13 research outputs found

    DRAMA GONG INOVASI PRAHARA KANG CHING WIE

    Get PDF
    Sinopsis ...Sri Haji Jayapangus puspitanam; saktimantah astagunam; Ratu wibhuh kretajnyanam; sarwwasatru winasanam... Tersebutlah dalam Purana Pura Dalem Balingkang, seorang Raja Bali Dwipa bernama Sri Haji Jayapangus yang beristana di Kerajaan Panarajon. Beliau memerintah sangat arif bijaksana didampingi oleh para senapati, rsi, mahabrahmana, dan abdi pilihan karenanya sejahteralah seluruh wilayah kerajaan Bali. Para abdi baginda bergotong-royong saling bau-membau, sepenanggungan menghamba karena semuanya menghendaki ketentraman dan kesejahteraan. Baginda raja sangat bijaksana dalam mengendalikan pemerintahan dan mengetahui tata cara upacara yadnya karena didampingi rohaniawan dari aliran Siwa (Hindu) bernama Mpu Nirjanma dan Mpu Liem dari aliran Budha. Mpu Liem mempunyai seorang dayang bernama Kang Ching Wie, putri dari I Subandar, seorang saudagar dari China. Suatu ketika baginda Raja Sri Haji Jayapangus menyaksikan kecantikan dan kemolekan Kang Ching Wie, timbul niatnya untuk memperistri. Keinginan raja ditentang oleh bhagawanta (penasehat) raja karena beda keyakinan, namun raja bersikeras maka berlangsunglah pernikahan itu secara resmi disaksikan seluruh rakyat di Kerajaan Panarajon. Berkat pernikahan Kang Ching Wie dengan Raja Sri Haji Jayapangus, I Subandar mempersembahkan uang kepeng bolong sebagai wujud penyatuan kedua sejoli yang beda agama (Budha dan Hindu). Dikutuknya Raja Jayapangus atas pernikahannya dengan putri China oleh Mpu Nirjanma, menyebabkan kerajaannya Panarajon hancur berantakan dilanda banjir dan angin beliung. Beliau bersama abdinya yang tersisa menyingkir dan mengungsi ke tengah hutan dan segera membangun kerajaan serta pemukiman. Setelah lama, jadilah wilayah yang kemudian bernama kerajaan Balingkang, dari penyatuan dua kata yakni; kata Bali diambil dari baginda Raja Jayapangus, penguasa jagat Bali. Sedangkan kata Kang diambil dari istri baginda bernama Kang Ching Wie. Suatu ketika Raja Jayapangus mendengar pergunjingan rakyat tentang kekhawatirannya mengenai nasib kerajaan Bali, karena sampai saat itu belum memiliki keturunan. Kemudian Jayapangus pamitan kepada istrinya memutuskan untuk melakukan perjalanan spiritual ke tengah hutan, bertapa memohonkan keturunan untuk kelangsungan kerajaannya. Beliau diiringi abdinya menyusuri hutan belantara dan mengamati gerombolan binatang, dan salah satu sedang menyusui anaknya. Seketika ia terkenang bahwa prilaku binatang tersebut bagaikan menyindir sang raja belum dikaruniai keturunan. Tiba-tiba suara gemuruh dan hujan lebat disertai angin kencang menerpa Jayapangus yang tidak sadar bahwa dirinya sudah tersesat jauh dan berada di pinggir danau. Kehadiran hujan lebat yang begitu mendadak adalah pertanda hadirnya Dewi Danu putri penguasa Danau Batur. Beliau menampakkan wujud aslinya dan menggoda Jayapangus yang sedang bertapa. Kekuatan dan aura yang dimiliki Dewi Danu kemudian berhasil menggoda tapa Jayapangus hingga tertarik atas kemolekannya.`Pucuk dicinta, ulampun tiba`, dan gayung bersambut, mereka berdua melangsungkan perkawinan dan kemudian menetap di sekitar Danau Batur. Kang Ching Wie, di Kerajaan Panarajon sangat gelisah memikirkan suaminya Jayapangus yang tidak kunjung kembali dari perjalanannya. Ia memutuskan untuk menyusuri suaminya dan akhirnya sampai di kaki gunung Batur, tempat bertapanya raja Jayapangus. Di pinggirian Danau Batur, Kang Ching Wie dikagetkan ulah seorang anak membawa sebilah keris dan tulup sedang mengejar burung hasil tangkapannya yang kebetulan jatuh terkapar tepat di depannya. Saat itu Kang Ching Wie sangat terkejut dan terkesima melihat kalung yang dipakai oleh anak tersebut yang ternyata putra Jayapangus dengan Dewi Danu. Keris itu mengingatkan dirinya dengan suaminya saat mau berangkat bertapa. Dengan rasa penasaran Kang Ching Wie kemudian mengambil dan mendekap keris tersebut dengan tatap mata kosong menerawang masa lalunya dengan Jayapangus. Melihat keris tersebut dibawa oleh Kang Ching Wie, membuat anak kecil (putra Jayapangus) tersebut menangis sampai terdengar oleh Jayapangus dan Dewi Danu. Kemudian menghampiri putranya yang sedang menangis, dan saat itu pula ia bertemu dengan Kang Ching Wie. Keadaan sejenak hening tanpa kata saat Jayapangus terkesima melihat Kang Ching Wie yang tiada lain adalah istrinya. Dewi Danu kemudian memecah keheningan ini dengan mencaci maki Kang Ching Wie yang dituduh ingin menggoda suaminya dengan tatapan tajam seperti itu. Kang Ching Wie kemudian naik pitam mendapat tuduhan seperti itu dan balas mengumpat Dewi Danu yang telah merebut suaminya dengan cara nista.Perang mulutpun tidak terelakkan lagi. Sementara Jayapangus termangu tanpa bisa berbuat apa-apa. Puncak dari perang mulut ini berbuntut pada pertempuran adu kadigjayan. Dewi Danu dengan kesaktiannya mengeluarkan suara guntur dan hujan badai yang hampir menenggelamkan Kang Ching Wie. Sementara Kang Ching Wie melawan dengan mengeluarkan naga air yang justru tidak mati oleh air. Bhatari Ulun Danu Batur muncul tepat saat perang dahsyat itu terjadi. Beliau melerai keduanya dan menjelaskan keadaan yang sebenarnya terjadi adalah kodrat. Keadaanpun mulai tenang dan magis. Pada saat itu pula Bhatari Ulun Danu mengutuk Jayapangus dan Kang Ching Wie berubah wujud menjadi sepasang arca batu yang kelak akan berubah menjadi Barong Landung dengan nama Jro Gede dan Jro Luh serta diberikan tempat di sebelah utara Danau Batur

    Monolog Jepun

    Get PDF
    Abstrak Monolog merupakan karya drama yang dimainka oleh seorang diri, dngan emosional yang dimainkan. Karya monolog yang berjudul ā€œ Jepunā€ ini dalam pementasannya dipadukan dengan tembang-tembang bali, dialog bahasa bali, yang disesuaikan dengan adegan dan suasana yang diinginkan. Dalam karya monolog jepun ini terdapat 3 babak yaitu; babak I. Menggambarkan musim kering /gugur, babak II. Menggambarkan musim hujan, dan babak III. menggambarkan musim semi/cerah. Karya monolog berjudul ā€œJepunā€ ini diciptakan dengan berpegang pada 3 pemahaman yaitu; Kecakapan pikiran, Gerak tubuh, Penjiwaan. Kata kunci; Monolog, Jepun, Karya Drama, Tembang, Musim

    Komodifikasi Code-Mixing Bahasa Inggris Dalam Bahasa Inggris Dalam lirik Lagu Pop Bali: Studi Kasus Lirik Lagu Kis Band

    Get PDF
    The existence of the Balinese song in the era of the 90s aims to preserve the Balinese art and culture. Balinese song is believed to be one of the educative media. Balinese song grammar is well known as unggah-ungguhing base Bali. But in globalization era has eroded the identity of the Balinese song, toward renewal and follow the demands of the market by inserting foreign language in the lyrics of Balinese song. Insertion English in the lyrics of songs consistency has found on the Kis Band album who released 3 albums. Code mixing in the lyrics of the song in the language of science known as code mixing. English language converted into economic value when entered in a Balinese songs. in its analysis, the researcher uses qualitative research with data collection techniques preferably through in dept interviews with key informants as a songwriter, as well as interviews with the producers and the audience as supporters informant. According to the research, found that the type of code mixing of element uptake seen in the lyrics of the Kis Band songs is categorized in hybrid code mixing. The code mixing absorb code native language (the local language) and also foreign languages. Code mixing Kis Band song is absorbing Balinese, Indonesian, and English. Based on the level of linguistic performed, mixed forms of English code on the song Kis Band consists of the insertion of words, phrases, and clauses. Code Mixing English of Kis Band lyrics aims to establish an identity, a strategy to be able to expand to national and international level as well as the commodification happen because of the demands of the market

    Pembinaan Tabuh Kreasi di Sanggar GGK Br Tegal Buleleng

    Get PDF
    Pengabdian ini dilakukan di Sanggar Karawitan Gita Giri Kencana, Kelurahan Banjar Tegal. Salah satu sanggar yang ada di Buleleng yang memiliki misi untuk melestarikan keberadaan Gamelan Gong Pacek. Guna turut melestarikan tetabuhan gending klasik Buleleng, sanggar ini berupaya memainkan tetabuhan tersebut dalam setiap ajang pementasan. Namun guna memberikan motivasi kepada anggota sekaa, serta menambah perbendaharaan kasanah gending-gending , maka sekaa gong ini perlu mendapat pembinaan dari institusi yang berkompeten dibidang seni karawitan. Selain itu teknik dalam memainkan gamelan masih otodidak maka perlu diberikan pelatihan terkait teknik menabuh serta memberi nuansa baru dengan memberikan reportuire baru, tanpa harus meninggalkan gending klasik yang sudah ada. Dengan adaya pembina dan pelatih yang berpengalaman, para penabuh ini lebih termotivasi untuk tetap bertahan untuk melestarikan seni budaya yang telah diwarisi. Kata Kunci: Gong Pacek, Karawitan, Banjar Tegal, Bulelen

    Laporan Akhir Penelitian Dosen Pemula "Komodifikasi Code-Mixing Bahasa Inggris Dalam Lirik Lagu POP Bali: Studi Kasus Lirik Lagu Kis Band

    Get PDF
    Keberadaan lagu Bali pada era 90-an awalnya bertujuan untuk melestarikan seni dan budaya Bali. Lagu Bali mulanya diyakini sebagai salah satu media pendidik, karena lirik lagu Bali memperhatikan tata bahasa yang dikenal dengan unggah-ungguhing basa Bali. Namun ditengah gempuran era globalisasi telah mengikis jati diri dan identitas lagu Bali, kearah pembaharuan dan mengukuti tuntutan pasar. Dengan mengusung kebebasan berekspresi dan sebagai trend masa kini, arah lagu pop Bali mulai melepaskan pakem-pakem bahasa Bali yang telah ada. Kesalahan menggunakan struktur bahasa Bali dalam lirik lagu-lagu pop Bali akan menimbulkan makna berbeda dalam pengertian bahasa Bali. Namun pada kenyataannya lirik lagu Bali sudah terlanjur hadir dengan nuansa kekinian hingga posisi kebebasan berekspresi juga muncul dalam penyisipan bahasa asing dalam lagu. Mencampur bahasa Bali dengan bahasa Inggris dalam lirik lagu pop Bali sangat banyak ditemui. Bahkan di era tahun 90-an, pencipta sekaligus penyanyi, Yong Sagita telah merilis lagu berjudul ā€˜Torisā€™. Diikuti oleh Group band Di Ubud yang menyisipkan satu kalimat dalam lagu ā€˜I Love Youā€™. Terdapat pula lagu Ray Peni berjudul ā€˜Gelas di Lemariā€™ menggunakan satu bait lagu dalam bahasa Inggris. Konsistensi penyelipan bahasa Inggris pada lirik lagu-lagu ditemui pada album Kis Band. Group musik asal Ubud ini dimotori oleh Krisna Purpa, telah melahirkan sekitar 2 album yang liriknya menyelipkan bahasa Inggris, baik dalam judul lagu maupun isinya. Mencampur bahasa dalam lirik lagu dalam ilmu bahasa dikenal dengan code mixing (campur kode). Permainan codemixing bahasa Inggris dalam lirik lagu pop Bali, tidak terlepas juga dari tuntutan pasar. Sehingga bahasa Inggris yang berfungsi sebagai bahasa internasional untuk menyatukan dan memudahkan komunikasi antar bangsa, telah berubah menjadi komoditi. Bahasa Inggris beralih fungsi menjadi nilai ekonomi ketika masuk dalam lagu pop Bali. Komodifikasi ini bisa membawa dampak terkikisnya jati diti lagu pop Bali apabila terlalu dipaksakan. Berdasarkan fenomena sosial ini, melatarbelakangi penulis untuk menganalisi code mixing dalam lirik lagu pop Bali, dengan khusus mengangkat lirik lagu pada Kis Band sebagai studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati komodifikasi code-mixing bahasa Inggris dalam lagu pop Bali. Selain itu dapat mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi pencipta 4 lagu menyisipkan bahasa Inggris dalam lagu pop Bali serta tujuan yang melandasi melakukan code-mixing dalam lagu pop Bali. Sehingga penelitian ini perlu dilakukan agar dapat memberikan sumbangan pada pembaca untuk mengembangkan pemahaman mengenai codemixing dalam lagu pop Bali. Dalam menganalisisnya, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data diutamakan melalui in dept interview dengan pencipta lagu sebagai informan kunci, serta wawancara dengan produser dan audiens sebagai informan pendukung. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa jenis code-mixing bahasa Inggris dalam lirik lagu Kis Band dikategorikan sebagai hybrid code mixing. Code mixing yang menyerap bahasa asli dan bahasa asing. Code-mixing lagu-lagu Kis Band adalah menyerap bahasa Bali sebagai bahasa asli dan bahasa luar yaitu Indonesia dan Inggris. Berdasarkan tingkat kebahasaannya, lirik lagu Kis band terdiri dari bentuk kata, frasa dan klausa. Code-mixing bahasa Inggris dalam lirik lagu Kis band secara makro dikarenakan ingin memiliki keragaman bahasa dalam menciptakan lagu, sementara secara mikro pada grop band Kis band bertujuan untuk membentuk identitas, sebuah strategi untuk go nasional bahkan internasional dan sebagai tuntutan pasar

    Bahasa Inggris Sebagai Media Komunikasi Dalam Pewayangan: Studi Kasus Dalang I Made Sidia Dalam Festival Wayang Internasional Pada PKB XXX

    Get PDF
    Language is a tool or culture realization that utilized by human for communication or associatetion mutually, through writing, speaking, or movement (body language), with aim is to convey heart meaning or willingness to sombody or others. At this global era, languange in this case English language, become media that really effective for spreading of culture to all around the world. Including shadow puppet culture is now to be packed by many innovations, including insert English language in its staging. It appears while International Shadow Puppet Festival in the 30th Bali Arts Festival. Besides for developing tourist to visit Bali, the event also to give information and communication with international tourist. Observable thus very clear that English language as communication media that has important character to spread the culture. Key word: English language, communication, wayang, festiva

    Studi Tentang Proses Pembelajaran Tari Gandrung Pada Kelas X IPA 4 Di SMA Negeri 1 Tanjung Lombok Utara

    No full text
    Penelitian ini membahas tentang proses pembelajaran tari Gandrung serta faktor yang mendukung dan yang menghambat dalam proses pembelajaran tari Gandrung pada kelas X IPA 4 di SMA Negeri 1 Tanjung, Lombok Utara. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana proses pembelajaran tari Gandrung, faktor pendukung dalam proses pembelajaran tari Gandrung dan faktor penghambat dalam proses pembelajaran tari Gandrung pada kelas X IPA 4 tersebut. Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai referensi bagi pembaca atau peneliti dan dapat menambah wawasan generasi muda tentang tari yang ada di Lombok Utara. Teori yang digunakan untuk penunjang dalam pembahasan adalah teori proses, teori pembelajaran dan teori estetika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskritif kualitatif yang tidak menggunakan nilai namun berdasarkan fakta yang didapatkan langsung melalui obervasi dan wawancara. Proses pembelajaran tari Gandrung pada kelas X IPA di SMA Negeri 1 Tanjung, Lombo Utara sudah berjalan dengan baik karena peserta didik mampu menampilkan hasil yang diperoleh melalui pementasan. SMA Negeri 1 Tanjung, Lombok Utara adalah satu-satunya sekolah yang memberikan pembelajaran tentang praktek yang terkait dengan pembelajaran seni budaya yaitu seni tari dengan kemampuan guru yang memiliki kompetensi dibidang tari Bali dan pengalaman pernah menarikan tari Gandrung. Proses pembelajaran tari Gandrung ini dilakukan melalui 4 tahap yaitu tahap persiapan yang mencakup (tujuan pembelajaran, sumber pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, metode pembelejaran, pendidik atau guru dan peserta didik), tahap penyampaian (tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir), tahap latihan dan tahap tampilan. Faktor pendukung dalam proses pembelajaran tari Gandrung ini berupa faktor internal dan faktor eksternal dan faktor penghambat dalam proses pembelajaran tari Gandrung ini yaitu guru, siswa, sarana dan prasarana. Kata Kunci: Proses pembelajaran tari Gandrung , tehnik pembelajara

    Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Gending Tari Janger Di Banjar Sawah, Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan

    No full text
    Seni tari Janger sudah banyak mengalami perubahan dari zaman ke zaman, yakni salah satunya adalah masuknya unsur-unsur aktual tentang situasi dan kondisi masyarakat pada zamannya. Di Banjar Sawah tari Janger tradisi menjadi pilihan untuk suatu bentuk upaya dan bukti bahwa generasi muda Bali tetap menjaga kelestarian dan warisan budaya. Bagi masyarakat Banjar Sawah, sudah menjadi kewajiban untuk tetap menjaga dan menghidupkan kembali gending-gending Janger yang telah lama ditinggalkan. Untuk itu peneliti tertarik untuk ikut menjaga dan melestarikan seni Janger ini, yang begitu banyak terdapat makna filosofis dan nilai-nilai pendidikan di dalam gending tari Janger. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut. Asal usul tari Janger, struktur gending tari Janger, dan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam gending tari Janger. Secara Umum penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan tentang ā€œsejarah perkembangan tari Janger dan nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalam gending-gending tari Janger di Banjar Sawah, Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatanā€. Dalam penelitian tari Janger ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif dimana penelitian ini merupakan penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Pada umumnya suatu karya seni dapat memberikan perasaan terkejut, namun tetap memberikan nilai-nilai yang diperlukan manusia, seperti perenungan, pemikiran, ajakan, penyadaran, pencerahan, dan lain sebagainya. Sebagai sebuah karya seni, tari Janger di Banjar Sawah, Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan juga mengandung suatu nilai yang terdapat dalam gending atau nyanyiannya. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, dalam gending tari Janger di Banjar Sawah terkadung suatu nilai pendidikan. Dalam penelitian ini terkandung beberapa nilai pendidikan yaitu nilai kebersamaan, nilai moral atau etika, nilai religius, dan nilai budaya. Kata Kunci : nilai pendidikan, gending Janger

    Pembelajaran Teater Tradisional Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Denpasar

    No full text
    Teater tradisional sebagai suatu bentuk teater yang lahir, tumbuh dan berkembang di suatu daerah dan merupakan hasil kreativitas bersama suku bangsa Indonesia. Teater tradisional berakar dari budaya daerah setempat dan dikenal oleh masyarakat lingkungannya. Penelitian ini membahas tentang pembelajaran teater tradisional yang diajarkan di SMP N 3 Denpasar. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan tentas proses pembelajaran teater tradisional, bagaimana struktur teater tradisional dan faktor penghambat pembelajaran teater tradisional di SMP N 3 Denpasar. Manfaat penelitian ini sebagai referensi bagi pembaca atau peneliti dalam ilmu pengetahuan guna menambah pemahaman tentang pembelajaran teater tradisional. Kajian tentang proses pembelajaran teater yang diajarkan, struktur teater tradisional dan faktor penghambat dalam proses pembelajaran teater tradisional. Dalam mengajar teater tradisional di SMP N 3 Denpasar menggunakan kurikulum K13 jadi siswa yang aktif dalam mencari materi pembelajaran, sedangkan guru hanya menjalaskan sedikit materi atau meluruskan materi yang diperoleh siswa. Dalam penelitian ini menggunakan satu teori yaitu teori belajar. Metode pengumpulan data dengan metode observasi, metode wawancara, metode dokumentasi, dan metode studi kepustakaan, serta menggunakan metode analisis datanya digunakan analisis deskriptif. Hasil pembelajaan teater tradisional di kelas VIII B di SMP N 3 Denpasar, dengan lima kelompok dan lima naskah yang berhasil disajikan oleh para siswa yang memperoleh nilai tinggi A (sangat baik) sebanyak 9 orang siswa dan 32 orang mendapatkan nilai B (Baik), dengan nilai rata-rata 80,27 yang berarti pada kategori A/Amat baik. Kata Kunci: teater tradisional, faktor penghambat dan pembelajara

    Pembelajaran Drama Monolog Pada Ekstrakurikuler Di SMP Negeri 2 Sukawati

    Get PDF
    Penelitian ini membahas tentang Pembelajaran Drama Monolog Pada Ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Sukawati. Penelitian ini mengangkat permasalahan proses pembelajaran drama monolog, faktor pendukung dan faktor penghambatnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan proses pembelajaran drama monolog, mendeskripsikan Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam proses pembelajaran drama monolog. Ruang lingkup lingkup penelitian ini dibatasi pada drama monolog dan cara memainkannya dengan menentukan lokasi penelitian di SMP Negeri 2 Sukawati. Oleh karena SMP Negeri 2 Sukawati belum memiliki tenaga pendidik yang mengajarkan seni drama monolog. Metode penelitian yang digunakan dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data digunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan metode studi kepus-takaan. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk sebuah skripsi secara naratif mengenai proses pembelajaran drama monolog pada ekstrakurikuler kelas VIII di SMP Negeri 2 Sukawati melalui tiga tahapan yaitu tahapan persiapan, tahapan penyimpanan atau pelaksanaan, dan tahap peneliaian atau evaluasi. Hasil evaluasi menunjukan nilai yang diperoleh ke delapan siswa mendapatkan nilai baik. Hasil pembelajaran dapat dikatakan berhasil, walaupun tidak terlepas adanya faktor pendukung dan penghambat. Pelaksanaan proses pembelajaran drama monolog pada ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Sukawati sangat dipengaruhi faktor pendukung yaitu, pihak sekolah, suasana kelas, dan siswa. faktor penghambat dalam proses pembelajaran drama monolog di SMP Negeri 2 Sukawati berupa, karakteristik peserta didik, video pembelajaran, dan fasilitas sekolah. Kata Kunci: drama, monolog, ekstrakurikuler, pembelajaran drama
    corecore