49,365 research outputs found

    A Course on Economic Justice: The intersection of philosophy and economics

    Get PDF
    The process of teaching a topic that inhabits the upper reaches of both philosophy and economic theory, while swooping as near the earth as political policy, is both exhilarating and terrifying. To do it well is indeed rare. We present our approach, some of the characteristics and thoughts from our students, and some of the insights that we developed along the way.economics and philosophy; economic justice; interdisciplinary teaching

    PRAKTIK SOSIAL DALAM ALOKASI DANA DESA UNTUK PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi kasus di Desa Wonorejo Kecamatan Kedungjajang Kabupaten Lumajang)

    Get PDF
    ABSTRAKPenelitian ini membahas tentang implementasi kebijakan alokasi dana desa (ADD) dengan sebuah praktik sosial dalam proses perencanaan dan pelaksanaan. Dengan tujuan menganalisis bentuk praktik sosial dalam perencanaan dan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang dianggarkan melalui ADD, yang mana dana ADD 70% untuk program pemberdayaan dan 30% aparatur pemerintahan desa. Dalam penelitian ini bentuk perencanaan dan pelaksanaannya lebih didominasi agen yang menguasai struktur S-D-L.Penelitian ini menggunakan teori strukturasi Anthony Giddens yang mengagas agen dan struktur. Agen yang memiliki beberapa bentuk kesadaran agen yang meliputi motiv tak sadar, kesadaran diskursif dan kesadaran praktis. Giddens juga memaparkan definisi dari struktur, terbagi tiga proposisi yaitu: (1) Signifikasi; (2) Dominasi; dan (3) Legitimasi. Kemudian hubungan keduannya antara agen dan struktur membentuk keterulangan dalam lintas ruang dan waktu menjadi praktik sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus.Hasil dari penelitian dimana signifikasi tanpa didasari dengan dominasi dan legitimasi maka siginifikasi itu menjadi hampa atau percuma, dalam permasalahan yang diangkat peneliti fungsi kepala desa yang secara otomatif memiliki S-D-L dan praktik sosial ini terbentuk dengan adanya kesadaran dari tiap-tiap agen terus-menerus dalam lintas ruang dan waktu. Ketika kepala desa membentuk suatu program maka, perangkat desa dan jajaran lainnya turut serta membantu karena sudah menjadi kewajiban dari warga ikut dalam kegiatan desa atau kepala desa.Pengelolaan anggaran yang memang anggaran tersebut merupakan anggaran khusus program pemberdayaan masyarakat yaitu Alokasi Dana Desa ADD. Sebesar 70% dana ADD untuk program pemberdayaan masyarakat dan 30% untuk aparatur pemerintahan desa. Dalam teori strukturasi Anthony Giddens, agen dan struktur harus saling berhubungan. Dimana agen melakukan sesuatu maka disitulah struktur mengatur jalannya sebuah kondisi masyarakat dengan pihak-pihak agenKata Kunci : Praktik sosial, agen dan struktur, kepala desa, alokasi dana desa (ADD), program pemberdayaa

    DINAMIKA GERAKAN SOSIAL (Studi Peran Intelektual dalam Melakukan Gerakan Sosial dengan Masyarakat Sipil untuk Mendapatkan Pelayanan Listrik di Desa Mulyorejo Kecamatan Silo Kabupaten Jember)

    Get PDF
    ABSTRAK   Penelitian ini mengkaji tentang dinamika gerakan sosial, khususnya peran intelektual dalam melakukan gerakan sosial dengan masyarakat sipil untuk mendapatkan pelayanan listrik di Desa Mulyorejo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Tujuan dari penelitian ini, pertama, untuk mengetahui peran intelektual organik dalam mengorganisir massa untuk pengajuan listrik. Kedua, untuk mengetahui peran intelektual organik dalam melakukan lobi politik dengan PLN sebagai instansi yang wajib memberikan pelayanan listrik. Adapun manfaat dari pelaksanaan penelitian ini, pertama, memberikan gambaran tentang pentingnya seorang intelektual organik bagi masyarakat sipil dalam melakukan gerakan sosial untuk mendapatkan pelayanan listrik dari PLN. Kedua, memberikan pembelajaran ideologis bagi masyarakat Mulyorejo dan intelektual agar melakukan gerakan sosial untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat sipil sebagai respon atas tidak adanya pelayanan listrik dari PLN sebagai masyarakat politik. Penelitian ini menggunakan teori Gerakan Intelektual Organik yang dikemukakan oleh Antonio Gramsci. Intelektual organik harus bisa mengorganisir massa, memberikan kesadaran ideologis tentang hak dan kewajiban masyarakat sipil, serta mempunyai koneksi dengan masyarakat politik dalam upaya melakukan gerakan sosial. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terbuka, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan empat hasil penelitian, pertama, intelektual organik Mulyorejo dengan pendekatan ketokohan menjadi penggerak masyarakat untuk berkumpul membahas gerakan pengajuan listrik yang waktu itu masyarakat tidak tahu bagaimana mekanisme untuk mendaptkan listrik dari PLN. Namun, dalam menggerakkan massa tersebut intelektual tidak memberikan penyadaran ideologis kepada masyarakat tentang kewajiban PLN dan hak masyarakat untuk mendapatkan pelayanan listrik dikarenakan intelektual tidak punya pemahaman tentang itu. Kedua, intelektual organik mempunyai koneksi dengan PLN dan mampu melakukan lobi politik dengan pengajuan proposal ke PLN, sehingga berhasil mendapatkan pelayanan listrik. Ketiga, dalam gerakan, intelektual tidak memberikan kesadaran ideologis tentang hak dan kewajiban masyarakat soal kelistrikan karena ia juga tidak punya pemahaman soal itu.  Keempat, intelektual mempunyai kepentingan ekonomi di balik gerakannya dalam memperjuangkan hak pelayanan listrik masyarakat sipil Mulyorejo. Kata Kunci: Gerakan Sosial,  Intelektual Organik, Masyarakat Politik, Masyarakat Sipil,  Pelayanan Listri

    Seventh Grade Math

    Get PDF

    Quaker Youth Ministry and Theopraxis in a Multicultural Context

    Full text link
    Theology is exciting. It is about God’s word, God’s world and God’s people. It is vitally important for the church to nurture young Christians into thinking, speaking and writing about God and the world, and it is even more important that the Church listen to their voices. Theology Slam encourages us to do just that: listen to God, listen to the world, and listen to the voices emerging within the Church, so we can join into God’s work in the world today.” —Archbishop Justin Welby – Archbishop of Canterbury 1 As Quakers, we believe there is that of God in everyone and thinking theologically is an essential and inclusive activity of faith seeking understanding. We embrace the mystery that is God who transcends our comprehension and yet within whom we essentially exist. We believe we are summoned by the quickened Spirit through our testimonies to work for a more just, peaceful and sustainable world. I am a Quaker. I am part of a worldwide Quaker community, and I inhabit that knowledge daily. It helps me live the way I want to. The knowledge and reality of that community membership informs my life and gives me the strength I need to live faithfully, to speak truth to power, to witness in the world.2 Theology is exciting if it allows itself to be open to dialogue unbound from preconceived notions of what theology is because of what it has always been. Theology is envisaged here as a reflective way of seeking to think consistently and faithfully about God’s activity in contemporary society. Theology is not to be confused with faith, but it is reflection on the product of that faith evidenced in God’s activity in people’s lives. It involves looking at both the world in which we find ourselves and the theology from which we seek guidance. This kind of theology reaches beyond the usual classical traditional settled boundaries; the majority of Quakers have always tried to adapt traditional approaches to contemporary needs, hence the affirmation of continuing revelation. Otherwise, theology becomes no more than an exercise in dissecting past doctrinal statements in abstract fashion without actively engaging with the human dimension of people lives, their moral choices and the hope and comfort they impact the world with. A living theology is a divine presence unfolding and spreading wide from below rather that an incursion from above. It is a theology that goes beyond current circumstances of lived experience to exploring the big picture of God’s activity in the world transforming lives continually and not just a onetime experience

    SIMULASI MASYARAKAT JOGJA PADA PROGRAM ACARA “FILM TELEVISI (FTV) SURYA CITRA TELEVISI (SCTV)â€

    Get PDF
    ABSTRAKSI Novi Andry A. (2014). Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Malang: Simulasi Masyarakat Jogja pada Program Acara “Film Televisi Indonesia (FTV) SCTVâ€.   Penelitian ini membahas simulasi masyarakat Jogja pada tayangan FTV SCTV dengan realitas masyarakat Jogja di Malioboro dan Kraton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk simulasi masyarakat Jogja pada tayangan FTV SCTV dengan realitas masyarakat Jogja di Malioboro dan Keraton. Manfaat dari penelitian ini sebagai bahan rujukan yang menganalisis kajian media massa dan informasi, kajian budaya (cultural studies) serta ilmu sosiologi pengetahuan lainnya. Penelitian menggunakan perpekstif dalam sosiologi terapan dalam bidang kajian media massa dan kajian budaya (cultural studies). Dimana dalam kaitannya dengan simulasi, peneliti melihat bagaimana bentuk simulasi masyarakat Jogja yang ditampilkan dalam tayangan FTV SCTV dengan realitas masyarakat Jogja yang sebenarnya, terutama yang tinggal di Malioboro dan Kraton. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat dengan cara analisis semiotika sebagai metode dalam penelitian ini. Pendekatan analisis semiotika ini didasarkan pada analisis semiotika visual dengan cara melihat dan menganalisis bentuk tanda masyarakat Jogja yang ditayangkan di FTV SCTV dengan realitas masyarakat Jogja di Malioboro dan Kraton. Sebagai pengambilan data dan pendukung dalam penelitiannya, peneliti mengambil tiga subjek informan diantaranya informan utama, informan pendukung, dan informan tambahan yang berasal dari Kota Jogja yaitu yang tinggal di Malioboro dan Keraton. Kemudian dengan menambahkan datanya dengan mengambil dokumen pribadi (foto, audio dan video) dan rekaman dari Youtube. Hasil dari penelitian ini adalah penokohan masyarakat Jogja yang ditampilkan oleh FTV SCTV melalui FTV “Bibik Saingan Gue†dan FTV “Pernikahan Sandiwara†bahwa masyarakat Jogja tidak ditampilkan sesuai realitasnya. Penggambaran yang dibawakan FTV SCTV hanya menampilkan masyarakat Jogja yang masih berbicara dengan bahasa Jawa yang medok, masyarakat yang masih memakai kendaraan (sepeda ontel, becak, andong, dll), dan masyarakat yang masih memakai pakaian adat Jawa (lurik, sorjan, dan blangkon). Ketiga kriteria tersebut adalah penokohan masyarakat Jogja yang ditampilkan FTV hampir di setiap judul FTV yang memakai latar Jogja sebagai penayangannya. Kata kunci: Masyarakat Jogja, Simulasi, dan Semiotika. Â
    • …
    corecore