951 m. Kata kunci: DEMNAS, Geoid, UA

    PEMANFATAAN DEMNAS (DIGITAL ELEVATION MODEL NASIONAL) UNTUK MENENTUKAN TINGGI TERBANG UAV TERHADAP PERMUKAAN TANAH

    Get PDF
    Pada umumnya Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dilengkapi dengan GPS navigasi agar foto yang dihasilkan memiliki koordinat posisi kamera yaitu longitude, latitude, dan altitude. Namun, data ketinggian (altitude) yang terdapat pada foto mengacu pada datum ellipsoid, sedangkan penentuan tinggi bidang geodesi mengacu pada datum tinggi sebagai bidang level atau geoid. Pada penelitian ini menggunakan data DEMNAS yang disediakan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk menghitung tinggi terbang di atas permukaan tanah. Untuk menguji akurasi yang dihasilkan digunakan koordinat ICP sebagai titik uji. Titik ICP didapatkan dari pengukuran menggunakan GPS geodetik dengan metode Real Time Kinematic (RTK). Koordinat ICP dari hasil GPS memiliki referensi terhadap datum ellipsoid. Sehingga untuk mendapatkan ketinggian ICP di atas permukaan tanah digunakan nilai undulasi sebagai faktor pengurang. Perhitungan tinggi terbang dari data DEMNAS dan ICP menghasilkan nilai RMSEz sebesar 1,9951 m. Kata kunci: DEMNAS, Geoid, UA

    Perbandingan Visualisasi Hasil Deteksi Area Terbangun Berdasarkan Metode Maximum Likelihood Classification (MLC) dan Normalized Difference Built-Up Index (NDBI)

    Full text link
    Salah satu factor akibat dari aktivitas manusia terhadap Perubahan lingkungan adalah Perubahan tutupan lahan, terutama area terbangun. Dibutuhkan metode yang cepat dan akurat untuk monitoring Perubahan area terbangun agar sesuai dengan perencanaan yang terdapat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Salah satu teknologi yang digunakan adalah teknologi penginderaan jauh. Data utama yang digunakan adalah citra satelit Landsat 8. Metode yang digunakan menggunakan metode Maximum Likelihood Classification (MLC) dan algoritma Normalized Difference Built-up Index (NDBI). Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis secara visualisasi. Kata Kunci: Area bangunan, NDBI, ML

    Aplikasi Metode Object Based Image Analysis (OBIA) untuk Identifikasi Atap Bangunan

    Full text link
    Salah satu permasalahan dalam proses pembuatan peta skala besar adalah belum terdapat metode ekstraksi objek secara otomatis, sehingga dijitasi secara manual masih dilakukan. Metode ekstraksi objek secara otomatis diharapkan dapat mempercepat pemetaan skala besar. Di Indonesia, pemetaan skala besar digunakan untuk penyusunan Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) Kota/ Kabupaten. Objek detil yang terdapat dalam dokumen RDTR tersebut adalah bangunan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah identifikasi atap bangunan menggunakan metode klasifikasi berbasis objek. Data yang digunakan berupa citra foto udara. Dilakukan proses segmentasi menggunakan algoritma multiresolusi dengan parameter segmentasi skala, bentuk, dan kekompakan Setelah proses segmentasi, dilakukan proses klasifikasi menggunakan metode nearest neighbor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat kesalahan dalam proses klasifikasi objek. Atap bangunan tidak teridentfikasi secara keseluruhan dalam kelas objek bangunan
    corecore