60 research outputs found
Allocative Efficiency of Sentul Chicken Farming in Ciamis Regency, West Java Province, Indonesia
This research was carried out with the aim to determine allocative efficiency, factors that influence allocative inefficiency and the level of allocative efficiency achieved in the Sentul chicken farming in Ciamis District. Allocative efficiency is approached by using a stochastic frontier cost function model. The results showed that output and feed costs have a positive and significant effect on production costs, while day-old chicken costs, labor costs and veterinary costs have no significant effect. Education, family size, sex and extension have a significant effect on allocative inefficiency, while age, experience and access to credit have no significant effect. Allocative efficiency level ranged from 0.4561 to 0.9956 with an average of 0.7984. Keywords: Sentul chicken, Allocative efficiency, Allocative inefficienc
Hubungan Karakteristik dengan Respon Petani dalam Program Pengembangan Kedelai (Kasus pada Program Sl-ptt Kedelai di Kabupaten Ciamis)
Penelitian ini bertujuan: 1) Mengindentifikasikan karakteristik petani kedelai Program SL-PTT Kedelai di lahan sawah dan darat, 2) Mengindentifikasikan respons petani dalam melaksanakan USAhatani kedelai Program SL-PTT Kedelai di lahan sawah dan darat, dan 3) Menganalisis hubungan karakteristik dan respon petani dalam Program SL-PTT Kedelai di lahan sawah dan darat.Objek penelitian ini adalah karakteristik dan respon petani dalam melaksanakan program SL-PTT Kedelai yang mengambil lokasi penelitian di Kabupaten Ciamis. Metode yang digunakan adalah metode survey. Dengan jumlah responden dalam penelitian ini 241 petani kedelai lahan sawah dari 4.256 petani, dan 137 petani kedelai lahan darat dari 2.414 petani dengan menggunakan stratifikasi random sampling. Hasil penelitian menunjukkan : 1) Secara umum karakteristik petani peserta Program SLPTT Kedelai di Kabupaten Ciamis baik lahan sawah maupun lahan darat masuk dalam kategori sedang. Karakteristik petani kategori lahan sempit untuk petani lahan sawah masuk kategori sedang, sedangkan petani lahan darat masuk kategori rendah. Karakteristik petani kategori lahan luas untuk petani lahan sawah masuk kategori tinggi dan petani lahan darat masuk kategori sedang 2) Respons petani peserta Program SL-PTT Kedelai di Kabupaten Ciamis secara umum masuk kategori tinggi. Respon berdasar katebori lahan sempit untuk lahan sawah masuk kategori sedang dan petani lahan darat masuk kategori tinggi. Untuk kategori lahan luas respon petani lahan sawah masuk kategori tinggi dan petani lahan darat masuk kategori sangat tinggi 3) Terdapat hubungan positif antara karakteristik dan respon petani dalam program SL-PTT kedelai di Kabupaten Ciamis. Dengan sifat hubungan semakin tinggi karakteristik petani maka semakin tinggi pula respon petani dalam pelaksanaan program SL-PTT kedelai di Kabupaten Ciamis
EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI DI LAHAN DARAT (Suatu Kasus di Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya)
Rata-rata kebutuhan kedelai per tahun adalah 2,2 juta ton, namun pemenuhan kebutuhan kedelai sebanyak 67,99 persen harus diimpor dari luar negeri (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian, 2016). Hal ini terjadi karena produksi dalam negeri tidak mampu mencukupi permintaan. Tujuan ini adalah untuk mengetahui : 1) Mengetahui kelayakan usahatani kedelai di lahan darat di Kecamatan Jatiwaras. 2) Pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi secara bersama-sama (simultan) dan secara sendiri-sendiri (parsial) terhadap hasil produksi pada usahatani kedelai di lahan di Kecamatan Jatiwaras. 3) Tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani kedelai di lahan di Kecamatan Jatiwaras.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey eksplanatory (Explanatory Research), dengan mengambil kasus pada usahatani kedelai pada lahan darat di Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya. Dengan menggunakan rumus slovin diperoleh jumlah sampel 53 orang dari populasi petani kedelai sebanyak 111 orang. Analisis fungsi produksi Cobb-Douglas digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan faktor produksi, Efisiensi penggunaan faktor produksi dianalisa dengan menggunakan efisiensi harga. Alokasi penggunaan input dikatakan efisien apabila nilai produk marginal input (NPMXi) sama dengan harga input (PXi).Hasil dari penelitian ini adalah 1) Usahatani kedelai dikatakan layak untuk diusahakan dengan R/C rata-rata 2,16. 2) Secara simultan dapat dinyatakan bahwa penggunaan faktor produksi yaitu luas lahan, benih, NPK, POC, petrobio, inkulum rhizobium, pestisida, dan tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi kedelai. 3) Secara parsial menunjukkan, dari delapan faktor produksi yang diteliti ternyata penggunaan faktor produksi lahan, benih, pupuk NPK, pestisida, pupuk petrobio, dan faktor produksi rhizobium dan tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi usahatani kedelai karena tingkat signifikansinya berada dibawah 0,10, untuk penggunaan faktor produksi POC tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi karena tingkat signifikansinya berada di atas 0,10. 4) Secara ekonomi penggunaan faktor produksi pada usahatani kedelai belum efisien, tingkat efisiensi untuk pestisida dan tenaga kerja mempunyai peluang untuk ditingkatkan, sedangkan untuk penggunaan faktor produksi benih dan tenaga kerja sudah berlebih, jika terus ditambahkan akan mengakibatkan berkurangnya pendapatan yang diperoleh petan
HUBUNGAN EFEKTIVITAS DISTRIBUSI PUPUK BERSUBSIDI DENGAN PENERAPANNYA PADA USAHATANI MENDONG
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas distribusi pupuk bersubsidi yang mengacu pada prinsip empat tepat (tepat harga, tepat jumlah, tepat tempat, dan tepat waktu), untuk mengetahui penerapan pupuk bersubsidi yang dilakukan oleh petani mendong dan untuk mengetahui hubungan antara efektivitas distribusi pupuk bersubsidi dengan penerapan pupuk bersubsidi. Metode yang digunakan adalah metode survei. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Penelitian dilakukan di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Analisis Deskriptif kualitatif untuk menjawab tujuan pertama dan kedua, sedangkan untuk mengetahui hubungan antara efektivitas distribusi pupuk bersubsidi dengan penerapan pupuk bersubsidi pada usahatani mendong secara simultan menggunakan uji Konkordansi Kendall W dan pengujian secara parsial digunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menujukkan bahwa 1) Variabel distribusi pupuk bersubsidi masuk dalam kategori efektif. Indikator tepat harga termasuk pada kategori tidak efektif, serta indikator tepat jumlah, tepat tempat, dan tepat waktu termasuk pada kategori efektif, 2) Variabel penerapan pupuk bersubsidi termasuk pada kategori tepat. Indikator tepat jenis termasuk kategori tepat, tepat dosis termasuk kategori cukup tepat, tepat cara termasuk kategori tepat, dan tepat waktu termasuk kategori tepat dan 3) Terdapat hubungan secara simultan antara efektivitas distribusi pupuk bersubsidi dengan penerapan pupuk bersubsidi. Secara parsial, indikator tepat harga dan tepat tempat masing-masing tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan penerapan pupuk bersubsidi. Sedangkan indikator tepat jumlah dan tepat waktu masing-masing memiliki hubungan yang signifikan dengan penerapan pupuk bersubsidi dan memiliki tingkat keeratan hubungan yang sedang
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN RESPON PETANI DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN KEDELAI (Kasus pada Program SL-PTT Kedelai di Kabupaten Ciamis)
Penelitian ini bertujuan: 1) Mengindentifikasikan karakteristik petani kedelai Program SL-PTT Kedelai di lahan sawah dan darat, 2) Mengindentifikasikan respons petani dalam melaksanakan usahatani kedelai Program SL-PTT Kedelai di lahan sawah dan darat, dan 3) Menganalisis hubungan karakteristik dan respon petani dalam Program SL-PTT Kedelai di lahan sawah dan darat.Objek penelitian ini adalah karakteristik dan respon petani dalam melaksanakan program SL-PTT Kedelai yang mengambil lokasi penelitian di Kabupaten Ciamis. Metode yang digunakan adalah metode survey. Dengan jumlah responden dalam penelitian ini 241 petani kedelai lahan sawah dari 4.256 petani, dan 137 petani kedelai lahan darat dari 2.414 petani dengan menggunakan stratifikasi random sampling. Hasil penelitian menunjukkan : 1) Secara umum karakteristik petani peserta Program SLPTT Kedelai di Kabupaten Ciamis baik lahan sawah maupun lahan darat masuk dalam kategori sedang. Karakteristik petani kategori lahan sempit untuk petani lahan sawah masuk kategori sedang, sedangkan petani lahan darat masuk kategori rendah. Karakteristik petani kategori lahan luas untuk petani lahan sawah masuk kategori tinggi dan petani lahan darat masuk kategori sedang 2) Respons petani peserta Program SL-PTT Kedelai di Kabupaten Ciamis secara umum masuk kategori tinggi. Respon berdasar katebori lahan sempit untuk lahan sawah masuk kategori sedang dan petani lahan darat masuk kategori tinggi. Untuk kategori lahan luas respon petani lahan sawah masuk kategori tinggi dan petani lahan darat masuk kategori sangat tinggi 3) Terdapat hubungan positif antara karakteristik dan respon petani dalam program SL-PTT kedelai di Kabupaten Ciamis. Dengan sifat hubungan semakin tinggi karakteristik petani maka semakin tinggi pula respon petani dalam pelaksanaan program SL-PTT kedelai di Kabupaten Ciamis
ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) besarnya biaya, penerimaan, pendapatan, dan R/C agroindustri gula semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis, dan 2) besarnya nilai tambah agroindustri gula semut Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan mengambil kasus pada perajin gula semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Sampling yang digunakan adalah purposive sampling sebanyak 1 orang responden.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa :1) Besarnya biaya agroindustri gula semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis dalam satu kali proses produksi adalah sebesar Rp 41.905,53; besarnya penerimaan agroindustri gula semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis dalam satu kali proses produksi adalah sebesar Rp 60.000,00; besarnya pendapatan agroindustri gula semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis dalam satu kali proses produksi adalah sebesar Rp 18.094,00, dan besarnya R/C agroindustri gula semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis adalah sebesar 1,43.2) Besarnya nilai tambah agroindustri gula semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis adalah sebesar Rp 1.327,94 per kilogram.Kata kunci : Usaha, Agroindusti, Gula Semu
PENERAPAN TEKNOLOGI NANO BIO FERTILIZER PADA USAHATANI DI LAHAN DARAT DALAM RANGKA PENINGKATAN KEANEKARAGAMAN PANGAN LOKAL DAN KESEJAHTERAAN PETANI TALAS BENENG
Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk Pemberdayaan petani di lahan darat melalui Penerapan Inovasi Teknologi Nano Bio Fertilizer pada tanaman talas beneng, serta mendorong membuka peluang usaha di perdesaan, dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani. Adapun tujuan khusus dari kegiatan pengabdian ini adalah; 1) sosialisi teknologi nano bio fertilizer dalam budidaya talas beneng dimulai dari penyediaan sarana produksi, persiapan lahan dan pengelolaan pasca panen, serta penelusuran pasar untuk menyerap hasil produksi yang dihasilkan.. Adapun tujuan utama dari kegiatan ini adalah peningkatan kesejahteraan petani di lahan darat di wilayah Kabupaten Ciamis.Kegiatan pengabdian ini akan, dilaksakan secara berkala dengan menggunakan pendekatan pendekatan PRA Participatory Rural Appraisal (PRA) atau Pemahaman Partisipatif Kondisi Pedesaan melalui sosialisai, coaching, dan praktek aplikasit inovasi teknologi nano bio fertilizer, serta pelatihan kepada para petani, khususnya berkaitan dengan manajeman agribisnis talas beneng yang dimulai dari penyediaan sarana produksi hingga ke pemasaran hasil produksi.Target keluaran dari kegiatan ini diharapkan dapat diterbitkan dalam jurnal pengabdian kepada masyarakat Univeritas Siliwangi, serta modul pemanfaatan Nano Bio Fertilizer dalam usahatani talas benen
PENERAPAN TEKNOLOGI M-BIO DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI IKAN DI WILAYAH MINAPOLITAN KOTA TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT
Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk Pemberdayaan petani ikan melalui Penerapan Inovasi M-Bio Wilayah Minapolitan Kota Tasikmalaya, serta mendorong peran bumdes dalam manejemen usaha di perdesaan, dalam upaya peningkatan pendapatan petani di masa pandemi covid’19. Adapun tujuan khususu dari kegiatan pengabdian ini adalah; 1) sosialisai teknologi M-Bio dalam budidaya perikanan dimuali dari penyediaan sarana produksi, persiapan lahan dan pemasaran, serta meningkatkan fungsi kelembagaan Bumdes sebagai lembaga perekonomian desa, dimulai dari manajemen penyediaan prasarana yang diperlukan petani ikan, manajemen keuangan, serta manajemen pemasaran dari produksi ikan yang dihasilkan petani. Adapun tujuan utama dari kegiatan ini adalah peningkatan pendapatan petani ikan di masa pandemi covid, di wilayah minapolitan kota Tasikmalaya. Kegiatan pengabdian ini, dilaksanakan secara berkala dengan menggunakan pendekatan pendekatan PRA Participatory Rural Appraisal (PRA) atau Pemahaman Partisipatif Kondisi Pedesaan melalui sosialisai, coaching, dan praktek aplikasi M-Bio dalam budidaya ikan
Rentabilitas dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Agroindustri Nata De Coco (Studi Kasus pada Perusahaan Nata De Coco “Family De Coco” di Desa Tambakreja Kecamatan Kedungreja Kabupaten Cilacap)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya : 1) Biaya, penerimaan, pendapatan dalam satu kali proses produksi. 2) Nilai Rentabilitas pada agroindustri nata de coco dalam satu kali proses produksi, dan 3) Penyerapan Tenaga Kerja pada USAha agroindustri nata de coco dalam satu kali proses produksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan mengambil studi kasus pada Perusahaan Nata De Coco “FAMILY De COCO” di Desa Tambakreja Kecamatan Kedungreja Kabupaten Cilacap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Besarnya rata-rata biaya yang dikeluarkan seluruh perajin nata de coco dalam satu kali proses produksi adalah sebesar Rp 4.838.895,37, rata-rata besarnya penerimaan yang diperoleh seluruh perajin nata de cocoo di Desa Tambakreja adalah sebesar Rp 6.000.000,00, Pendapatan Rp 1.161.104,63.2) Besarnya rata-rata nilai rentabilitas USAha agroindustri nata de coco di Desa Tambakreja adalah sebesar 14,81 persen. 3) Jumlah rata-rata tenaga kerja yang diserap pada USAha agroindustri nata de coco dalam satu kali proses produksi adalah sebanyak 27 orang dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 0,59 persen
Analisis Pemasaran Kedelai
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) saluran pemasaran kedelai dari produsen sampai ke konsumen; 2) besarnya biaya pemasaran, marjin pemasaran dan keuntungan pemasaran kedelai untuk setiap tingkatan lembaga pemasaran; 3) besarnya bagian harga yang diterima petani dari harga eceran. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, dengan mengambil kasus pada petani dan lembaga pemasaran kedelai di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. Dengan pengambilan responden petani menggunakan metode acak sederhana dari anggota populasi petani kedelai sebanyak 205 diambil 15 persen yaitu berjumlah 30,75 dibulatkan menjadi 31 responden petani kedelai dan untuk lembaga pemasaran dilakukan penelusuran (snow ball sampling). Dari hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Terdapat satu saluran pemasaran kedelai dari petani yang ada di Desa Langkapsari sampai ke konsumen industri, yaitu sebagai berikut: Petani – Pedagang Pengumpul – Pedagang Besar – Konsumen Industri. 2) Besarnya marjin pemasaran pada pedagang pengumpul adalah sebesar Rp. 500,- per kilogram dan pada pedagang besar Rp. 750,- per kilogram. Biaya pemasaran pada pedagang pengumpul sebesar Rp. 214,82 per kilogram dan pedagang besar 551,81 per kilogram. Keuntungan yang diperoleh pedagang pengumpul sebesar Rp. 285,18 per kilogram dan pada pedagang besar sebesar Rp. 198,19 per kilogram. 3) Bagian harga yang diterima petani atau farmer\u27s share adalah sebesar 85,71 persen dari harga jual kedelai yang dijual petani sebesar Rp. 7.500,- per kilogram dan harga jual pedagang besar Rp. 8.750,- per kilogram
- …