PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU PT. NYONYA MENEER SEMARANG

Semakin berkembangnya perusahaan maka kebutuhan akan informasi semakin luas, serta volume pengolahan data semakin meningkat. Salah satu alat pendukung hal tersebut yaitu adanya pembangunan sistem informasi berbasis komputer yang terintegrasi. Pembangunan sistem ini akan memiliki dampak yang cukup efektif dalam hal kemudahan, kecepatan, ketepatan, dan keakuratan mendapatkan informasi. PT. Nyonya Meneer Semarang adalah sebuah perusahaan yang awalnya bergerak di bidang industri jamu tradisional. Namun deiring perkembangan, bidang usahanya bertambah menjadi memproduksi kosmetika. Dimana dalam melakukan produksinya memerlukan berbagai macam bahan baku yang memiliki variasi besar dalam hal jenis. PT. Nyonya Meneer memang telah memiliki sebuah sistem informasi, dimana sebagian besar arus informasi menggunakan sistem manual. Penggunaan metode manual ini mengakibatkan beberapa persoalan mulai dari tidak mendukungnya sistem lama dalam analisa perencanaan kebutuhan bahan baku, kemungkinan adanya redudansi data, sulitnya proses pengontrolan persediaan bahan baku hingga proses pembuatan laporan yang lama dan diragukan keakurasiannya yang pada akhirnya akan menghambat kinerja perusahaan. Penelitian ini betujuan untuk membangun sistem informasi bahan baku berbasis komputer. Metode yang digunakan dalam prosses pembangunan sistem informasi ini adalah metode System Development Life Cycle. Proses pembangunan sistem informasi ini mencakup identifikasi masalah pada sistem, analisis kebutuhan informasi, dilanjutkan dengan tahap perancangan model fungsi, perancangan basis data dan perancangan aplikasi

Asperity level frictional interactions of cylinder bore materials and lubricant composition

Parasitic frictional losses in internal combustion engines of race vehicles adversely affect their performance. A significant proportion of these losses occur within the piston-cylinder system. This paper presents a study of the compatibility of cylinder bore surface materials with typical lubricant base constituent stock (Poly Alpha Olefin (PAO) and Polyolester (POE)) as well as a fully formulated lubricant. Nanoscale boundary friction is measured using lateral force microscopy. The effect of material properties, nanoscale roughness and lubricant species upon underlying mechanisms of generated friction is presented. Advanced cylinder materials and coatings and lubricant molecular species used for high performance engines are investigated, an integrated approach not hitherto reported in literature

VEHICLE ROUTING PROBLEM DENGAN AXLE WEIGHT CONSTRAINTS VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH AXLE WEIGHT CONSTRAINTS (STUDI KASUS : PT. NMI)

Dalam kondisi yang sangat kompetitif sekarang ini, setiap perusahaan dituntut untuk melakukan efisiensi dan penghematan di semua lini, terutama efisiensi ongkos produksi yang salah satunya adalah penghematan biaya logistik dalam hal ini biaya transportasi. Perusahaan bukan hanya perlu meminimumkan biaya transportasi, namun juga perlu meningkatkan efisiensi proses muat (loading) barang ke kendaraan. Peningkatan efisiensi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kegunaan pemakaian ruang dalam kendaraan (baik berupa truk ataupun kontainer). Problem proses muat ini dikenal di literatur dengan nama Bin Packing Problems (BP) atau juga sering dikenal sebagai Container Loading Problem (CLP). Dalam penelitian ini akan dilakukan perhitungan rute yang optimal dengan menggunakan metode Vehicle Routing Problem yang dikombinasikan dengan Axle Weight Constrain untuk efisiensi proses muat sehingga dapat meminimasi total ongkos transportasi. Kata kunci : Vehicle Routing Problem, Container Loading Problem dengan Axle Weight Constrain

Ezetimibe added to statin therapy after acute coronary syndromes

BACKGROUND: Statin therapy reduces low-density lipoprotein (LDL) cholesterol levels and the risk of cardiovascular events, but whether the addition of ezetimibe, a nonstatin drug that reduces intestinal cholesterol absorption, can reduce the rate of cardiovascular events further is not known. METHODS: We conducted a double-blind, randomized trial involving 18,144 patients who had been hospitalized for an acute coronary syndrome within the preceding 10 days and had LDL cholesterol levels of 50 to 100 mg per deciliter (1.3 to 2.6 mmol per liter) if they were receiving lipid-lowering therapy or 50 to 125 mg per deciliter (1.3 to 3.2 mmol per liter) if they were not receiving lipid-lowering therapy. The combination of simvastatin (40 mg) and ezetimibe (10 mg) (simvastatin-ezetimibe) was compared with simvastatin (40 mg) and placebo (simvastatin monotherapy). The primary end point was a composite of cardiovascular death, nonfatal myocardial infarction, unstable angina requiring rehospitalization, coronary revascularization ( 6530 days after randomization), or nonfatal stroke. The median follow-up was 6 years. RESULTS: The median time-weighted average LDL cholesterol level during the study was 53.7 mg per deciliter (1.4 mmol per liter) in the simvastatin-ezetimibe group, as compared with 69.5 mg per deciliter (1.8 mmol per liter) in the simvastatin-monotherapy group (P<0.001). The Kaplan-Meier event rate for the primary end point at 7 years was 32.7% in the simvastatin-ezetimibe group, as compared with 34.7% in the simvastatin-monotherapy group (absolute risk difference, 2.0 percentage points; hazard ratio, 0.936; 95% confidence interval, 0.89 to 0.99; P = 0.016). Rates of pre-specified muscle, gallbladder, and hepatic adverse effects and cancer were similar in the two groups. CONCLUSIONS: When added to statin therapy, ezetimibe resulted in incremental lowering of LDL cholesterol levels and improved cardiovascular outcomes. Moreover, lowering LDL cholesterol to levels below previous targets provided additional benefit