4 research outputs found

    Pembangunan Pariwisata Baduy dan Dampaknya Terhadap Ekologi, Sosial, dan Budaya: Sebuah Studi Literatur

    Get PDF
    Abstract: Tourism development must be sustainable. It is intended that tourism is not only used by current generations but future generations. The WTO (World Trade Organization) explains that sustainable tourism development must prioritize principles such as Ecological Sustainability, Social and Cultural Sustainability, and Economic Sustainability. The method used in this research is literature study. The data obtained were compiled, analyzed, and concluded in order to get conclusions about the topic under study. The results showed that tourism development in the Baduy traditional village was not yet in accordance with the principles of sustainable development. First, ecologically, the existence of tourism development actually has an impact on the threat of environmental destruction in the Baduy traditional village. This is known from the accumulation of plastic waste that is disposed of arbitrarily by tourists. Second, socially and culturally, the existence of tourism development has actually brought about changes in the values ​​of the Baduy community from traditional to modern. Third, economically, the existence of tourism development is able to improve the economy of the Baduy community by opening stalls in their yard. However, this economic increase is in line with environmental damage and changes in the socio-culture of the Baduy community. Keywords: tourism development, Baduy traditional village, ecology, economy, social and cultur

    Ulama Versus Politisi: Gerakan Politik Baju Koko Melawan Koalisi Partai Politik Pengusung Calon

    Get PDF
    Abstract: This study aims to look at the contestation between ulama who are members of the Baju Koko and a single candidate pair supported by a coalition of major political parties in Kalibeber Village. The research method used in this research is to use a type of qualitative research with a case study approach. The results of the study show that, firstly, in the context of visible power, the single candidate pair team utilizes the campaign form to offer policy programs that Baju Koko cannot have because it is not regulated in terms of the empty box campaign form. Second, the single candidate pair team took advantage of the public's lack of knowledge regarding empty boxes to gain votes, while Baju Koko practiced black campaigning to undermine the credibility of the single candidate pair. Third, the single candidate team used the charisma of the elderly ulama in Kalibeber to attract people's votes, while Baju Koko used several scholars who were members of the movement. The results of the contest showed that Baju Koko had to suffer defeat in its base of movement by a single candidate pair even though it had been supported by several scholars in Kalibeber.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontestasi antara ulama yang tergabung dalam gerakan politik Baju Koko dan pasangan calon tunggal yang didukung oleh koalisi partai politik besar di Desa Kalibeber. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitian menunjukan pertama, dalam konteks kekuasaan terlihat, timses paslon tunggal memanfaatkan bentuk kampanye untuk menawarkan program-program kebijakan yang tidak bisa dimiliki oleh Baju Koko karena tidak diatur secara regulasi terkait bentuk kampanye kotak kosong. Kedua, timses paslon tunggal memanfaatkan minimnya pengetahuan masyarakat terkait kotak kosong untuk mendulang suara sedangkan Baju Koko melakukan praktik kampanye hitam untuk menjatuhkan kredibilitas paslon tunggal. Ketiga, timses calon tunggal memanfaatkan kekharismatikan ulama sepuh di Kalibeber untuk menggaet suara rakyat, sedangkan Baju Koko memanfaatkan sejumlah ulama yang tergabung dalam pergerakan. Hasil kontestasi menunjukan, Baju Koko harus mengalami kekalahan di basis pergerakannya sendiri oleh paslon tunggal meskipun sudah didukung oleh sejumlah ulama di Kalibeber

    Peningkatan Peran Serta Komunitas Pecinta Lingkungan dalam Pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Depok

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pentingnya peran dari komunitas masyarakat pecinta lingkunan dalam pemenuhan ruang terbuka hijau di Kota Depok. RTH sendiri merupakan bagian dari kebijakan penataan ruang kawasan yang memiliki manfaat tinggi dengan tidak hanya dianggap sebagai upaya penyeimbangan kualitas lingkungan, tapi juga dapat dijadikan identitas kebanggaan kota yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dimana fasilitas tersebut memiliki batas minimal pengadaan sebanyak 30% dengan rincian proporsi 20% untuk ruang public, dan 10% untuk ruang privat. Selain itu dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data dari jurnal artikel, buku, dokumen pemerintah, media sosial serta Web resmi Daerah yang kemudian yang di analisis menggunakan model sekunder hingga mendapatkan kesimpulannya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan kepada Pemerintah Kota Depok untuk mampu secara maksimal memanfaatkan komunitas tersebut sebagai pemeran dalam pengadaan RTH di Kota Depok

    Kelembagaan Gerakan Forum Komunitas Hijau Terhadap Kebijakan Ruang Terbuka Hijau di Kota Depok

    No full text
    This study aims to see how active efforts are made by the Depok City FKH to help strengthen the green open space procurement policy in Depok City. The type of research method used is qualitative with a case study approach. Then the theory used in this research is Deep Ecology which was coined by Arne Naess. The results of the study explain that the Depok City FKH strengthens and assists the Depok City Government regarding the provision of green open space through 3 ways, namely: First, strengthening of the ecological perspective embodied in each activity implementation with the concept of "one with nature" and the principle of "live and let live". Second, through the application of the concept of ecopolitics by seeing the need to change the perspective of development from sustainable development to "ecological sustainability". Third, the lifestyle that is promoted is the ability to be an example community for the government by working independently in assisting the provision of green open space, one of which is through a pilot project that is carried out and strengthening the view of "Simple in means but rich in ends". This study concludes that if there are weaknesses in the collaboration that occurs between the government and the community, especially the community, both in terms of socialization, as well as the implementation of program activities related to the procurement of green open space in Depok City, it is important for this collaboration to be maximized in the hope of realizing optimal green open space in Depok City. according to its function. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana upaya aktif yang dilakukan FKH Kota Depok untuk membantu memperkuat kebijakan pengadaan RTH di Kota Depok.  Jenis metode penelitian yang digunakan berupa kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Kemudian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ekologi Dalam yang dicetuskan oleh Arne Naess. Hasil penelitian menjelaskan bahwa FKH Kota Depok melakukan penguatan dan membantu Pemerintah Kota Depok perihal pengadaan RTH dilakukan melalui 3 cara berupa : Pertama, penguatan terhadap cara pandang ekologis yang diwujudkan dalam setiap pelaksanaan kegiatan dengan konsep “menyatu dengan alam” dan prinsip “live and let live”. Kedua, melalui penerapan konsep ekopolitik dengan melihat perlunya perubahan cara pandang pembangunan dari pembangunan berkelanjutan kepada “keberlanjutan ekologis”. Ketiga, gaya hidup yang diusung berupa kemampuan untuk dapat menjadi komunitas contoh bagi pemerintah dengan berupaya secara mandiri dalam membantu pengadaan RTH salah satunya melalui pilot project yang diusung dan penguatan pandangan “Simple in means but rich in ends”. penelitian ini menyimpulkan jika terdapat kelemahan dalam kolaborasi yang terjadi antara pemerintah dengan masyarakat khususnya komunitas baik dari segi sosialisasi, maupun pelaksanaan program kegiatan yang terkait dalam pengadaan RTH di Kota Depok, sehingga penting untuk kemudian kolaborasi tersebut dimaksimalkan dengan harapan terwujudnya RTH yang optimal di Kota Depok sesuai dengan fungsinya.&nbsp
    corecore